Apa Perbedaan kamera analog dan kamera DSLR?

Lihat Foto

Jerry Surya

Hasil gambar kamera digital [kiri] bisa memiliki perbedaaan karakter dengan film [kanan], misalnya dalam hal tonal warna kulit [skin tone] subyek orang. Dua foto ini merupakan jepretan salah satu pendiri Soup n Film, Jerry Surya. Karya-karyanya bisa dilihat di akun Instagram @passiononfilm.

KOMPAS.com - Teuku Adifitrian atau kerap disapa “Tompi” bergegas mengambil laptopnya ketika hendak menjelaskan perbedaan kamera digital dan kamera film. Memicingkan mata ke arah layar laptop, Tompi berujar singkat “beda aja”. Tompi yang sebelumnya dikenal sebagai penyanyi jazz dan dokter bedah plastik mulai tertarik bermain kamera film sejak 2014. Belakangan ia bersama tiga kawannya membuka laboratorium cetak foto film bertajuk Soup N Film. Kepada KompasTekno, Tompi mengatakan kualitas gambar yang dihasilkan kamera film dan digital tak bisa serta-merta dibandingkan. Masing-masing punya karakteristik berbeda, tak ada yang lebih baik atau lebih buruk.

“Selayaknya nggak dibandingkan. Ini kayak membandingkan buah-buahan sama binatang,” kata dia pada KompasTekno beberapa saat lalu. [Baca: Era Digital, Kenapa Anak Muda Kembali ke Kamera Analog?]

Tompi sendiri tertarik mendalami kamera film karena menyukai karakter warna yang dihasilkan. Hal ini disepakati pendiri Soup N Film lainnya bernama Jerry Surya. “Banyak orang pakai kamera digital lalu fotonya diedit biar warnanya keliatan vintage. Kalau pakai kamera film, nggak usah edit langsung dapat look yang begitu secara natural,” kata Jerry saat ditemui di laboratorium dark room Soup N Film.Tompi dan Jerry mengatakan perbedaan kamera film dan kamera digital lebih bisa dijelaskan jika ditilik dari proses penjepretannya. Kamera digital menawarkan proses yang lebih instan, sementara kamera film cenderung lebih panjang. Lebih lanjut, berikut beberapa perbedaan kamera analog dan kamera digital yang bisa diuraikan.

Pertama, bentuk hasil akhir. Gambar hasil akhir kamera digital berupa data digital yang bisa langsung diakses dan dipindah-pindahkan ke perangkat digital lain semisal komputer atau smartphone. Data digital ini biasanya disimpan dalam kartu memori yang mampu menampung hingga ribuan gambar, tergantung ukuran file foto dan kapasitas memory card.

Hasil akhir kamera film berupa gambar laten di lembaran film yang mesti dimunculkan dan dibuat permanen lewat proses development dengan sejumlah cairan kimia, kemudian diperbesar [enlarge] sesuai kebutuhan untuk dicetak di kertas film. Jumlah frame foto film yang bisa disimpan dalam satu media [roll film] jauh lebih sedikit dibandingkan kamera digital [kartu memori]. Satu roll film 135 misalnya, hanya berisi 36 frame.

Proses menuju hasil akhir pada kamera film memang lebih rumit, tapi sekaligus menambahkan satu tahapan yang bisa dimanfaatkan untuk memodifikasi tampilan foto final, yakni proses pencucian.

Keterbatasan jumlah frame yang tersedia juga umumnya menyebabkan pengguna kamera film lebih berhati-hati dan banyak pertimbangan sebelum menekan tombol shutter. Sebagian orang berpendapat hal ini menyebabkan tiap frame foto film cenderung lebih bagus secara estetika karena dipertimbangkan secara matang.“Pada saat saya foto dengan kamera digital, saya akan mengambil gambar sebanyak mungkin untuk kemudian pilih yang terbaik. Proses memilihnya bisa lebih lama dari proses fotonya. Beda dengan kamera film, di mana saya mikir dulu baru memotret,” Tompi menuturkan.

Kedua, “noise" dan “grain”. Pada hasil jepretan kamera digital dan analog, kadang muncul “tesktur” berupa bintik-bintik. Di foto digital, bintik-bintik ini lazim disebut noise. Asalnya dari gangguan sinyal yang dihasilkan oleh sirkuit elektronik penangkap gambar, entah karena panas atau perubahan sinyal listrik. [Baca: Istilah-istilah Kamera Analog yang Perlu Diketahui]

Tekstur bintik-bintik serupa di jepretan kamera film disebut sebagai “grain”. Sebabnya bukan berakar dari gangguan sinyal, melainkan partikel-partikel kimia dalam lembaran film.Noise dan grain biasanya makin tampak apabila sensitivitas sensor atau film meningkat. Film ASA 400 misalnya, cenderung memiliki grain berukuran lebih besar dan lebih terlihat dibandingkan film ASA 100.

Kendati bisa mengganggu, kemunculan tekstur bintik-bintik ini sering pula dengan sengaja dimanfaatkan untuk menambah efek artistik, utamanya pada foto hasil jepretan kamera film.

Baca tentang

Merdeka.com - Gambar menjadi medium yang kini banyak digunakan untuk membagikan kegiatan sehari-hari, promosi, hingga untuk tujuan mempengaruhi. Salah satu alat yang lekat dengan kehidupan kita adalah kamera, bahkan mungkin setiap harinya tanpa sadar kita telah mengambil gambar atau memotret sesuatu.

Meski kamera ponsel kini jauh lebih bagus dari 10 tahun yang lalu dan orang bisa menggunakannya di bidang fotografi, namun belum ada yang mengalahkan kamera SLR maupun DSLR karena lensanya yang detail dan bisa memotret objek jarak jauh dengan ukuran besar.

Namun banyak orang masih belum bisa membedakan kamera SLR dan DSLR karena Namanya yang sekilas sama. Oleh sebab itu berikut merdeka.com merangkum perbedaan SLR dan DSLR yang paling dasar:

2 dari 3 halaman

Kamera Single Lens Reflex, sering disingkat sebagai kamera SLR, didasarkan pada sistem cermin dan prisma yang memungkinkan fotografer melihat melalui lensa dan menekan tombol rana untuk mengambil foto yang tajam. 

Kamera DSLR, atau kamera 'Digital' Single Lens Reflex [Digital SLR], bekerja dengan prinsip yang sama seperti kamera SLR. Mengingat, tidak banyak perbedaan dalam aspek teknologi atau fungsi dasar dari kamera-kamera ini, DSLR hanyalah versi yang lebih canggih dan secara teknis lebih unggul dari kamera SLR biasa.

Kamera DSLR sangat bagus untuk fotografer pemula karena menawarkan pratinjau langsung dan tidak menyia-nyiakan film saat fotografer melakukan kesalahan. Ada lebih banyak DSLR yang tersedia di pasaran sehingga cenderung lebih murah. 

3 dari 3 halaman

Teknologi

Baik kamera SLR maupun DSLR menggunakan teknologi refleks lensa tunggal, yang memanfaatkan cermin refleks internal yang memungkinkan pengguna melihat apa yang dilihat lensa dan akan ditangkap melalui jendela bidik optik kamera. Namun, DSLR memiliki sedikit keunggulan. 

Beberapa model DSLR menawarkan tampilan digital langsung melalui layar LCD belakang, seperti yang dilakukan kamera mirrorless saat ini tanpa jendela bidik optik.

Sensor gambar

Perbedaan  SLR dan DSLR paling signifikan adalah sensornya. Kamera SLR pada dasarnya adalah kamera analog/film serbaguna, dan "D" sebelumnya [yang merupakan singkatan dari "digital"] ditambahkan mengikuti perkembangan SLR dengan sensor digital. 

Tentu saja, kamera SLR digital juga menggunakan kartu memori untuk menyimpan ribuan gambar, sementara SLR menangkap sejumlah gambar tertentu per rol film.

Lagi pula, perbandingan antara kamera SLR dan DSLR tidak sama dengan perdebatan lama antara kamera film dan digital, mengingat SLR hanyalah salah satu dari sekian banyak jenis kamera film.

Fitur Lensa yang Dapat Dipertukarkan

Berkat teknologi pencitraannya yang unik, kedua jenis kamera ini menggunakan lensa yang dapat diganti-ganti. Ini berarti pengguna dapat melengkapi kamera SLR atau DSLR mereka dengan pilihan lensa tergantung pada kebutuhan pencitraan dan gaya pengambilan gambar mereka yang unik.

Karakter fisik

Dengan munculnya kedua kamera SLR digital dengan bodi yang terinspirasi vintage dan kamera SLR dengan bodi kamera yang lebih ramping dan lebih modern, semakin sulit untuk mengklasifikasikan kamera berdasarkan tampilan kameranya. 

Namun secara tradisional, kamera SLR memiliki lebih banyak tombol, warna dua nada, dan tidak ada monitor belakang, sedangkan DSLR cenderung berwarna tunggal dan memiliki monitor. SLR juga biasanya lebih berat, karena terbuat dari lebih banyak logam.

Kemampuan Video

Keuntungan lain yang menyertai perkembangan kamera digital adalah kebanyakan DSLR mampu merekam video, sedangkan kamera fotografi film praktis seperti SLR tidak bisa.

Kualitas dan Resolusi

Kamera film umumnya menawarkan kualitas gambar yang lebih baik, terutama dalam hal warna, kontras, dan jangkauan dinamis. Bahkan kamera digital paling canggih saat ini tidak dapat meniru cara film menangkap detail. 

Dan ketika mempertimbangkan jenis film dan sensor analog yang tersedia [terutama dalam format besar], SLR mengalahkan banyak DSLR konsumen dalam hal keluaran piksel.

Harga dan Nilai

Karena saat ini ada lebih banyak DSLR yang tersedia di pasaran, harganya cenderung lebih murah daripada SLR. Namun, jika biaya dan nilai lebih menjadi prioritas daripada kenyamanan, penting untuk dicatat bahwa SLR adalah investasi yang lebih baik mengingat mereka tidak perlu  ditingkatkan seperti yang dilakukan kamera digital. 

Plus, SLR [seperti kebanyakan kamera film] membuat koleksi berharga yang bahkan mungkin bisa Anda jual untuk mendapatkan keuntungan.

[mdk/amd]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề