Apa perbedaan pengamatan dengan observasi?

Perbedaan Utama – Inferensi vs Observasi. Sangat penting untuk membedakan perbedaan antara inferensi/kesimpulan dan observasi/pengamatan. Observasi memperhatikan sesuatu dengan menggunakan panca indra. Inferensi adalah kesimpulan berdasarkan bukti.

Perbedaan utama antara inferensi dan observasi adalah bahwa inferensi merupakan proses yang melibatkan otak sedangkan observasi adalah proses yang melibatkan panca indera. Penting juga untuk mengetahui bahwa observasi selalu dialami langsung, sedangkan inferensi juga dapat disimpulkan dari pengalaman.

Pengertian Observasi

Observasi adalah tindakan atau proses memperhatikan sesuatu atau seseorang untuk memperoleh informasi. Observasi dilakukan menggunakan panca indera: indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan sentuhan. Jika kita mengamati perubahan musim, kita bisa mengamati bagaimana warna daun berubah, bagaimana bau berubah dan bagaimana suhu berubah. Semua pengamatan ini membantu kita sampai pada kesimpulan bahwa musim panas akan datang.

Dalam pengamatan ilmiah, ada dua jenis observasi, yaitu: observasi kualitatif dan kuantitatif. Observasi kualitatif menggambarkan kualitas suatu objek – warna, bentuk, ukuran, dll. Observasi kuantitatif mencakup informasi tentang angka – tinggi, berat, dll.

Pengertian Inferensi

Inferensi adalah kesimpulan yang tergambar berdasarkan pengamatan. Ini juga dapat dilihat sebagai interpretasi logis atau penjelasan dari observasi. Misalnya, kita mengamati pelangi di langit dan mencapai kesimpulan bahwa hujan akan segera turun. Demikian pula, bayangkan situasi di mana kita sedang berbicara dengan teman, kita dapat mengamati perubahan dalam nada suaranya, suasana hati dan bahasa tubuh dan menyimpulkan apa yang dia rasakan. Inferensi juga dapat dibuat dari observasi, bukti atau fakta yang dikumpulkan oleh orang lain.

Namun, inferensi tidak selalu akurat. Terkadang, cara kita menafsirkan pengamatan mungkin tidak logis atau tidak akurat. Misalnya, kita bisa mengamati asap yang naik dari rumah tetangga dan menyimpulkan bahwa rumah itu terbakar, tetapi kenyataannya, asap itu mungkin berasal dari api unggun besar yang dibuat tetangga di kebunnya. Terkadang, pengamatan itu sendiri tidak akurat.

Perbedaan Antara Inferensi dan Observasi

Definisi

  • Inferensi: Inferensi adalah kesimpulan yang dicapai atas dasar bukti dan penalaran.
  • Observasi: Observasi adalah tindakan memperhatikan sesuatu untuk mendapatkan informasi.

Indra

  • Inferensi: Inferensi adalah proses mental.
  • Observasi: Observasi menggunakan panca indra.

Interdependensi

  • Inferensi: Inferensi adalah interpretasi logis atau penjelasan dari observasi.
  • Observasi: Observasi membantu untuk mencapai suatu inferensi.

Pengalaman

  • Inferensi: Inferensi dapat didasarkan pada pengalaman.
  • Observasi: Observasi dialami langsung.

Kesimpulan

Observasi adalah tindakan atau proses memperhatikan sesuatu atau seseorang untuk memperoleh informasi. Observasi dilakukan menggunakan panca indera: indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan sentuhan. Inferensi adalah kesimpulan yang tergambar berdasarkan pengamatan. Ini juga dapat dilihat sebagai interpretasi logis atau penjelasan dari observasi. Ini adalah perbedaan utama antara inferensi dan observasi.

  • Perbedaan Efektivitas dan Efisiensi

    Perbedaan Utama - Efektivitas vs Efisiensi. Efektivitas dan efisiensi adalah dua kata yang kebanyakan orang anggap serupa. Meskipun kedua kata…

  • Perbedaan Fosfat dan Ortofosfat

    Perbedaan Utama - Fosfat vs Ortofosfat. Fosfat adalah senyawa yang terdiri dari unit PO4. Mereka adalah garam atau ester dari…

  • Perbedaan Sitologi dan Histologi

    Perbedaan Utama - Sitologi vs Histologi. Sitologi dan histologi adalah dua jenis bidang dalam biologi, mempelajari kimia, struktur, dan fungsi…

  • Perbedaan Adat dan Tradisi

    Perbedaan Utama - Adat vs Tradisi. Setiap masyarakat, komunitas, dan keluarga memiliki tradisi dan adat istiadat yang umum bagi mereka.…

  • Perbedaan Efektivitas dan Efisiensi

    Perbedaan Utama - Efektivitas vs Efisiensi. Efektivitas dan efisiensi adalah dua kata yang kebanyakan orang anggap serupa. Meskipun kedua kata…

Metode Ilmiah? Istilah ini sudah sering kita dengar. Tetapi apa yang disebut dengan metode ilmiah? Mari kita lihat dahulu beberapa definisi metode ilmiah menurut beberapa sumber online yang bisa dipercaya.

Menurut Kamus Merriem-Webster:

principles and procedures for the systematic pursuit of knowledge involving the recognition and formulation of a problem, the collection of data through observation and experiment, and the formulation and testing of hypotheses

Menurut Biologi Online:

A systematic approach to solving a problem by discovering knowledge, investigating a phenomenon, verifying and integrating previous knowledge. It follows a series of steps that evaluates the veracity or the feasibility of a prediction through research and experimentation from where the information obtained will be used as a basis in making conclusions.

Menurut Answer.com:

The principles and empirical processes of discovery and demonstration considered characteristic of or necessary for scientific investigation, generally involving the observation of phenomena, the formulation of a hypothesis concerning the phenomena, experimentation to demonstrate the truth or falseness of the hypothesis, and a conclusion that validates or modifies the hypothesis.


Setelah melihat ketiga definisi di atas, kita bisa mendapatkan gambaran apa itu metode ilmiah. Kita bisa menarik benang merah di antara ketiganya. Kurang lebih, bisa kita katakan  bahwa metode ilmiah adalah suatu pendekatan sistematis dalam mencari ilmu pengetahuan [atau menjawab pertanyaan penelitian] yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu dimulai dengan melakukan observasi terhadap suatu fenomena atau gejala, identifikasi dan formulasi masalah berdasarkan observasi tadi, menyusun hipotesis, melakukan penelitian untuk menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Lalu apa hubungannya dengan teknik penulisan ilmiah? Pada definis di atas, kita belum melihat adanya tulisan ilmiah. Tetapi setiap penelitian belum dianggap selesai kalau hasilnya belum dilaporkan. Di sini lah peran penulisan ilmiah. Laporan penelitian itu harus dibuat dengan baik mengikuti kaidah [teknik] yang ilmiah pula. Bahkan beberapa definisi lain yang tidak tampak di sini, secara sengaja menambahkan komunikasi hasil temuan penelitian sebagai langkah terakhir dari metode ilmiah. Kita bisa memahami bahwa publikasi ilmiah menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian langkah-langkah metode ilmiah. 

Mari kita lihat langkah-langkah metode ilmiah secara garis besar.

Ini adalah langkah pertama dari metode ilmiah: observasi [pengamatan]. Seorang ilmuwan yang baik akan selalu melakukan pengamatan terhadap gejala dan kejadian sehari-hari yang terjadi di sekitarnya.  Tentu saja gejala dan kejadian yang menarik perhatian peneliti itu adalah yang berhubungan dengan bidang kajiannya. Pengertian observasi di sini adalah luas. Bisa saja pengamatan itu adalah terhadap bacaan sumber pustaka yang sedang ada di hadapannya. Peneliti mengamati dan mempelajari laporan-laporan penelitian yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. 

Salah satu contoh observasi yang sering dikemukakan pada saat mempelajari metode ilmiah adalah:


Kerumunan lalat selalu berada di dekat sekerat daging yang busuk

Itu adalah fakta. Fakta seperti itu mungkin adalah hal yang biasa bagi orang biasa yang bukan peneliti. Tetapi fakta seperti itu bagi peneliti adalah sesuatu yang menarik dan menimbulkan keingintahuan. Peneliti ingin selalu mencari jawaban dari apa yang diamatinya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukannya, lalu peneliti mengajukan pertanyaan atau masalah yang berkaitan. Misal pertanyaan yang diajukan adalah:

Berasal dari mana kerumunan lalat yang selalu ada di dekat daging yang busuk? Apakah daging yang busuk itu yang menghasilkan lalat?

Seperti yang sering kita dengar bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan. Tetapi jawaban sementara tentu tidak muncul begitu saja tanpa landasan yang jelas. Dalam mengajukan jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan, peneliti menggunakan pengalaman pribadinya, pengetahuannya, dan hasil bacaannya. Di samping itu, jawaban sementara itu hendaknya bisa diuji kebenarannya. Jawaban sementara yang diajukan untuk pertanyaan di atas, misalnya adalah:

Bukan daging busuk yang menghasilkan lalat. Hanya lalat yang bisa menghasilkan lalat yang lain

Ilmuwan kemudian melakukan percobaan untuk menguji jawaban sementara yang diajukan. Apakah jawaban sementara itu bisa diterima atau tidak?

Gejala alam dapat diamati dengan metode ilmiah dan metode pengamatan.

Metode ilmiah

Metode ilmiah digunakan jika pengamatan dilakukan di dalam laboratorium. Untuk mengamati gejala-gejala alam dengan metode ilmiah harus melalui beberapa langkah berikut :
a. Merumuskan masalah Untuk menyusun kerangka berpikir hal yang harus dilakukan meliputi mengumpulkan keterangan atau data yang berkaitan dengan masalah. Kegiatan ini berguna untuk menemukan jawaban sementara terhadap masalah tersebut. Keterangan itu dapat diperoleh dari wawancara dengan para pakar, sumber di perpustakaan atau laporan hasil penelitian orang lain.

b. Merumuskan Hipotesis

Merumuskan hipotesis bisa memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan fakta dan hasil penelitian.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah berdasarkan teori dan fakta. Hipotesis dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Hipotesis alternatif adalah dugaan yang menyatakan ada pengaruh dan Hipotesis nol adalah dugaan yang menyatakan tidak ada pengaruh.

c. Eksperimen Eksperimen adalah usaha sistematik yang direncanakan untuk menghasilkan data dan informasi dalam rangka menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Tujuan eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti nyata dan percobaan.

d. Membuat kesimpulan [teori]

Berdasarkan hasil eksperimen dapat ditarik kesimpulan suatu kesimpulan, dapat menerima hipotesis atau menolak hipotesis.

e. Menguji teori/Mengulangi eksperimen [eksperimen lanjutan]


Kesimpulan suatu percobaan biasanya merupakan permasalah baru yang menimbulkan hipotesis baru. Hal ini memerlukan eksperimen lanjutan. Contoh tahapan kerja dalam metode ilmiah

Adapun metode pengamatan digunakan jika pengamatan terhadap gejala alam dilakukan secara langsung di lapangan. Pengamatan gejala alam dapat dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba atau dengan dicicipi serta diukur.
a. Melihat Pengamatan dengan indera penglihatan digunakan untuk mengamati warna, bentuk, ukuran, pola, dan peristiwa. Dengan melihat, kita dapat mengetahui besar kecilnya ukuran benda atau jauh dekatnya benda dari suatu acuan.

b. Mendengar

Pengamatan dengan indera pendengaran berkaitan dengan bunyi. Mendengar digunakan untuk mengenal kuat lemahnya bunyi serta nada dan warna bunyi.

c. Mencium

Pengamatan dengan indra pembau digunakan untuk mengenali zat kimia, seperti bensin, minyak, tanah, dan minyak kayu putih.

d. Meraba

Pengamatan dengan indra peraba digunakan untuk mengenali panas, dingin, keras, lunak, kasar, dan halus suatu benda.

e. Pengamatan

Pengamatan dengan mencipipi digunakan untuk mengenal suatu zat dari rasanya. Misalnya kita dapat membedakan tepung gula dengan tepung terigu dari rasanya.

f. Mengukur


Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan alat indra tanpa mengcu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif. Adapun pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Hasil pengukuran yang diperoleh dengan pengamatan kuantitatif lebih teliti. Beberapa alat ukur yang sering digunakan antara lain neraca[timbangan], mistar, gelas ukur, stopwatch, termometer, dan lain sebagainya.

Perbedaan antara  metode  ilmiah dan metode pengamatan

  • Metode ilmiah digunakan jika pengamatan dilakukan di dalam laboratorium. Untuk mengamati gejala-gejala alam dengan metode ilmiah harus melalui beberapa langkah atau tahap ilmiah seperti merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, eksperimen, membuat kesimpulan [teori], dan menguji teori [eksperimen lanjutan].
  • Metode pengamatan digunakan jika pengamatan terhadap gejala alam dilakukan secara langsung di lapangan. Pengamatan gejala alam dapat dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba atau dengan dicicipi serta diukur

Metode ilmiah adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.[1] Metode ilmiah melibatkan pengamatan dan pengukuran yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian, dan modifikasi hipotesis.[2]

Eksperimen merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan melalui serangkaian proses metode ilmiah.

Meskipun prosedur metode ilmiah bervariasi dan cenderung spesifik untuk setiap bidang, proses yang mendasarinya seringkali sama. Proses dalam metode ilmiah melibatkan membuat dugaan [penjelasan hipotesis], menurunkan prediksi dari hipotesis sebagai konsekuensi logis, dan kemudian melakukan eksperimen atau pengamatan empiris berdasarkan prediksi tersebut.[3]

Hipotesis adalah dugaan, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh saat mencari jawaban atas pertanyaan akan suatu masalah. Hipotesis dapat bersifat sangat spesifik maupun luas. Para ilmuwan kemudian menguji hipotesis yang telah dirumuskan melalui eksperimen atau studi. Hipotesis ilmiah harus dipandang berdasarkan sisi kesalahannya [falsifikasi]. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan hasil dari eksperimen atau pengamatan yang dilakukan apabila bertentangan dengan prediksi yang disimpulkan dari hipotesis. Jika tidak dianggap demikian, hipotesis tidak dapat diuji secara bermakna.[4]

Metode eksperimen dimulai dengan hipotesis. Eksperimen dirancang untuk menguji hipotesis dengan mengamati respons satu variabel terhadap perubahan sejumlah variabel lain dalam kondisi yang terkendali. Data dianalisis untuk menentukan apakah ada hubungan yang membenarkan atau menyangkal hipotesis.[5]

Metode ilmiah memiliki kaitan yang erat dengan kerja ilmiah. Kerja ilmiah merupakan cara kerja ilmuan dalam memecahkan masalah dengan menerapkan berbagai langkah yang teratur dan sistematis sebagai implementasi dari metode ilmiah.[1]

Aristoteles, seorang filsuf Yunani, diakui sebagai tokoh pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam mencari pengetahuan. Hal ini karena analisis mengenai implikasi logis yang diusulkannya terstruktur rapi dan berbeda dengan filsuf sebelumnya.[6]

Ibnu al-Haitsam atau Alhazen merupakan ilmuwan Islam dari bidang sains, matematika, dan filsafat yang dianggap sebagai bapak metode ilmiah modern. Pendekatan yang dilakukan oleh Alhazen digunakan untuk menyelidiki fenomena, memeroleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya berdasarkan pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan melalui proses pengamatan dan pengukuran, dilanjutkan dengan perumusan dan pengujian hipotesis untuk menjelaskan data.[7]

Pada abad ketujuh belas, Francis Bacon dan René Descartes, mencoba memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana para ilmuwan harus melanjutkan pencarian pengetahuan. Meskipun ide yang ditawarkan dalam metode ilmiah khusus ini terlihat mudah untuk dilakukan, tetapi selama abad kedua puluh banyak filsuf dan tokoh lainnya menjadi skeptis tentang gagasan memberikan sesuatu seperti resep atau metode khusus untuk sains. Sains dianggap sebagai proses yang terlalu kreatif dan tidak dapat diprediksi sehingga tidak ada resep dan metode yang dapat menjelaskannya— hal ini terutama benar dalam kasus ilmuwan besar seperti Newton, Darwin, dan Einstein.[8] Metode ilmiah dianggap sebagai jembatan atau strategi ilmiah yang menghubungkan teori logis yang bersifat abstrak dan panduan langkah yang terlalu sederhana. Kemudian muncul harapan bagaimana hubungan teori dengan dunia melalui strategi yang digeneralisasi tersebut.[8]

Penelitian ilmiah merupakan penyelidikan yang menggunakan metode ilmiah dan dipandu dengan teori dan hipotesis mengenai berbagai masalah yang akan dipecahkan.[9] Adapun beberapa ciri penelitian ilmiah ini antara lain sebagai berikut.

Bertujuan [purposiveness]

Kegiatan penelitian diawali dengan kegiatan penentuan tujuan yakni untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, melalui penelitian yang dilakukan dapat diketahui apakah masalah tersebut dapat terselesaikan atau membutuhkan penanganan lebih lanjut.[9]

Sistematik dan terorganisasi

Penelitian berlangsung dalam serangkaian proses yang terstruktur dan tersusun atas berbagai tahap yang jelas. Urutan tahapan harus jelas, meskipun tidak berurutan dengan langkah metode ilmiah, tetapi harus dipastikan tahapannya. Hal ini supaya memungkinkan dalam memeriksa relevansi hasil dengan cara untuk mendapatkan hasil tersebut.[9]

Empirik

Pada penelitian ilmiah, data utama yang digunakan untuk memecahkan masalah merupakan data empiris yakni bersumber dari pengamatan dan penyelidikan secara langsung. [9]

Kritis dan korektif

Hasil yang didapati pada penelitian ilmiah harus terbuka untuk dapat diperiksa dan diuji secara objektif melalui penelitian lebih lanjut.[9]

Dapat diulang

Penelitian terkait topik dan masalah yang sama dapat diulangi oleh orang lain untuk memeriksa kebenaran penelitiannya. Hal ini berarti tahapan penelitian yang sama dapat digunakan untuk meneliti masalah yang sama di lingkungan berbeda.[9]

Objektivitas

Seluruh proses yang dilakukan dalam penelitian harus bersifat objektif, khususnya kesimpulan yang ditarik melalui interpretasi dari hasil analisis data yang objektif dan berdasarkan fakta aktual. [9]

Dapat digeneralisasi

Hasil yang ditemukan pada penelitian diubah ke dalam informasi yang dijabarkan secara umum untuk menggambarkan gejala yang diteliti dan gejala yang sama di tempat lain.[9]

Unsur utama metode ilmiah[10] adalah pengulangan empat langkah berikut:

  1. Karakterisasi [pengamatan akan masalah yang belum bisa terselesaikan]
  2. Hipotesis [penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran, sebagai prinsip utama yang mendasari pembuktian]
  3. Prediksi [deduksi logis dari hipotesis]
  4. Eksperimen dan pengukuran [pengujian atas semua unsur, data yang didapatkan harus bisa diukur dan dianalisis][10]
Tahapan pada metode ilmiah tidak fokus pada satu urutan melainkan sebuah proses yang fleksibel dan dapat berulang.

Terdapat banyak pendapat kontroversial terkait langkah-langkah metode ilmiah. Adapun kesalahpahaman yang umum terkait metode ilmiah yakni tersusun atas langkah-langkah tertentu dengan urutan yang pasti. Namun, sebenarnya langkah-langkah dalam metode ilmiah ini memiliki banyak variabel yang menjadikan setiap tahapan yang dijalani adalah sebuah proses kreatif. Hal ini berarti tidak ada urutan yang pasti untuk setiap langkah dalam menjalani metode ilmiah dan sangat mungkin dapat terjadi pengulangan.[11]

Menemukan dan merumuskan masalah

Kegiatan menemukan masalah dapat dilakukan melalui observasi atau pengamatan untuk selanjutnya merumuskan masalah menjadi sebuah pertanyaan. Masalah ini dapat ditemui dari kegiatan harian, teori yang diminati peneliti, bidang yang belum diteliti, maupun hasil diskusi dengan orang lain.[12]

Adapun cara menemukan masalah dapat dilakukan pada setiap bidang ilmu. Misalnya pada biologi, cara menentukan masalah dalam penelitian biologi adalah dengan memperhatikan objek biologi pada lingkungan sekitar. Seperti dalam mengamati pertambahan tinggi suatu tanaman dalam rentang waktu tertentu, seperti hari atau minggu. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dirumuskan dan diselesaikan melalui metode ilmiah. [1]

Masalah-masalah yang baik memiliki ciri-ciri tertentu, seperti bernilai kompetitif yang apabila telah dipecahkan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia dan dunia ilmu pengetahuan, memiliki visibilitas yang apabila dilakukan oleh orang yang berbeda akan membuahkan hasil yang sama, serta sesuai dengan kualifikasi penulis misalnya usia, kemampuan dan daya dukung.[1]

Observasi atau proses pengamatan dan keterangan merupakan kegiatan mengamati objek dengan menggunakan perangkat observasi. Perangkat observasi terdiri dari dua jenis yakni panca indera dan alat bantu observasi lainnya yang didesain untuk mengetahui bentuk, ukuran, warna, cara berjalan, suara, bau, kehalusan kulit, atau rasa dari sesuatu.[13]

Pelibatan panca indra dalam observasi menggunakan indra penglihatan [mata], indra pendengaran [telinga], indra peraba [kulit], indra pembau [hidung], dan indra perasa [lidah]. Sementara alat bantu observasi yang dimaksud adalah mikroskop, lup, kertas lakmus, mistar, dan termometer.[13]

Merumuskan hipotesis

Penelitian biasanya dimulai dengan sebuah masalah. Pertanyaan, tujuan, dan hipotesis memberikan pernyataan ulang dan klarifikasi dari pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian. [14]

Hipotesis adalah penjelasan tentatif yang menjelaskan serangkaian fakta dan dapat diuji dengan penyelidikan lebih lanjut.[14] Hipotesis dikenal pula sebagai jawaban sementara terhadap suatu masalah berdasarkan teori dan fakta.[13][15]

Hipotesis harus menjadi pernyataan menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel terukur. Itu harus membawa implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan yang dinyatakan.[14] Hipotesis dianggap sebagai pernyataan yang memperkenalkan pertanyaan penelitian dan mengusulkan hasil yang diharapkan. Hipotesis merupakan bagian integral dari metode ilmiah yang membentuk dasar eksperimen ilmiah. Oleh karena itu, dalam membangun hipotesis perlu perhatian dan kehati-hatian untuk menghidari dampak buruk pada eksperimen yang akan dilanjutkan kemudian.[16]

Hipotesis dilandasi dengan kerangka konseptual penelitian yang akan memungkinkan prediksi berdasarkan penalaran deduksi.[17] Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya [apakah benar-benar akan terjadi atau tidak]. Prediksi harus disertai dengan alasan yang rasional dan bukan hanya sekedar menebak jawaban.[18]

Merancang dan melakukan penelitian

Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan penelitian, eksperimen ataupun observasi lanjutan. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka akan timbul keyakinan akan kebenaran suatu konsep. Namun, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan.[18]

Hasil penelitian tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil penelitian secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil penelitian tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.[19]

Pengamatan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, bahkan fakta yang teliti dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan bantuan alat yang dibuat manusia dengan metode ilmiah.[20]

Merancang penelitian

Langkah pertama yang dilakukan dalam merancang suatu penelitian adalah dengan menentukan variabel penelitian. Variabel penelitian adalah hal yang penting sebagai objek pengamatan penelitian.[21] Variabel disebut juga peubah. Ada tiga jenis variabel dalam penelitian yaitu variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan perlakuan atau perubahan. Variabel teriikat merupakan perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh suatu perlakuan. Sementara, variabel kontrol adalah variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen namun dijaga agar tidak berpengaruh.[1]

Setelah menentukan variabel, peneliti juga menentukan lokasi, tempat, dan waktu penelitian yang terencana dengan jelas. Selain itu, peneliti juga menentukan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membantu proses penelitian. Peneliti juga harus menentukan sampel yang akan diteliti. Setelah semuanya lengkap, peneliti melanjutkan langkah berikutnya berupa pelaksanaan penelitian.[1]

Mengorganisasi dan menganalisis data

Diagram batang merupakan salah satu alternatif penyajian data hasil penelitian agar dapat ditafsirkan secara utuh.

Mengelompokkan informasi dan data

Pengelompokkan informasi dan jenis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari objek pengamatan yang disajikan sesuai karakteristik data dalam bentuk tabel, diagram, grafik, atau sajian lainnya. Penyajian data tersebut dilakukan untuk mempermudah analisis guna membuktikan hipotesis dalam menjawab tujuan penelitian.[1]

Tahap ini menekankan penyusunan fakta dalam berbagai kelompok, jenis, dan kelas. Dalam cabang-cabang ilmu, usaha untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan membandingkan dengan fakta yang relevan disebut taksonomi.[20]

Menafsirkan hasil pengolahan data

Data yang diperoleh dari penelitian akan diolah secara sistematis dan komunikatif, misalnya dalam tabel sederhana atau grafik yang dianalisis dengan baik secara kualitatif, kuantitatif, statistik,atau deskriptif sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan sementara. Dari kesimpulan sementara tersebut dapat digunakan untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak.[1]

Mengambil kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam metode ilmiah adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah proses meringkas hasil eksperimen, dan mencocokkan hasil tersebut dengan hipotesis yang telas disusun di awal penelitian. Apabila hasil yang didapati tidak sesuai dengan penelitian maka jangan mengubah hipotesis, melainkan mencoba menelaah kembali kekurangan penelitian. Misalnya, informasi yang digunakan untuk menyusun hipotesis masih ada yang terlewatkan atau kurangnya ketelitian dalam melakukan penelitian.[22]

Dalam menarik kesimpulan tidak selamanya menerima hipotesis, tetapi terdapat kemungkinan hipotesis ditolak. Membangun kebenaran yang dilakukan dengan metode Ilmiah pada dasarnya dikembangkan dengan dua metode yang digabungkan, yaitu berdasarkan logika dan penalaran [metode deduktif] sekaligus berdasarkan fakta atau data empiris yang berhasil dikumpulkan [metode induktif].[23][24]

Pola penarikan kesimpulan dalam metode deduktif merujuk pada pola berfikir yang disebut silogisme. Metode ini bermula dari dua pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan. Namun kesimpulan di sini hanya bernilai benar jika kedua premis dan cara yang digunakan juga benar, serta hasilnya juga menunjukkan koherensi data tersebut.[24]

Penalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari pengamatan terhadap hal yang bersifat partikular ke dalam gejala-gejala yang bersifat umum atau universal. Sehingga dapat dikatakan bahwa penalaran ini bertolak dari kenyataan yang bersifat terbatas dan khusus lalu diakhiri dengan pernyataan yang bersifat komplek dan umum.[24]

Evaluasi dan pengulangan

Metode ilmiah merupakan sebuah proses yang berulang. Hal ini karena ilmu selalu berputar dan berkembang sehingga akan selalu muncul ide-ide baru dan menuntut kembali ilmuwan untuk mempelajari lebih banyak hal mengenai keilmuan. Hal ini dapat berarti bahwa penyelidikan terkait suatu topik secara berurutan akan mengarah kembali ke pertanyaan yang sama, tetapi pada tingkat yang lebih dalam lagi.[25]

Pembuktian hipotesis tidak hanya cukup dengan satu percobaan. Hal ini karena mungkin saja terjadi kesalahan pada tahapan pengujian. Maka untuk meminimalisir hal tersebut, penelitian sebisa mungkin dilakukan berulang untuk melihat kevalidan hasil yang didapat.[22]

  1. ^ a b c d e f g h R. Gunawan Susilowarno, Dkk. Biologi SMA/MA Kls X [Diknas]. Jakarta: Grasindo. hlm. 11–19. ISBN 978-979-025-019-2.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  2. ^ Lexico. "SCIENTIFIC METHOD | Meaning & Definition for UK English | Lexico.com". Lexico Dictionaries | English [dalam bahasa Inggris]. Diakses tanggal 2021-12-26. 
  3. ^ Peirce, Charles Sanders [2014]. "A Neglected Argument for the Reality of God". Wikisource [dalam bahasa Inggris]: 3. 
  4. ^ Popper, Karl [2002]. The Logic of Scientific Discovery [PDF]. London: Taylor & Francis. hlm. 264. ISBN 0-203-99462-0.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  5. ^ Onlinepubs. "CHAPTER 2: Principles of Scientific Inquiry". onlinepubs.trb.org. Diakses tanggal 2021-12-27. 
  6. ^ Pozzo, Riccardo [2004]. The Impact of Aristotelianism on Modern Philosophy [dalam bahasa Inggris]. Washington DC: CUA Press. hlm. 41. ISBN 978-0-8132-1347-7.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  7. ^ Al-Khalili, Jim [2009]. "The 'first true scientist'". BBC News [dalam bahasa Inggris]. Diakses tanggal 2021-12-27. 
  8. ^ a b Godfrey-Smith, Peter [2003]. Theory and reality an introduction to the philosophy of science [PDF]. Chicago: The University of Chicago Press. hlm. 6–7. ISBN 978-0-226-61865-4. OCLC 1272045280.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  9. ^ a b c d e f g h Silalahi, Ulber [1999]. Metode dan Metodologi Penelitian [PDF]. Bandung: Bina Budhaya. hlm. 4–5. ISBN 9795890298.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  10. ^ a b Shuttleworth, Martin. "Scientific Elements - Fundamental Parts of Scientific Research". explorable.com. Diakses tanggal 2021-12-30. 
  11. ^ Gauch, Hugh G. [2003]. Scientific Methods in Practice [PDF]. Edinburgh: Cambridge University Press. hlm. 3.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  12. ^ Shoket, Mohd [2014]. "Research Problem: Identification and Formulation". International Journal of Research [IJR]. 1 [4]: 516–517. ISSN 2348-6848. 
  13. ^ a b c Wardhani, Siti Pramitha Retno [2020]. Smart Bio Series: IPA BIOLOGI SMA/MA Kelas 10, 11, 12: Diandra Kreatif. Sleman: Diandra Kreatif. hlm. 9. ISBN 978-623-6571-56-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  14. ^ a b c Mourougan, Sendil; Sethuraman [2017]. "Hypothesis Development and Testing" [PDF]. IOSR Journal of Business and Management [IOSR-JBM. 19 [5]: 34. doi:10.9790/487X-1905013440. 
  15. ^ Shururi, Sati El [2016-01-01]. Pedoman Cerdas Biologi Kelas X, XI & XII SMA/MA. Depok: Huta Publisher. hlm. 3. ISBN 978-602-6805-51-5.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  16. ^ Enago Academy [2019]. "How to Write a Research Hypothesis". Enago Academy [dalam bahasa Inggris]. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  17. ^ Setyawan, Febri Endra Budi [2017]. PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN: [ Statistika Praktis]. Sidoarjo: Zifatama Jawara. hlm. 172. ISBN 978-602-6930-66-8.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  18. ^ a b Muna, Izza Alyatul [2017]. "Model Pembelajaran POE [Predict-Observe-Explain] dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses IPA". El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama [dalam bahasa Inggris]. 5 [1]: 79–80. ISSN 2527-631X. 
  19. ^ Setiawan, Aries [2020]. MODUL ILMU ALAMIAH DASAR [PDF]. Jakarta: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IGI. hlm. 3.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  20. ^ a b Sabari, John [2011-01-02]. "METODE ILMIAH DALAM ILMU-ILMU SOSIAL". AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA [dalam bahasa Inggris]. 1 [1]: 120–121. doi:10.25273/ajsp.v1i1.140. ISSN 2502-2857. 
  21. ^ Hidayat, Anwar [2012]. "Variabel Penelitian Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh". Uji Statistik. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  22. ^ a b Science Made Simple [2019]. "The Scientific Method". www.sciencemadesimple.com. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  23. ^ Salim, Widono [2020]. "IKD-EP: KESIMPULAN METODE ILMIAH". spada.uns.ac.id. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  24. ^ a b c Mustofa, Imron [2016]. "Jendela Logika dalam Berfikir; Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah". EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam [dalam bahasa Inggris]. 6 [2]: 124–135. doi:10.54180/elbanat.2016.6.2.1-21. ISSN 2579-8995. 
  25. ^ Understanding Science UCB. "The reasl process of science". Understanding Science. Diakses tanggal 30-12-2021.  Periksa nilai tanggal di: |access-date= [bantuan]

  • [Inggris] An Introduction to Science: Scientific Thinking and a scientific method Diarsipkan 2005-11-24 di Wayback Machine. oleh Steven D. Schafersman.
  • [Inggris] Introduction to a scientific method

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metode_ilmiah&oldid=20384829"

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề