Apa rumah adat Ponorogo?

Rumah Ponorogo Unik dan Elegan Koridor di bagian depan rumah, ada tiga pintu masuk menuju ke ruang dalam. Teras bagian belakang berada di bawah ruang keluarga. Griya Asri kali ini mengajak pembaca melongok sebuah rumah yang penampilannya cukup unik. Rumah yang berada dipinggir jalan dan berdiri di atas lahan 30 x 40 meter ini hampir 80 persen bahan bangunannya terbuat dari kayu jati asli. Bangunan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian sayap kiri, bagian sayap kanan dan bagian tengah sebagai bangunan utama. Di sayap kiri terdapat ruang keluarga dan kamar-kamar, di sayap kanan terdapat area servis, sedangkan di ruang utama terdapat ruang umum dan ruang pertemuan keluarga.
Ruang utama ini lebih tinggi satu meter dibandingkan dengan bangunan di kiri kanan. Bangunan tengah sengaja dibuat cukup luas dengan bahan bangunan sebagian besar terdiri dari kayu. Tidak mengherankan kalau pada bangunan ini banyak pilar-pilar yang menyangga sosok bangunan. Ruang-ruang yang ada di bagian utama ini seolah-olah menjadi satu. Pemisahan antar ruang tersebut hanya dilakukan dengan dinding kayu yang tidak penuh dengan membuat lobang-lobang dekoratif, seperti jendela dan pintu yang tidak ada kacanya. Dari sayap kiri dan sayap kanan rumah menuju
ruang utama terdapat tangga penghubung. Jadi kesannya ruang yang berada di tengah ini lebih tinggi daripada bangunan yang ada dikiri kanannya. Antar ruang dari rumah ini tidak menggunakan penyekat. Hanya terdapat bukaan-bukaan berupa pintu dan jendela yang tidak ada daunnya. Dengan demikian kesannya sangat luas dan terasa nyaman sekali. Rumah ini pun tidak menggunakan AC, langit-langitnya dibuat tinggi. Untuk menambah udara segar masuk dan agar tidak panas dipasang kipas angin yang menempel pada kayu dilangit-langit. Kerangka bangunan rumah utama ini berasal dari rumah adat Ponorogo, Jawa Timur. Kerangka rumah Ponorogo tersebut didirikan secara tidak utuh di tempat ini karena banyak bagian-bagian lain yang tidak dipasang. Pada rumah Ponorogo ini terdapat bagian yang disebut tumpang sari yang bersusun tujuh. Hal ini berarti rumah ini dahulunya milik seorang bangsawan. Semakin banyak jumlah tumpang sari pada suatu rumah semakin menunjukkan kebangsawanan orang tersebut. Menurut pemilik rumah, Ny. Yekti K Rumah yang dibelinya ini adalah milik seorang pujangga.tempat orang bertanya bagi masyarakat disekelilingnya. Rumah yang tadinya ada di perkebunan jagung di kota Ponorogo, lalu dibeli Ny. Yekti sebanyak tiga buah. Walaupun kayu-kayu dari rumah tersebut tidak bisa dipasang semua tetapi bisa menghasilkan banyak ruangan. Ny. Yekti bangga terhadap rumahnya, karena rumah ini sesuai dengan keinginannya disamping murah biaya pembangunannya. Rumah ini banyak dikunjungi oleh keluarga dan kerabat terdekat. Bagi mereka yang sudah pernah datang ke rumah ini akan berkomentar bahwa rumah ini enak dan nyaman. Selain itu rumah ini mengingatkan pada Ny. Yekti ketika masih anak-anak di kampung halamannya. Bagian luar rumah berlantai keramik dengan nuansa terakota, sedangkan bagian dalamnya diberikan keramik bernuansa putih keabu-abuan agar mengesankan tidak terlalu gelap. Dindingnya di beberapa bagian ada yang diplester dan ada yang tidak diplester. Dinding yang diplester itu untuk menutupi tulang-tulang beton sedangkan yang tidak diplester untuk memberikan kesan natural pada rumah. Ketika memasuki rumah ini dan menuju ruang tamu kita harus menaiki tangga. Pertama kali kita akan disambut oleh sepasang kursi rotan mungil dan meja marmer bundar berada di beranda depan. Setelah melalui teras, kita dapat menuju ruang tamu melalui 3 pintu kayu. Pintu utama ada di tengah sedangkan pintu lainnya ada di kiri kanan pintu utama. Semua perabot rumah terbuat dari kayu-kayu jati senada dengan bentuk dan bahan bangunan.
Hiasan di dinding dibuat senada yaitu dengan kayu-kayuan, demikian juga dengan meja, kursi dan perabotan lainnya. Bangunan utama ini pada siang hari pencahayaannya terasa sangat optimal karena ruang luar dan ruang dalam dibiarkan terbuka. Dengan demikian bangunan tersebut menyatu dengan alam sekitarnya. Penerangan pada malam hari banyak memakai lampu-lampu antik dengan cahaya dibuat tidak terlalu terang. [Didan Sardjono] Tampak bangunan perpaduan arsitektur bangunan dan taman rumah yang besar, menjadi satu kesatuan yang serasi Bangunan dilihat dari taman belakang. Tampak pilar-pilar yang menyangga bangunan yang berbentuk joglo. Ruang keluarga. Di atasnya tampak tumpang sari yang menjadi ciri kebangsawanan. Arsitektur di ruang tamu. Kehangatan kayu jati menyatu dengan perpaduan temboknya yang dominan natural.

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề