Apa saja agama yang dianut penduduk kamboja

Dhafi Jawab

Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di jwb30.dhafi.link Dengan Sangat Akurat. >>



Klik Disini Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Fri, 12 Aug 2022 12:25:48 +0700 with category IPS

Sekitar 85 hingga 90 persen masyarakat Kamboja menganut agama Buddha, bahkan agama ini telah menjadi agama nasional sejak abad ke-15. Selain Buddha, masyarakat Kamboja juga ada yang menganut agama Kristen, Islam, dan aliran kepercayaan lainnya.

Baca Juga: Ayunan bola dari belakang bawah menuju ke depan atas hingga bola lepas dan melambung jauh merupakan cara melempar bola


Apa itu jwb30.dhafi.link?

jwb30.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Foto diambil oleh Iva Prime dari Pexels

Kedatangan Islam di Kamboja

Kamboja merupakan salah satu negara yang termasuk kedalam wilayah Asia Tenggara. Mayoritas penduduk Kamboja merupakan etnis Khmer. Agama Buddha merupakan agama mayoritas yang dianut oleh penduduk Kamboja, disisi lain juga terdapat sebagaian kecil penduduknya yang merupakan penganut Agama Katolik dan Muslim. Kehadiran Islam di Kamboja diperkirakan telah dimulai sejak abad ke-15. Kehadiran Islam di Kamboja membawa corak baru bagi kebudayaan maupun keagamaan di Kamboja. Namun kehadiran Islam di tengah-tengah penduduk Kamboja melalui pola yang cukup berbeda jika dibandingkan dengan kedatangan Islam di negara Asia Tenggara yang lain, Islam hadir di Kamboja tidak disebarkan oleh orang-orang Arab, Persia, ataupun Gujarat. Akan tetapi dibawa oleh orang-orang Cham yang melakukan pelarian akibat adanya ekspansi dari Kerajaan Vietnam pada abad ke-15. Yang mana sebagian besar penduduk dari Kerajaan Champa telah memeluk agama Islam semenjak Dinasti Zong di China.

Kehadiran orang-orang muslim Champa di Kamboja diterima dengan baik oleh pemerintah yang berkuasa kala itu, yakni raja Khmer. Etnis yang mendominasi orang-orang Champa yang melakukan pelarian adalah etnis Cham dan etnis Melayu. Kedua etnis ini kemudian pada periode selanjutnya menjadi etnis Muslim yang bertahan di Kamboja. Telah disebutkan bahwasannya pola islamisasi di Kamboja cukup berbeda dengan negara lain yakni dibawa oleh orang-orang Champa yang sedang melakukan pelarian dari ekspansi Vietnam. Akan tetapi muncul sebuah teori yang memaparkan bahwa dahulu sebelum terjadinya kejatuhan Kerajaan Champa, orang-orang Kamboja sudah melakukan interaksi perniagaan dengan para pedagang-pedagang Arab, Persia, Gujarat dan Melayu. Teori ini mungkin saja benar, walaupun Kamboja bukan merupakan jalur perdagangan yang ramai, akan tetapi sebelum terjadinya kejatuhan Kerajaan Champa pada abad ke-15 Kamboja merupakan produsen beras yang besar. Selain itu juga terdapat indikasi bahwa Kamboja telah sejak lama menjalin hubungan niaga dan kebudayaan dengan Etnis Melayu.

Respon Masyarakat dan Pemerintah Kamboja pada Masa Awal Kedatangan Islam

Hubungan baik yang sudah terjalin antara Kerajaan Khmer di Kamboja denga Kerajaan Champa di Vietnam baik dibidang politik maupun ekonomi, memberikan dampak positif bagi hubungan keduanya dimasa yang akan datang. Selain itu, sebelum terjadinya kejatuhan Kerajaan Champa, Champa juga dulunya merupakan bagian dari kekuasaan Khmer. Hubungan baik yang sudah terjalin lama ini kemudian membuat orang-orang Champa yang melakukan diaspora ke Kamboja dapat diterima dengan baik. Terlebih keterbukaan ini tidak hanya diperlihatkan oleh kaum bangsawan saja, melainkan juga oleh rakyat jelata.

Pada awal kehadirannya, orang-orang Champa diizinkan oleh pemerintah Kamboja untuk menentukan daerah mana yang akan mereka tinggali. Bahkan mereka juga memberikan kesempatan untuk menentukan lahan pekerjaan yang mereka inginkan. Pihak kerajaan juga berkenan mengangkat para imigran Champa ini menjadi pegawai kerajaan apabila mereka memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Hingga kemudian pada abad ke-17 raja Kamboja mulai menganut menganut Islam. Akan tetapi, hal ini tidak secara signifikan menambah jumlah penganut Islam di Kamboja. Namun pada akhirnya umat islam di Kamboja tetap bisa hidup bersandingan dengan penduduk Kamboja tanpa muncul gesekan-gesekan di antara keduanya, baik dalam hal ras maupun keagamaan. Hubungan harmonis ini terus terjalin, hingga agama Islam mengalami perkembangan walaupun hanya sebagai agama minoritas. Namun penganut agama Islam di Kamboja akan mengalami masa kelamnya ketika Kamboja dikuasai oleh rezim Khmer Merah, dan kemudian mengalami perbaikan dan perkembangan seperti sebelumnya setelah rezim tersebut tidak lagi berkuasa.

Menteri Urusan Islam Negara Kamboja, Oknha Datuk Dr. Othsman Hassan, memberikan ceramah umum di Universitas Al-Azhar Indonesia [UAI], Jakarta, Kamis [31/10/2019]. [ANTARA/Suwanti]

Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah tokoh muslim, para pejabat tinggi dan militer, serta pengusaha Kamboja menghadiri acara silaturahmi dan buka puasa bersama yang digela oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia [KBRI] Phnom Penh yang ditujukan untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.

Saat menerima para tokoh Islam Kamboja di Wisma Duta Besar, Phnom Penh, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Kamboja,?Sudirman Haseng, mengungkapkan harapannya agar masyarakat Indonesia dan Kamboja dapat meningkatkan kerja sama dan melakukan kegiatan bersama. Demikian dalam rilis KBRI Phom Penh, Sabtu [2/6/2018].

"Hubungan Indonesia dan Kamboja sangat erat, bahkan sudah terjalin jauh terutama pada masa dinasti Syailendra dari kerajaan Mataram Kuno dan dimulainya Kerajaan Khmer atau Angkor, kemudian pada masa penyebaran agama Islam, para ulama terutama Wali Songo masih keturunan suku Cham yang mendiami wilayah Vietnam tengah dan selatan serta Kamboja," katanya.

"Untuk itu, saya mengharapkan dengan hubungan historis yang sangat dekat ini, masyarakat Indonesia dan Kamboja dapat terus bekerja sama meningkatkan people-to-people contacts, terutama bagi umat Islam kedua negara dengan melakukan serangkaian aktivitas bersama," pungkasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh 40 tokoh muslim Kamboja, yaitu Presiden Mufti Kamboja beserta jajarannya, para pejabat tinggi Kamboja dari kalangan sipil dan militer, serta pengusaha, di antaranya Zakaryya Adam [Penasihat Perdana Menteri], Othsman Hasan [Penasihat Perdana Menteri], Chhay Vanna [Senator], dan Sos Mousine [Wakil Menteri Agama].

Pertemuan tersebut ditujukan untuk menjalin silaturahmi dan mengikuti tindak lanjut terkait kunjungan Majelis Ulama Indonesia [MUI] ke beberapa negara Asia Tenggara termasuk Kamboja untuk membentuk perhimpunan Dai serumpun serta upaya KBRI Phnom Penh membangun kerja sama antara masyarakat Indonesia dan Kamboja dengan mempererat kerja sama dengan umat Islam Kamboja.

Mengingat tokoh-tokoh muslim Kamboja yang hadir dalam pertemuan tersebut masing-masing memegang jabatan yang penting di bidangnya masing-masing, Sudirman berharap dapat mendukung misi dan kegiatan perwakilan Republik Indonesia di Phnom Penh, dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara, tidak hanya di bidang agama, namun juga di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, kerja sama militer, kepolisian, dan lainnya.

Dukungan tersebut kiranya dapat direalisasikan, terutama pada 2019 saat Indonesia dan Kamboja merayakan hubungan diplomatik ke-60 sehingga peran dan dukungan tokoh-tokoh muslim Kamboja sangat diperlukan guna menyukseskan berbagai rangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan di Kamboja dan Indonesia. Hal tersebut juga demi meningkatkan kerja sama antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Kamboja yang telah terlaksana dengan di berbagai sektor pada masa yang akan datang.

Jumlah penduduk beragama Islam di Kamboja pada saat ini diperkirakan sebesar 5%-7% dari total penduduk Kamboja. Namun, pemerintah Kamboja mengeluarkan data statistik yang memberikan estimasi jumlah populasi Muslim di Kamboja sebesar 2%, di mana 95% penduduk beragama Buddha [Theravada dan Mahayana] dan sekitar 3% beragama Kristen, Katholik, dan Hindu.

Pada umumnya, penganut agama Islam di Kamboja sebagian besar berasal dari suku Cham yang telah mendiami beberapa wilayah di Kamboja sejak 1832 setelah Kerajaan Champa yang secara lokasi berada di Vietnam tengah dan selatan, ditaklukkan oleh Kerajaan Vietnam.

Dalam perkembangannya, penduduk muslim di Kamboja pada masa rezim Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot mengalami berbagai penyiksaan dengan menangkap dan membunuh sebagian besar masyarakat muslim Kamboja serta melakukan pelarangan akan berbagai kegiatan keagamaan dan perkumpulan. Hal ini juga berlaku pada seluruh penduduk beragama di Kamboja.

Saat ini, Kerajaan Kamboja dan Pemerintah Kamboja mendukung perkembangan dan pembinaan agama Islam di Kamboja serta memberikan hak-hak seperti halnya pada etnis mayoritas Kamboja, yaitu Khmer untuk berpolitik praktis dan dipilih sebagai anggota senat maupun menduduki jabatan tinggi di tingkat eksekutif. [FNH/Ant]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề