Apa saja faktor pendorong dan kendala dalam bidang ekonomi kreatif

Ekonomi kreatif adalah konsep perekonomian yang kini tengah berkembang di masyarakat. Baik di pedesaan maupun di perkotaan, konsep ekonomi kreatif mulai banyak dipakai. Hal ini telah menciptakan pertumbuhan ekonomi dalam industri-industri kreatif yang semakin berkembang.

Menjalankan sektor perekonomian di bidang kreatif dapat dijadikan investasi usaha di masa depan juga, lho. Lantas, apa itu ekonomi kreatif? Yuk simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Apa itu ekonomi kreatif?

Bagi yang belum mengetahui apa itu ekonomi kreatif, Anda akan mengetahuinya melalui penjelasan berikut ini. Ada beberapa pengertian ekonomi kreatif dari buku yang bisa dijadikan acuan.

Menurut buku Ekonomi Kreatif karya Anggri Puspita, pengertian ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang memanfaatkan kekayaan intelektual individu untuk menghasilkan industri kreatif. Di Indonesia, ekonomi kreatif lebih dikenal dengan sebutan industri kreatif.

Selain dalam buku tersebut, pengertian ekonomi kreatif juga dijelaskan dalam Diktum pertama Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Dalam diktum tersebut, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang berpedoman pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu.

Kreasi dan daya cipta tersebut bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan rakyat Indonesia. Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arti ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang memanfaatkan kreativitas manusia untuk menciptakan karya yang bersifat ekonomis.

Baca juga: Ekonomi Digital Adalah: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

Ciri-ciri ekonomi kreatif

Ada ciri-ciri ekonomi kreatif yang membedakannya dengan jenis ekonomi lain. Sopanah dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal menyebutkan ada 6 ciri-ciri ekonomi kreatif.

1. Memiliki kreasi Intelektual

Kreasi intelektual dalam ekonomi kreatif adalah hasil dari berbagai pemikiran kreatif, keahlian, serta talenta individu. Karenanya, wajar jika hasil kreasi intelektual memiliki nilai jual tinggi.

2. Mudah Tergantikan

Siklus produk dalam ekonomi kreatif bisa dikatakan cukup singkat. Produk yang dihasilkan perusahaan mungkin cepat ditiru oleh perusahaan lain sehingga mudah untuk tergantikan. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan inovasi dan kreativitas secara terus-menerus.

3. Penyediaan Produk secara Langsung dan Tidak Langsung

Bentuk produk dari kegiatan ekonomi kreatif bisa dipasarkan kepada konsumen secara langsung maupun tidak langsung.

Baca juga: Pengertian Produsen Beserta Contoh, Bentuk dan Tujuannya

4. Memerlukan Kerja Sama

Untuk menjalankan perekonomian kreatif, diperlukan kerja sama baik antara pemilik bisnis dengan pihak yang berwenang mengatur kebijakan terkait. Tidak hanya dengan pihak berwenang, kerja sama juga harus dijalin di antara pihak yang berkaitan dalam suatu bisnis.

5. Berbasis Pada Ide

Pengembangan ide dalam dunia ekonomi kreatif adalah hal yang harus selalu dilakukan. Karena, adanya kreativitas dan penciptaan produk baru selalu berdasar pada ide baru.

6. Tidak Terbatas

Persaingan produk kreatif masing-masing perusahaan akan terus terjadi. Harapannya, inovasi yang dilakukan suatu perusahaan dapat diterima oleh pasar dan digunakan tanpa batas.

Baca juga: Jaminan Fidusia: Pengertian, Dasar Hukum, Jenis dan Contohnya

Manfaat ekonomi kreatif

Ada beberapa manfaat ekonomi kreatif bagi perekonomian Indonesia yang tertuang dalam buku Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal karya Sopanah, di antaranya sebagai berikut.

  • Lapangan kerja baru untuk masyarakat Indonesia akan tercipta
  • Menurunkan angka pengangguran di Indonesia
  • Menumbuhkan kreativitas masyarakat Indonesia
  • Menciptakan persaingan bisnis yang lebih sehat
  • Meningkatkan inovasi pelaku bisnis kreatif dalam berbagai sektor

Baca juga: 13 Cara Mendapatkan Uang 500 Ribu Dalam Sehari dan Cepat

Faktor pendorong ekonomi kreatif

Faktor pendorong ekonomi kreatif adalah faktor-faktor pendukung tumbuh dan berkembangnya bisnis di bidang tersebut. Berikut faktor-faktor pendorongnya.

1. Kreativitas

Salah satu faktor pendorong ekonomi kreatif adalah kreativitas itu sendiri. Proses kreativitas adalah proses untuk mendapatkan ide dan gagasan baru. Tujuannya ialah memperoleh keuntungan dan meningkatkan hasil perekonomian.

2. Perkembangan teknologi

Dalam perekonomian kreatif, kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Kemudahan akses berkat adanya perkembangan teknologi dapat membuat sektor perekonomian semakin maju.

Jika perkembangan teknologi dimanfaatkan secara bijak, maka bisa membantu mengatasi masalah dan hambatan dalam perekonomian kreatif. Beberapa negara yang telah menerapkannya antara lain Jepang dan Amerika Serikat.

3. Tenaga Kerja

Faktor pendorong lain dalam ekonomi kreatif adalah tenaga kerja. Hal ini dikarenakan manusia merupakan sumber daya utama keberlangsungan perekonomian ini. Jika sumber dayanya berkualitas, bisnis dalam ekonomi kreatif pun dapat berjalan lancar.

Baca juga: Mengenal Pengertian Pelaku Ekonomi, Peran, serta Contohnya

4. Akses Komunikasi

Selain memanfaatkan kreativitas manusia, keberlangsungan perekonomian kreatif juga bergantung pada kemudahan akses komunikasi. Dengan mudahnya akses komunikasi, pelaku ekonomi akan mudah menerima feedback dari masyarakat yang membuatnya terus berbenah dan berinovasi.

5. Media Sosial

Media sosial kini menjadi benda yang tidak bisa lepas dari berbagai kalangan karena semua orang menggunakannya. Bagi pelaku bisnis kreatif, media sosial dapat dimanfaatkan untuk menjalankan bisnisnya. Media sosial bisa dimanfaatkan untuk media promosi produk serta berkomunikasi dengan konsumen tanpa mengenal jarak.

Baca juga: 14 Cara Mendapatkan Uang dari Internet, Cepat & Tanpa Modal!

Contoh ekonomi kreatif

Apakah OctoMate berminat menjalani bisnis dengan konsep ekonomi kreatif? Kalau iya, berikut contoh usaha ekonomi kreatif yang dapat dijadikan sebagai referensi.

  • Kerajinan tangan atau craft. Contoh produk kerajinan tangan yaitu kerajinan yang berasal dari tanah liat, kayu, barang bekas, dan sebagainya.
  • Desain. Produk desain dalam ekonomi kreatif adalah desain grafis seperti poster, kartu undangan, kartu ucapan, dan sebagainya.
  • Arsitektur. Adapun jenis karya arsitektur yang dapat dijadikan sebagai produk antara lain arsitektur bangunan, taman, dan sebagainya.
  • Fashion. Dalam industri fashion, kreativitas desainer sangat penting. Adapun produk fashion antara lain pakaian wanita, pakaian laki-laki, pakaian anak-anak, dan sebagainya.
  • Fotografi. Produk fotografi yang bisa dimanfaatkan dalam ekonomi kreatif adalah foto pernikahan, dokumentasi, ilustrasi, dan sebagainya.

Bagaimana pendapatmu tentang ekonomi kreatif? Menarik, bukan? Salah satu keunikan ekonomi kreatif adalah konsepnya yang bergantung pada ide dan kreativitas manusia. Pemerintah sendiri telah membentuk badan khusus untuk mengembangkan ekonomi kreatif di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Selain ekonomi kreatif, Anda juga bisa belajar banyak tentang tips keuangan dan investasi di blog Bitocto.Yuk, kunjungi web-nya!

Baca juga: Negosiasi adalah: Tujuan, Tahapan, Ciri, dan Contohnya

Strategi penerapan yang perlu dilakukan dalam pengembanga ekonomi kreatif di Kabupaten Jember dijabarkan dalam bentuk kebijakan dan program kerja. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi pemerintah. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu.

Pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember, dititikberatkan pada faktor- faktor pendorong dan penghambat. Berdasarkan analisis situasi, maka diperoleh beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember. Untuk mengetahui strategi yang sesuai diterapkan dalam kegiatan tersebut, maka digunakan analisis FFA [Force Field Analysis]. FFA [Force Field Analysis] merupakan suatu alat analisis yang digunakan dalam merencanakan perubahan berdasarkan adanya faktor pendorong dan penghambat. Hasil analisis FFA ini nantinya akan memunculkan sebuah strategi fokus yang meminimalisasi hambatan kunci dengan mengedepankan faktor yang menjadi kekuatan kunci ke arah tujuan yang akan dicapai.

Berdasarkan identifikasi dan survey lapang menunjukankan bahwa dalam membuat masterplan ekonomi kreatif terdapat faktor pendorong dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember. Terdapat 11 Faktor pendorong dan 13 faktor penghambat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember.

Berikut 11 Faktor pendorong dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember:

1. Ketersediaan bahan baku lokal 2. Pasar menjanjikan

3. Bahan baku lokal diolah menjadi berbagai produk kerajinan 4. Bahan baku lokal dapat sebagai pengganti bahan baku impor 5. Harga industri kreatif cenderung meningkat

6. Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah 7. Industri kreatif penyerap tenaga kerja

8. Industri kreatif berbahan lokal berdampak terhadap kesejahteraan kelompok masyarakat kreatif

9. Ketertarikan masyarakat terhadap produk industri kreatif 10. Berkembangnya otlet atau rumah pamer industri kreatif

11. Industri kreatif mendukung kebijakan pengembangan ekonomi

Berikut 13 Faktor penghambat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Jember:

1. Keterbatasan bahan baku lokal dalam industri kreatif mempengaruhi produktivitas 2. Ragam kualitas bahan baku industri kreatif

3. Belum terjaminnya kontinyuitas bahan baku

4. Persaingan dalam penggunaan bahan baku antar industri kreatif 5. Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat

6. Rendahnya motivasi pelaku industri kreatif menggunakan bahan baku lokal 7. Penerapan teknologi industri lokal relatif sederhana

8. Terbatasnya pengusahaan industri kreatif 9. Belum terintegrasinya sektor hulu-hilir 10. Keterbatasan infrastruktur

11. Keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan

12. Belum optimalnya lembaga ditingkat pelaku industri kreatif 13. Kebijakan dan regulasi belum mendukung

Tabel 5.18 Faktor Pendorong dan Penghambat Penyusunan Masterplan Pengembangan Ekonomi Kreatif

No Faktor Pendorong No Faktor Penghambat

1 Ketersediaan bahan baku lokal 1 Keterbatasan bahan baku lokal dalam industri kreatif mempengaruhi produktivitas

2 Pasar menjanjikan 2 Ragam kualitas bahan baku industri kreatif

3 Bahan Baku lokal diolah menjadi berbagai produk kerajinan

3 Belum terjaminnya kontinyuitas bahan baku

4 Bahan baku lokal dapat sebagai pengganti bahan baku impor

4 Persaingan dalam penggunaan bahan baku antar industri kreatif 5 Harga industri kreatif cenderung

meningkat

5 Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat

6 Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah

6 Rendahnya motivasi pelaku industri kreatif menggunakan bahan baku lokal

7 Industri kreatif penyerap tenaga kerja

7 Penerapan teknologi industri lokal relatif sederhana

8 Industri kreatif berbahan lokal berdampak terhadap kesejahteraan kelompok masyarakat kreatif

8 Terbatasnya pengusahaan industri kreatif

9 Ketertarikan masyaraktan terhadap produk industri kreatif

9 Belum terintegrasinya sektor hulu- hilir

10 Berkembangnya otlet atau rumah pamer indsutri kreatif

10 Keterbatasan infrastruktur 11 Industri kreatif mendukung kebijakan

pengembangan ekonomi

11 Keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan

12 Belum optimalnya lembaga ditingkat pelaku industri kreatif

13 Kebijakan dan regulasi belum mendukung

Faktor pendorong pada ekonomi kreatif dapat didefinisikan sebagai hal-hal yang menjadi kekuatan [strenght] dan peluang [opportunities]. Faktor-faktor tersebut nantinya akan ditentukan menjadi kekuatan kunci keberhasilan dalam kegiatan ekonomi kreatif di kabupaten Jember berdasarkan pendapat ekspert.

Adanya kekuatan pasti ada juga kelemahan-kelemahan yang harus diminimalisasi untuk memaksimalkan kekuatan tersebut. Faktor penghambat dalam pekonomi kreatif dapat didefinisikan sebagai kelemahan [weakness] dan ancaman [treaths]. Faktor penghambat ini nantinya akan ditentukan sebagai penghambat kunci yang harus diminimalisasi demi tercapainya tujuan. Identifikasi yang dilanjutkan pada penilaian faktor

pendorong dan faktor penghambat akan menghasilkan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam merumuskan strategi. Penilaian yang dilakukan pada proses analisis FFA ini merupakan penilaian kualitatif yang dikuantifikasikan dengan skala nilai 1-5. Penilaian tersebut melalui proses jajak pendapat [brainstorming] dari para ekspert. Hasil penilaian tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel evaluasi faktor pendorong dan faktor penghambat.

Berdasarkan hasil analisa FFA mengenai penilaian faktor pendorong dan faktor penghambat seperti pada Tabel evaluasi faktor pendorong dan Tabel evaluasi faktor penghambat, maka dapat diketahui nilai dari Total Nilai Bobot [TNB] masing-masing faktor. Berdasarkan nilai TNB tersebut maka dapat ditentukan Faktor Kunci Keberhasilan [FKK] pada penyusunan masterplan yaitu dengan melihat nilai TNB yang terbesar. FKK disini terbagi menjadi dua, yaitu FKK pendorong dan FKK penghambat.

No Faktor Pendorong BF ND NRK NBD NBK TNB FKK

D1 Harga industri kreatif cenderung meningkat 0.06 4 3.67 0.24 0.22 0.47

D2 Pasar menjanjikan 0.10 4 3.63 0.41 0.37 0.78

D3 Bahan Baku lokal diolah menjadi berbagai produk kerajinan 0.10 3 3.83 0.31 0.39 0.70

D4 Bahan baku lokal dapat sebagai pengganti bahan baku impor 0.10 4 3.42 0.41 0.35 0.76

D5 Ketersediaan bahan baku 0.12 3 3.88 0.37 0.47 0.84 *

D6 Industri kreatif berbahan lokal berdampak terhadap kesejahteraan kelompok masyarakat kreatif

0.08 4 3.17 0.33 0.26 0.59

D7 Industri kreatif penyerap tenaga kerja 0.08 3 3.67 0.24 0.30 0.54

D8 Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah 0.12 3 3.79 0.37 0.46 0.83 *

D9 Ketertarikan masyaraktan terhadap produk industri kreatif 0.06 3 3.63 0.18 0.22 0.41

D10 Berkembangnya otlet atau rumah pamer indsutri kreatif 0.06 3 3.46 0.18 0.21 0.40

D11 Industri kreatif mendukung kebijakan pengembangan ekonomi 0.10 3 3.33 0.31 0.34 0.65 *]: merupakan prioritas [FKK]

Keterangan:

BF : Bobot Faktor TNB : Total Nilai Bobot ND : Nilai Dukungan

FKK : Faktor Kunci Keberhasilan NRK : Nilai Rata-rata Keterkaitan NBD : Nilai Bobot Dukungan NBK : Nilai Bobot Keterkaitan

ka b J e m b e r d e ng an L e m lit U ni v. J e m b e r Pe ny us un an M as te rp la n Pe ng em b an ga n E ko no m i K re at if B e rb as is b ah an d i K ab up

Pada tabel dapat diketahui FKK pendorong, yaitu faktor D5 [Ketersediaan bahan baku dengan skor urgensi sebesar 0.84; dan D8 [Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah], dengan nilai urgensi sebesar 0.83, Fakta dilapang menunjukkan bahwa bahan baku lokal tersedia banyak, sehingga pelaku industri kreatif lebih dapat memanfaatkannya. Bagi pelaku industri kreatif skala usaha rumah tangga dan kecil tidak mengalami kesulitan untuk membuat kreatifitas usaha. Strategi melakukan diversifikasi penggunaan bahan lokal akan membantu kelancaran usahanya sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku import. Di samping itu, bahan lokal akan memberikan nilai tambah bagi industri kreatif merupakan faktor pendorong terhadap ekonomi kreatif. Oleh karena itu, nilai tambah semakin besar membuka peluang untuk usaha di indsutri kreatif.

Tabel 5.20 Evaluasi Faktor Penghambat Masterplan Pengembangan Ekonomi Kreatif

No Faktor Penghambat BF ND NRK NBD NBK TNB FKK

H1 Keterbatasan bahan baku lokal dalam industri kreatif mempengaruhi produkstivitas

0.08 3 3.13 0.23 0.24 0.46

H2 Ragam kualitas bahan baku industri kreatif 0.06 3 2.92 0.18 0.18 0.36

H3 Belum terjaminnya kontinyuitas bahan baku 0.09 4 3.88 0.36 0.35 0.72

H4 Persaingan dalam penggunaan bahan baku antar industri kreatif 0.11 3 3.46 0.32 0.37 0.68

H5 Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat 0.12 3 3.83 0.36 0.46 0.85 *

H6 Rendahnya motivasi pelaku industri kreatif menggunakan bahan baku lokal

0.06 4 3.50 0.24 0.21 0.45

H7 Penerapan teknologi industri lokal relatif sederhana 0.06 4 3.58 0.24 0.22 0.46

H8 Terbatasnya pengusahaan industri kreatif 0.11 4 3.50 0.42 0.37 0.80 *

H9 Belum terintegrasinya sektor hulu-hilir 0.06 4 3.38 0.24 0.20 0.45

H10 Keterbatasan infrastruktur 0.06 4 3.46 0.24 0.21 0.45

H11 Keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan 0.06 4 3.33 0.24 0.20 0.44

H12 Belum optimalnya lembaga ditingkat pelaku industri kreatif 0.06 2 3.50 0.12 0.21 0.33

H13 Kebijakan dan regulasi belum mendukung 0.08 3 3.42 0.23 0.26 0.49

*]: merupakan prioritas [FKK] Keterangan:

BF : Bobot Faktor

NRK : Nilai Rata-rata Keterkaitan NBK : Nilai Bobot Keterkaitan ND : Nilai Dukungan NBD : Nilai Bobot Dukungan TNB : Total Nilai Bobot

FKK : Faktor Kunci Keberhasilan

J e m b e r d e ng an L e m lit U ni v. J e m b e r Pe ny us un an M as te rp la n Pe ng em b an ga n E ko no m i K re at if B e rb as is b ah d i K ab up

Pada tabel dapat diketahui juga FKK penghambat masteplan ekonomi kreatif, yaitu faktor H5 [Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat ] dengan nilai urgensi faktor sebesar 0,85 dan H8 [Terbatasnya pengusahaan industri kreatif] dengan nilai urgensi faktor sebesar 0,80.

Upaya mewujudkan ekonomi kreatif yang dapat memberikan tingkat pendapatan belum sesuai harapan dan bahkan cenderung berjalan lambat karena implementasinya dihadapkan beberapa kendala, antara lain: pertama teknologi industri kreatif belum menyentuh minat dan ketertarikan pengrajin; dan kedua kebijakan pemerintah yang belum menyentuh langsung kepada pengrajin industri kreatif dan tumpang tindih serta kurang konsisten antara program yang satu dengan program yang lainnya. Kondisi tersebut menyebabkan perkembangan ekonomi kreatif yang didalamnya ada industri kreatif berjalan lambat, termasuk terbatasnya pengrajin yang inovatif.

Gambar 5.15 Medan Kekuatan Masterplan Pengembangan Ekonomi Kreatif

Berdasarkan Gambar 5.15 maka dapat diketahui arah dan nilai masing-masing faktor pendorong maupun faktor penghambat kegiatan masterplan ekonomi kreatif. Panjang anak panah menyatakan besarnya TNB dari masing-masing faktor sedangkan arah anak panah merupakan tarik menarik antara faktor penghambat dan faktor

pendorong. Jumlah seluruh nilai TNB pendorong sebesar 6.95 sedangkan jumlah seluruh nilai TNB penghambat sebesar 6.90. TNB pendorong lebih besar daripada TNB penghambat. Artinya pembuatan masterplant ekonomi kreatif memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan. Namun demikian, perlu rancangan pola strategi untuk mengoptimalkan keunggulan tersebut, agar mampu memenuhi persyaratan pembuatan masterplant ekonomi kreatif. Selanjutnya, setelah diketahui arah pengembangan merumuskan strategi yang sesuai dengan hasil FKK. Strategi ini merupakan cara yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya strategi yang sesuai, kegiatan pengembangan nantinya agar tepat sasaran. Berdasarkan hasil analisa FFA, maka strategi yang paling efektif adalah dengan menghilangkan atau meminimalisasi hambatan kunci dan optimalisasi pendorong kunci ke arah tujuan yang akan dicapai. Pendekatan yang demikian ini merupakan pendekatan strategi fokus.

Strategi fokus pada hasil analisa FFA dapat dirumuskan bahwa kekuatan atau pendorong kunci yang telah dipilih difokuskan ke arah tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk materplan ekonomi kreatif. FKK pendorong, yaitu faktor yaitu faktor D5 [Ketersediaan bahan baku dengan skor urgensi sebesar 0.84; dan D8 [Industri berbahan baku lokal menciptakan nilai tambah], dengan nilai urgensi sebesar 0.83. Sedangkan FKK penghambat faktor H5 [Desain berdasarkan bahan baku lokal berjalan lambat ] dengan nilai urgensi faktor sebesar 0,85 dan H8 [Terbatasnya pengusahaan industri kreatif] dengan nilai urgensi faktor sebesar 0,80. Dengan demikian, menurut ekspert, hal penting yang menjadi potensi pendorong adalah“Optimalisasi pemanfaatan bahan baku lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, organisasi, Perguruan Tinggi, dan kelembagaan lokal untuk mengembangkan industri kreatif berbasis bahan baku lokal”. Berdasarkan analisis FFA, maka disusunlah arah pengembangan ekonomi kreatif Kabupaten Jember seperti dijelaskan pada sub bab beikut ini.

5.5 Sasaran Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Jember

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề