Apa saja yang dapat kalian lakukan untuk turut serta dalam menjaga dan melestarikan fasilitas umum

Lihat Foto

DOMAT Limited

Tempat cuci tangan menjadi fokus utama ketika memasuki bangunan sekolah

KOMPAS.com – Bisa karena biasa. Pepatah ini bisa menjadi gambaran saat guru maupun orangtua menuntut anak untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya.

Membuang sampah, merapikan mainan, atau mencuci tangan menjadi sejumlah sikap yang bisa dilakukan spontan oleh anak bila ia telah dibiasakan untuk hidup bersih sedari kecil. Pembiasaan ini perlu diterapkan di mana saja, terutama di sekolah sebagai “rumah kedua” anak.

Di rumah, anak dapat lebih mudah dilatih untuk hidup bersih karena pengawasan orang tua maupun pengasuh hanya tertuju pada anak. Sedangkan di sekolah, guru perlu memiliki strategi agar kebiasaan hidup bersih dapat dilakukan oleh anak walau tanpa diawasi.

Baca juga: 5 Cara Orangtua Membantu Anak Mengatur PR Sekolah

Melansir dari laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud, pembisaan hidup bersih tak hanya berdampak pada kebersihan lingkungan, namun juga melatih kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar dan membantu anak bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Berikut cara untuk melatih anak usia TK maupun SD agar peduli terhadap kebersihan lingkungan mulai dari sekolah.

1. Sediakan tempat sampah

Menjaga kebersihan lingkungan bisa dimulai dari aktivitas sederhana yakni membuang sampah pada tempatnya.

Guru dan pihak sekolah bisa membuat rambu-rambu untuk tidak membuang sampah sembarangan dengan media gambar berwarna, sehingga mudah dipahami maksudnya oleh anak-anak.

Lakukan pula persuasi atau nasihat langsung yang sifatnya lisan pada anak saat jam istirahat dimulai. Lakukan persuasi ini setiap hari agar tertanam di ingatan anak.

Sekolah juga harus menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang memadai atau sesuai kebutuhan, bila memungkinkan dipisah antara tempat sampah organik atau basah dan tempat sampah nonorganik atau kering.

2. Budaya saling mengingatkan

Guru perlu mengajak anak-anak untuk mengingatkan teman yang lupa membuang sampah pada tempatnya.

Penerapan PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat sudah seharusnya menjadi kebiasaan sehari-hari. Meski terkesan sederhana, pada kenyataannya, masih banyak orang yang kurang memperhatikan pentingnya PHBS bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

PHBS merupakan gerakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Tak hanya untuk diri sendiri, kebiasaan ini juga perlu diterapkan di lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat umum.

Ketahui Beberapa Indikator PHBS

Secara umum, PHBS meliputi berbagai langkah untuk membiasakan diri dalam menjalani perilaku hidup sehat. PHBS mencakup beberapa indikator berikut ini:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  • Menggunakan toilet untuk buang air besar maupun kecil dan menjaga kebersihannya
  • Menggunakan air bersih untuk mandi atau membersihkan diri
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bersih, termasuk sayur dan buah
  • Menjaga kebersihan diri dengan cara mandi, memotong kuku yang panjang, dan menyikat gigi 2 kali sehari
  • Memberantas jentik nyamuk
  • Berolahraga secara rutin
  • Membuang sampah pada tempatnya
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Menghindari dan tidak mengonsumsi narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya [NAPZA]

Dalam tatanan rumah tangga, PHBS juga mencakup pemberian ASI eksklusif, melahirkan dengan bantuan bidan atau dokter, menjalani imunisasi sesuai jadwal, serta memeriksakan tumbuh kembang bayi dan anak di klinik, puskesmas, atau posyandu secara rutin hingga anak berusia 6 tahun.

Di samping itu, protokol kesehatan selama pandemi COVID-19, seperti memakai masker, menjaga jarak fisik minimal 1 meter, serta melakukan disinfeksi secara berkala, juga termasuk dalam gerakan PHBS.

Manfaat Menerapkan PHBS [Perilaku Hidup Bersih dan Sehat]

PHBS penting untuk dijalani secara rutin karena dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini:

1. Mencegah penyakit infeksi

Salah satu tujuan utama penerapan PHBS adalah untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. Dengan membiasakan diri hidup bersih dan sehat, Anda akan terhindar dari berbagai virus, bakteri, jamur, dan parasit penyebab penyakit infeksi.

2. Mendukung produktivitas

Badan yang sehat dan lingkungan yang bersih dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar, bekerja, dan aktivitas lainnya. Selain itu, Anda pun menjadi lebih nyaman dan bersemangat dalam beraktivitas.

3. Mendukung tumbuh kembang anak

PHBS yang diterapkan di rumah tangga juga turut berperan dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan mencegah stunting.

Dengan kebersihan yang terjaga, anak-anak akan terlindungi dari kuman penyebab penyakit. Hal ini dapat menjadi faktor penting guna mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak sejak usia dini.

4. Melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan

Lingkungan yang bersih, asri, dan hijau pastinya lebih nyaman untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat perlu menerapkan kebiasaan PHBS untuk menjaga kebersihan lingkungannya.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, tidak buang air kecil dan buang air besar di sungai, serta melakukan penghijauan dengan menanam pohon di sekitar rumah.

Di beberapa daerah di Indonesia, terutama di bagian pelosok, penerapan PHBS cenderung memiliki banyak kendala. Kendala tersebut umumnya berkaitan dengan ketiadaan air bersih serta fasilitas sanitasi dan pelayanan kesehatan yang belum memadai.

Namun, kendala tersebut tidak hanya ada di daerah pelosok saja. Meski layanan kesehatan dan akses informasi di perkotaan lebih mudah dijangkau, masih banyak masyarakat perkotaan yang belum sadar akan pentingnya PHBS.

Penerapan PHBS mendatangkan banyak manfaat bagi kesehatan Anda, keluarga, dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat mulai dari diri sendiri. Jika masih memiliki pertanyaan seputar pentingnya PHBS, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

        Lingkungan adalah satu kesatuan yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Lingkungan hidup berdasarkan UUPL No.23 tahun 1997 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Sedangkan, Lingkungan sehat menurut WHO [World Health Organization] adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya berarti suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan.

         Lingkungan merupakan tempat dimana manusia hidup, dan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat merubah segala aktifitas kehidupan menusia, mulai dari gaya hidup, cara berperilaku, pola pikir bahkan kepribadian seseorang. Lingkungan  yang sehat akan memberikan dampak positif terhadap warga kampus, termasuk didalamnya para mahasiswa. Terciptanya lingkungan yang sehat akan memberikan rasa aman dan nyaman dalam melakukan berbagai macam kegiatan perkuliahan baik didalam kelas maupun diluar kelas. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang terlibat didalam kampus termasuk mahasiwa

        Kampus merupakan tempat bagi para mahasiswa untuk menuntut ilmu dan melakukan berbagai aktifitas sehingga tak jarang mereka menjadikan kampus sebagai rumah kedua bagi mahasiswa. Maka dari itu, peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk menjaga dan menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan indah. Dengan lingkungan yang bersih dan sehat mahasiswa dan dosen bisa terhidan dari penyakit.

        Kampus yang bersih dan rapi adalah dambaan semua warga kampus. Dengan lingkungan kampus yang bersih dan sehat maka mahasiswa maupun dosen dapat beraktifitas  dengan suasana yang menyenangkan, dosen juga dapat mengajar dengan nyaman. Kebersihan lingkungan kampus merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tnggung jawab petugas kebersihan. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran masing-masing dari semua warga kampus. Ada banyak cara untuk menjaga lingkungan kampus yang bersih dan sehat, misalnya membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok di sembarang tempat, menyiram kembali setelah menggunakan toilet kampus, dll. Hal-hal kecil tersebut memang mudah dilakukan, namun banyak sekali yang masih enggan untuk melakukannya. Kesadaran warga kampus masih perlu ditingkatkan, agar lingkungan kampus juga bisa terjaga.

        Mahasiswa merupakan generasi muda yang paling berperan besar terhadap perubahan suatu lingkungan. Mahasiswa dianggap agent of change, dimana meraka menjadi seseorang yang membawa perubahan dan di contoh oleh masyarakat. Mereka harus mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal baik yang bisa berdampak untuk Negara lain, dapat dimulai dengan hidup bersih dari sampah. Yang dimaksud disini, bukan berarti kita tidak boleh memakai dan menghasilkan sampah, 

    Peran mahasiswa disini adalah sadar terhadap lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan kampus. Sebagai mahasiswa harus bisa menjadi contoh yang baik untuk adik tingkatnya, serta masyarakat, agar ikut mendukung tercapainya tujuan dalam menjaga kebersihan lingkungan dari sampah, supaya tidak menyebabbkan penyakit ataupun hal-hal yang tidka diingkan di masa depan.

    Kesadaran mahasiswa sangat penting, jika mereka meremehkan lingkungan kampus maka akan berdampak pada lingkungan kampus yang kotor. Kampus yang kotor bisa menyebabkan proses belajar mengajar terhambat dan tidak kondusif. Rasa kurang nyaman pun timbul sehingga mahasiswa tidak fokus belajar di lingkungan yang kotor. Mahasiswa akan merasa stress dan akan menurunnya motivasi belajar.

     Dalam menciptakan lingkungan kampus yang kondusif, deiperlukan juga kerja sama dari berbagai elemen kampus, yang terdiri dari: mahasiswa, dosen, staff, petugas kebersihan dlll. Jika elemen-elemen tersebut terbentuk, bisa menciptakan hubungan kampus yang harmonis, dan lingkungan kampus yang bersih akan tercipta. Selain hubungan antar elemen-elemen kampus yang harmonis, fasilitas kampus juga dapatb mempengaruhi terciptanya lingkungan kampus yang nyaman untuk mahasiswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Contohnya saja, tersedianya fasilitas wifi di setiap sudut gedung. Hal ini akan memudahkan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas sehingga prestasi pun juga bisa meningkat.

    Karena itu, mulailah membuat perubahan dari diri sendiri, kemudian lakukan pendekatan dengan orang sekitar secara perlahan agar semua orang disektiar kita mau untuk menjaga lingkungan. Hal ini memang tidak mudah, namun kita bisa memberikan pemahaman-pemahaman kecil yang bisa merubah cara berpikir orang lain.

Tidak harus menjadi super hero untuk membuat sebuah perubahan yang baik untuk lingkungan di sekitar kita. Jadilah Mahasiswa dengan tingkat kepekaan terhadap lingkungan karena peninggalan terbaik kita kepada masa depan adalah lingkungan yang terjaga dan nyaman.

Bidang Lingkungan Hidup METALA 2020 

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề