Apa wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang berisi perintah untuk belajar Mas Dayat?

Oleh : itssep | | Source : //www.its.ac.id/

Kampus ITS, Opini – Alquran menjadi kitab suci umat Islam, di mana seluruh tuntunan hidup bagi para pemeluk agama Islam terdapat di dalamnya. Alquran pun menjadi bukti bahwa Allah SWT menyayangi hambanya dengan memberi pedoman terbaik untuk menjalani kehidupan di dunia. Alquran ini dijaga langsung keasliannya oleh Sang Pencipta walaupun sudah berabad-abad lamanya dan dibaca oleh lintas generasi hingga saat ini.

Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira’ pada malam 17 Ramadhan sekitar tahun 610 Masehi. Alquran diturunkan dengan perantara Malaikat Jibril yang menemui Rasulullah secara langsung saat beliau menyendiri dari kaumnya yang saat itu masih bersikap jahiliyah. Surat Al Alaq ayat satu hingga lima, menjadi wahyu pertama yang diterima Rasulullah dengan dibacakan langsung oleh Malaikat Jibril.

Ayat pertama surat Al Alaq yang artinya “Bacalah!” memiliki dua makna yang saat ini berkembang di masyarakat. Pertama adalah memerintahkan manusia untuk gemar membaca dan belajar. Dengan membaca, manusia dapat memahami arah langkah yang dapat dilakukan ke depannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya bagi orang lain. Alquran sendiri berisi sekumpulan tulisan yang apabila dipelajari dengan seksama, dapat menjadi dasar bagi pengembangan ilmu yang ada di dunia.

Ilmu juga harus berdampingan dengan agama dalam penerapannya. Setiap orang tidak boleh mendahulukan atau mengacuhkan salah satunya. Bahkan ada ungkapan yang menyebutkan bahwa orang yang berilmu tapi tidak beragama bagaikan orang buta, orang yang beragama tapi tidak berilmu bagaikan orang lumpuh.

Dari ungkapan itu dapat dimaksudkan bahwa dengan ilmu tanpa agama akan menyebabkan orang kehilangan arah, mau dibawa ke mana ilmu tersebut. Sedangkan, orang yang beragama tanpa ilmu akan kebingungan untuk melangkah karena tidak memiliki media yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan.

Makna kedua yang berkembang di masyarakat dari wahyu pertama Alquran tersebut adalah bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca keadaan masyarakatnya. Seperti yang diketahui, masyarakat Makkah saat itu masih diselimuti kejahiliyahan dengan menyembah berhala dan melakukan maksiat di mana-mana. Allah langsung memerintahkan Rasulullah untuk membaca terlebih dahulu keadaan masyarakatnya untuk dapat memikirkan strategi dalam memperbaiki akhlak masyarakat saat itu.

Dari makna kedua tersebut, maka dapat diambil pelajaran bahwa dalam bersikap di dunia harus memandang dahulu situasi dan kondisi yang ada di lingkungan yang kita tuju. Bahwa kita hidup di dunia adalah senantiasa agar bermanfaat bagi manusia. Kebermanfaatan yang akan diberikan menjadi lebih tepat sasaran apabila sesuai dengan kondisi masyarakat atau malah dapat memperbaiki kondisi masyarakat ke arah yang lebih baik.

Menjadi umat terbaik dengan selalu mempelajari Alquran di samping mempelajari ilmu dunia di perkuliahan atau tempat lainnya, haruslah dilakukan bagi setiap muslim. Ilmuwan terbaik islam yang mengawali dasar penemuan teknologi yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan eropa saat ini adalah hasil dari menelaah dan mengkaji arti demi arti wahyu yang ada di Alquran. Lantas kemunduran umat Islam saat ini dapat ditebak kah akibat dari apa? Marilah kembali memakmurkan masjid dengan ibadah dan majelis Alquran. Insyaa Allah kemenangan yang Allah janjikan kepada umat Islam akan datang secepatnya.

Oleh:

Septian Chandra Susanto

Mahasiswa S-1 Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota

Reporter ITS Online

Home / Qurdis / Soal

Ayat yang pertama kali turun merupakan perintah Allah kepada nabi untuk?

  1. Mendakwahkan Islam
  2. Belajar
  3. Membaca
  4. Mengajar
  5. mendengar

Ayat yang pertama kali turun merupakan perintah Allah kepada nabi untuk membaca [Iqro']

------------#------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Newer Posts Older Posts

Gua Hira di Jabal Nur [Sumber: Islami.co]

Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Deni Muliya

SOLO, KOMPAS.TV - Bulan Ramadan adalah bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Di dalamnya terdapat beberapa momen sakral yang telah dilalui oleh Nabi Muhammad SAW.

Salah satu momentumnya di mana beliau mendapat wahyu pertama dengan didatangi Malaikat Jibril melalui mimpi yang terasa begitu nyata.

Baca Juga: WhatsApp Rilis Stiker Khusus Ramadan, Begini Cara Mendapatkannya

Momen tersebut datang saat usia beliau mendekati genap 40 tahun.

Pada usia itu, Rasulullah SAW telah terbiasa mengasingkan diri atau uzlah.

Hal itu dilakukan lantaran Nabi Muhammad SAW menyadari kaumnya banyak yang tidak sejalan dengan kebenaran yang dibawanya.

Tempat Rasulullah SAW mengasingkan diri itu adalah Gua Hira di Jabal Nur.

Selama uzlah atau mengasingkan diri, Rasulullah SAW hanya membawa bekal air dan roti gandum.

Di dalam gua, Rasulullah menghabiskan waktu dengan beribadah dan merenungi kekuasan Allah SWT.

Dilansir dari Islami.co, ketika uzlah memasuki bulan Ramadan, turunlah wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW.

Malaikat Jibril turun kepadanya dengan membawa wahyu pertama itu.

Menurut Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam Rahiqul Makhtum, peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin tangal 21 Ramadan di malam hari, bertepatan dengan 10 Agustus 610 Masehi.

Malaikat Jibril datang dan berkata: “Bacalah!”.

Aku [Rasulullah] menjawab, “Aku tidak bisa membaca!”

Beliau menuturkan, ‘Kemudian dia memegang dan merengkuhku hingga aku kehabisan bertenaga, lalu setelah itu melepaskanku sembari berkata, “bacalah!” Aku tetap menjawab, “Aku tidak bisa membaca!”

"Dia [Malaikat Jibril] memegangku dan merangkulku hingga aku merasa sesak," Kemudian melepaskanku, seraya berkata lagi, “Bacalah!”

Aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca”.

Dia memegangiku dan merangkulku hingga ketiga kalinya hingga aku merasa sesak, kemudian melepaskanku, lalu berkata: “Bacalah dengan [menyebut] nama Rabbmu yang menciptakan.

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah”.

Itulah ayat-ayat dari surat Al-‘Alaq: 1-3 yang dikenal sebagai wahyu perdana yang diterima Rasulullah SAW.

Ketika usia beliau genap 40 tahun, tanda-tanda kenabian semakin nampak dan bersinar.

Di antaranya, ada sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepada beliau.

Beliau SAW bersabda:

“Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus [menjadi Nabi]. Dan aku masih mengenalkan sampai sekarang” [HR. Muslim no. 2277].

Baca Juga: Keutamaan 10 Hari Pertama Ramadan, Allah SWT Berikan Rahmat-Nya

Artikel karya Rizki Nur Oktaviani ini merupakan kolaborasi dengan Islami.co. Untuk melihat tulisan asli, silakan klik tautan berikut ini.

Jakarta -

Surat yang diturunkan pertama kali saat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu adalah Al-Alaq ayat 1-5. Muhammad menerima wahyu tersebut dari Malaikat Jibril, perantara Allah SWT.

Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Abul Hayyi Nur, pemimpin Pesantren Syawarifiyyah, Rorotan, Jakarta Utara, kepada detikcom mengatakan, Al-Qur'an turun pertama kali pada 17 Ramadhan. Saat itu surat yang turun adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Rasulullah menerima wahyu pertama di Gua Hira. Waktunya pada 17 Ramadhan atau pada 6 Agustus 610 Masehi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam buku Pengantar Studi Al-Qur'an oleh Abdul Hamid, Lc, MA, hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan, Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Malaikat mendatanginya seraya berkata: Iqra [bacalah]. Maka Rasulullah menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Beliau menjelaskan: Lalu malaikat itu pun menarik dan menutupiku, hingga aku pun merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata Iqra. Aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca, Iqra bismirabbikal ladzii kholaq. Kholaqol insaana min 'alaq. Iqra wa robbukal akram. Alladzii 'allamal bil qolaam. Hingga 'allamal insaana maa lam ya'lam.

Maka dengan badan yang menggigil akhirnya Rasulullah kembali pulang ke rumahnya. Beliau meminta istrinya, Khadijah menyelimutinya.

Berikut surat Al Alaq ayat 1-5 :

اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ

1. Bacalah dengan [menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan,

خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ‏

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,

الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ

4. Yang mengajar [manusia] dengan pena.

عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ

5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Turunnya Surat Al-Alaq 1-5 ini sekaligus sebagai pengukuhan status Muhammad sebagai rasul. Muhammad menerima perintah menyampaikan serta mendakwahkan agama Islam.

Abdul Hamid juga menyebutkan Al-Qur'an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun selama bulan Ramadhan. Hal ini untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil.

Petunjuk ini sesuai dengan Surat Al Isra ayat 106:

وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا

"Dan Al-Qur'an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar engkau [Muhammad] membacakannya perlahan-lahan kepada manusia. Dan kami menurunkannya secara bertahap." [Al Isra ayat 106].

[nwy/erd]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề