kepribadian tertentu seperti yang dimiliki oleh tokoh-tokoh tertentu dari kehidupan nyata walau hal itu hanya menyangkut beberapa aspek.
Cerita dalam novel akan menjadi hidup apabila disisipi oleh kehidupan para tokoh lengkap dengan segala konflik yang dialami oleh para tokoh
tersebut. Pada umumnya para tokoh digambarkan dengan ciri-ciri yang berhubungan dengan kepribadian para tokoh dan sikap serta perilaku para
tokoh itu sendiri.
2.2.6.2 Jenis-jenis Tokoh
Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut:
1. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus
sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita disebut tokoh utama. Sebaliknya tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam
cerita dan itu mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek disebut tokoh tambahan Nurgiyantoro 2002:176.
Sehubungan dengan pendapat tersebut Aminuddin 2002:80 mengungkapkan bahwa tokoh utama atau tokoh inti adalah seorang tokoh
yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya
hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama.
2. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang
dikagumi yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero. Tokoh protagonis merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal.
Sedangkan tokoh antagonis merupakan tokoh penyebab terjadinya konflik. Tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung maupun
tidak langsung, bersifat fisik maupun batin Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro 2002: 178-179.
Sementara itu Aminuddin 2002:80 berpendapat bahwa tokoh dalam cerita seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari, selalu memiliki
watak-watak tertentu. Sehubungan dengan watak ini berhubungan dengan tokoh protagonis, yaitu tokoh yang memiliki watak yang baik sehingga
disenangi pembaca, dan tokoh antagonis, yaitu pelaku yang tidak disenangi pembaca karena memiliki watak yang tidak sesuai dengan apa yang diidamkan
oleh pembaca. 3.
Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita menurut Nurgiyantoro
2002:181-183 dapat dibedakan ke dalam tokoh sederhana simple atau flat charakter dan tokoh kompleks atau tokoh bulat complex atau round
character. Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memilki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Sedangkan tokoh bulat
atau kompleks, berbeda halnya dengan tokoh sederhana adalah tokoh yang
memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
Tokoh sederhana simple character adalah bila pelaku itu tidak banyak menunjukkan adanya kompleksitas masalah pemunculannya hanya
dihadapkan pada satu permasalahan tertentu yang tidak banyak menimbulkan adanya obsesi-obsesi batin yang yang kompleks. Sedangkan tokoh bulat
complex character adalah pelaku yang pemunculannya banyak dibebani permasalahan. Selain itu, ditandai dengan munculnya pelaku yang cukup
kompleks sehingga kehadirannya banyak memberikan gambaran perwatakan yang kompleks pula Aminuddin 2002:82.
4. Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
Berdasarkan berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah novel, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh statis dan tokoh
berkembang. Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro 2002:188 menyatakan bahwa tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak
mengalami perubahan dan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tokoh berkembang, dipihak lain
adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan peristiwa dan plot yang dikisahkan.
Sementara itu menurut Aminuddin 2002:82-83 tokoh berkembang atau pelaku dinamis adalah pelaku yang memiliki perubahan dan
perkembangan batin dalam keseluruhan penampilannya. Sedangkan tokoh
statis adalah pelaku yang tidak menunjukkan adanya perubahan atau perkembangan sejak pelaku itu muncul sampai cerita berakhir.
5. Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral
Berdasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap manusia dari kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh tipikal dan
tokoh netral. Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan
atau kebangsaanya. Tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup
dan bereksistensi dalam dunia fiksi Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro 1966:60.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan jenis-jenis tokoh dalam karya fiksi dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam
sebuah cerita, terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan, dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh
antagonis, berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh sederhana dan tokoh kompleks atau tokoh bulat, berdasarkan
berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah novel, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh statis dan tokoh berkembang, serta
berdasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap manusia dari kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh tipikal dan
tokoh netral.
2.2.6.3 Teknik Pelukisan Tokoh
Video