Apa yang dimaksud orang-orang yang berakal dalam surah Ali Imran ayat 191?

Mau berbagi ilmu yang didapat dari tadabut Quran surat Ali Imran ayat 190-193

Arti surat ali imran ayat 190"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal"

Ciri-ciri orang yang berakal: 1. senantiasa menjawab aku mendengar dan aku taat [samina wa atho'na], maksudnya adalah selalu menjalankan perintah-perintah Allah. 2. senantiasa berorientasi pada akhirat. Memprioritaskan apa yg dikerjakan itu untuk perbekalannya di akhirat. Maksudnya adalah Org2 yg mempersiapkan diri untuk bekalnya di akhirat kelak. [yaitu seperti dijelaskan di surat Ali Imran ayat 191] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.]

Menurut ibnu Qayim al jauzi "Org-oranh yg mengingat Allah [berdzikrullah] itu":

1.Yaitu org-orang yg mencintai Allah. Dan jika Allah sudah mencintai seorang hamba-Nya Allah akan menyeru kpd penduduk langit utk mencintai org tersebut. [Org-orang yg senantiasa mengingat Allah dalam hidupnya, Allah akan mencintainya]

2. Org-orang yg selalu menyerahkan diri kpd Allah. Memasrahkan diri dihadapan Allah. Ketika itu Allah akan memberikan energi kepada kita untuk melakukan sesuatu yg baik.

3. Org-orang yg senantiasa Allah ingat pula. Seperti salah satu hadits jika kau mendekati Allah dgn berjalan maka Allah akan mendekati mu dgn berlari.

4. Org2 yg mengingat Allah maka Allah akan tinggikan derajatnya. Seperti di surat Ali Imran ayat 192 "Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."
5. Org2 yg memiliki cahaya. Dimana cahaya itu dapat menerangi org2 disekitar kita. Seperti di surat Ali Imran ayat 193 "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar [seruan] yang menyeru kepada iman, [yaitu]: "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti."

Page 2

BincangSyariah.Com – Dalam kesempatan ini, kita akan membahas mengenai tafsir surah Ali Imran ayat 190-191. Allah Swt. berfirman:

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. [yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka

Ayat ini merupakan bantahan bagi kaum Yahudi yang mengklaim kefakiran Allah [Innallaha ta’ala faqirun wa nahnu aghniyaa]. Maka melalui ayat kauniyah ini, Allah menunjukkan betapa Maha Kaya-Nya Allah, sedangkan hamba-Nya justru sangat membutuhkan-Nya. Hanya Allah lah yang mampu menciptakan alam semesta dan segala isinya sekaligus mengatur segala urusan makhluk di dalamnya. Namun hal ini tidak dapat dipahami kecuali hanya orang-orang berakal sempurna dan logika yang sehat, yang disebut sebagai ulul albab.

Ulu dalam bahasa Arab berarti ashab yaitu pemilik. Sedangkan albab adalah bentuk jamak dari al-lubb yang berarti inti segala sesuatu. Dalam Al-Qur’an, kata ini disebutkan sebanyak 16 kali dan selalu merujuk pada arti orang yang berakal.

Syekh Muhammad Sayyid Thanthowi dalam Tafsir Al-Wasith menyebutkan bahwa ulul albab adalah mereka yang memiliki akal jernih dan logika yang benar. Imam Al-Zamakhsyari dalam Al-Kasyaf menyebutkan bahwa ulul albab adalah orang-orang yang membuka akal dan pikirannya untuk melihat, menyimpulkan, dan mengambil ibrah dalam setiap keajaiban ciptaan-ciptaan Allah.

Imam Abu Bakar Al-Jazairi menambahkan pengertian ulul albab sebagai orang-orang yang mengetahui sesuatu [ciptaan Allah] dan memahami bukti-bukti yang menyertainya.

Penciptaan langit dan bumi yang telah sempurna berikut segala macam atributnya berupa planet-planet, galaksi, laut yang membentang, perkebunan, pepohonan, serta adanya pergantian siang dan malam, merupakan bukti jelas keesaan, keagungan, dan kekuasaan Allah bagi para ulul albab.

Hati dan lisannya selalu berzikir mensucikan dan mengagungkan kekuasaan Allah di setiap waktu dan keadaan. Akalnya digunakan untuk berpikir mentadabburi keindahan ciptaan-Nya. Semua ini dilakukan agar memperoleh kekuatan iman dan ketundukan kepada Allah secara sempurna.

Pada akhirnya, mereka juga menyadari bahwa semua penciptaan tersebut tidak ada satupun yang sia-sia. Semuanya penuh dengan manfaat dan hikmah besar di baliknya, sehingga pasti ada balasan pahala dan siksaan di setiap ketentuan yang telah ditetapkan. Maka mereka juga meminta kepada Allah agar dijadikan sebagai ahli surga bukan ahli neraka.

Dengan demikian berdasarkan ayat ini, orang-orang yang menggunakan akal dan logikanya dengan baik dan benar untuk mengenal siapakah Allah, mengetahui keagungan-Nya, kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, kekuasaan-Nya melalui tanda-tanda dalam ciptaan maupun hukum syari’ah yang ditetapkan-Nya, dapat disebut sebagai ulul albab. Di beberapa hadis shahih riwayat Bukhari dan Muslim juga disebutkan bahwa ayat ini sering dibaca  oleh Nabi Muhammad saw sebagai bacaan dalam shalat tahajjud. Wallahu a’lam.

Jakarta -

Surah Ali Imran adalah surah urutan ke tiga dalam Al Quran dan merupakan golongan surah Madaniyah. Jumlah ayat dalam satu surahnya sebanyak 200 ayat. Termasuk di dalamnya ayat ke-190 dan 191 yang istimewa hingga membuat Rasulullah menangis saat turunnya ayat tersebut.

Dikisahkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, pada suatu malam ketika mereka tidur bersama, Rasul berkata: "Ya Aisyah, izinkan aku beribadah kepada Rabb-ku." yang kemudian dijawab oleh Aisyah:

"Aku sesungguhnya senang merapat denganmu, tetapi aku senang melihatmu beribadah kepada Rabbmu,"

Pada waktu sholat, Rasulullah SAW menangis sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Al Quran yang dibacanya. Setelah sholat, beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah.

Kemudian Bilal datang untuk adzan subuh dan melihat Rasulullah SAW menangis, ia bertanya:

"Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang?"

Rasulullah menjawab, "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat [QS. Ali Imran: 190-191] kepadaku."

Selanjutnya beliau berkata, "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya."

Adapun bunyi bacaan Al Quran surah Ali Imran ayat 190-191 yang pernah membuat Rasulullah sampai menangis saat membacanya:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

190. Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda [kebesaran Allah] bagi orang yang berakal," [QS. Ali Imran: 190]

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

191. Artinya: "[yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata], "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka," [QS. Ali Imran: 191]

Ayat ini juga disebut dengan ayat tentang ulil albab, karakter yang sudah seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Atau, menurut buku yang bertajuk Agar Layar Tetap Terkembang karya Didin Hafidhuddin dan Budi Handrianto, ulil albab adalah mereka yang senantiasa berzikir kepada Allah dan memikirkan alam ciptaan-Nya sebagaimana digambarkan dalam Al Quran.

Melansir dari tafsir Kemenag, dua ayat ini menjelaskan tentang tanda-tanda kebesaran Allah. Tanda-tanda ini hanya dipahami bagi orang yang berakal atau orang yang tidak diselubungi akal untuk menciptakan kehancurhan.

Orang-orang berakal yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang senantiasa memikirkan ciptaan Allah, merenungkan keindahan ciptaan-Nya, kemudian dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat-Nya, seraya berdzikir kepada Allah dengan hati, lisan, dan anggota tubuh seraya menjalankan aktivitas sehari-harinya.

Seorang muslim yang disebut dengan ulil albab pada ayat ini juga merujuk pada para ilmuwan dan filosof yang sangat ulung dan tekun serta tawadhu. Nantinya mereka akan mampu menyingkap rahasia alam tentang kompleksnya fenomena penciptaan Allah SWT. Wallahu'alam.

[erd/erd]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề