Apa yang kamu ketahui tentang zaman kuarter

Pengertian Zaman Pleistosen dan Holosen Beserta Ciri-Cirinya - Setelah sebelumnya kita membahas mengenai zaman neolitikum dan ciri-cirinya, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang masa pleistosen dan holosen yang merupakan bagian dari zaman kuarter pada masa neolitikum. Seperti yang kita ketahui, pembagian zaman neolitikum yaitu terdiri dari zaman tersier dan zaman kuarter.

Zaman tersier disebut juga zaman ketiga. Ciri kehidupan pada masa ini yaitu mulai bermunculan dan berkembangnya hewan-hewan mamalia yang menyusui, contohnya seperti kera dan monyet. Di zaman tersier hewan berukuran besar pada masa mesozoikum seperti dinosaurus telah punah akibat bencana meteor yang besar di bumi. 

Kemudian zaman kuarter merupakan zaman keempat, di periode ini mulai muncul dan berkembang manusia purba jenis homo sapiens atau sering disebut sebagai manusia cerdas. Pada masa kuarter ini dibagi lagi menjadi dua periode, meliputi zaman pleistosen dan zaman holosen. Lalu apa definisi pengertian zaman pleistosen dan holosen? Berikut ini penjelasannya secara lengkap dan jelas beserta ciri-cirinya.


Baca Juga: Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia

Apa itu zaman Pleistosen? Zaman Pleistosen disebut juga Dilluvium, periode ini berlangsung kurang lebih pada 600 ribu tahun yang lalu, ditandai dengan munculnya manusia purba. Masa ini seringkali disebut sebagai jaman es [glasial] yang ditandai dengan mulai meluasnya es yang bertumpuk di Kutub Utara karena terjadi perubahan iklim global hingga menutupi sebagian Asia Utara, Amerika Utara dan Eropa Utara. 

Apabila suhu turun maka lapisan es akan semakin luas yang menimbulkan air laut menjadi turun. Kemudian sebaliknya, jika suhu udara naik maka es akan mencair sehingga daerah yang tertutupi es berubah menjadi makin berkurang dan menyebabkan permukaan air laut naik, periode ini disebut zaman interglasial. 

Baca : Pengertian Zaman Glasial dan Interglasial

Pada zaman pleistosen, Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan [Indonesia bagian barat] masih menyatu dengan daratan Asia, sedangkan Pulau Papua dan pulau sekitarnya di Indonesia bagian timur masih menyatu dengan Australia. Selanjutnya mencairnya es di kutub menyebabkan pulau-pulau di Indonesia dipisahkan oleh lautan, baik yang sebelumnya menyatu dengan Asia atau pun Australia. 

Daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan daratan Asia disebut dengan nama Paparan Sunda, sementara daratan Indonesia yang menghubungkan Australia dinamakan Paparan Sahul. Kedua paparan tersebut dipisahkan oleh Garis Wallace. 

Di zaman pelistosen hewan-hewan yang berbulu tebal seperti mamouth [gajah berukuran besar dan berbulu tebal] dapat bertahan hidup, sedangkan yang berbulu tipis migrasi ke wilayah tropis yang lebih hangat. Proses perpindahan hewan dari wilayah Asia menuju ke Indonesia terbagi atas 2 jalur. Jalur pertama melalui Malaysia hingga ke Sumatera, selanjutnya ke Jawa. Kedua melalui Taiwan, Filipina ke Kalimantan, hingga ke Jawa. 

Selain hewan, perpindahan manusia juga terjadi, yaitu dari daratan Asia menuju ke Indonesia, seperti Pithecanthropus Erectus yang berhasil ditemukan di daerah Trinil. Peninggalan manusia purba tersebut sama seperti Sinyathropus Pekinensis.

Selain itu, hasil kebudayaan Pacitan juga banyak ditemukan di wilayah Cina, Burma [Myanmar] dan Malaysia. Kemudian Homo Wajakenensis yang menjadi nenek moyang bangsa Austroloid turut pula menyebar dari Asia ke selatan hingga sampai ke Australia dan keturunannya merupakan bangsa asli Australia yakni bangsa Aborigin. 

Artikel Terkait :

1. Pengertian Zaman Arkaekum dan Ciri-Cirinya

2. Pengertian Zaman Paleozoikum dan Ciri-Cirinya

3. Pengertian Zaman Mesozoikum dan Ciri-Cirinya

Apa itu zaman holosen? Secara umum, zaman holosen adalah bagian dari zaman kuarter di mana zaman yang pertama merupakan zaman pleistosen. Periode holosen berlangsung kurang lebih sekitar 20 ribu tahun yang lalu dan terus berkembang hingga saat ini. Pada masa ini ditandai dengan munculnya manusia cerdas atau sering disebut Homo Sapiens. Pada masa ini, kepulauan Indonesia telah terbentuk dan tidak lagi menyatuh dengan Australia maupun Asia. 

Zaman Holosen disebut juga dengan Alluvium. Ciri ciri masa holosen yaitu dimulai sejak munculnya manusia jenis Homo sapiens. Ciri zaman holosen yang lainnya yaitu bentuk geografis bumi beserta seluruh benua dan pulau-pulaunya tidak banyak berubah seperti saat ini. Beberapa ciri yang lain ialah es di kutub telah banyak yang mencair. Hal ini lantaran memang zaman holosen atau masa alluvium berlangsung sesudah terjadinya “melting down” atau zaman mencairnya es di bumi.

Periode masa holosen merupakan zaman paling akhir dari pembagian sejarah geologi bumi. Hal tersebut karena holosen sendiri adalah zaman bagi manusia modern, jadi apabila terjadi musibah super mega, dan sebagian besar manusia mati, maka mungkin zaman holosen akan terganti. 

Pembagian Zaman Holosen 

Zaman holosen terdiri atas lima masa yang semua dinamakan dengan peristiwa perubahan iklim yang berlangsung, yakni : 

  1. Preboreal Preboreal, terjadi pada 10 ribu tahun–9 ribu tahun. 
  2. Boreal, terjadi pada 9 ribu tahun–8 ribu tahun.
  3. Atlantic, terjadi pada 8 ribu tahun–5 ribu tahun.
  4. Subboreal, terjadi pada 5 ribu tahun–2,5 ribu tahun.
  5. Subatlantic, terjadi pada 2.5 ribu tahun–sekarang.

Pada zaman holosen tumbuhan telah seperti saat ini, yaitu di dominasi oleh tumbuhan jenis spermatophyta, baik itu angiospermae maupun gymnospermae. Tumbuhan lainnya seperti paku [pterydophyta] juga terdapat banyak namun tak lagi dominan. Kemudian hewan terdapat pada zaman holosen tidak sama dengan zaman pleistosen.

Hewan besar berbulu seperti mammot telah punah sewaktu memasuki masa holosen, meskipun demikian pada awal zaman holosen memang terlihat akan tetapi telah habis dibasmi oleh manusia modern. Pada zaman holosen banyak bermunculan ras hewan-hewan baru.

Baca Juga :

1. Pengertian Candrasa dan Fungsinya

2. Pengertian Nekara dan Moko beserta Fungsinya

3. Pengertian Fosil dan Artefak beserta Contohnya

Itulah penjelasan mengenai Pengertian Zaman Pleistosen dan Holosen Beserta Ciri-Cirinya. Semoga pembahasan ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua. Kurang lebih kami mohon maaf. Terimakasih

Share ke teman kamu:

Tags :

Related : Pengertian Zaman Pleistosen dan Holosen Beserta Ciri-Cirinya

Zaman neozoikum adalah zaman bumi baru [bumi sudah terbentuk seluruhnya], zaman ini berlangsung sekitar 65 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini terbagi menjadi zaman tersier dan zaman kuarter.

Zaman tersier ciri-cirinya adalah : - Berlangsung + 65 juta tahun, - Binatang menyusui berkembang pesat, - Bangsa reptile raksasa semakin lenyap, dan

- Kera sudah banyak.

Zaman kuarter [keempat] ciri-cirinya adalah : - Sudah mulai ada manusia, - Dimulai 600.000 tahun yang lalu,

- Zaman ini dibedakan menjadi dua, yaitu Zaman Dilluvium / Pleistosen dan Zaman Alluvium / Holosen.

Dengan demikian manusia purba pertama kali muncul pada masa neozoikum. Masa ini adalah masa setelah zaman cretaceous [kretaseus] atau Mesozoikum. Secara etimologi, kata neozoikum ini berasal dari bahasa Yunani, “kainos” dan “zoe”. “Kainos” memiliki arti kehidupan sementara “zoe” memiliki arti baru.

Pahamifren pernah nonton film Night at the Museum, gak? Di film tersebut, kan, ada sekelompok manusia purbanya. Nah, kamu tau, gak, kapan kira-kira manusia purba pertama kali muncul di muka bumi ini? Kalau gak tahu, kamu simak artikel ini baik-baik, ya. Supaya kamu tahu kapan pertama kali manusia purba muncul dan apa aja, sih, yang terjadi pada zaman tersebut.

Masa Neozoikum/Kenozoikum

Jadi, manusia purba pertama kali muncul pada masa neozoikum. Masa ini adalah masa setelah zaman cretaceous [kretaseus] atau Mesozoikum. Secara etimologi, kata neozoikum ini berasal dari bahasa Yunani, “kainos” dan “zoe”. “Kainos” memiliki arti kehidupan, sementara “zoe” memiliki arti baru. Jadi, neozoikum artinya adalah kehidupan baru. Masa ini berlangsung selama 65,5 juta tahun sampai sekarang.

Kenapa Masa Neozoikum disebut zaman kehidupan baru, ya? Selain karena selain pada zaman neozoikum bumi sudah stabil dan sudah terbentuk sepenuhnya, zaman ini menandai berakhirnya zaman mesozoikum. Pada akhir zaman mesozoikum terjadi kepunahan reptil atau dinosaurus berukuran besar. Pada saat itu ada suatu peristiwa dahsyat yang menjadi penyebab utama punahnya dinosaurus, yaitu jatuhnya sebuah asteroid yang menghantam bumi. Peristiwa ini membunuh begitu banyak dinosaurus. Sementara dinosaurus yang berhasil selamat membutuhkan waktu yang lama untuk bereproduksi. Akhirnya dinosaurus tidak bisa bertahan dan perlahan punah, deh.

Berbeda halnya dengan hewan-hewan berbadan kecil seperti mamalia dan burung. Kemampuan mereka untuk bereproduksi dengan cepat, membuat jumlah mereka perlahan jadi semakin banyak. Mamalia yang berhasil bertahan hodup akhirnya berkembang pesat pada masa selanjutnya, yaitu masa neozoikum atau kenozoikum. Makanya gak heran kalau zaman Neozoikum juga sering disebut sebagai era mamalia, Pahamifren. Masa neozoikum ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode tersier [tertiary] dan periode kuarter [quaternary/quacerneri]

Zaman Tersier [Tertiary]

Pada zaman tersier atau tertiary, sekitar 60 juta tahun yang lalu, benua-benua di bumi mulai aktif, memisah, dan bersatu hingga mulai muncul lautan dan pegunungan baru. Daratan India di masa ini mulai menyatu dengan benua Asia. Proses penyatuan India dengan benua Asia ini kemudian memunculkan pegunungan Himalaya.

Zaman tersier dapat kita bedakan menjadi beberapa masa, ada masa paleosen, eosen, oligosen, miosen, dan pliosen. Masa paleosen adalah masa saat mamalia berkembang belum begitu kompleks. Di masa ini jenis mamalia yang hidup berupa multituberculates [sejenis hewan pengerat] dan opossum [mamalia berkantung]. Barulah pada masa eosen, mamalia mulai mengalami perkembangan. Hewan yang muncul pada masa ini tampak lebih besar, seperti eohippus atau nenek moyang kuda, nenek moyang gajah, dan ikan paus. Bahkan pada masa ini juga hidup hewan bernama giganthropus alias mamalia berbadan besar yang ukuran badannya lebih besar kalau dibandingkan dengan gorila.

Kemudian pada masa Oligosen, mamalia yang ada lebih beragam, seperti beruang, babi, anjing, kucing, burung, dan paus bergigi. Pada masa ini juga muncul jenis hewan primata seperti kera. Terus pada masa miosen, mamalia yang muncul tidak terlalu banyak, hanya badak, kuda, dan unta. Sementara pada masa pliosen, masa terakhir, jenis mamalia dan serangga yang ada saat itu hampir sama dengan mamalia dan serangga seperti pada zaman sekarang. Bahkan di masa ini muncul kera yang mirip dengan manusia. Inilah cikal bakal manusia purba yang ditemukan di zaman kuarter [quaternary/quacerneri].

Zaman Pleistosen

Zaman kuarter [quaternary/quacerneri] sendiri terjadi sekitar 3 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Zaman ini dibagi menjadi dua zaman atau kala, ada kala pleistosen dari 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu, dan kala holosen dari 10 ribu tahun yang lalu sampai sekarang. Pada masa pleistosen bumi sering mengalami perubahan iklim. Perubahan iklim ini sangat ekstrim, Pahamifren. Pada saat itu, terjadi perubahan bentuk daratan karena adanya aktivitas endogen atau aktivitas dari dalam bumi dan eksogen alias perubahan dari luar. Salah satu perubahan iklim yang terjadi itu adalah glasial atau zaman es [ice age]. Makanya, pleistosen ini disebut juga sebagai zaman glasial atau zaman diluvium.

Pada zaman ini, bumi diselimuti oleh es karena meluasnya es yang bertumpuk di Kutub Utara. Es menutupi sebagian Asia Utara, Amerika Utara, dan Eropa Utara. Masa pleistosen sendiri terbagi menjadi tiga masa, yaitu pleistosen bawah, pleistosen tengah, dan pleistosen atas. Zaman ini ditandai dengan munculnya manusia purba.

Munculnya Manusia Purba – Pleistosen Bawah

Pada masa pleistosen bawah manusia purba diperkirakan muncul di muka bumi. Hal ini disimpulkan melalui penemuan fosil rahang atas yang ditemukan di Ethiopia, yang diduga sebagai rahang manusia purba pertama di bumi. Tulang rahang yang berusia 2,8 juta tahun ini ditemukan oleh seorang mahasiswa Ethiopia. Fosil ini kemudian diberi nama Lucy. Namun, Lucy ini masih menjadi perdebatan, apakah dia memang salah satu manusia purba pertama di bumi atau bukan.

Sementara itu, di Indonesia sendiri sangat banyak ahli paleontologi [ahli yang berhubungan dengan fosil] yang berusaha menemukan tulang-tulang dari manusia purba di Indonesia. Dua di antara ahli paleontologi itu ada Von Koenigswald [ahli paleontologi asal Jerman Belanda] dan Eugene Dubois [ahli paleontologi asal Belanda]. Nah, biasanya fosil-fosil dari manusia purba ini ditemukan di dekat sungai. Kalau di Indonesia, kebanyakan fosil-fosilnya ditemukan di dekat sungai Bengawan Solo.

Kenapa fosil-fosil manusia purba kebanyakan ditemukan di dekat sungai, ya? Itu karena manusia purba pada saat itu belum bisa memproduksi makanannya sendiri. Jadi mereka hidup dengan menggantungkan diri ke alam yang ada di sekitarnya. Karena sungai menyediakan sumber makanan untuk manusia purba, seperti ikan-ikan, banyak manusia purba yang hidup di dekat sungai.

Manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia adalah Meganthropus Paleojavanicus, yang hidup pada masa pleistosen bawah. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh von Koenigswald di daerah Sangiran, Jawa Tengah. Meganthropus Paleojavanicus terkenal sebagai raksasa dari Jawa karena tubuhnya yang besar dan tegap. Berdasarkan fosil rahang yang ditemukan, Meganthropus Paleojavanicus pemakan tumbuh-tumbuhan, tapi ia memiliki otot kunyah yang kuat.

[Ilustrasi atau foto Meganthropus Paleojavanicus]

Kalau dilihat dari ukuran kepalanya, Meganthropus Paleojavanicus memiliki volume otak yang masih sangat kecil. Makanya Meganthropus Paleojavanicus hanya bisa membuat alat-alat yang sederhana. Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan sebagai manusia purba paling tua di Indonesia. Makanya jangan heran kalau kalian jalan-jalan ke Sangiran, Jawa Tengah, di sana ada museum purbakala. Selain di Jawa Tengah, manusia jenis ini juga ditemukan di Afrika Timur. Kalau di Afrika Timur, ia disebut sebagai Homo Habilis.

Munculnya Manusia Purba – Pleistosen Tengah dan Atas

Selain Meganthropus Paleojavanicus, ada juga Pithecanthropus Erectus yang ditemukan di masa pleistosen tengah. Pithecanthropus Erectus ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Desa Trinil, Jawa Timur. Pithecanthropus Erectus dijuluki sebagai kera yang berjalan tegak. Ia memiliki tinggi yang hampir sama dengan Meganthropus Paleojavanicus, yaitu sekitar 165–180 cm.

Namun, badan Pithecanthropus Erectus ini tidak setegap Meganthropus Paleojavanicus. Alat pengunyahnya juga tidak sekuat Meganthropus Paleojavanicus. Sekalipun perkembangan otaknya masih kurang, tapi volume otak Pithecanthropus Erectus sudah lebih besar daripada Meganthropus Paleojavanicus, yaitu sekitar 750–1.300 cc. Inilah yang membuat wajah Pithecanthropus Erectus agak menonjol ke depan. Manusia jenis ini juga ditemukan di Cina dan Eropa. Kalau di Cina disebut Pithecanthropus Pekinensis, sementara kalau di Erospa disebut Manusia Piltdown dan Manusia Heidelbergensis.

[Ilustrasi atau foto Pithecanthropus Erectus]

Masa terakhir dari masa pleistosen adalah masa pleistosen atas. Pada masa ini, manusia purba yang ada telah berkembang jadi lebih sempurna lagi, yaitu jenis Homo. Homo ini memiliki ciri-ciri yang lebih sempurna dibandingkan dengan Pithecanthropus. Manusia jenis Homo ini sudah semakin pintar, Pahamifren. Hal ini bisa dilihat dari volume otaknya yang berkisar 1.000–2.000 cc. Otot-otot pengunyahnya juga sudah mulai menyusut. Gigi dan rahangnya jadi mengecil serta wajahnya juga tidak menonjol ke depan. Cara berjalannya juga sudah tegak dan koordinasi ototnya sudah cermat.

[Ilustrasi atau foto Homo Wajakensis atau Homo Soloensis]

Di Indonesia sendiri ada tiga jenis manusia Homo yang ditemukan. Pertama, ada Homo Wajakensis yang ditemukan oleh van Rietschoten di desa Wajak, Tulungagung. Kedua, ada Homo Soloensis yang ditemukan oleh Ter Haar, W.F.F Oppenoorth, dan von Koenigswald di Ngandong, Blora, dan Sragen. Terakhir, ada Homo Floresiensis yang ditemukan di Liang Bua, Flores.

Kala Holosen

Nah, itu tadi masa Pleistosen, masa yang terkenal dengan masa es atau masa glasial karena bumi diselimuti oleh es. Lama-kelamaan, es yang menutupi sebagian Asia Utara, Amerika Utara, dan Eropa Utara mulai mencair. Masa mencairnya es ini kita kenal sebagai masa holosen atau masa aluvium, yang terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu hingga sekarang.

Pada masa Holosen ini, wilayah es di Kutub Utara mengalami penipisan. Hal inilah yang membuat permukaan air laut naik dan menyebabkan dataran rendah mulai dari Paparan Sahul dan Paparan Sunda tergenang dan jadi laut dangkal. Makanya manusia purba pada masa ini mulai bermigrasi.

Nah, sekarang kamu tahu, kan, kapan manusia purba pertama kali muncul di bumi? Kalau kamu masih mau mempelajari materi pelajaran mengenai masa neozoikum ini lebih dalam, kamu bisa mempelajarinya di aplikasi Pahamify. Semua fitur yang ada di aplikasi Pahamify sudah dikonsep sedemikian rupa untuk membantu kamu lebih mudah mempelajari materi-materi pelajaran yang kamu anggap sulit. Udah, gak usah buang-buang waktu lagi. Buruan unduh aplikasi dan dapatkan promo paket Pahamify sekarang!

Penulis: Salman Hakim Darwadi

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề