8 ibu tandai artikel ini bermanfaat
Setelah frekuensi buang air besar atau BAB yang cukup sering pascalahir, kini di usia 2 bulan, si Kecil mulai jarang BAB. Ibu sampai khawatir dan mengira si Kecil mengalami sembelit. Sebenarnya, apa penyebab bayi 2 bulan susah BAB, dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan di bawah ini, ya, Bu!
Frekuensi BAB Bayi Sesuai Tahapan Usia
Frekuensi BAB pada bayi bisa berbeda-beda sesuai kondisi tubuh dan tahapan usia. Bayi baru lahir sampai usia beberapa minggu—terutama bayi yang minum ASI, bisa memiliki frekuensi BAB sampai 10 kali sehari karena reflek gastrokolika [reflek tubuh untuk meningkatkan pergerakan usus besar setelah makan dan minum] masih kuat1.
Mendekati usia 2 bulan, frekuensi BAB bayi mulai berkurang. Jika sebelumnya BAB setiap hari, bayi Ibu yang berumur 2 bulan bisa saja tidak BAB selama 5 hingga 7 hari1. Tapi tenang saja, Bu, ini bukan berarti si Kecil mengalami sembelit, kok. Kondisi ini dapat terjadi karena perkembangan fungsi saluran cerna bayi, yang membuat reflek pergerakan usus besarnya melemah. Jadi, si Kecil tak lagi BAB dengan mudah Ketika lambungnya diisi1.
Tapi, meski frekuensi BAB bayi berkurang, Ibu tak perlu khawatir selama si Kecil tidak rewel, masih menyusu seperti biasa, dan kenaikan berat badannya masih normal. Frekuensi BAB yang jarang juga masih belum bisa digolongkan sebagai sembelit selama bentuk feses masih lunak menyerupai pasta1.
Nah, kini ketahui juga hal-hal apa yang harus Ibu lakukan di rumah untuk memudahkan si Kecil BAB dengan lancar.
Tips Agar BAB Si Kecil Lancar
Meski frekuensi BAB yang jarang ini kebanyakan merupakan hal yang normal bagi bayi 2 bulan, tak sedikit Ibu yang pasti merasa khawatir dengan kondisi ini. Ibu khawatir si Kecil mengalami kembung dan tak nyaman dengan kondisi pencernaannya. Lalu, adakah hal yang bisa Ibu lakukan agar BAB si Kecil tetap lancar?
Yuk, coba beberapa cara di bawah ini di rumah, yang dapat membantu melancarkan pencernaan si Kecil.
1. Beri pijatan lembut pada area perut
Dinding perut bayi yang baru berusia beberapa bulan masih tipis dan lembut, sehingga Ibu bisa meraba area perut bayi bagian kiri bawah untuk mencari posisi tumpukan feses pada bayi yang sulit BAB2. Sentuhan lembut secara memutar ke arah bawah pada area tersebut bisa membantu merangsang pergerakan usus besar untuk mengeluarkan feses.
Menurut penelitian, pijat bayi efektif membantu meningkatkan frekuensi BAB sekaligus mengurangi keluhan tidak nyaman dan meredakan rewel pada bayi yang mengalami sembelit3.
Jangan lupa, lakukan pemijatan di ruangan yang nyaman. Hindari gerakan menekan-nekan perut bayi, karena selain bisa mengakibatkan si Kecil merasa tidak nyaman, juga dapat berisiko membahayakan organ dalamnya.
2. Mengajak si Kecil melakukan tummy time
Kegiatan tummy time atau memposisikan tubuh bayi secara menelungkup sudah bisa dilakukan sejak bayi berusia beberapa bulan. Biasanya sesi tummy time ditujukan untuk melatih keseimbangan serta melatih kekuatan otot-otot tubuh bayi, khususnya otot leher, dada, lengan, dan bahu4.
Bayi yang lebih sering melakukan tummy time pada umumnya memiliki keterampilan motorik lebih baik dan akan lebih cepat belajar berguling, merangkak, dan duduk. Tapi tak hanya itu, Bu, karena kegiatan tummy time juga bisa membantu meredakan keluhan gangguan pencernaan seperti sakit perut, perut kembung, kolik, termasuk juga kesulitan BAB. Dalam posisi menelungkup, perut bayi akan tertekan matras sehingga membantu memicu pergerakan usus besar untuk mengeluarkan feses4.
Ibu bisa mengajak bayi melakukan sesi tummy time di saat si Kecil sudah puas tidur dan tidak dalam kondisi lapar. Berikan mainan seperti boneka yang bisa mengeluarkan suara musik, kartu bergambar, ataupun buku dari kain agar sesi tummy time terasa lebih menyenangkan. Jika si Kecil sudah mulai bosan, ajak ia beristirahat atau melakukan kegiatan lain yang menenangkan4.
Ingin tahu rekomendasi aktivitas bermanfaat lainnya? Cek di Tips Tumbuh Kembang lainnya, ya, Bu!
3. Memberikan stimulasi fisik
Stimulasi fisik berikut bisa dilakukan pada bayi yang mengalami kesulitan BAB namun bentuk fesesnya masih terbilang lunak. Caranya adalah dengan menggunakan termometer air raksa [termometer dubur] yang dilicinkan ujungnya dengan sabun. Masukkan ujung termometer yang tumpul ke dalam anus bayi sedalam kira-kira 2 cm. Cara ini bisa membantu merangsang usus besar mengeluarkan feses.1
Tapi ingat, sebelum melakukan stimulasi fisik yang disebutkan di atas, konsultasikan dulu dengan dokter agar Ibu bisa melakukannya secara aman.
Nah, Bu, itulah penjelasan mengapa bayi 2 bulan susah BAB dan cara-cara yang bisa Ibu lakukan di rumah agar pencernaannya lancar. Jangan lupa pantau juga poop si Kecil di Bebejourney untuk mengetahui kondisi kesehatan pencernaan si Kecil, ya, Bu!
Reference:
- IDAI [2015]. Tinja Bayi: Normal atau Tidak? [Bagian 1]. Diambil dari: //www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1. [Diakses 22 April 2022]
- Benninga MA, et al [2019]. The Magnesium-Rich Formula for Functional Constipation in Infants: a Randomized Comparator-Controlled Study. Diambil dari: //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6506425/. [Diakses 22 April 2022]
- Liu Z, et al [2021]. Clinical Efficacy of Infantile Massage in the Treatment of Infant Functional Constipation: A Meta-Analysis. Diambil dari: //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8232057/.
[Diakses 22 April 2022]
- Hewitt L, et al [2020]. Tummy Time and Infant Health Outcomes: A Systematic Review. Diambil dari: //pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32371428/#:~:text=Tummy%20time%20was%20positively%20associated,supine%2C%20crawling%2C%20and%20rolling. [Diakses 22 April 2022]