Apabila embrio berhasil tertanam pada dinding rahim maka akan terjadi

Proses kehamilan melewati berbagai tahapan. Dimulai dari pembuahan sel telur oleh sperma hingga menjadi janin yang terus berkembang di dalam rahim.

21 Nov 2019|Dina Rahmawati

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Mengetahui periode ovulasi merupakan langkah awal dalam proses kehamilan

Banyak orang hanya mengetahui bahwa proses kehamilan terjadi jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hal inilah yang umumnya diajarkan di sekolah saat mempelajari pelajaran reproduksi.Padahal proses terjadinya kehamilan sebenarnya tidak sesederhana itu, dan bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk memahaminya, berikut alur proses kehamilan yang bisa Anda pelajari.

Mengapa proses menstruasi tidak akan terjadi jika seorang wanita hamil?

Untuk memahami proses kehamilan, Anda perlu terlebih dahulu memahami bagaimana proses fertilisasi itu terjadi hingga hamil atau justru menstruasi jika pembuahan tersebut tidak berhasil. Mengapa proses menstruasi tidak akan terjadi jika seorang wanita hamil? Proses menstruasi adalah luruhnya dinding rahim yang dipersiapkan untuk kehamilan. Dalam siklus menstruasi, ada fase yang disebut dengan fase luteal. Ini merupakan fase di mana setelah ovulasi, folikel yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur kemudian akan memicu peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim, yang dikenal juga dengan pramenstruasi.Apabila terjadi pembuahan, dalam waktu 24 jam setelah sperma membuahi ovum, sel telur yang telah dibuahi, disebut zigot, akan berkembang menjadi embrio. Embrio ini kemudian akan menempel di dinding rahim dalam waktu 5-10 hari setelah pembuahan.Namun, jika pembuahan tersebut tidak terjadi atau tidak berhasil saat masa subur, lapisan dinding rahim yang mengandung pembuluh darah, sel-sel dinding rahim dan lendir akan luruh dan keluar melalui vagina atau disebut menstruasi.Inilah mengapa, saat hamil, seorang wanita tidak akan mengalami menstruasi, karena saat proses implantasi terjadi [menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim], ovarium menghentikan produksi ovum dan mengaktifkan hormon progesteron untuk memelihara dinding rahim untuk menjadi tempat berkembangnya embrio. 

Bagaimana alur proses kehamilan terjadi?

Kehamilan menjadi hal paling dinanti oleh setiap pasangan yang menginginkan keturunan. Dengan mengetahui proses kehamilan, Anda dapat memahami bagaimana suatu kehamilan bisa terjadi. Ada beberapa fase yang terjadi dalam proses terjadinya kehamilan, di antaranya:Ovulasi adalah proses terlepasnya sel telur dari indung telur atau ovarium. Masa ovulasi terjadi setiap bulan di mana ovarium melepaskan sel telur yang matang untuk dibuahi. Awalnya, di dalam ovarium terdapat sekelompok sel telur yang tumbuh dalam kantong kecil berisi cairan [folikel]. Kemudian, salah satu sel telur yang matang akan keluar dari folikel. Proses ini terjadi sekitar 2 minggu setelah periode menstruasi yang terakhir.Setelah ditinggalkan sel telur, folikel akan berkembang menjadi korpus luteum [suatu massa jaringan di dalam ovarium]. Lalu, korpus luteum akan melepaskan hormon yang membantu menebalkan lapisan rahim untuk menyambut sel telur yang dibuahi.Setelah sel telur lepas dari ovarium, sel tersebut akan pindah ke tuba falopi [saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim]. Sel telur akan tetap berada di sana selama 24 jam menunggu sel sperma membuahinya.Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel telur, maka sel telur akan berubah bentuk dan membentuk lapisan agar sperma lain tidak bisa menembus masuk. Inilah yang disebut proses pembuahan, yang akan berlanjut menjadi proses kehamilan.Sementara itu, ketika ejakulasi, seorang pria mungkin mengeluarkan 40-150 juta sperma yang mulai berenang menuju saluran tuba untuk membuahi sel telur. Sperma pun kira-kira dapat hidup selama 2-3 hari.Dari sekian juta sperma, hanya beberapa ratus yang berhasil mendekati sel telur karena banyaknya penghalang alami dalam tubuh wanita. Bahkan yang berhasil membuahi sel telur hanya ada satu sperma.Sperma yang berenang dengan cepat mampu mencapai sel telur hanya dalam waktu setengah jam, sementara yang lain mungkin memerlukan waktu berhari-hari.Namun, jika tak ada sperma yang membuahi, maka sel telur akan berjalan menuju uterus, menebal, kemudian luruh melalui vagina, atau dikenal sebagai menstruasi. Tak hanya itu, kadar hormon pun akan kembali normal.

Baca Juga

Tiup Rahim Membuat Peluang Hamil Makin Tinggi, Benarkah?Fertilisasi Adalah Proses Menghasilkan Keturunan yang Perlu Dipahami Pasangan, Seperti Apa?Keputihan Warna Putih Susu Pertanda Apa? Tenang, Belum Tentu Penyakit!Diperlukan waktu sekitar 24 jam bagi sel sperma untuk membuahi sel telur. Ketika sperma berhasil bertemu dengan sel telur dan menembus lapisannya, maka permukaan sel telur pun akan berubah sehingga tak ada sperma lain yang bisa masuk.Ketika pembuahan atau proses fertilisasi terjadi, susunan genetik calon janin juga sudah lengkap karena terjadi penggabungan materi genetik antara sel sperma dan sel telur.Pada proses kehamilan ini, jenis kelamin calon bayi juga ditentukan. Jika sperma membawa kromosom Y, maka bayi akan berjenis kelamin laki-laki. Sementara, jika membawa kromosom X, maka akan berjenis kelamin perempuan.Selanjutnya, sel telur yang dibuahi akan tumbuh dengan cepat dan membelah menjadi banyak sel. Lalu, membentuk buntalan [blastokista] yang meninggalkan tuba falopi dan mulai memasuki rahim sekitar 3-4 hari setelah pembuahan.Pada saat kehamilan, proses implantasi terjadi pada dinding rahim. Implantasi pada proses kehamilan adalah peristiwa menempelnya blastokista pada lapisan rahim [endometrium]. Kemudian, implantasi ini akan berkembang menjadi embrio dan plasenta. Dalam 3 minggu, sel saraf pertama janin akan terbentuk.Lapisan rahim pun menjadi lebih tebal, dan serviks tertutup oleh sumbatan lendir yang akan tetap seperti itu hingga bayi siap dilahirkan. Selama 1 atau 2 hari sekitar waktu implantasi, sebagian wanita mungkin mengeluarkan flek atau bercak darah.Sementara, jika sel telur yang telah dibuahi malah menempel pada tuba falopi, kondisi ini disebut dengan kehamilan ektopik yang dapat membahayakan ibu.Implantasi menjadi langkah pertama dalam proses pembentukan janin dalam tubuh yang ditandai dengan tubuh mulai memproduksi hormon hCG [human chorionic gonadotropin]. Untuk mengetahui dan memastikan awal kehamilan, tes kehamilan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kadar hCG.Anda dapat memastikan kehamilan dengan melakukan test pack, setidaknya setelah terlambat haid 1 minggu. Jika hasilnya masih samar, Anda dapat mengulangnya kembali dalam 1-2 minggu.Dalam minggu 5-6 kehamilan, jantung janin mulai berdetak. Otak, sumsum tulang belakang, dan organ lain pun mulai terbentuk.Sementara, pada minggu ke-8 janin terus berkembang, bahkan panjangnya kurang lebih mencapai 1 cm lebih. Janin pun terus tumbuh hingga umumnya dilahirkan pada minggu ke-40.Jika Anda dinyatakan telah hamil, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan Anda dan janin. Namun, apabila Anda belum mendapat kehamilan, jangan putus asa karena masih ada kesempatan lainnya.Anda dapat berkonsultasi pada dokter untuk merencanakan kehamilan dengan lebih detail. Anda juga bisa membaca berbagai referensi di internet untuk membantu meraih kehamilan yang diidam-idamkan.Jika Anda ingin berkonsultasi langsung pada dokter terkait proses kehamilan, Anda dapat chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

perkembangan janinmerencanakan kehamilanmasa subur

Makanan yang dilarang untuk program hamil wajib dihindari oleh wanita yang ingin cepat punya momongan. Salah satu contoh makanan yang harus dihindari saat promil adalah junk food.

Ada banyak jenis buah untuk promil [program hamil] yang bukan hanya lezat, tapi juga bernutrisi untuk kesuburan. Buah penyubur kandungan tersebut seperti apel, mangga, kurma, kiwi, hingga jeruk.

06 Mar 2020|Azelia Trifiana

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari ovarium ke rahim agar bisa dibuahi oleh sperma. Jika tidak ada pembuahan ketika ovulasi, maka akan terjadi menstruasi.

27 Jul 2022|Nina Hertiwi Putri

Dijawab Oleh dr. R. H. Rafsanjani

Dijawab Oleh dr. R. H. Rafsanjani

Dijawab Oleh dr. Nadieda Ayu

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề