Berdasarkan lansiran oleh livestrong.com beberapa waktu lalu, penyakit asma cenderung muncul dalam keluarga yang memiliki riwayat lama dengan penyakit ini. Hal tersebut dikarenakan oleh kesamaan faktor genetik dalam keluarga tersebut.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Asthma and Allergy Foundation of America [AAFA], seorang anak beresiko tinggi terkena asma ketika kedua orang tuanya mengidap penyakit tersebut. Namun resiko tersebut akan menjadi lebih tinggi jika yang mengidap asma adalah sang ibu.
Kasus yang sama juga berlaku kepada Anda yang memiliki saudara kembar. Orang yang terlahir sebagai kembar identik memiliki struktur genetik yang mirip dengan saudara kembarnya. Otomatis jika salah seorang dari saudara kembar ini mengidap asma, maka kemungkinan besar saudaranya juga akan memiliki penyakit yang sama.
Berbeda dengan kembar non-identik yang memiliki kemungkinan lebih kecil karena hanya beberapa faktor saja yang mirip dengan saudara kembarnya, sehingga kemungkinan terjangkit penyakit yang sama lebih sedikit daripada kembar identik.
Informasi penting nih Ladies. Sebenarnya tidak ada yang namanya “gen asma” yang jadi warisan penyakit secara turun temurun dalam keluarga. Yang benar adalah beberapa gen warisan tersebut lebih rentan terhadap rangsangan lingkungan dan lebih mudah terkena alergi yang kemudian menjadi asma.
Nah, Anda yang mengidap penyakit ini harus segera melakukan tindakan penyembuhan ya. Anda tidak ingin anak Anda mengidap penyakit yang sama bukan?
Oleh Sony Anshar
[vem/sfg]
10 Desember 2013
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi [peradangan] saluran napas yang disebabkan hipereaktifitas bronkus, sehingga menimbulkan gejala berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk terutama malam atau dini hari. Bersifat reversibel dan dapat berulang.
GEJALA DAN TANDA
– Batuk, berdahak
– Sesak napas
– Napas berbunyi [mengi]
– Ada riwayat keluarga yang asthma/alergi
Gejala tersebut mempunyai ciri khas :
– Ada faktor pencetus
– Berulang atau hilang timbul
– Memburuk pada malam hari
– Dapat reda spontan atau dengan pengobatan
FAKTOR RISIKO ASMA
Faktor Genetik
Hipereaktivitas Atopi/alergi bronkus
Faktor yang memodifikasi penyakit genetik
Jenis kelamin Ras/etnik
Faktor Lingkungan
– Polusi udara [di dalam dan luar ruang]
– Asap rokok
– Perubahan cuaca
– Alergen di dalam ruangan
– Alergen diluar ruangan
– Makanan – Obat-obatan
– Bahan yang mengiritasi Faktor pencetus adalah faktor yang dapat memicu
– Bulu binatang
– Asap rokok
– Asap rumah tangga
– Debu
– Bau-bauan yang menusuk
– Obat semprot pembunuh serangga
– Tepung sari dari bunga/tumbuhan
– Perubahan cuaca
– Kecapaian, kelelahan
– Psikologis/stres
– Influenza
– Makanan/minuman tertentu : ikan laut, udang, kedelai, telur, susu, minuman bersoda
- Obat-obatan tertentu : aspirin, antibiotik, steroid
FKM NEWS – Asma adalah penyakit gangguan pernapasan yang dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa, tetapi penyakit ini lebih banyak terjadi pada anak-anak. Asma didefinisikan sebagai suatu kondisi gangguan pada sistem pernapasan yang menyebabkan penderita mengalami mengi [wheezing], batuk, dan sesak napas.
Secara medis, penyakit asma sulit disembuhkan, hanya saja penyakit ini dapat dikontrol sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengendalian asma dilakukan dengan cara menghindari faktor pencetus asma, yaitu segala hal yang menyebabkan timbulnya gejala asma. Asma dapat muncul karena reaksi terhadap faktor pencetus yang mengakibatkan penyempitan dan pembengkakan pada saluran pernapasan atau reaksi hipersensitivitas.
Faktor pencetus asma banyak dijumpai di lingkungan baik di dalam maupun di luar rumah, tetapi anak dengan riwayat asma secara genetik atau keturunan memiliki risiko lebih besar terkena asma. Setiap penderita asma akan memiliki faktor pencetus yang berbeda-beda dengan penderita asma yang lainnya, sehingga orang tua perlu mengetahui faktor yang menjadi pencetus asma pada anak mereka.
Penyebab dan faktor pencetus asma dibagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Pada faktor genetik, pemicu timbulnya penyakit dikarenakan anggota keluarga memiliki riwayat penderita penyakit asma, riwayat penyakit alergi, atau bisa juga karena terlahir secara prematur. Sedangkan pada faktor lingkungan, pemicunya berasal dari luar tubuh, seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, udara dingin, flu dan infeksi, debu, kelembaban dalam rumah, serta alergen.
Berdasarkan hasil analisis data Riskesdas tahun 2013, risiko penderita asma lebih tinggi terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan dan dialami pada kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Selain melalui keluarga yang memiliki riwayat asma, risiko anak menderita asma akan lebih tinggi apabila orang tua merupakan mantan perokok. Begitu juga dengan bahan bakar memasak yang tidak aman akan menyebabkan risiko anak menderita asma menjadi semakin tinggi.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal-hal yang berpotensi menjadi pencetus asma pada anak, salah satunya dengan berkonsultasi dengan dokter mengenai gejala dan tindakan yang tepat untuk dilakukan terkait pengobatan asma pada anak. Meskipun penyakit asma tidak dapat disembuhkan secara total, namun penyakit ini dapat dikendalikan keparahannya.
Penulis : Naila Putri Kamila
Editor : Siti Zulaikha