Apakah darah rendah bisa menyebabkan sesak nafas?

Sesak napas belum tentu menandakan bahwa kita menderita asma. Ada banyak penyakit lainnya yang memiliki gejala sesak napas. Penyakit apa sajakah itu?

A: Duh, saya kok sesak napas ya. Padahal saya gak sakit asma.

B: Sesak napas bukan berarti kita menderita asma lho. Bisa saja penyakit lainnya.

A: ooh gitu. Wah harus ke dokter nih.

Sesak nafas atau biasa disebut dengan dyspnea adalah kondisi dimana tubuh mengalami sensasi seperti tidak mampu mendapatkan cukup udara. Aktifitas fisik yang sangat berat, suhu yang ekstrim, obesitas, dan berada pada ketinggian yang cukup tinggi dapat menyebabkan sesak nafas pada orang yang sehat. Namun sesak nafas juga merupakan tanda dari terjadinya masalah medis.
Sesak nafas terjadi karena tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak dari sebelumnya. Hal itu menyebabkan Anda bernafas lebih cepat untuk mencoba meningkatkan aliran udara yang kaya oksigen ke paru-paru. Dari paru-paru, oksigen masuk ke aliran darah dan oleh jantung dipompa ke seluruh tubuh.

Penyebab Sesak Nafas
Sebagian besar kasus sesak nafas terjadi karena kondisi jantung ataupun paru-paru. Jantung dan paru-paru memiliki peran untuk mengangkut oksigen ke jaringan dan menghilangkan karbondioksida. Jika salah satu dari proses ini mempengaruhi pernafasan maka dapat menyebabkan sesak nafas.
Sesak nafas biasanya datang secara tiba-tiba memiliki sejumlah penyebab, seperti :
   - Asma
   - Keracunan karbonmonoksida
   - Gagal jantung
   - Tekanan darah rendah
   - Pneumonia
   - Penyakit Paru Obstruktif Kronis [PPOK]
   - Obesitas

Kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan sesak nafas adalah sebagai berikut :
Masalah pada paru-paru
   - Kanker paru-paru
   - Pembengkakan paru-paru
   - Tuberkulosis [TBC]

Masalah pada jantung
   - Masalah pada aritmia jantung/ denyut jantung tidak beraturan.
   - Gagal jantung
   - Perikarditis/ Pembengkakan membran yang mengelilingi jantung

Masalah yang lain
   - Anemia
   - Patah tulang iga
   - Tersedak

Kapan harus ke Dokter?
Berkonsultasilah dengan dokter jika sesak nafas disertai dengan beberapa kondisi berikut :

  • Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
  • Kesusahan bernafas ketika tidur terlentang
  • Demam tinggi, menggigil, dan batuk
  • Ketika bernafas terdengar bunyi “ngik”
  • Sesak nafas semakin memburuk

Apa yang harus dilakukan ketika sesak nafas?

  • Mencoba untuk tidak panik
  • Menelpon nomor darurat jika sesak nafas semakin parah
  • Menelpon dan berkonsultasi dengan dokter pribadi
  • Menggunakan obat dalam bentuk inhaler jika memiliki asma
  • Menggunakan oksigen

Pencegahan terjadinya sesak nafas yang berulang
Untuk menjaga agar sesak nafas tidak bertambah parah maka dapat dilakukan hal- hal berikut ini :

  • Berhenti merokok
  • Tidak terpapar polutan
  • Menurunkan berat badan hingga ke angka ideal jika Anda mengalami obesitas
  • Menjaga pola hidup sehat
  • Tidak berada di tempat dengan ketinggian diatas 1524 meter
  • Secara rutin melakukan pemeriksaan

Sumber :

Hipertensi paru adalah jenis tekanan darah tinggi yang memengaruhi arteri di paru-paru dan sisi kanan jantung. Salah satu jenisnya, yaitu hipertensi arteri pulmonal yang menyebabkan pembuluh darah di paru-paru menyempit, tersumbat, atau bahkan hancur. 

Artikel lainnya: Hati-hati, Obat Pelangsing Bisa Sebabkan Hipertensi Paru

Perlu diketahui, jantung memiliki dua ruang atas [atrium] dan dua ruang bawah [ventrikel]. Setiap kali darah melewati jantung, bilik kanan bawah [ventrikel kanan] memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

Di paru-paru, darah melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen. Darah biasanya mengalir dengan mudah melalui pembuluh darah di paru-paru ke sisi kiri jantung. Namun, perubahan sel yang melapisi arteri pulmonalis menyebabkan dinding arteri menjadi kaku, bengkak, dan menebal. 

Perubahan ini menghalangi aliran darah melalui paru-paru sehingga menyebabkan tekanan darah di arteri paru meningkat. Akibatnya, sejumlah gejala hipertensi paru muncul, termasuk sesak napas.

Jantung pun harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui paru-paru. Upaya ekstra ini menyebabkan otot jantung melemah dan gagal.

Tekanan darah rendah dalam istilah medis disebut juga dengan hipotensi. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah menunjukkan angka kurang dari 90/60 mmHg. Kondisi ini terkadang tidak menunjukkan gejala, sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa ia memiliki tekanan darah rendah. Namun, pada sebagian kasus lainnya, orang yang menderita hipotensi mungkin akan mengalami gejala saat serangan darah rendah muncul, seperti kelelahan, pusing, mual, dan bahkan pingsan. Bahaya darah rendah umumnya dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup, pola makan, dan pengobatan yang tepat. Hal ini penting dilakukan sebab tekanan darah rendah yang dibiarkan tanpa penanganan dapat memicu beragam gejala yang mengarah ke komplikasi berbahaya. Hipotensi dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan. Selain itu, kehamilan, infeksi, dehidrasi, penyakit jantung, pendarahan, dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan hipotensi.

Beberapa Jenis Serangan Darah Rendah

Berikut adalah beberapa jenis tekanan darah rendah berdasarkan penyebabnya :

1.      Hipotensi Ortostatik

Hipotensi ortostatik merupakan serangan darah rendah yang terjadi saat seseorang tiba-tiba berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring. Saat tubuh menyesuaikan perubahan posisi tersebut, seseorang mungkin akan merasa pusing atau berkunang-kunang selama beberapa detik. Kondisi ini sangat umum terjadi pada para lansia, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa muda dan anak-anak.

2.      Hipotensi Postprandial

Hipotensi postprandial adalah kondisi tekanan darah rendah yang terjadi dalam waktu sekitar 1-2 jam setelah makan. Gejalanya bisa mirip dengan hipotensi ortostatik. Hipotensi postprandial diduga terjadi karena aliran darah lebih banyak mengalir ke saluran cerna untuk mendukung proses pencernaan setelah makan. Kondisi ini jarang terjadi pada orang dewasa muda, tetapi cukup sering dialami oleh lansia.

3.      Hipotensi Vasovagal

Hipotensi vasovagal adalah serangan darah rendah yang terjadi ketika sistem saraf merangsang pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah. Orang dewasa muda dan anak-anak umumnya lebih sering mengalami hipotensi jenis ini. Gejalanya bisa berupa keringat dingin, pusing, pandangan kabur, hingga pingsan. Hipotensi vasovagal bisa terjadi setelah seseorang berdiri terlalu lama, misalnya setelah berdiri lama saat upacara atau kelelahan saat bekerja.

4.      Hipotensi Akut

Ini merupakan serangan tekanan darah rendah yang terjadi secara mendadak, misalnya karena syok. Kondisi ini merupakan bentuk penurunan tekanan darah yang paling parah. Ketika seseorang mengalami syok, tekanan darah turun ke tingkat yang sangat rendah secara tiba-tiba, sehingga otak dan organ tubuh lain tidak bisa mendapatkan cukup darah untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Penyebab syok bisa bermacam-macam, mulai dari dehidrasi berat, perdarahan hebat, hingga sepsis.

Komplikasi Darah Rendah yang Berbahaya

Jika tidak ditangani dengan benar darah rendah dapat mengakibatkan terjadi komplikasi :

1.       Penyakit Jantung

Hipotensi ortostatik ringan umumnya hanya berlangsung selama beberapa menit. Jika terlalu sering terjadi, kondisi ini dapat memicu masalah pada jantung, seperti gagal jantung, gangguan irama jantung, dan bahkan serangan jantung. Tekanan darah yang rendah dapat menurunkan kemampuan jantung untuk memompa darah. Apabila tidak segera dilakukan pengobatan, kondisi ini bisa memicu penurunan fungsi organ jantung dan berakhir menjadi penyakit jantung.

2.       Stroke

Selain memicu penyakit jantung, tekanan darah rendah berisiko tinggi menyebabkan stroke. Kondisi ini terjadi ketika kurangnya suplai aliran darah ke otak, sehingga sel otak dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan fungsi otak terganggu. Stroke umumnya dapat menimbulkan gejala atau tanda, seperti satu sisi anggota tubuh melemah, ucapan tidak jelas, satu sisi wajah tidak dapat digerakkan, hilangnya penglihatan secara tiba-tiba, penurunan kesadaran, dan sakit kepala yang hebat.

3.       Gagal Ginjal

Kondisi tekanan darah rendah dapat menyebabkan penurunan aliran darah yang disaring oleh ginjal. Hal ini dapat memicu kerusakan pada ginjal, sehingga ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, lama-kelamaan akan menyebabkan gagal ginjal. Gagal ginjal awalnya bisa saja tidak bergejala, tetapi kondisi ini pada akhirnya dapat menimbulkan gejala, seperti bengkak di wajah dan tubuh, jarang buang air kecil, sesak napas, mudah mengantuk, dan penurunan kesadaran.

4.       Syok

Kondisi darah rendah juga dapat memicu terjadinya syok. Syok dapat terjadi jika tekanan darah menurun drastis, sehingga organ tubuh tidak berfungsi dengan baik karena tidak menerima cukup darah. Syok akibat darah rendah dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti sesak napas, denyut jantung cepat tetapi lemah, keringat dingin, pucat atau sianosis, serta pingsan.

Cara Mengatasi dan Mencegah Tekanan Darah Rendah

Tekanan darah rendah secara umum bisa ditangani dengan beberapa cara berikut :

·     Minum air putih lebih banyak untuk meningkatkan volume darah dan cairan tubuh serta mencegah dehidrasi.

·         Konsumsi makanan yang bergizi, termasuk makanan yang mengandung garam atau natrium.

·         Hindari mengubah posisi tubuh dengan tiba-tiba dan berdiri terlalu lama.

·         Batasi konsumsi minuman beralkohol.

·         Konsumsi secangkir kopi atau teh berkafein di pagi hari, jika memungkinkan.

·         Gunakan stoking khusus untuk meningkatkan sirkulasi darah.

·         Berolahraga secara teratur sekitar 30 menit setiap hari atau sekitar 150 menit setiap minggu.

Referensi :

Dessi Triana, dkk. 2020. Promosi Kesehatan Mengenai Hipertensi dan Hipotensi Serta Pemeriksaan Laboratorium di Kelurahan Sumur Dewa Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu.

Marda Noliya, dkk. 2018. Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Aisyiyah Palembang.

Fedorowski, A., Ricci, F., & Sutton, R. 2019. Orthostatic Hypotension and Cardiovascular Risk. Kardiologia Polska, 77[11], pp. 1020-1027.

Bernstein, A. Healthline. 2021. Everything You Need to Know About Low Blood Pressure.

Sharma, S., Hashmi, M.F., & Bhattacharya, P.T. NCBI Bookshelf. 2021. Hypotension.

Juraschek, et al. 2020. Orthostatic Hypotension, Cardiovascular Outcomes, and Adverse Events. Hypertension. 75, pp. 660-667.

Eschlböck, S., Wenning, G., & Fanciulli, A. 2017. Evidence-Based Treatment of Neurogenic Orthostatic Hypotension and Related Symptoms. Journal of Neural Transmission, 124[12], pp. 1567-1605.

Vorvick, L.J. National Institutes of Health. 2021. U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Low Blood Pressure.

Apakah tekanan darah rendah membuat sesak nafas?

Syok akibat darah rendah dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti sesak napas, denyut jantung cepat tetapi lemah, keringat dingin, pucat atau sianosis, serta pingsan.

Apa ciri ciri tekanan darah rendah?

Tekanan darah rendah ditandai dengan beberapa gejala seperti: kelelahan, pusing atau sakit kepala ringan, mual, penurunan kesadaran, pandangan kabur, kurang konsentrasi serta pingsan. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja.

Apa yang menyebabkan sesak nafas?

Sesak napas bisa jadi dipicu oleh saluran udara yang meradang dan menyempit, atau mengisi saluran udara dengan dahak, sehingga udara lebih sulit masuk dan keluar dari paru-paru. Paru-paru pun kaku dan kurang elastis sehingga lebih sulit untuk mengembang dan terisi udara.

Apa dampak negatif dari darah rendah?

Jika tekanan darah terlalu rendah, kondisi tersebut bisa menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal menjadi terhambat atau berkurang. Itulah sebabnya orang yang mengalami tekanan darah rendah akan mengalami gejala berupa kepala terasa ringan dan pusing.

Bài mới nhất

Chủ Đề