Apakah nama motif batik Pekalongan yang mempunyai corak gaya Cina


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Batik merupakan karya seni lukis menggunakan canting diatas kain dengan berbagai khas motif yang indah asli dari gagasan nenek moyang bangsa indonesia. Batik sempat menghilang beberapa tahun yang lalu, karena kurang mendapat perhatian dari masyarakat maupun pemerintah, sehingga batik diklaim oleh negara lain. Dengan mengadukan konflik tersebut ke badan PBB, maka secara resmi batik diakui Unesco sebagai salah satu warisan budaya milik Indonesia. Bukan hanya keindahan motifnya namun dengan beragam tradisi di daerah-daerah indonesia menjadikan batik memiliki motif dan ciri khas yang bereda antara daerah satu dengan daerah yang lainnya. Motif-motif pada batik sebenarnya memiliki nilai filosofi yang tersirat, baik berupa cerita sejarah maupun pesan moral. Awalnya batik hanya digunakan untuk keluarga keraton, sebagai pakain raja, keluarga karaton dan abdi dalemnya. Oleh karena banyak abdi dalem yang tinggal di luar kraton, maka kesenian batik dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempat masing-masing. Batik mulai meluas di masyarakat khususnya suku jawa ialah setelah akhir abad ke-XVII, saat itu batik yang dihasilkan masih batik tulis sampai awal abad ke-XIX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia ke satu atau sekitar tahun 1920. Mengikuti perkembangan peradaban masyarakat, kini batiktidak hanya untuk kalangan kraton tetapi sudah bisa dikatakan mendunia bahkan dari kaum muda hingga tua tidak asing lagi dengan batik.
Batik merupakan salah satu budaya leluhur yang harus terus dilestarikan, merupakan aset yang sangat baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dewasa ini batik telah menarik perhatian internasional dan telah mampu bersaing di pasar globlal. Salah satu batik Indonesia yang terkenal di dalam negeri maupun di luar negeri yaitu batik Pekalongan. Walaupun ada batik Jogja dan batik Solo yang juga memiliki nama yang besar akan tetapi batik pekalongan memiliki keunikan dan kekhasan yang menarik perhatian. Oleh karena itu dalam karya ilmiah ini penulis akan meneliti batik Pekalongan terutama dalam hal kekhasanmotifnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan motif batik Pekalongan dengan batik daerah Solo?
2. Apa yang mempengaruhi perkembangan motif batik pekalongan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Menjelaskan perbedaan motif batik pekalongan dengan batik daerah Solo.
2. Mendeskripsikan hal-hal yang mempengaruhi perkembangan motif batik pekalongan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN
I.4.1 MANFAAT TEORISTIS
1. Mengetahui perbedaan motif batik Pekalongan dengan batik daerah Solo.
2. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi motif batik Pekalongan.

I.4.2 MANFAAT PRAKTIS
1. Mengenalkan batik pekalongan pada masyarakat.
2. Memberi pengertian kekhasan batik pekalongan pada masyarakat.

1.5 PEMBATASAN MASALAH
Karya Ilmiah ini hanya membahas tentang motif batik pekalongan dan hal hal yang mempengaruhi perkembangan motif tersebut.


1.6 SISTEMATIKA PENULISAN










BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Ø Pengertian batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Batik mengacu pada dua hal yaitu teknik pewarnaan dengan menggunakan malam dalam literatur internasional teknik ini dikenal sebagai wax resist dyeing. Dan yang kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh Unesco telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan November [Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity] sejak 2 Oktober 2009.
Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan warna menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di mesir mengatakan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok pada masa dinasti Tang sekitar 618-907 SM, serta di India dan Jepang semasa periode Nra 645-794 SM. Di Afrika teknik serupa batik dikenal oleh suku yoruba di Nigeria, suku Soninke dan Wolof di sinegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada sejak jaman Majapahit, dan menjadi sangat populer sekitar abad XVIII saat itu batik yang dihasilkan masih batik tulis saja sedangkan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I sekitar tahun 1920.
Walaupun kata batik berasak dari bahasa jawa namun batik itu sendiri tidak tercatat di jawa. Menurut G>P Rouffaer berpendapat bahwa teknik batik diperkenalkan dari India dan Srilangka pad abad ke-6, di sisi lain J.LA. Brandes [arkeolog Belanda] F.A sutjipto [arkeolog Indonesia] percaya bahwa batik berasal dari daerah seperti Toraja, Flores,Halmahera, dan papua, daerah-daerah tersebut memiliki tradisi kuno membuat batik. G.Prouffaer juga melaporkan bahwa pola ngringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri Jawa Timur. Pola tersebut hanya dapat dibentuk menggunakan canting sehingga dia menyimpulkan bahwa canting telah ada pada saat itu. Diterangkan juga pada sebuah legenda dalam literatur Melayuabad ke-17, yaitu Laksamana Hang Nadim yang diperintah oleh sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapat 140 lembar kain serasah dengan 40 pola jenis bunga disetiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu maka dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun karena kapalnya karam saat pulang maka kain yang masih tersisa hanya 4 lembar saja sehingga sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir kain serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik pertama kali di ceritakan dalam buku yang berjudul History of Java karya Sir Thomas Stamford Raffles. Dia adalah gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar yang diperoleh saat kunjungannya ke Indonesia ke musium Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mencapai masa keemasanya. Sewaktu dipamerkan di Expotision Universelle di paris, batik Indonesia memukau publik dan para seniman.

Ø Batik pada masa kuno
R.A. Kartini pernah memakai batik parang yang memang saat itu motif parang digunakan untuk kalangan para bangsawan. Membuktikan bahwa batik merupakan seni yang bernilai tinggi yang sudah ada sejak lama di Indonesia khususnya di Jawa. Dulu keterampilan membatik dijadikan sebuah mata pencaharian oleh para perempuan, sehingga dapat dikatakan bahwa batik adalah pekerjaan eksklusif untuk para wanita sampai ditemukannya batik cap. Tradisi batik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun sehingga kadang kala suatu motif berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa batik dapat menunjukkan status seseorang bahkan sampai saat ini, beberapa motif tradisional hanya dipakai keluarga kraton Jokjakarta dan Surakarta. Batik adalah warisan nenek moyang yang masih ada sampai sekarang, batik juga pernah dikenalkan pada dunia oleh bapak Soeharto, saat Konferensi PBB beliau mengenakan batik.



Ø Motif Batik
Ragam motif dan warna pada batik dipengaruhi oleh asing. Awalnya, batik memiliki warna dan corak yang terbatas, dan hanya untuk kalangan tertentu. Akan tetapi batik pesisir memiliki khas sendiri yaitu berbagai motif yang dipengaruhi dari luar, seperti para pedagang asing bahkan juga dipengaruhi oleh para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipengaruhi oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenik.


Ø Batik pekalomgan
Batik Pekalongan dikenal diperkirakan sejak tahun 1800an. Deperindag mencatat sejak tahun 1802 telah ada motif yang berupa pohon-pohon kecil berupa baju yang menjadi ciri khas baju batik Pekalongan. Sejarah mencatat, perkembangan batik Pekalongan setelah perang di tahun 1825-1830, di sekitar kerajaan-kerajaan Mataram yang disebut perang Diponegoro. Perang yang terjadi membuat keluarga keraton serta pengikutnya meninggalkan daerah kerajaan untuk hidup yang lebih damai. Mereka tersebar ke arah barat dan timur. Di daerah itulah mereka memulai mengembangkan batik sebagai mata pencaharian. Dan sampai saat ini kota Pekalongan terus berkembang hingga disebut kota batik.
Batik Pekalongan tetap bertahan dan sangat disukai dari berbagai segmen pasar pencinta batik. Dan tempat produksi batik Pekalongan bukanlah di pabrik besar tekstil melainkan dikerjakan di rumah-rumah. Kondisi yang seperti ini menjadi sangat positif dan sangat erat dengan masyarakat Pekalongan. Batik Pekalongan menjadi nafas kehidupan warga Pekalongan. Inovasi terbaru yang dilakukan perajin batik Pekalongan menjadikan produk batik beraneka ragam dan telah berkembang menjadi produk baju, blus, gamis, jeans, sandal, dan lain sebagainya.
Motif produksi batik Pekalongan memiliki ciri khas yang sangat khas dan sangat terang. Sejak dahulu, batik Pekalongan selalu mengikuti perkembangan fashion setiap zamannya, hal ini yang membuat batik Pekalongan tetap dicintai. Oleh karena itu, tidak heran jika batik daerah Pekalongan mempunyai ciri khas tersendiri sehingga berbeda dari daerah penghasil batik lainnya. Hal ini membuat produksi batiknya sangat dicintai dari berbagai elemen pasar. Untuk mengenal batik asli Pekalongan sangatlah mudah. Kekhasannya terlihat pada Warna batik yang terang dan motif batiknya yang dinamis sehingga dicintai oleh semua masyarakat.
Hal ini membuat para perajin batik Pekalongan sangat inovatif dalam menentukan tema yang terjadi. Sekarang, baju batik Pekalongan memiliki inovasi campuran berupa pencampuran antara negara Asia Timur dan Barat seperti Arab, India, Jepang, dan negara-negara lainnya.

Ø Ciri-ciri batik Pekalongan
Memiliki warna dan corak khas yang telah menjadikannya begitu dikenal di nusantara. Bahkan hasil produksi batiknya telah diekspor ke berbagai Negara di dunia seperti Amerika, Australia, Jepang, Korea, Timur Tengah dan Negara lainnya. Batik Pekalongan merupakan batik pesisir sama halnya dengan batik Paoman dari Indramayu yang kaya akan warna dan biasanya bersifat naturalis. Batik Pekalongan juga banyak dipengaruhi oleh warga pendatang dari bangsa Cina dan Belanda pada zaman dahulu.
Meskipun ciri-ciri batik Pekalongan motifnya mirip dengan batik Yogya atau batik Solo namun batik Pekalongan sangat bebas dan menarik karena dimodifikasi dengan banyak variasi warna yang atraktif. Kadang, banyak dijumpai juga batik Pekalongan yang memiliki hingga 7 warna dengan kombinasi yang dinamis. Batik Jlamprang adalah salah satu motif batik Pekalongan yang populer dan telah diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Pekalongan. Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena didukunga olah banyaknya pengusaha kecil. Sejak dahulu, batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah penduduk. Ini mengakibatkan batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakatnya.
Menurut gaya dan seleranya, serta dilihat dari segi ragam hias maupun tata warnanya, batik daerah Pekalongan dapat digolongkan menjadi:
1. Batik Encim, yang dikenal dengan tatawarna khas Cina, dan sering mengingatkan pada benda-benda porselin Cina. Batik encim Pekalongan condong pada tata warna seperti porselin famille rose, famille verte.

2
. Batik Pekalongan yang mendapat pengaruh Belanda, antara lain batik dari juragan batik E. van Zuylen, Metz, Yans dan beberapa nama lagi. Namun yang sangat terkenal adalah batik Van Zuylen. Kebanyakan batik yang bergaya belanda ini umumnya merupakan kain sarung. Mungkin hal ini dikarenakan kain sarung lebih mudah pemakainnya bagi kaum pendatang. Dalam kelompok batik ini terlihat ragam hias buketan yang biasanya terdiri dari flora yang tumbuh dinegeri Belanda seperti bunga krisan, buah anggur, dan rangkaian bunga Eropa.
3. Disamping batik yang bergaya Cina dan Belanda ini ada pula batik yang berselerakan pribumi. Batik bergaya pribumi ini umunya sangat cerah dan meriah dalam tata warnanya. Tidak jarang pada sehelai kain batik dijumpai 8 warna yang sangat berani, tetapi sangat menakjubkan serta secara keseluruhan sangat menarik. Ragam hiasnya sangat bebas, meskipun disini banyak terlihat ragam hias tradisional dari Solo-Jogja seperti ragam hias lar parang meru dan lain-lain yang telah mengalami sedikit perubahan dalam gayanya.
Motif identik dengan sebutan batik pesisir ini sesuai dengan lokasi kota pekalongan. Pada umumnya batik pesisir lebih bervareasi dari segi motif dan warna. Hal tersebut terbukti dari motif batik pekalongan yang ada dipasaran. Vareasi dalam motif dan warna membuat batik pekalongan sangat diminati dipasaran. Batik pekalongan selalu mampu membuat inovasi dan kraesi sesuai dengan tuntutan jaman dan kritis dalam menyikapi dunia trend di masyarakat indonesia dari segi apapun.
Kreatifitas ini berasal dari kebiasaan masyarakat pesisir yang mudah menerima masukan kulturasi dan budaya masyarakat pendatang yang berlabuh dan berdagang di jaman dahulu. Sehingga membangun pola fikir yang kritis dan membuat mereka berkreasi dengan motif batik pekalongan yang sebelumnya. Pada umumnya motif batik pekalongan lebih dipengaruhi unsur pendatang dari China atau Belanda pada zaman dahulu.

Ø Batik solo
Ragam motif batik asal Solo memang dipengaruhi dengan makna-makna simbolis yang berasal dari kebudayaan Hindu. Beberapa ciri khas batik Solo banyak ditemukan pada motif-motif seperti, sawat, meru, naga, burung, dan modang.
Dari kesemuanya, secara umum corak batik Solo merupakan perpaduan dari bentuk-bentuk geometris yang berukuran kecil-kecil. Selain itu, ciri khas yang terdapat pada batik Solo adalah terletak dalam pewarnaannya. Misalnya saja, warna batik hitam, tidak sepenuhnya hitam, tetapi lebih cenderung kecokelatan. Hampir serupa dengan warna hitamnya, dalam pewarnaan putih pada batik, unsur cokelatnya masih tetap terlihat menonjol dan kuat.
Motif batik Solo paling terkenal, diantaranya truntum, sido luhur, alas-alasan, dan sebagainya. Motif batik Solo memiliki ciri khas dengan motif geometris yang mewarnai batiknya. Sebut saja Sido mukti, Sido luruh, dan Sido asih. Selain motif geometris, ciri khas batik Solo adalah ukuran motif yang kecil, biasanya dikenal dengan istilah Truntum.
Parang Kusuma adalah motif batik Solo selain Truntum. Motif Parang Kusuma memiliki ciri bentuknya yang diagonal, dengan cara melukis dari sisi bawah ke atas. Motif ini mengandung makna atau filosofis bahwa pemakainya memiliki garis keturunan raja. Motif batik khas Solo yang titak kalah populer adalah Sekar Jagad. Sekar yang berarti bunga dan jagad artinya bumi atau dunia. Sebutan Sekar Jagad bisa berarti kumpulan bunga sedunia atau berarti keindahan dan keluhuran kehidupan didunia.







BAB 3
METODE PENELITIAN

Metode penelitian dilakukan dengan penganbilan data melalui beberapa referensi dari buku- buku terkait dengan batik dan motifnya. Beberapa data pendukung diperoleh dari internet.















BAB 4
PEMBAHASAN

Pekalongan punya produk, Solo punya nama. Itulah kata yang cocok untuk sistem perdagangan batik di pusat batik kota Solo. Setelah melihat di lapangan ternyata pusat batik di Solo dibanjiri batik dari pekalongan. Sebagian besar batik yang dijual di Solo adalah batik dari Pekalongan. Selain motifnya dinamis, batik pekalongan memiliki ciri khas yang menarik yaitu warna-warna yang berani dan beraneka ragam dalam satu kain sehingga batik Pekalongan sangat diminati di pasaran.
Motif batik Pekalongan termasuk batik pesisiran, motifnya diambil dari kebudayaan masyarakat Pekalongan dan pengaruh dari warga pendatang dari bangsa Cina dan Belanda pada zaman dahulu. Dan tidak menutup kemungkinan motif pekalongan juga dipengaruhi oleh para pedagan asing yang pernah singgah di daerah tersebut seperti dari negara Asia Timur dan Barat seperti Arab, India, Jepang, dan negara-negara lainnya.
Meskipun batik Pekalongan motifnya mirip dengan batik Jogja dan batik Solo namun batik Pekalongan sangat bebas dan menarik karena dimodifikasi dengan banyak variasi warna yang atraktif. Kadang, banyak dijumpai juga batik Pekalongan yang memiliki hingga 7 warna dengan kombinasi yang unik. Batik Jlamprang adalah salah satu motif batik Pekalongan yang populer dan telah diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Pekalongan.
Perbedaan yang mencolok antara batik Pekalongan dengan batik Solo adalah dari segi warna. Pewarnaan pada batik pekalongan biasanya terdiri dari empat sampai tujuh warna dalam selembar kain, warna tersebut bersifat cerah dan terkesan berani karena warnanya kontras. Motif batik Pekalongan cenderung bebas karena berasal dari hasil akulturasi berbagai budaya yang datang ke Pekalongan. Sedangkan batik Solo bersifat nguri-nguri atau dalam bahasa indonesia berarti melestarikan motif-motif terdahulu yang memiliki filosofi dan nilai adi luhung. Walaupun ada motif yang dimodifikasi namun motif-motif peninggalan leluhur masih terlihat didalamnya. Warna batik Solo pun terkesan lebih kalem, seperti coklat tua dikombinasi dengan coklat muda dan kuning kecoklatan, sehingga warna tidak saling tabrakan. Biasanya batik Solo tidak menggunakan banyak warna, dalam satu kain hanya dua atau tiga warna saja. Khas batik Solo lainnya yaitu misalnya warna batik hitam, tidak sepenuhnya hitam, tetapi lebih cenderung kecokelatan. Hampir serupa dengan warna hitamnya, dalam pewarnaan putih pada batik, unsur cokelatnya masih tetap terlihat menonjol dan kuat. Ukuran motifnya kecil, biasanya dikenal dengan istilah Truntum.
Sedangkan batik Pekalongan biasanya bersifat naturalis dengan gaya bebas yang tidak begitu terikat dengan teradisi. Batik Pekalongan yang mendapat pengaruh Belanda motifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang hidup di Belanda tetapi dikombinasi dengan motif-motif Pekalongan, batik yang terpengaruh China akan menampilkan barongsai, lonceng, dan berbagai kekhasan China yang diberi warna merah, kuning dan warna cerah lainnya. Itulah batik Pekalongan yang cenderung berani menampilkan ragam motif dan warna.
Warna yang banyak pasti mempengaruhi proses pembuatan sebuah batik. Terutama batik Pekalongan proses pembuatannya juga lebih rumit dari pada batik lainnya karena harus melakukan pemalaman dan peluruhan malan yang berulang-ulang sesuai dengan banyaknya warna yang ingin dipakai. Berdeda dengan batik Solo proses penutupan kain dengan malam dilakukan hanya dua sampai tiga kali saja selanjutnya kain sudah bisa di beri warna akrir dan setelah itu dapat diluruhkan malamnya. Prosesnya lebih cepat namun batik Solo proses menggambar motif dengan canting cenderung lebih lama dari pada batik Pekalongan, karena batik Solo memiliki motif yang kecil dan rumit biasanya disebut dengan motif truntum. Motif truntum tersebut membutuhkan ketelitian yang ekstra dan kesabaran dibanding motif-motif lainnya. Sedangkan batik Pekalongan motifnya simpel dan mudah sehingga proses menggambar kain dengan canting tidak memakan banyak waktu.















BAB 5



















BAB 6
KESIMPULAN

Motif batik Pekalongan dipengaruhi oleh para pendatang yang memasuki daerah Pekalongan, sebagian besar mereka berasal dari Cina dan belanda. Walaupun masyarakat mempunyai motif turun temurun namun pengaruh dari budaya negara lain mampu disatukan menjadi sebuah motif dinamis hasil akulturasi dari budaya pekalongan itu sendiri dan budaya negara lain. Bukan hanya pendatang saja, namun batik Pekalongan juga dipengaruhi oleh para pedagang dari Timur Tengah, Eropa dan Asia yang pada jaman itu singgah di Pekalongan.
Motif batik Pekalongan cenderung naturalis yang diambil dari flora fauna dengan warna-warna cerah yang kontras, biasanya motif memiliki tujuh hingga delapan macam warna yang mencolok. Motif terkesan bebas karena tidak terikan dengan pakem. Berbeda dengan batik Solo dengan Khas yang cenderung kalem dengan warna yang senada sehingga tidak terkesan tabrakan warna,warna yang digunakan pun tidak sebanyak batik pekalongan. Batik Solo hanya menggunakan sekitar dua sampai tiga warna. Motif batik solo cenderung melestarikan pakem yang telah diwariskan oleh nenek moyang karena motif-motif terdahulu diyakini memiliki filosofi dan nilai budaya yang tinggi sehingga tetap dipertahankan sampai sekarang. Walaupun motifnya sudah dikembangkan, namun motif warisan leluhur masih terlihat jelas.



























DAFTAR PUSTAKA

Yudhoyono, Ani Bambang, 2011, Batikku Pengapdian Cinta Tak Terkata, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Prasetyo, Dr.Anindito, 2010, Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia, M.Sc Pura Pustaka, Jogjakarta.

Read more: //www.adetruna.com/2012/05/sekilas-tentang-batik-solo.html#ixzz2Cf2Y77Ei

//www.google.co.id/search?q=batik+pakalongan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb


















Kata kata sulit
phoenik

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề