Apakah terdapat penggunaan kata atau kalimat yang tidak efektif pada surat tersebut

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF DAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM SURAT BISNIS

KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN VERBA SHIMERU DAN TOJIRU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Oleh Suroso

KALIMAT EFEKTIF DALAM KOMUNIKASI FORMAL

TUGAS PENULISAN KALIMAT EFEKTIF DAN ANALISIS KALIMAT

ANALISIS KESALAHAN MENULIS SURAT RESMI BAHASA JERMAN

LAFAL BAHASA INDONESIA BAKU SEBAGAI BAHASA RESMI NEGARA INDONESIA

DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN JOOTAI NO FUKUSHI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Jakarta -

Kalimat efektif adalah kalimat yang menunjukkan di mana proses penyampaian dan penerimaan berlangsung sempurna. Kalimat ini bertujuan agar apa yang disampaikan pembicara atau penulis tergambar dengan lengkap.

Suatu kalimat dapat dikatakan efektif jika penerima pesan dapat menyampaikan gagasan, pesan, perasaan, ataupun pemberitahuan sebagaimana yang dimaksudkan pemberi pesan.

Jenis kalimat ini juga terdiri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan [SPOK]. Kalimat efektif biasanya digunakan dalam sebuah teks ilmiah seperti laporan penelitian, tesis, disertasi, makalah, dan yang lainnya.

Kelogisan berguna agar kalimat tidak ambigu, sehingga harus mengandung subjek, predikat, keterangan, objek, induk kalimat, serta anak kalimat yang jelas.

Subjek di dalamnya tidak boleh ganda dan tidak boleh didahului kata 'yang' di depan predikat.

Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:

- Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilakan. [tidak efektif]

- Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. [efektif]

2. Kesepadanan Struktur

Kelengkapan struktur kalimat perlu diperhatikan. Kalimat efektif wajib mempunyai unsur klausa minimal subjek dan predikat.

Preposisi atau kata depan tidak boleh diletakkan sebelum subjek karena dapat mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut, contohnya:

- Bagi seluruh peserta diharapkan hadir tepat waktu. [tidak efektif]

- Seluruh peserta diharapkan hadir tepat waktu. [efektif]

3. Kesejajaran

Kalimat efektif harus berimbuhan paralel dan konsisten. Misalnya:

- Harga beras disesuaikan atau kenaikan itu secara wajar. [tidak efektif]

- Harga beras diseuaikan atau dinaikkan secara wajar. [efektif]

4. Kehematan Kata

Kehematan kata maksudnya adalah penggunaan kata yang ringkas dan tidak bertele-tele. Namun tidak mengurangi makna maupun mengubah informasinya.

Cara melakukannya dengan menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat, menghindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata, serta menghindari sinonim kata dalam kalimat. Misalnya seperti ini:

- Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. [tidak efektif]

- Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. [efektif]

5. Ketegasan Makna

Subjek tidak harus selalu diletakkan di awal kalimat meskipun memang biasanya mendahului predikat. Pada kasus tertentu, keterangan boleh diletakkan di awal untuk memberi efek penegasan.

Penegasan kalimat seringkali dapat ditemukan pada kalimat perintah, larangan, atau anjuran yang biasanya diikuti partikel 'lah' atau 'pun'.

Misalnya:

- Kamu minumlah kopi itu sampai habis agar tidak munazir! [tidak efektif]

- Minumlah kopi itu sampai habis agar tidak mubazir! [efektif]

Contoh Kalimat Efektif

Kalimat Tidak Efektif

1. Rumah daripada orang tuanya ada di Jalan Anggrek.

2. Itu buku saya sudah baca tiga kali.

3. Dalam kecelakaan itu dua orang gugur seketika.

Ketiga kalimat di atas akan menjadi efektif jika diubah seperti di bawah ini.

1. Rumah orang tuanya ada di Jalan Anggrek.2. Buku itu sudah saya baca tiga kali.

3. Dalam kecelakaan itu dua orang tewas seketika.

Syarat Kalimat Efektif

1. Menggunakan kaidah kebiasaan yang baik dan benar2. Mengandung unsur penting atau pokok, minimal subjek dan predikat3. Memakai diksi yang tepat4. Menggunakan struktur bahasa yang sistematis atau urut5. Taat aturan ejaan yang berlaku6. Tidak bertele-tele dalam pemakaian kata

7. Tidak ambigu.

Itu dia sederet ciri, contoh, dan syarat kalimat efektif. Detikers bisa latihan sendiri di rumah ya!

Simak Video "Apple Bakal Bikin Siri Berbahasa Indonesia "



[nah/nwy]

d. Kata yang Hemat Jika terdapat kata yang bersinonim, penulis cukup menggunakan salah satu dari kedua kata tersebut. Contoh : adalah merupakan, agar supaya Penulisan kata adalah dan merupakan serta agar dan supaya masing-masing mempunyai makna dan fungsi yang bermiripan. Kata adalah dan merupakan memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai penanda predikat. Kata agar dan supaya masing-masing memiliki makna yang bermiripan, yakni menyatakan ‘tujuan’ dan ‘harapan’. Di samping itu, fungsinya pun sama, yaitu sebagai ungkapan penghubung. Oleh karena itu, jika digunakan secara berpasangan, salah satu dari pasangan tersebut menjadi mubazir. Agar tidak menimbulkan ketidakhematan, kata-kata yang berpasangan itu sebenarnya cukup digunakan salah satu saja, tidak perlu kedua-duanya. Selain itu penggunaan unsur-unsur dalam ungkapan idiomatik seperti sesuai dengan, sehubungan dengan, terdiri atas, disebabkan oleh tidak boleh ditambah, dikurang, atau dipertukarkan karena unsur-unsur tersebut tetap dan senyawa. Dari kedua pendapat di atas penulis merujuk pendapat Arifin yang menyatakan bahwa dalam menulis surat perlu dipilihkan kata-kata yang baku, lazim, cermat, dan hemat.

3. Penggunaan Kalimat Efektif

Kalimat merupakan rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang relatif lengkap. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam surat dinas biasanya ringkas, singkat, dan padat Sudaryono, 1983: 53. Kalimat yang digunakan dalam surat dinas hendaknya berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, singkat, dan enak dibaca. Kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan prediktif . Arifin 1996: 66, kalimat yang digunakan dalam surat dinas hendaknya berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan gagasan, pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam kejelasan informasi. Berbeda dengan pendapat di atas, kalimat yang mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung sempurna Rajak, 1992: 2. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur kepararelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa Arifin dan Tasai, 2000:90. Berikut penjelasan mengenai kalimat efektif. 1 Kesepadanan Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran gagasan dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat memiliki ciri-ciri, seperti berikut. a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Contoh: 1 Bagi semua siswa harus belajar dengan giat. tidak tepat 2 Semua siswa harus belajar dengan giat.tepat Dari segi informasi, kalimat pertama sudah cukup jelas. Artinya, maksud yang diungkapkan di dalam kalimat itu dengan mudah dapat dipahami. Akan tetapi, kalimat itu belum efektif karena kalimat itu belum memiliki unsur yang lengkap. Dalam hal ini, kalimat dikatakan memiliki unsur yang lengkap jika sekurang-kurangnya mengandung unsur subjek S dan unsur predikat P. Jika dilihat dari unsur-unsurnya, satuan unsur bagi semua siswa merupakan keterangan K, harus belajar merupakan predikat, dan dengan giat merupakan pelengkap Pel. Dengan demikian, kalimat tersebut tidak memiliki unsur subjek sehingga kalimatnya menjadi tidak lengkap. Agar kalimat menjadi efektif, kata depan bagi yang terletak di awal kalimat harus dihilangkan. b. Tidak terdapat subjek ganda. Contoh: 1 Penyusunan laporan itu kami dibantu para dosen. tidak tepat 2 Dalam menyusun laporan itu, kami dibantu para dosen. tepat Kalimat pada contoh pertama tidak efektif karena terdapat subjek ganda, yaitu pada kata penyusunan laporan itu dan kami. Kalimat akan menjadi efektif jika kata penyusunan laporan itu diubah menjadi keterangan dengan didahului kata dalam sehingga dengan perubahan itu, kami merupakan subjek, dibantu merupakan predikat, para dosen merupakan objek dan dalam menyusun laporan itu merupakan keterangan. c. Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat. Contoh: Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak mengikuti acara pertama. Kalimat di atas dapat diperbaiki dengan dua cara, yaitu mengubah kalimat itu menjadi kalimat majemuk atau mengganti ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat. Berikut perbaikan kalimat di atas. 1 Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau 2 Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh : a Sekolah Dasar Negeri 1 Sragi yang terletak di depan kantor BPP. tidak tepat b Sekolah Dasar Negeri 1 Sragi terletak di depan kantor BPP. tepat Kalimat pertama pada contoh di atas tidak efektif karena predikat kalimat didahului oleh kata yang sehingga kalimat itu belum memiliki unsur yang lengkap. Dalam hal ini, kalimat dikatakan memiliki unsur yang lengkap jika sekurang-kurangnya mengandung unsur subjek S dan unsur predikat P. Jika dilihat dari unsurnya, kalimat tersebut hanya memiliki unsur subjek saja. Agar kalimat menjadi efektif, kata yang sebelum predikat harus dihilangkan. 2 Kepararelan Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Contoh : Tahap akhir penyelesaian kantor BPP adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, pengaturan tata ruang. Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan yang berjenis kata benda, memasang berjenis kata kerja, pengujian yang berjenis kata benda, dan pengaturan yang berjenis kata benda. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan dua cara, yaitu predikat diubah menjadi kata benda atau predikat diubah menjadi kata kerja. a Tahap akhir penyelesaian kantor BPP adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, pengaturan tata ruang. b Tahap akhir menyelesaikan kantor BPP adalah kegiatan mengecat tembok, memasang penerangan, menguji sistem pembagian air, mengatur tata ruang. 3 Ketegasan Ketegasan adalah perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat. a Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat. Contoh : Biaya dua miliar rupiah diperlukan untuk pembangunan jembatan itu. penekanannya adalah biaya Kalimat di atas jika dilihat dari segi struktur informasinya, kalimat tersebut lebih menonjolkan informasi tentang biaya atau besarnya biaya daripada informasi tentang pembangunan jembatan. b Membuat urutan kata yang bertahap. Contoh : Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada penduduk miskin. Ide kalimat pada contoh di atas ditonjolkan dengan cara membuat urutan kata yang bertahap, yaitu pada bilangan seratus, seribu, atau sejuta diurutkan dari nominal yang terkecil sampai yang terbesar. c Melakukan pengulangan kata repetisi. Contoh : Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi, tetapi juga berdimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya. Kalimat di atas jika dilihat dari kehematan, kalimat tersebut tidak hemat karena terjadi pengulangan kata dimensi, tetapi jika penulis ingin menonjolkan ide kalimat, bisa dengan cara melakukan pengulangan kata repetisi dimensi. d Melakukan pertentangan. Contoh : Pegawai itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur. Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk setara yang dapat dikenali melalui ungkapan penghubung yang digunakan, yaitu kata tetapi. Penulisan ungkapan penghubung tetapi pada contoh kalimat di atas merupakan kata yang berfungsi untuk membuat pertentangan pada kalimat sehingga ide kalimat bisa ditonjolkan. e Mempergunakan partikel penekanan penegasan Contoh : Saudaralah yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Kalimat pada contoh di atas menonjolkan ide kalimat dengan cara mempergunakan partikel penekanan, yaitu partikel lah. 4 Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. a Menghilangkan pengulangan subjek. Contoh : Program ini belum dapat dilaksanakan karena program ini belum disetujui. Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk bertingkat yang dapat dikenali melalui ungkapan penghubung yang digunakan, yaitu kata karena. Kalimat majemuk bertingkat tersebut mempunyai dua bagian, yaitu bagian inti yang disebut induk kalimat Program ini belum dapat dilaksanakandan bagian bukan inti yang disebut anak kalimat karena program ini belum disetujui. Agar kalimat menjadi efektif, subjek kalimat harus dihilangkan salah satunya. Subjek yang dihilangkan adalah yang terletak pada anak kalimat. Program ini belum dapat dilaksanakan karena belum disetujui. b Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi. Contoh : Surat itu ditandatangani pada hari Senin, tanggal 20 Mei 2010. Kalimat pada contoh di atas tidak efektif karena terdapat superordinat pada kata hari Senin dan tanggal 20 Mei 2010. Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi. Surat itu ditandatangani pada Senin, 20 Mei 2010. c Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Contoh : Ruko itu sejak dari kemarin belum buka. Kalimat di atas tidak efektif karena di dalam kalimat tedapat kesinoniman kata, yaitu pada kata sejak dan dari yang memiliki fungsi yang sama. Oleh karena itu, kalimat di atas dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan salah satu dari kata tersebut. 1a Ruko itu sejak kemarin belum buka. 1b Ruko itu dari kemarin belum buka. d Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh : Para pegawai-pegawai diharapkan menghadiri rapat di kantor BPP. Kata yang bermakna jamak, seperti kata para pada kalimat di atas, dapat menimbulkan ketidakefektifan kalimat jika digunakan secara bersama-sama dengan bentuk ulang yang juga bermakna jamak, seperti pegawai-pegawai. Agar kalimat menjadi efektif, kalimat di atas sebaiknya diubah seperti berikut. Para pegawai diharapkan menghadiri rapat di kantor BPP. 5 Kecermatan Cermat dalam kalimat efektif adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Contoh : Dosen perguruan tinggi yang terkenal itu menerima penghargaan. Kalimat di atas tidak efektif karena kalimat tersebut memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, dosen atau perguruan tinggi. Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi berikut. Dosen, perguruan tinggi yang terkenal itu menerima penghargaan. 6 Kepaduan Kepaduan ialah kepaduan pernyatan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. a Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Contoh : Buku itu saya sudah baca. Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek sudah teletak antara agen saya dan verbal baca. Dalam bentuk pasif pesona seperti itu, kata ganti orang atau kata ganti persona langsung didekatkan pada kata kerjanya, tidak disisipi dengan unsur lain. Seharusnya kalimat itu berbentuk sbagai berikut. Buku itu sudah saya baca. b Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata dan objek penderita. Contoh : Mereka membicarakan daripada keinginan masyarakat. Kalimat di atas tidak padu karena kalimat tersebut menyisipkan kata daripada antara predikat kata kerja membicarakan dan objek penderita keinginan masyarakat. Seharusnya kalimat itu tidak perlu menyisipkan kata daripada sehingga kalimat tersebut menjadi padu. Mereka membicarakan keinginan masyarakat. 7 Kelogisan Kelogisan dalam kalimat efektif adalah bahwasanya ide kalimat itu dapat diterima oleh akal. Contoh : Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Kalimat di atas tidak logis karena kata ganti nya digunakan untuk orang ketiga tunggal, sedangkan yang diajak bicara dalam surat sudah pasti orang kedua. Selain itu, pilihan kata ucapkan tidak cermat karena bahasa surat adalah bahasa tulis bukan bahasa lisan, ucapkan merupakan bahasa lisan. Agar kalimat di atas menjadi efektif, kalimat tersebut dapat diubah sebagai berikut. Atas perhatian Bapak, kami sampaikan terima kasih.

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga untuk meningkatkan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề