Bagaimana cara atau langkah yang harus ditempuh agar kerukunan masyarakat selalu terjaga

Tags:cara menjaga kerukunan menjaga kerukunan

Previous Article Previous Article 3 Tips Wirausaha Dimasa Pandemi Covid-19

Sebagai negara yang plural, sudah bukan hal baru jika kita sebaiknya memang hidup berdampingan dengan pemeluk agama lainnya dengan damai. Tentunya ada banyak umat beragama yang menjalani kehidupan sehari-hari bersama-sama dan inilah yang memang terbentuk sejak lama.

Seperti juga yang dikatakan oleh motivator Tung Desem Waringin yang memberikan empat pedoman bagaimana masyarakat bisa menciptakan toleransi beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1. Saling berkunjung di masyarakat
Dalam acara pre-launching karya terbarunya 'Life Revolution', ia mengatakan "[Toleransi beragama bisa muncul] ketika antar orang saling berkunjung. Bukan supaya kita mencari kelemahannya. Tapi untuk saling mempelajari apa kelebihannya tanpa takut meninggalkan agamanya."

Advertisement

Saling mengunjungi menjadi cara setiap orang untuk mengenali hal-hal positif dari agama yang berbeda, dan tentu saja untuk saling menghormati dan menghargai.

2. Saling berkunjung bagi para pemuka agama
Bukan hanya masyarakat umum yang harus menjalin silaturahim antar umat beragama, terlebih lagi ditekankan untuk para pemuka agama. Karena mereka merupakan contoh atau orang yang 'dilihat' publik, maka akan lebih baik jika memberikan contoh yang bisa dijadikan teladan dengan cara saling berkunjung.

3. Bertukar hal positif
Berinteraksi antar umat beragama juga akan memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dan berbagi hal-hal positif mengenai agama masing-masing. "Sebagai praktisi sehari-hari, komunikasi antar agama bukan yang salah-salah tapi [bicarakan] hal yang positif. Kenapa tidak?" kata Tung Desem.

4. Mengunjungi tempat-tempat nasional dan tempat ibadah
Poin keempat adalah mendorong masyarakat lebih mengenal sejarah perjuangan para pendiri bangsa untuk mempertahankan negara dan keberagamannya. Masyarakat bisa belajar dari tempat-tempat seperti Monumen Pancasila Sakti dan juga Monumen Nasional. Karena bagaimana pun di masa penjajahan, semua orang bersatu demi kemerdekaan bersama.

Jadi, mengapa harus memecah belah persatuan negara hanya karena perbedaan agama yang sebenarnya bukanlah hal besar untuk diperdebatkan? Setiap orang punya keyakinan masing-masing dan patut dihormati.

Sumber: Liputan6.com

TERKAIT: 5 Cara Menghindari Drama Saat akan Resign dari Kantor

  • Keutamaan Salat Tasbih, Bacaan Niat dan Tata Caranya
  • 7 Pose Yoga untuk Relaksasi dan Tetap Bugar Selama Puasa Ramadan
  • Pahami Tentang Iktikaf untuk Jalani 10 Hari Terakhir Ramadan
  • Cara Mudah Detoks Tubuh dan Kulit Selama Bulan Puasa
  • 3 Produk Ini Wajib Dipakai Saat Puasa Agar Kulit Cantik & Tetap Sehat
[vem/feb]


Jakarta, Kominfo – Keberagaman suku, agama, dan ras bangsa Indonesia merupakan keunikan tersendiri yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Namun, tidak sedikit pula konflik yang terjadi akibat keberagaman itu sendiri. Untuk itu, dibutuhkan upaya menciptakan kerukunan antar umat agar dapat menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.

“Saya berharap seluruh organisasi kemasyarakatan [ormas], terutama yang berbasis agama, untuk terus berperan dan berkontribusi dalam upaya ikut menjaga antar umat beragama, membangun kesatuan dan keutuhan nasional, karena kerukunan adalah faktor utama dalam menjaga keutuhan bangsa,” tegas Wakil Presiden [Wapres] K.H. Ma’ruf Amin pada Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2572 Kongzili melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro No.2, Jakarta, Minggu [14/02/21].

Selain menjaga kerukunan, Wapres juga meminta Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia [MATAKIN] yang sebagian besar warganya merupakan pelaku usaha, dapat mendukung upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional akibat pandemi Corona Virus Disease-2019 [Covid-19] ini.

Ia pun mengapresiasi partisipasi organisasi tersebut dalam menanggulangi dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Saya sampaikan apresiasi yang tinggi kepada MATAKIN dan segenap umat Konghucu, atas peran serta dan kontribusi yang telah diberikan dalam membantu masyarakat mengatasi pandemi Covid-19 dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan,” ucap Wapres.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk melakukan percepatan penanganan pandemi Covid-19 sekaligus untuk pemulihan ekonomi nasional.

“Kunci utamanya adalah kedisiplinan untuk menerapkan protokol kesehatan, dimana kita harus melakukan penyesuaian untuk tetap beraktivitas dan produktif,” tutur Wapres.

Selain itu, Wapres juga mendorong peran para pemuka agama untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

“Nasihat dan bimbingan pemuka agama akan memperkuat keyakinan dan kepatuhan umatnya tentang akibat apabila tidak menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Wapres.

Wapres juga berharap kondisi ekonomi nasional dapat dipulihkan secara cepat melalui dukungan dari organisasi masyarakat.

“Saya berharap dukungan MATAKIN dan seluruh umat Konghucu akan memberikan dampak yang berarti bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19,” harapnya.

Wapres pun optimis bangsa Indonesia mampu menghadapi masa sulit dan mampu bangkit dari pandemi ini.

“Saya percaya dengan semangat dan usaha yang terbaik, diiringi doa, serta inovasi dan kreativitas, kita dapat melewati masa sulit ini serta dapat kembali membangun Indonesia yang lebih baik,” kata Wapres optimis.

Menutup sambutannya dalam acara yang mengangkat tema “Doa Untuk Indonesia” tersebut, Wapres memberikan ucapan tahun baru Imlek ke-2572 dengan harapan adanya pandemi tidak mengurangi kekhidmatan perayaan serta agar tahun yang baru ini dapat menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Selamat Hari Raya Tahun Baru Imlek ke-2572 kepada umat Khonghucu. Semoga perlindungan dan berkah Yang Maha Kuasa, serta upaya membersihkan hati, menyucikan nurani, dan berusaha supaya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” tutup Wapres.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan bahwa dalam sejarahnya, perayaan Imlek memberikan hikmah tentang pentingnya persatuan di dalam menghadapi permasalahan. Anies mengajak masyarakat untuk saling menopang dan memupuk optimisme dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Marilah kita melihat momen pandemi ini untuk mencari peluang agar kita bisa kembali bangkit dalam suasana persatuan dan persaudaraan, dengan harapan kita semua bisa lebih cepat melewati masa penuh ujian ini,” ajak Anies.

Sementara, Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Choil Qoumas menyampaikan agar perayaan Tahun Baru Imlek kali ini dapat dijadikan momentum melakukan refleksi diri untuk dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi.

“Hakikat tahun baru bukanlah pesta pora tapi mengoreksi perjalanan yang lalu, bersyukur terhadap kesempatan yang diberikan lagi, dan merencanakan pembaruan pada perjalanan berikutnya,” ucap Yaqut.

Turut hadir pada acara tersebut secara virtual Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pengurus Pusat MATAKIN Xs. Budi Santoso Tanuwibowo, Ketua Kehormatan MATAKIN Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama [PBNU] Said Aqil Siradj.

Wapres pun mengajak agar para pendidik, lulusan dan santri dapat meneruskan warisan ilmu yang diberikan ini. Selengkapnya

Oleh karena itu, diperlukan inovasi daerah berbasis karakteristik wilayah, agar program-program yang ada benar-benar sesuai dengan apa yang Selengkapnya

Di 2021, terdapat transaksi komersial lebih dari US$27 miliar [Rp400 triliun] dengan lebih dari 2.300 start-up. Hal itu menempatkan Indonesi Selengkapnya

Wapres pun mengajak masyarakat untuk dapat bangkit bersama dalam membangun Indonesia yang lebih baik, khususnya pascapandemi yang banyak mem Selengkapnya

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề