Bagaimana cara mengembangkan etika yang baik dalam bekerja

Etos kerja adalah suatu sikap dan kemampuan individu dalam melakukan tugas di tempat kerja sesuai dengan nilai-nilai yang positif. Ini juga menjadi sebuah indikator bagi karyawan yang ingin mengembangkan karir mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi, baik perusahaan maupun karyawan perlu memilikinya dan terus mencari cara untuk meningkatkan etos kerja.

Mengapa Perlu Mengembangkan Etos Kerja?

Berbagai dinamika dalam kehidupan sedikit banyak akan berpengaruh kepada karyawan. Jika seorang karyawan mengalami peristiwa tak mengenakan dalam kehidupan, maka kinerja dan produktivitasnya cenderung menurun dan bila dibiarkan akan menghasilkan etos kerja yang buruk.

Mengalami penurunan kinerja bukan berarti karyawan tersebut adalah karyawan yang buruk. Sebagai seorang manusia, karyawan memiliki kontrol atau kendali atas reaksi dan antisipasi terhadap hal eksternal di luar dirinya. Untungnya, ada beberapa metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan etos kerja.

Baca Juga: Bagaimana Seorang HR Profesional membangun Personal Branding?

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Etos Kerja Karyawan

Ada beberapa hal yang bisa memengaruhi etos kerja karyawan, baik itu meningkatkan atau menurunkannya. Berikut ini lengkapnya:

Adanya target pekerjaan yang harus dicapai

Salah satu faktor yang bisa meningkatkan etos kerja adalah dengan memberikan target pada setiap karyawan. Ada yang menyebut target ini sebagai KPI atau Key Performance Indicators. Dengan adanya target, karyawan bisa lebih bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaannya, karena ia tahu apa yang harus dicapainya dalam waktu tertentu.

Namun pastikan target atau KPI yang diberikan pada setiap karyawan itu bisa diukur dan tepat sasaran. Karena jika tidak, bukan mustahil sang karyawan justru stress dan tak bisa menunjukkan performa terbaiknya.

Pengaruh dari lingkungan sekitar

Lingkungan kerja yang baik, rekan kerja yang supportif, dan atasan yang memberikan contoh dan bimbingan pada bawahan pastinya memberikan dampak yang positif pada karyawan. Etos kerja masing-masing karyawan pun akan meningkat dan karyawan menjadi lebih bersemangat.

Namun sebaliknya, lingkungan yang toxic, atasan yang tidak mampu memberikan arahan yang baik pada karyawan sangat berpotensi menurunkan etos kerja karyawan. Sebagai akibatnya, loyalitas karyawan terhadap perusahaan pun menurun dan retensi karyawan pun akan ikut terpengaruh.

Kemauan dari masing-masing karyawan untuk berkembang

Faktor terakhir yang punya dampak paling besar untuk meningkatkan etos kerja adalah kemauan dari karyawan itu sendiri untuk berkembang. Jika pada dasarnya sang karyawan memang tak memiliki semangat untuk berkembang lebih jauh, maka cara meningkatkan etos kerja seperti apapun tak berguna untuknya.

Cara Meningkatkan Etos Kerja

Untuk membantu mengembalikan dan meningkatkan etos kerja, berikut daftar cara meningkatkannya yang akan membuat kinerja Anda menjadi produktif dan lebih fantastis!

1. Tepat waktu

Anda harus tepat waktu untuk semua janji Anda. Jika Anda diharuskan berada di kantor pada waktu tertentu, datanglah di sana lebih awal dari waktu yang ditentukan. Datang lebih awal memberi Anda kesempatan untuk meninjau pekerjaan hari itu. Tepat waktu juga merefleksikan motivasi kerja dan keinginan untuk maju yang lebih tinggi.

2. Menjadi profesional

Istilah profesional sering diidentikkan dengan cara berpakaian yang rapi dan formal. Hal tersebut tidak salah.  Namun, istilah profesional jauh melampaui penampilan luar. Sikap dan nilai yang Anda cerminkan atas masalah maupun pekerjaan tiap harinya menunjukkan profesionalisme. Dengan mempertahankan kualitas profesional di tempat kerja, Anda turut membawa energi positif bagi diri sendiri dan orang lain.

3. Disiplin

Untuk mencapai sesuatu yang bernilai, Anda perlu disiplin. Tetap fokus pada tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Selesaikan setiap tugas dengan baik sesuai tenggat waktu yang ditetapkan. Jangan lupa, cobalah yang terbaik untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal yang Anda lakukan.

4. Investasi Waktu

Seorang tokoh penting asal Amerika, Benjamin Franklin, pernah berkata bahwa Anda tidak boleh menunda sesuatu ke hari esok jika Anda dapat melakukannya hari ini. Nasihat ini sudah berusia berabad-abad tetapi masih relevan dalam mengembangkan etika yang menguntungkan di pekerjaan Anda.

Pastikan Anda menyelesaikan proyek dan tugas tepat waktu. Anda pun memiliki lebih banyak waktu luang dalam jangka panjang dan bebas stress akibat tekanan deadline.

5. Pertahankan Gaya Hidup Seimbang

Giat bekerja memang bagus. Namun, jangan sampai menjadi workaholic dan melupakan kesehatan pribadi. Gaya hidup yang seimbang akan berpengaruh kepada kinerja. Makanlah makanan bergizi, olahraga, dan cukup tidur. Luangkan waktu untuk bersantai dan fokus dalam kehidupan pribadi. Jaga prioritas dengan benar dan lakukan evaluasi apakah Anda telah memiliki gaya hidup yang seimbang atau tidak.

6. Jangan Biarkan Kesalahan Masa Lalu Mengganggu

Manusia memang tidak ada yang sempurna, tetapi itulah yang membuat manusia selalu belajar sepanjang hayatnya. Semua orang melakukan kesalahan. Namun, semangat yang tinggi mampu mengangkat diri sendiri setelah kesalahan dengan belajar dan melanjutkan pekerjaan.

Jika Anda merusak motivasi kerja dengan memenuhi setiap pikiran dengan kesalahan masa lalu, keinginan Anda untuk menyelesaikan pekerjaan akan cepat menguap. Hal ini justru membuat Anda tidak produktif dan mudah sekali cemas akan melakukan kesalahan lain.

7. Mempertahankan Tanggung Jawab

Anda tidak punya pilihan selain menangani pekerjaan sendiri. Maka, bertanggung jawablah atas semua yang Anda kerjakan. Jika memang membutuhkan bantuan, segera minta bantuan kepada rekan maupun atasan dan diskusikan hal tersebut dengan baik.  Identifikasi apa yang perlu Anda ubah dalam hidup untuk mengembangkan tanggung jawab lebih baik dari sebelumnya.

Baca Juga: 6 Cara HRD dalam Membangun Disiplin Kerja Karyawan

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan karyawan untuk meningkatkan etos kerja secara mandiri dalam pekerjaan sehari-hari. Karyawan yang selalu berusaha mengembangkan kinerja umumnya akan selalu maju dengan membuka diri terhadap kritik dan saran.

Semua hal termasuk kemampuan dalam bekerja bisa ditingkatkan secara bertahap. Bila berhasil menunjukkan etos kerja yang tinggi, maka bukan tidak mungkin Anda akan mendapat promosi kerja atau tingkatan karir lainnya.

Badan Pusat Statistik [BPS] menginformasikan ada 124,54 juta dari total 258 juta jiwa penduduk Indonesia yang bekerja [BPS, 2017]. 48,3 persen penduduk Indonesia itu bekerja, baik di perusahaan, lembaga, UKM, maupun bekerja secara mandiri atau wirausaha. Jenis pekerjaan bisa berupa staff atau karyawan, pengajar, kontraktor, helper, dan pengusaha. Jenis perusahaan bisa berupa perusahaan makanan, distributor besi baja, supplier, dan bidang lainnya.

Normalnya, para pekerja di Indonesia menghabiskan waktunya sekitar 8 jam dalam sehari untuk pekerjaannya. Thomas [1999] dalam artikelnya yang berjudul “Cognitive Elements of Empowerment: An “Interpretive” Model of Intrinsic Task Motivation” menyebutkan ada 3 komponen untuk menjelaskan tentang kerja, yaitu menciptakan atau mencapai sesuatu [yang bukan suatu akhir], melibatkan tingkat tanggung jawab atau tingkat kepentingan [tugas yang dirancang oleh orang lain atau kita sendiri], dan membutuhkan usaha dan ketekunan [karena tidak semuanya menyenangkan].

Dengan bekerja, seseorang akan mendapatkan beberapa fungsi psikologis lho! Seperti mendapatkan gaji sesuai ekspektasi dan rasa aman, sumber identitas diri, memiliki perasaan adanya tujuan hidup, sumber harga diri, kesempatan mengembangkan dan mengaktualisasikan diri, otonomi dan independensi, hubungan sosial di luar keluarga, memberikan struktur waktu, memberi arti pada waktu luang, dan menjadi tempat pelarian.

Sehingga, dalam waktu sepertiga bagian dalam sehari tersebut, para pekerja harus bisa mengaktualisasikan diri dan menjadi pekerja yang profesional. Profesional merupakan kata sifat yang melekat pada diri individu bukan hanya karena karir atau profesinya, namun lebih karena kualitas kerja yang ditampilkan. Seseorang bisa dikatakan bekerja profesional jika bisa menjalankan pekerjaannya secara totalitas dan bertanggung jawab.

• Mengapa harus profesional?

Menjadi pekerja yang profesional itu penting karena para pekerja akan menjadi representasi dan juga subjek stereotype masyarakat mewakili pekerjaan maupun tempat kerjanya. Terlebih lagi, jika kegiatan kerja melibatkan interaksi dengan orang lain di luar tempat kerja. Selain itu, profesionalisme dapat meningkatkan citra diri dan tempat kerja. Dengan menjadi pekerja yang professional, seorang pekerja dapat meningkatkan iklim organisasi yang memengaruhi sikap, motivasi, dan produktivitas karyawan lainnya.

• Apa saja karakter pekerja profesional?

Lousiana [2013] dalam artikelnya yang berjudul “Professionalism at the Workplace” menyebutkan bahwa pekerja yang profesional memilki karakter seperti fleksibel, sopan, kompeten, mau membantu, bertanggung jawab, efisien, sabar, berpengetahuan luas, komunikator yang baik, pendengar, bisa bekerja dalam tim, serta konsisten menunjukkan sikap positif. Selain itu, penampilan seorang pekerja yang profesional pun disesuaikan dengan pekerjaannya. Penampilan yang menarik dan sesuai akan memunculkan kesan adanya standar kompetensi, kepercayaan diri, rasa hormat, dan efisien. Semakin profesional penampilan akan menunjukkan semakin tinggi kredibilitas dan kompetensi pekerja tersebut. Penampilan dan karakter tentunya juga harus didukung kuat oleh kemampuan komunikasi yang baik. Semakin komunikatif seseorang, maka, akan mencerminkan semakin baik kompetensinya.

• Apa hubungannya profesionalitas dan etika kerja?

Karir di dunia keja yang berkembang masif dan kompetitif membuat seorang pekerja yang profesional juga harus memiliki etika kerja agar bisa terus maju dan tetap di depan. Karena etika kerja adalah bahan utama dalam sebagian besar resep untuk pekerja professional yang sukses.

Etika melibatkan definisi dan pencapaian apa yang baik atau buruk, benar atau salah, dalam kaitannya dengan kewajiban moral dan kewajiban pekerjaan [Helmes, tt]. Etika kerja pada dasarnya adalah keyakinan bahwa bekerja adalah moral yang baik. Ini juga mengacu pada serangkaian nilai yang didefinisikan dan dicirikan oleh ketekunan dan kerja keras. Etika kerja dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan kerja yang melekat untuk memperkuat karakter.

Etika kerja adalah nilai berdasarkan kerja keras dan ketekunan. Ini juga merupakan keyakinan akan manfaat moral dari pekerjaan dan kemampuannya untuk meningkatkan karakter [Helmes, tt]. Pekerja yang menunjukkan etos kerja yang baik, memiliki kecenderungan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Pekerja yang gagal menunjukkan etos kerja yang baik dapat dianggap gagal memberikan nilai wajar bagi upah yang dibayarkan perusahaan. EPCC [tt] mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki etika kerja yang berbeda-beda, tetapi semua perusahaan akan tetap mempertimbangkan hal berikut: • Kepercayaan • Kehormatan • Tanggung jawab • Keadilan • Kepedulian

• Bagaimana menjadi pekerja professional yang memiliki etika kerja?

Menjadi pekerja professional dan memiliki etika kerja bisa diusahakan dan tentunya dimulai dari sekarang. Berikut ini merupakan karakter yang harus ada di dalam dirimu dan kamu terapkan dalam keseharianmu:

1. Disiplin dan bertanggung jawab

Seorang pekerja yang profesional harus bisa mengatur waktu, tugas, dan prioritas sesuai dengan target dan deadline. Bentuk perilaku yang bisa direpresentasikan dari karakter ini adalah datang dan pulang tepat waktu, serta bisa menyelesaikan target dan pekerjaan sesuai dengan waktunya. Jika memang ada pekerjaan yang belum bisa diselesaikan saat jam kerja, tentunya harus diselesaikan dengan lembur sebagai bentuk tanggung jawab.

2. Mengatur diri untuk siap kerja

Setiap individu memiliki urusan dan masalahnya masing-masing. Namun, ketika seseorang sudah masuk waktu dan tempat kerja, maka, yang harus dilakukan adalah menyiapkan fisik, pikiran, dan mental untuk bekerja. Menyiapkan fisik bisa berupa berpakaian yang sesuai, rapi, dan bersih. Menyiapkan pikiran bisa berupa fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Dan menyiapkan mental untuk bekerja bisa berupa merubah mood menjadi baik dan positif, sehingga bisa menyebarkan aura positif kepada rekan kerja yang lain

3. Jaga Sikap dan Bicara

Sali berbagi bisa menjadi cara ampuh untuk menjadi dekat dengan rekan kerja. Namun, seorang yang profesional akan tetap menjaga cara bicara dan memilah konten pembicaraannya. Konten yang baik dan positif akan disampaikan dan diceritakan sebagai bahan obrolan ringan. Namun, jika konten dan pengalaman itu negatif, apalagi terkait dengan pekerjaan dan rekan kerja, orang tersebut akan menjaganya, agar tidak sampai menjadi pembicaraan yang negatif. Pembicaraan negatif rentan menjadi sumber masalah antar rekan kerja. Seorang profesional juga akan berbicara dengan cara yang baik, tidak saling menjelekkan, dan tetap menghargai orang lain. Selain itu, semarah apapun, orang yang profesional akan menjaga sikap dan bicaranya. Tidak membiarkan kata-kata maupun perilaku negatif [seperti membanting barang] muncul dari dirinya.

4. Fair play

Walaupun sudah melakukan yang terbaikorang yang profesional akan mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahan yang dia lakukan dan mencoba melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalahnya, serta berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Seorang yang profesional tidak akan menyalahkan ataupun melimpahkan tanggung jawab ke orang lain. Selain itu, dalam iklim kompetitif antar pegawai, fair play juga bisa berwujud tidak mencurangi dan menjelekkan rekan kerja. Karena seorang pekerja profesional akan mengunggulkan atau mengupgrade kemampuannya, bukan menjatuhkan rekan kerja lain.

5. Jujur

Kejujuran harus dimulai sejak titik awal [kalau menjadi karyawan, artinya sejak awal menulis iterapkan menjadi salah satu nilai yang dipegang teguh. Seorang yang profesional yang jujur akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari rekan maupun atasan. Sehingga, kemungkinan karir akan meningkat lebih mudah, lho.

Jadi, apakah kamu sudah menjadi pekerja profesional yang memiliki etika kerja? Kalau sudah, pertahankan dan tingkatkan ya! Kalau belum, kamu bisa mencoba tips di atas. Jika Anda ingin berkembang dalam karir di SMSPerkasa, kami siap menyambut Anda sebagai salah satu kandidat team kami.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề