Bagaimana gerakan Muhammadiyah dalam sosial pendidikan dan ekonomi

Mengenal Gerakan Sosial Muhammadiyah [unsplash/ali-arif-soydas]

Gerakan Sosial Muhammadiyah merupakan gerakan yang terinspirasi dari QS. At-taubah ayat 60 yang isi nya menjelaskan tentang telompok penerima zakat, fakir miskin dan yatim piatu yang masuk golongan wajib menerima zakat. 

Maka dari itu Muhammadiyah membentuk gerakan sosial untuk membantu fakir miskin, kaum dhuafa, serta anak yatim. Gerakan-gerakan soaial yang dibangun oleh Muhammadiyah sangat membantu pemerintah untuk mengurangi angka kemeskinan diindonesia. 

Baca juga : Kampus Terbaik dalam Mitigasi Pandemi Covid-19, Bagaimana Langkah Solutif Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

Gerakan yang dibangun oleh muhammadiyah terbagi menjadi 4 gerakan sosial diantaranya gerakan di Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang kesejahteaan sosial serta di Bidang kaderisasi

Di Bidang pendidikan , Muhammadiyah saangat berperan penting untuk kemajuan pendidikan ditandi banyak sekolah-sekolah hingga univesitas yang dibangun muhammadiyah. Terdiri dari taman kanak-kanak, taman pendidikan al-qur'an, sekolah luar biasa, SD, SMP/MTS, SMK/SMK/MA dan universitas

Baca juga : Inspirasi Konsep Pendidikan dari KH Akhmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah

Untuk di Bidang kesehatan sendiri Muhammadiyah telah membangun rumah sakit, balai pengobatan, rumah besalin serta Apotek

Di Bidang kesejahteraan sosial, Muhammadiyah telah banyak mendirikkan panti asuhan, panti jompo, santunan keluaga kurang mampu, santunan kematian serta panti cacat netra.

yang terakhir di Bidang Kaderisasi muhammadiyah menyelenggarakan baitul arqam.

ADINDA VEGA

Baca juga : Menilai 5 Poin Klarifikasi Tamrin Tomagola Soal Pandji, FPI, NU dan Muhammadiyah

Page 2

Gerakan Sosial Muhammadiyah merupakan gerakan yang terinspirasi dari QS. At-taubah ayat 60 yang isi nya menjelaskan tentang telompok penerima zakat, fakir miskin dan yatim piatu yang masuk golongan wajib menerima zakat. 

Maka dari itu Muhammadiyah membentuk gerakan sosial untuk membantu fakir miskin, kaum dhuafa, serta anak yatim. Gerakan-gerakan soaial yang dibangun oleh Muhammadiyah sangat membantu pemerintah untuk mengurangi angka kemeskinan diindonesia. 

Baca juga : Kampus Terbaik dalam Mitigasi Pandemi Covid-19, Bagaimana Langkah Solutif Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

Gerakan yang dibangun oleh muhammadiyah terbagi menjadi 4 gerakan sosial diantaranya gerakan di Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang kesejahteaan sosial serta di Bidang kaderisasi

Di Bidang pendidikan , Muhammadiyah saangat berperan penting untuk kemajuan pendidikan ditandi banyak sekolah-sekolah hingga univesitas yang dibangun muhammadiyah. Terdiri dari taman kanak-kanak, taman pendidikan al-qur'an, sekolah luar biasa, SD, SMP/MTS, SMK/SMK/MA dan universitas

Baca juga : Inspirasi Konsep Pendidikan dari KH Akhmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah

Untuk di Bidang kesehatan sendiri Muhammadiyah telah membangun rumah sakit, balai pengobatan, rumah besalin serta Apotek

Di Bidang kesejahteraan sosial, Muhammadiyah telah banyak mendirikkan panti asuhan, panti jompo, santunan keluaga kurang mampu, santunan kematian serta panti cacat netra.

yang terakhir di Bidang Kaderisasi muhammadiyah menyelenggarakan baitul arqam.

ADINDA VEGA

Baca juga : Menilai 5 Poin Klarifikasi Tamrin Tomagola Soal Pandji, FPI, NU dan Muhammadiyah


Lihat Humaniora Selengkapnya

Page 3

Gerakan Sosial Muhammadiyah merupakan gerakan yang terinspirasi dari QS. At-taubah ayat 60 yang isi nya menjelaskan tentang telompok penerima zakat, fakir miskin dan yatim piatu yang masuk golongan wajib menerima zakat. 

Maka dari itu Muhammadiyah membentuk gerakan sosial untuk membantu fakir miskin, kaum dhuafa, serta anak yatim. Gerakan-gerakan soaial yang dibangun oleh Muhammadiyah sangat membantu pemerintah untuk mengurangi angka kemeskinan diindonesia. 

Baca juga : Kampus Terbaik dalam Mitigasi Pandemi Covid-19, Bagaimana Langkah Solutif Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

Gerakan yang dibangun oleh muhammadiyah terbagi menjadi 4 gerakan sosial diantaranya gerakan di Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang kesejahteaan sosial serta di Bidang kaderisasi

Di Bidang pendidikan , Muhammadiyah saangat berperan penting untuk kemajuan pendidikan ditandi banyak sekolah-sekolah hingga univesitas yang dibangun muhammadiyah. Terdiri dari taman kanak-kanak, taman pendidikan al-qur'an, sekolah luar biasa, SD, SMP/MTS, SMK/SMK/MA dan universitas

Baca juga : Inspirasi Konsep Pendidikan dari KH Akhmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah

Untuk di Bidang kesehatan sendiri Muhammadiyah telah membangun rumah sakit, balai pengobatan, rumah besalin serta Apotek

Di Bidang kesejahteraan sosial, Muhammadiyah telah banyak mendirikkan panti asuhan, panti jompo, santunan keluaga kurang mampu, santunan kematian serta panti cacat netra.

yang terakhir di Bidang Kaderisasi muhammadiyah menyelenggarakan baitul arqam.

ADINDA VEGA

Baca juga : Menilai 5 Poin Klarifikasi Tamrin Tomagola Soal Pandji, FPI, NU dan Muhammadiyah


Lihat Humaniora Selengkapnya

Page 4

Gerakan Sosial Muhammadiyah merupakan gerakan yang terinspirasi dari QS. At-taubah ayat 60 yang isi nya menjelaskan tentang telompok penerima zakat, fakir miskin dan yatim piatu yang masuk golongan wajib menerima zakat. 

Maka dari itu Muhammadiyah membentuk gerakan sosial untuk membantu fakir miskin, kaum dhuafa, serta anak yatim. Gerakan-gerakan soaial yang dibangun oleh Muhammadiyah sangat membantu pemerintah untuk mengurangi angka kemeskinan diindonesia. 

Baca juga : Kampus Terbaik dalam Mitigasi Pandemi Covid-19, Bagaimana Langkah Solutif Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

Gerakan yang dibangun oleh muhammadiyah terbagi menjadi 4 gerakan sosial diantaranya gerakan di Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang kesejahteaan sosial serta di Bidang kaderisasi

Di Bidang pendidikan , Muhammadiyah saangat berperan penting untuk kemajuan pendidikan ditandi banyak sekolah-sekolah hingga univesitas yang dibangun muhammadiyah. Terdiri dari taman kanak-kanak, taman pendidikan al-qur'an, sekolah luar biasa, SD, SMP/MTS, SMK/SMK/MA dan universitas

Baca juga : Inspirasi Konsep Pendidikan dari KH Akhmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah

Untuk di Bidang kesehatan sendiri Muhammadiyah telah membangun rumah sakit, balai pengobatan, rumah besalin serta Apotek

Di Bidang kesejahteraan sosial, Muhammadiyah telah banyak mendirikkan panti asuhan, panti jompo, santunan keluaga kurang mampu, santunan kematian serta panti cacat netra.

yang terakhir di Bidang Kaderisasi muhammadiyah menyelenggarakan baitul arqam.

ADINDA VEGA

Baca juga : Menilai 5 Poin Klarifikasi Tamrin Tomagola Soal Pandji, FPI, NU dan Muhammadiyah


Lihat Humaniora Selengkapnya

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 15 are not shown in this preview.

Kontribusi Muhammadiyah di Kancah Ekonomi

DIDIRIKAN tahun 1912, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi muslim terbesar di Indonesia. Anggota Muhammadiyah berasal dari lingkungan pedagang batik dan pejabat agama di Yogyakarta.

Data keanggotaan Muhammadiyah menurut Setyawan [2017] pada tahun 1916 adalah dari kalangan pedagang [47,0%], wirausaha [18,1%], karyawan/pejabat [12,1%], pribadi [10,7%], ulama [8,7%], dan tenaga kerja/wartawan [0,7%].

Pada waktu itu, Muhammadiyah berkembang dari interaksi pedagang batik melalui kegiatan dakwah di daerah Pekalongan, Pekajangan, Solo, Kotagede [Yogyakarta] dan Minangkabau. Belakangan Muhammadiyah mulai dikembangkan di bidang kewirausahaan [pedagang] yang jumlahnya tidaklah sedikit.

Didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan [1868–1923], organisasi ini menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan baik dalam keanggotaan maupun infrastruktur.

Untuk perluasannya, Muhammadiyah menggunakan berbagai metode pembiayaan, baik dari biaya keanggotaan, donasi, sedekah keagamaan maupun subsidi pemerintah. Bahkan ada juga dari pendapatan koperasi dan bisnis. Perkembangan perekonomian organisasi ini naik turun berkaitan dengan masa penjajahan dan masa politik seperti pada tahun 1960-an.

Peran Muhammadiyah di bidang ekonomi negara  mulai ditunjukkan dengan dibangunnya “The Grand Communities” oleh K.H. A.R. Fachrudin yang diperlukan dalam pertumbuhan ekonomi negara.

Dalam dialog bisnis Muhammadiyah yang disampaikan K.H. A.R. Fachrudin pada tanggal 17 Desember 1990 memberikan pesan dengan judul “Muslim seharusnya tidak meninggalkan masalah ekonomi”.

Terdapat dua hal yang menjadi landasan bagi Muhammadiyah dalam menekuni bidang ekonomi. 1] Muhammadiyah memiliki kepercayaan diri untuk terus bekerja di bidang bisnis amal ini, karena upaya amal itu tidak kurang dari upaya amal Muhammadiyah seperti pendidikan, rumah sakit, dan dakwah.

Kedua, eksekusi dari potensi besar Muhammadiyah yang memiliki amal usaha. Dengan fakta: [1] sejumlah besar birokrat duduk di pemimpin Muhammadiyah; [2] jumlah besar hasil pendidikan sumberdaya manusia yang dibutuhkan Muhammadiyah tidak diragukan; [3] banyaknya pengusaha di dalam ormas besar Muhammadiyah; [4] jumlah anggota Muhammadiyah.

Menilik sejarah, Muhammadiyah sejak dahulu memang berasal dari kalangan pedagang dan industri di kalangan pribumi. Program pembinaan ekonomi umat merupakan salah satu bentuk kepedulian Muhammadiyah terhadap ekonomi negara sejak lama, misalkan JSM [Jama’ah Swadaya Muhammadiyah] dengan anggotanya berjumlah sekitar 10- 25 orang. JSM menggunakan konsep ta’awun [tolong menolong] melalui pembentukan kelompok usaha bersama, koperasi, maupun kelompok konsumen.

Program ZIS [Zakat, Infaq, dan Sodaqoh] yang ada belakangan ini juga menunjukkan kekonsistensian Muhammadiyah dalam mengambil peran di bidang ekonomi di Indonesia.

Selain itu, masih banyak program/gerakan di bidang ekonomi yang dilakukan Muhammadiyah dari tingkat ranting sampai tingkat wilayah, seperti MEK [Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan] yang berfokus pada pengembangan Amal Usaha Muhammadiyah [AUM]; adanya koperasi di berbagai jajaran jenis koperasi; BUMM [Badan Usaha Milik Muhammadiyah] di berbagai bidang pariwisata, jasa, perikanan, perkebunan, perdagangan, dan lain-lain. Salah satunya adalah PT. Solar Global Internasional yang membangun usaha unggulan jama’ah berupa outlet dan grosir dinamakan MARKAZ.

Kemudian adanya kegiatan sharing untuk membangun jaringan informasi bisnis dan kerja sama; pembangunan infrastruktur ekonomi yakni JAMIAH [Jaringan Ekonomi Muhammadiyah] dan Kartu Tabungan Muslim dinamakan KATAM [dibuat sebagai pengganti kartu anggota sekaligus kartu asuransi kesehatan dan kecelakaan]; serta lembaga P3K2M [Pusat Pengembangan Pengusaha Kecil dan Kewirausahaan Muhammadiyah] yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat baik dalam pengelolaan kegiatan maupun pencarian dana.

Berdasarkan uraian di atas, maka telah banyak upaya yang dilakukan Muhammadiyah untuk ikut mengembangkan perekonomian negara. Namun pada kenyataannya sekarang nilai tukar dolar-rupiah semakin naik.

Adapun isu radikalisme yang ada ditambah adanya krisis keuangan akibat pandemic korona saat ini sehingga perlu adanya suatu usaha konkrit yang serius untuk kembali bangkit dari kondisi saat ini.

Adapun program atau pun gerakan serta infrastruktur yang ada telah diintegrasikan dengan IT, dapat dikembangkan secara maksimal oleh Muhammadiyah. Usaha tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi besar bagi NKRI di bidang ekonomi sehingga menjadikan NKRI kuat ekonomi di kancah internasional.

[*] Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

NIM: 198610800020

Email:

DIDIRIKAN tahun 1912, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi muslim terbesar di Indonesia. Anggota Muhammadiyah berasal dari lingkungan pedagang batik dan pejabat agama di Yogyakarta.

Data keanggotaan Muhammadiyah menurut Setyawan [2017] pada tahun 1916 adalah dari kalangan pedagang [47,0%], wirausaha [18,1%], karyawan/pejabat [12,1%], pribadi [10,7%], ulama [8,7%], dan tenaga kerja/wartawan [0,7%].

Pada waktu itu, Muhammadiyah berkembang dari interaksi pedagang batik melalui kegiatan dakwah di daerah Pekalongan, Pekajangan, Solo, Kotagede [Yogyakarta] dan Minangkabau. Belakangan Muhammadiyah mulai dikembangkan di bidang kewirausahaan [pedagang] yang jumlahnya tidaklah sedikit.

Didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan [1868–1923], organisasi ini menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan baik dalam keanggotaan maupun infrastruktur.

Untuk perluasannya, Muhammadiyah menggunakan berbagai metode pembiayaan, baik dari biaya keanggotaan, donasi, sedekah keagamaan maupun subsidi pemerintah. Bahkan ada juga dari pendapatan koperasi dan bisnis. Perkembangan perekonomian organisasi ini naik turun berkaitan dengan masa penjajahan dan masa politik seperti pada tahun 1960-an.

Peran Muhammadiyah di bidang ekonomi negara  mulai ditunjukkan dengan dibangunnya “The Grand Communities” oleh K.H. A.R. Fachrudin yang diperlukan dalam pertumbuhan ekonomi negara.

Dalam dialog bisnis Muhammadiyah yang disampaikan K.H. A.R. Fachrudin pada tanggal 17 Desember 1990 memberikan pesan dengan judul “Muslim seharusnya tidak meninggalkan masalah ekonomi”.

Terdapat dua hal yang menjadi landasan bagi Muhammadiyah dalam menekuni bidang ekonomi. 1] Muhammadiyah memiliki kepercayaan diri untuk terus bekerja di bidang bisnis amal ini, karena upaya amal itu tidak kurang dari upaya amal Muhammadiyah seperti pendidikan, rumah sakit, dan dakwah.

Kedua, eksekusi dari potensi besar Muhammadiyah yang memiliki amal usaha. Dengan fakta: [1] sejumlah besar birokrat duduk di pemimpin Muhammadiyah; [2] jumlah besar hasil pendidikan sumberdaya manusia yang dibutuhkan Muhammadiyah tidak diragukan; [3] banyaknya pengusaha di dalam ormas besar Muhammadiyah; [4] jumlah anggota Muhammadiyah.

Menilik sejarah, Muhammadiyah sejak dahulu memang berasal dari kalangan pedagang dan industri di kalangan pribumi. Program pembinaan ekonomi umat merupakan salah satu bentuk kepedulian Muhammadiyah terhadap ekonomi negara sejak lama, misalkan JSM [Jama’ah Swadaya Muhammadiyah] dengan anggotanya berjumlah sekitar 10- 25 orang. JSM menggunakan konsep ta’awun [tolong menolong] melalui pembentukan kelompok usaha bersama, koperasi, maupun kelompok konsumen.

Program ZIS [Zakat, Infaq, dan Sodaqoh] yang ada belakangan ini juga menunjukkan kekonsistensian Muhammadiyah dalam mengambil peran di bidang ekonomi di Indonesia.

Selain itu, masih banyak program/gerakan di bidang ekonomi yang dilakukan Muhammadiyah dari tingkat ranting sampai tingkat wilayah, seperti MEK [Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan] yang berfokus pada pengembangan Amal Usaha Muhammadiyah [AUM]; adanya koperasi di berbagai jajaran jenis koperasi; BUMM [Badan Usaha Milik Muhammadiyah] di berbagai bidang pariwisata, jasa, perikanan, perkebunan, perdagangan, dan lain-lain. Salah satunya adalah PT. Solar Global Internasional yang membangun usaha unggulan jama’ah berupa outlet dan grosir dinamakan MARKAZ.

Kemudian adanya kegiatan sharing untuk membangun jaringan informasi bisnis dan kerja sama; pembangunan infrastruktur ekonomi yakni JAMIAH [Jaringan Ekonomi Muhammadiyah] dan Kartu Tabungan Muslim dinamakan KATAM [dibuat sebagai pengganti kartu anggota sekaligus kartu asuransi kesehatan dan kecelakaan]; serta lembaga P3K2M [Pusat Pengembangan Pengusaha Kecil dan Kewirausahaan Muhammadiyah] yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat baik dalam pengelolaan kegiatan maupun pencarian dana.

Berdasarkan uraian di atas, maka telah banyak upaya yang dilakukan Muhammadiyah untuk ikut mengembangkan perekonomian negara. Namun pada kenyataannya sekarang nilai tukar dolar-rupiah semakin naik.

Adapun isu radikalisme yang ada ditambah adanya krisis keuangan akibat pandemic korona saat ini sehingga perlu adanya suatu usaha konkrit yang serius untuk kembali bangkit dari kondisi saat ini.

Adapun program atau pun gerakan serta infrastruktur yang ada telah diintegrasikan dengan IT, dapat dikembangkan secara maksimal oleh Muhammadiyah. Usaha tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi besar bagi NKRI di bidang ekonomi sehingga menjadikan NKRI kuat ekonomi di kancah internasional.

[*] Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

NIM: 198610800020

Email:

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề