Bagaimana upaya untuk merebut Irian Barat melalui jalur diplomasi?

Perjuangan Pembebasan Irian Barat Melalui Bilateral Tahun 1950-1953, Ananda tentu masih ingat salah satu isi atau butir kesepakatan/perjanjian Konferensi Meja Bundar [KMB] tahun 1949 tentang nasib Irian Barat. Masalah Irian Barat akan dikembalikan dalam waktu paling lambat satu tahun.

Janji pemerintah Belanda belum ditepati hingga tahun 1959. Oleh karena itu, setiap kabinet yang memerintah selama periode 1949-1959 selalu mencanangkan pembebasan Irian Barat ke wilayah RI.

Indonesia menyadari bahwa pengembalian Irian Barat merupakan tuntutan nasional. Antara tahun 1950-1953, Indonesia berusaha menyelesaikan masalah Irian Barat melalui perundingan bilateral, yakni dalam lingkungan Uni Indonesia-Belanda.

Perjuangan Pembebasan Irian Barat, upaya itu mengalami kegagalan. Belanda cenderung menafsirkan hasil KMB sesuai dengan keinginannya. Atas dasar tafsiran tersebut, Belanda bersikeras melanjutkan kekuasannya atas Irian Barat.

Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi

Beberapa upaya Diplomasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia diantaranya :

  1. Konferensi Asia Afrika. Negara-negara yang hadir dalam Konferensi Asia Afrika mendukung perjuangan Indonesia untuk mengembalikan Irian Barat.
  2. Pada Sidang ke Dua Belas Majlis Umum PBB pada tahun 1957, masalah Irian Barat diajukan lagi untuk dibicarakan, tetapi tidak berhasil.
  3. Memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1960, yang diumumkan melalui Pidato Presiden Soekarno di halaman Istana Negara yang berjudul “Jalan Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun Dari Langit”.
  4. Menyampaikan masalah Irian Barat melalui siding Umum PBB melalui Pidato Presiden Soekarno, berjudul “Membangun Dunia Baru” [To Build the World A New].

Karena upaya-upaya diplomasi pemerintah Indonesia untuk membebaskan Irian Barat tidak mendapat tanggapan Belanda, akhirnya pemerintah Indonesia menempuh beberapa langkah.

Langkah ini diawali dengan pembatalan sepihak Uni Indonesia-Belanda pada tahun 1954 dan pembatalan hasil-hasil KMB pada tanggal 3 Mei 1956. pembatalan itu dikukuhkan menjadi UU. No. 13 Tahun 1956. Setelah itu dilanjutkan dengan langkah-langkah yang lain, yakni:

  • Pada tahun 1954 Indonesia Membatalkan Ikatan Uni Indonesia-Belanda
  • Pembatalan Hasil KMB: tanggal 3 Mei 1956 membatalkan hubungan Indonesia-Belanda berdasarkan perjanjian KMB. Pembatalan tersebut dilakukan secara sepihak oleh Indonesia dengan Undang-Undang No. 13 tahun 1956
  • Pembentukan Propinsi Irian Barat Dengan Ibukotanya Soa-Siu; Peresmian dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1956 dengan gubernur pertama Zainal Abidin Syah, Sultan tidore, yang dilantik pada tanggal 23 September 1956. Propinsi ini wilayahnya meliputi : Irian, Tidore, Oba, Weda Patani dan Wasile.
  • Pada tanggal 18 November 1957 dilangsungkan rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta. Rapat tersebut ditindak lanjuti dengan: Rapat Umum dan Pemogokan Buruh pada perusahaan-perusahaan Belanda pada tanggal 2 Desember 1957. pada hari itu pemerintah melarang beredarnya semua penerbitan dan film yang menggunakan bahasa Belanda serta melarang penerbangan KLM, mendarat atau terbang di wilayah Indonesia.
  • Pemutusan Hubungan Konsulat mulai tanggal 5 Desember 1957. Pembentukan Front Nasional Pembebasan Irian Barat pada tanggal 10 Februari 1958
  • Pengambilalihan Perusahaan Belanda dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah [PP] Nomor 23 tahun 1958. dengan keluarnya PP tersebut, maka semua perusahaan Belanda di Indonesia diambil alih oleh pemerintah.
  • Pemutusan Hubungan Diplomatik dengan Belanda. Dalam pidatonya yang berjudul “Jalannya Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun Dari Langit [Jarek]” pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1960, Presiden Soekarno mengumumkan “Pemutusan Hubungan Diplomatik dengan Belanda”. Pemutusan tersebut merupakan tanggapan atas sikap pemerintah Belanda yang dianggap tidak menghendaki penyelesaian secara damai.

Baca juga Situasi Politik Demokrasi Liberal Menggunakan UUDS 1950

Gambar 57a. Kostrad medapat tugas pembebasan Irian Barat [ilustrasi foto/Deskjabar.com – Pikiran Rakyat]

Referensi : MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK JENJANG SMP/MTs Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial [IPS] Kelas VIII Semester Gasal. Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya pembebasan Irian Barat dilakukan dengan dua cara, yakni perjuangan diplomasi dan perjuangan fisik. Dalam perjuangan diplomasi, Indonesia melakukan diplomasi bilateral [berunding dengan Belanda] serta perjuangan multilateral. Diplomasi bilateral pertama Indonesia dengan Belanda terjadi pada tahun 1950, namun mengalami kegagalan. Perjuangan diplomasi selanjutnya dilakukan dengan membawa permasalahan Irian Barat ke Sidang Umum PBB 1954 hingga Konferensi Asia Afrika 1955. Namun, perjuangan diplomasi multilateral tersebut masih menemui kegagalan.

Akhirnya pada tahun 1962, meletus operasi pembebasan Irian Barat. Akibat dari operasi militer yang dilakukan Indonesia adalah disepakatinya Perjanjian New York 15 Agustus 1962. Berdasarkan Perjanjian tersebut, pemerintah RI mempunyai kewajiban menyelenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat [Pepera] sebelum akhir 1969. Hasilnya adalah masyarakat Irian Barat memilih untuk tetap bergabung dengan Indonesia. Pada tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB menerima hasil Pepera tersebut dan sejak saat itulah Irian Barat menjadi bagian dari NKRI.

Dengan demikian, bentuk perjuangan diplomasi Indonesia dalam pembebasan Irian Barat dilakukan dengan diplomasi bilateral hingga diplomasi multilateral. 

Upaya merebut Irian Barat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu perjuangan diplomasi, konfrontasi ekonomi, konfrontasi politik, dan konfrontasi militer. Perjuangan diplomasi ditempuh melalui perundingan, mulai dilakukan pada masa Kabinet Natsir. Perjuangan diplomasi tidak membuahkan hasil sehingga dilakukan perjuangan dalam bidang politik dan ekonomi. Konfrontasi dalam bidang ekonomi misalnya seperti pelarangan pesawat terbang Belanda untuk melintas dan mendarat di wilayah Indonesia, nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, dan terjadi pemogokan buruh yang bekerja di perusahaan Belanda. Konfrontasi politik misalnya seperti pembatalan hasil KMB, membentuk provinsi Irian Barat di Soasiu, dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda. Konfrontasi militer dilakukan melalui pertempuran langsung dengan membentuk Komando Mandala.

Lihat Foto

-

Sukarno memberikan jawaban untuk pidato sambutan Kennedy di Pangkalan Angkatan Udara Andrews.

KOMPAS.com - Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, masalah Irian Barat masih menjadi perebutan antara Indonesia dan Belanda.

Pemerintah Indonesia menumpuh jalur diplomasi bilateral dan multilateral untuk menyelesaikan masalah sengketa wilayah Irian Barat dengan Belanda. Berikut penjelasannya

Diplomasi Bilateral

Dalam buku The Penguin Dictionary of International Relations [1998] karya Graham Evans dkk, Diplomasi Bilateral adalah pola diplomasi yang dilakukan oleh dua negara dalam hubungan internasional untuk menjembatani kepentingan nasional kedua negara.

Berikut upaya diplomasi bilateral antara Indonesia dan Belanda untuk menyelesaikan sengketa Irian Barat :

  • Konferensi Meja Bundar [KMB]

Permasalahan sengketa Irian Barat menjadi agenda penting dalam KMB di Den Haag pada tahun 1949. Mohammad Hatta sebagai perwakilan Indonesia dalam KMB mengalami kesulitan dalam negosiasi sengketa Irian Barat dengan Belanda.

Baca juga: Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan, Hasil, dan Dampaknya

Hal tersebut membuat Indonesia harus menerima keputusan untuk menunda penyelesaian sengketa Irian Barat. Permasalahan Irian Barat akan diselesaikan satu tahun setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.

  • Diplomasi Indonesia dan Belanda di Jakarta

Perundingan sengketa Irian Barat antara Indonesia dan Belanda kembali dilakukan pada bulan Maret 1950 di Jakarta. Dalam perundingan kedua ini Belanda bersikukuh untuk menolak menyerahkan Irian Barat ke Indonesia sehingga perundingan menemui jalan buntu.

  • Diplomasi Indonesia dan Belanda di Den Haag

Dalam rangka melanjutkan perundingan di Jakarta, Indonesia dan Belanda menyelenggarakan konferensi khusus di Den Haag pada Desember 1950.

Dalam jurnal Diplomasi Belanda dan Indonesia dalam Sengketa Irian Barat [1949-1950] : Sebuah Kajian Historis [2016] karya Siswanto, perundingan ini mengalami kegagalan karena Belanda menawarkan proposal yang menunjukan sikap yang tidak serius dalam masalah sengketa Irian Barat.

Baca juga: Trikora: Pembebasan Irian Barat

Lihat Foto

WIKIMEDIA COMMONS/Information Ministry/Davidelit

Suasana Konferensi Meja Bundar yang digelar di Den Haag, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara Republik Indonesia Serikat [RIS]. Tanggal 17 Agustus 1950, lima tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan, Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI].

Diplomasi Multilateral

Setalah diplomasi bilateral mengalami kegagalan, Indonesia berupaya untuk menyelesaikan masalah Irian Barat melalui diplomasi multilateral.

Diplomasi multilateral adalah kegiatan diplomasi yang melibakan tiga negara atau lebih yang memiliki kepentingan sama. Berikut merupakan upaya diplomasi multilateral untuk menyelesaikan sengketa Irian Barat :

Indonesia mengajukan permasalahan sengketa Irian Barat dalam sidang umum PBB tahun 1954. Dalam sidang tersebut Indonesia mengharapkan bantuan dari negara anggota PBB untuk membantu penyelesaian masalah Irian Barat, namun usulan tersebut tidak mendapatkan tanggapan yang berarti dalam forum tersebut.

Baca juga: Dampak Konferensi Asia Afrika

  • Konferensi Asia Afrika [1955]

Dalam Konferensi Asia Afrika [KAA] di Bandung tahun 1955, Soekarno meminta dukungan dari 29 negara peserta KAA dalam penyelesaian sengketa Irian Barat. Soekarno menyebutkan bahwa perebutan kembali Irian Barat adalah sebuah upaya untuk meruntuhkan penjajahan di Indonesia secara menyeluruh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề