Bagaimana urutan proses pembuatan kopi manual brew menggunakan Aeropress

Manual Brew yang kali ini dibahas sesuai janji minggu lalu adalah Aeropress ya? Hhmm enaknya bahas dari mana ya? Manual brew ini unik banget soalnya. Alat ini punya banyak cara yang bisa bikin rasa minuman kopi yang kita buat jadi bermacam-macam. Menurut gue, metode ini sangat mudah untuk ngedapetin minuman kopi yang kaya akan rasa tapi juga bersih di akhir saat kita minum [clean after-taste]. Nah sebelum kita membahas lebih jauh gue nemu ilustrasi metode Aeropress dalam bentuk video nih, semoga bisa jadi pengantar yang menarik buat kalian:

A Brewing Guide Episode 1: Aeropress from Stephen Leighton on Vimeo.

Gimana videonya? Menarik kan! Dari sepenglihatan gue, alat/metode Aeropress ini awalnya terinspirasi dari metode dengan jenis Immersion [Proses Ekstraksi melalui Pencelupan/Perendaman Kopi] dan juga dari alat jenis Press Pot [Contohnya French Press/Plunger]. Tapiii, yang membedakan Aeropress dengan metode lainnya adalah kalo di metode Aeropress itu biasanya tidak terjadi Over-Extraction, karena setelah kopi terendam di dalam air sekitar 30-60 detik, kopi tersebut akan langsung ditekan dengan untuk disaring melalui kertas penyaring yang berada di bagian bawah alat tersebut. Rasanya gimana ya?? Kalo temen-temen mau bayangin, rasanya ini seperti campuran French Press dan Filter Coffee. Jadi rasa bold yang ada di French Press tapi di tengah rasa tersebut muncul rasa acidic [rasa asam yg bercampur dengan kandungan gula di kopi yang menghasilkan rasa asam yang gurih seperti asam buah-buahan] serta After-taste bersih seperti yang suka diemuin di minuman kopi yang menggunakan sistem saring [Filter Coffee].

Berikut ini ada foto-foto dari Bold Bean Coffee tentang tahapan membuat Aeropress Coffee:

Beberapa faktor yang bisa nanti temen-temen coba di rumah dan juga penting untuk diperhatiin saat bikin kopi menggunakan metode Aeropress adalah :
1. Cara memasang badan Aeropress [Biasa/Terbalik; Inverted/Non-Inverted Method] 2. Ukuran/Tingkat Kehalusan 3. Waktu Perendaman

4. Proses dan Lama Penekanan

Ini ada juga video dari CLIVE COFFEE yang ngasih liat contoh pembuatan metode Aeropress dengan tipe Inverted-Method

Aero Press Brewing Guide from Clive Coffee on Vimeo.

Kesimpulan dari gue, pokoknya alat ini layak banget untuk dimilikin soalnya kita bisa mendapatkan sebuah alat yang mampu menghasilkan rasa kopi yang ciamik dan menarik tapi dengan harga yang relatif terjangkau. Nah, terus alat ini juga mudah untuk dibawa saat kita berjalan-jalan loh, dia bahannya dari plastik dan enteng, jadi aman kalo kita simpan di tas. Asik kan! Bahkan pas mudik lebaran kemarin gue cukup membawa Aeropress, Porlex Hand Grinder, dan biji kopi House Blend-nya TOODZ HOUSE. Gue tinggal minta air panas di rumah keluarga dan tersajilah minuman kopi terbaik khas Indonesia, dengan cara yang tidak ribet tentunya.

Artikel oleh: @AndanuPrasetyo

Jakarta -

Manual brew dan espresso hingga kini masih eksis di dunia perkonomian. Era gelombang ketiga pada dunia kopi dengan populernya manual brew tidak menggeser posisi espresso di hati penikmatnya. Espresso dan manual brew coffee tentu memiliki perbedaan yang cukup signifikan meski sama-sama berbahan dasar kopi dan air.

Teknik Manual Brew, dari Tradisional hingga Internasional

Istilah gelombang ketiga diciptakan oleh kepribadian kopi Trish Rothgeb yang dikutip dalam coffeechronicler.com. Sejak itu telah umum digunakan untuk menggambarkan perkembangan kopi saat ini. Perbedaan antara gelombang kedua dan ketiga, menurut Rothgeb, adalah peningkatan fokus pada kopi itu sendiri. Espresso biasanya disiapkan rasio kopi sebesar 1: 2 dengan air. Metode pembuatan manual brew ini umumnya menggunakan rasio sekitar 1:15.

Untuk menyajikan kopi yang nikmat perlu memperhitungkan 7 hal antara lain, metode seduh serta teknik seduhan, rasio kopi, ukuran gilingan dari kopi, kualitas air seduhan, lamanya air bertemu dengan kopi, suhu air, dan juga filter. Teknik pouring masuk pada tahap pertama yang perlu diperhitungkan.

French Press biasa disebut dengan coffee press. Teknik dalam penyajian kopinya dibuat dengan sebuah gelas khusus. Jika akan melihat bentuk gelas yang ada alat penekan di bagian tutup gelasnya, maka itu alat yang disebut French Press. Cara menyeduhnya dengan mendiamkan kopi sebentar selama kurang lebih 4 menit, dengan takaran 60 gr untuk 1 liter air. Setelah itu, tekan bagian atasnya perlahan hingga ampas kopi tertekan ke dasar. Setelah itu segera tuangkan kopi ke dalam cangkir selagi masih segar.

2. Pour Over atau V60

Jika ingin menikmati rasa kopi yang lebih lembut, kamu bisa mencoba menggunakan teknik Pour Over yang biasanya disebut Drip V60. Teknik manual brewing ini menggunakan alat berupa corong gelas seperti V dengan kemiringan 60 derajat dengan guratan-guratan di dalam corongnya. Dalam penyajiannya, seorang barista akan menyiapkan cangkir, gelas/keramik V60, filter yang dialaskan pada V60, dan kattle yang berleher panjang. Waktu penyeduhannya sekitar 1 menit 30 detik - 2 menit 15 detik. Caranya dengan meletakkan V60 di atas cangkir, taruh kopi pada V60 sudah dilapisi filter, terakhir tuang air panas dari kattle dengan gerakan memutar. Gerakan memutar ini perlu dilakukan agar rasa kopi teraduk sempurna.

3. Aeropress

Ditemukan pada tahun 2005. Alat yang digunakan seperti dua tabung yang disatukan. Tekniknya lebih praktis cocok bagi yang suka traveling, bahannya juga tidak mudah pecah dan mudah dibawa atau disimpan di dalam ransel dan koper. Cara pembuatan kopinya menggunakan tekanan udara. Jika dilihat-lihat alatnya mirip dengan suntikan, seorang barista biasanya menekan kopi yang sudah diberi air panas sehingga tersaring dan tersaji ke dalam cangkir. Beberapa barista melakukan teknik yang berbeda untuk mendapatkan rasa yang pas. Ada yang mengaduk kopi tiga kali saat kopi sudah dituang air panas, baru setelah itu menekannya dengan Aeropress. Sedangkan barista lain menyarankan untuk mengaduk sebanyak sepuluh kali. Rasa yang tercipta akan berbeda-beda sesuai dengan teknik yang digunakan.

4. Syphon

Teknik manual brewing ini dapat memakan waktu yang cukup lama, jadi pastikan kamu memiliki waktu luang untuk menunggu dan menikmati kopi. Penyajian kopinya menggunakan metode memasak kopi pada tabung khusus. Sehingga posisinya adalah kopi di bagian atas, air di bagian bawah, dan rumah spiritus diletakkan di bawah alat syphon. Air harus dimasak, kemudian saat mendidih, air akan naik ke bagian atas, tempat kamu meletakkan kopi. Lalu singkirkan rumah spiritus, aduk kopi, dan kemudian kopi akan meluncur pada tabung di bawahnya. Setelah itu, anda dapat menuangnya ke dalam cangkir.

5. Cold Brew

Cold brew bukan sekedar kopi hitam ditambah es atau kopi hitam yang didinginkan di lemari pendingin. Jika anda ingin membuat cold brew, anda akan membutuhkan waktu yang lama. Sehingga ketika anda ingin memesan cold brew di Coffee Shop sudah ada dalam keadaan ready stock, berbeda dengan kopi lain yang dibuat berdasarkan pemesanan. Teknik Cold Brew ini membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam, menggunakan alat khusus, lalu kopi bubuk ditetesi air es sehingga air kopi akan masuk ke gelas penampung tetes demi tetes. Cara ini dapat mengurangi tingkat keasaman kopi. Uniknya rasa yang ditimbulkan adalah rasa yang sesuai dengan notesdari biji kopi yang digunakan.

6. Vietnam Drip

Vietnam Drip atau kopi tetes Vietnam juga membutuhkan waktu cukup lama untuk menunggu kopi turun ke cangkir, tetes demi tetes. Apabila anda menyukai rasa yang manis, kamu bisa memasukan creamer kental di dalam cangkir. Kemudian letakan Vietnam Drip dan tunggu tetesan kopi memenuhi cangkir anda. Setelah itu silahkan dinikmati.

7. Flat Bottom

Teknik ini dikembangkan di Amerika dan lebih dahulu ada ketimbang V60. Cara menyeduh kopi dengan teknik ini, akan menimbulkan rasa coklat atau pahit dari kopi yang lebih dominan. Kamu memerlukan waktu penyeduhannya lebih dari 2 menit, dengan flow rate yang lebih lambat, karena lubangnya lebih kecil dan sedikit. Flow rate yang lebih lambat akan mempengaruhi rasa yang tercipta.

8. Chemex

Chemex adalah nama alat manual brewing yang berbentuk seperti teko besar, bentuknya mirip seperti sebuah jam pasit. Rasio yang digunakan adalah 1/14 atau 1 gram kopi untuk 14 ml air atau 10 gram kopi untuk satu cangkir. Caranya dengan menuangkan kopi pada Chemex yang sudah diberi kertas filter, lalu tuangkan air sebanyak 50 ml dengan gerakan melingkar, diamkan selama 30 detik dan tunggu sampai kopi mengembang. Ulangi beberapa kali hingga mencapai takaran yang sesuai. Setelah itu buang filter yang berisi ampas kopi dan aduk wadah Chemex hingga kopi merata. Barulah anda dapat menikmati kopinya.

9. Tubruk

Teknik tradisional dari Indonesia, Tubruk. Biasanya kopi tubruk hanya dengan cara menuang kopi dalam cangkir, seduh dengan air panas, lalu aduk. Tunggu beberapa saat hingga bubuk kopi mengendap ke bagian bawah. Apabila anda tidak suka dengan bubuk kopi, kamu bisa membuang ampas kopi yang mengendap menggunakan sendok kecil.

Itu tadi 9 teknik manual brew pada kopi, semoga membantu.

Simak Video "Viral Bakso Jumbo dengan Kuah Rawon yang Hitam"



[pay/lus]

Page 2

Jakarta -

Manual brew dan espresso hingga kini masih eksis di dunia perkonomian. Era gelombang ketiga pada dunia kopi dengan populernya manual brew tidak menggeser posisi espresso di hati penikmatnya. Espresso dan manual brew coffee tentu memiliki perbedaan yang cukup signifikan meski sama-sama berbahan dasar kopi dan air.

Teknik Manual Brew, dari Tradisional hingga Internasional

Istilah gelombang ketiga diciptakan oleh kepribadian kopi Trish Rothgeb yang dikutip dalam coffeechronicler.com. Sejak itu telah umum digunakan untuk menggambarkan perkembangan kopi saat ini. Perbedaan antara gelombang kedua dan ketiga, menurut Rothgeb, adalah peningkatan fokus pada kopi itu sendiri. Espresso biasanya disiapkan rasio kopi sebesar 1: 2 dengan air. Metode pembuatan manual brew ini umumnya menggunakan rasio sekitar 1:15.

Untuk menyajikan kopi yang nikmat perlu memperhitungkan 7 hal antara lain, metode seduh serta teknik seduhan, rasio kopi, ukuran gilingan dari kopi, kualitas air seduhan, lamanya air bertemu dengan kopi, suhu air, dan juga filter. Teknik pouring masuk pada tahap pertama yang perlu diperhitungkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

French Press biasa disebut dengan coffee press. Teknik dalam penyajian kopinya dibuat dengan sebuah gelas khusus. Jika akan melihat bentuk gelas yang ada alat penekan di bagian tutup gelasnya, maka itu alat yang disebut French Press. Cara menyeduhnya dengan mendiamkan kopi sebentar selama kurang lebih 4 menit, dengan takaran 60 gr untuk 1 liter air. Setelah itu, tekan bagian atasnya perlahan hingga ampas kopi tertekan ke dasar. Setelah itu segera tuangkan kopi ke dalam cangkir selagi masih segar.

2. Pour Over atau V60

Jika ingin menikmati rasa kopi yang lebih lembut, kamu bisa mencoba menggunakan teknik Pour Over yang biasanya disebut Drip V60. Teknik manual brewing ini menggunakan alat berupa corong gelas seperti V dengan kemiringan 60 derajat dengan guratan-guratan di dalam corongnya. Dalam penyajiannya, seorang barista akan menyiapkan cangkir, gelas/keramik V60, filter yang dialaskan pada V60, dan kattle yang berleher panjang. Waktu penyeduhannya sekitar 1 menit 30 detik - 2 menit 15 detik. Caranya dengan meletakkan V60 di atas cangkir, taruh kopi pada V60 sudah dilapisi filter, terakhir tuang air panas dari kattle dengan gerakan memutar. Gerakan memutar ini perlu dilakukan agar rasa kopi teraduk sempurna.

3. Aeropress

Ditemukan pada tahun 2005. Alat yang digunakan seperti dua tabung yang disatukan. Tekniknya lebih praktis cocok bagi yang suka traveling, bahannya juga tidak mudah pecah dan mudah dibawa atau disimpan di dalam ransel dan koper. Cara pembuatan kopinya menggunakan tekanan udara. Jika dilihat-lihat alatnya mirip dengan suntikan, seorang barista biasanya menekan kopi yang sudah diberi air panas sehingga tersaring dan tersaji ke dalam cangkir. Beberapa barista melakukan teknik yang berbeda untuk mendapatkan rasa yang pas. Ada yang mengaduk kopi tiga kali saat kopi sudah dituang air panas, baru setelah itu menekannya dengan Aeropress. Sedangkan barista lain menyarankan untuk mengaduk sebanyak sepuluh kali. Rasa yang tercipta akan berbeda-beda sesuai dengan teknik yang digunakan.

4. Syphon

Teknik manual brewing ini dapat memakan waktu yang cukup lama, jadi pastikan kamu memiliki waktu luang untuk menunggu dan menikmati kopi. Penyajian kopinya menggunakan metode memasak kopi pada tabung khusus. Sehingga posisinya adalah kopi di bagian atas, air di bagian bawah, dan rumah spiritus diletakkan di bawah alat syphon. Air harus dimasak, kemudian saat mendidih, air akan naik ke bagian atas, tempat kamu meletakkan kopi. Lalu singkirkan rumah spiritus, aduk kopi, dan kemudian kopi akan meluncur pada tabung di bawahnya. Setelah itu, anda dapat menuangnya ke dalam cangkir.

5. Cold Brew

Cold brew bukan sekedar kopi hitam ditambah es atau kopi hitam yang didinginkan di lemari pendingin. Jika anda ingin membuat cold brew, anda akan membutuhkan waktu yang lama. Sehingga ketika anda ingin memesan cold brew di Coffee Shop sudah ada dalam keadaan ready stock, berbeda dengan kopi lain yang dibuat berdasarkan pemesanan. Teknik Cold Brew ini membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam, menggunakan alat khusus, lalu kopi bubuk ditetesi air es sehingga air kopi akan masuk ke gelas penampung tetes demi tetes. Cara ini dapat mengurangi tingkat keasaman kopi. Uniknya rasa yang ditimbulkan adalah rasa yang sesuai dengan notesdari biji kopi yang digunakan.

6. Vietnam Drip

Vietnam Drip atau kopi tetes Vietnam juga membutuhkan waktu cukup lama untuk menunggu kopi turun ke cangkir, tetes demi tetes. Apabila anda menyukai rasa yang manis, kamu bisa memasukan creamer kental di dalam cangkir. Kemudian letakan Vietnam Drip dan tunggu tetesan kopi memenuhi cangkir anda. Setelah itu silahkan dinikmati.

7. Flat Bottom

Teknik ini dikembangkan di Amerika dan lebih dahulu ada ketimbang V60. Cara menyeduh kopi dengan teknik ini, akan menimbulkan rasa coklat atau pahit dari kopi yang lebih dominan. Kamu memerlukan waktu penyeduhannya lebih dari 2 menit, dengan flow rate yang lebih lambat, karena lubangnya lebih kecil dan sedikit. Flow rate yang lebih lambat akan mempengaruhi rasa yang tercipta.

8. Chemex

Chemex adalah nama alat manual brewing yang berbentuk seperti teko besar, bentuknya mirip seperti sebuah jam pasit. Rasio yang digunakan adalah 1/14 atau 1 gram kopi untuk 14 ml air atau 10 gram kopi untuk satu cangkir. Caranya dengan menuangkan kopi pada Chemex yang sudah diberi kertas filter, lalu tuangkan air sebanyak 50 ml dengan gerakan melingkar, diamkan selama 30 detik dan tunggu sampai kopi mengembang. Ulangi beberapa kali hingga mencapai takaran yang sesuai. Setelah itu buang filter yang berisi ampas kopi dan aduk wadah Chemex hingga kopi merata. Barulah anda dapat menikmati kopinya.

9. Tubruk

Teknik tradisional dari Indonesia, Tubruk. Biasanya kopi tubruk hanya dengan cara menuang kopi dalam cangkir, seduh dengan air panas, lalu aduk. Tunggu beberapa saat hingga bubuk kopi mengendap ke bagian bawah. Apabila anda tidak suka dengan bubuk kopi, kamu bisa membuang ampas kopi yang mengendap menggunakan sendok kecil.

Itu tadi 9 teknik manual brew pada kopi, semoga membantu.

Simak Video "Viral Bakso Jumbo dengan Kuah Rawon yang Hitam"


[Gambas:Video 20detik]
[pay/lus]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề