Bahan pengawetan makanan alami yang dapat menekan kehidupan dari bakteri aerob

Natural Preservatives. Natural Ingredient Resource Center. Retrieved 19 October 2021, from //www.naturalingredient.org/Articles/Natural_Preservatives_original.pdf

What is The Role of Sugar in the Food Industry?. The European Food Information Council [EUFIC]. [2013]. Retrieved 19 October 2021, from //www.eufic.org/en/whats-in-food/article/sugars-from-a-food-technology-perspective

Citric Acid. American Chemistry Council. Retrieved 19 October 2021, from //www.chemicalsafetyfacts.org/citric-acid/

Elias, M., Laranjo, M., Cristina Agulheiro-Santos, A., & Eduarda Potes, M. [2020]. The Role of Salt on Food and Human Health. Salt In The Earth. //doi.org/10.5772/intechopen.86905

Al-Hijazeen, M., & Al-Rawasdhed, M. [2019]. Preservative effects of rosemary extract [Rosmarinus officinalis L.] on quality and storage stability of chicken meat patties. Food Science And Technology, 39[1], 27-34. //doi.org/10.1590/1678-457x.24817

Bondi, M., Lauková, A., de Niederhausern, S., Messi, P., & Papadopoulou, C. [2017]. Natural Preservatives to Improve Food Quality and Safety. Journal Of Food Quality, 2017, 1-3. //doi.org/10.1155/2017/1090932

Shafat Khan, Souman Ghosh, Nadiya Malik, Shakeel Ahmad Bhat. Antioxidant properties of garlic essential oil and its use as a natural preservative in processed food. Int J Chem Stud 2017;5[6]:813-821. //www.chemijournal.com/archives/?year=2017&vol=5&issue=6&part=L&ArticleId=1397

van Beilen, J. W., Teixeira de Mattos, M. J., Hellingwerf, K. J., & Brul, S. [2014]. Distinct effects of sorbic acid and acetic acid on the electrophysiology and metabolism of Bacillus subtilis. Applied and environmental microbiology, 80[19], 5918–5926. //doi.org/10.1128/AEM.01391-14

Koffi-Nevry, R., Kouassi, K., Nanga, Z., Koussémon, M., & Loukou, G. [2012]. Antibacterial Activity of Two Bell Pepper Extracts:Capsicum annuumL. andCapsicum frutescens. International Journal Of Food Properties, 15[5], 961-971. //doi.org/10.1080/10942912.2010.509896

Pengawet makanan sebenarnya digolongkan menjadi dua jenis, yaitu : pengawet alami yang diperoleh dari bahan makanan segar seperti bawang putih, gula, garam, dan asam serta pengawet sintetis yang merupakan hasil sintesis secara kimia.

Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari bahan pangan seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa, dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk.

Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida [NaCl]. Garam dapur merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa asin. Selain meningkatkan cita rasa, garam juga berfungsi sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap air. Karena itu, garam menyebabkan sel-sel mikroorganisme mati karena dehidrasi. Garam dapur juga menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang dapat mematikan bakteri di dalam bahan pangan.

Gula pasir adalah butiran menyerupai kristal hasil pemanasan dan pengeringan sari tebu atau bit. Ibu tentu tahu bentuk gula pasir, yaitu butiran berwarna putih yang tersusun atas 99.9 persen sakarosa murni. Selain dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual dalam bentuk tepung atau disebut gula halus. Fungsi gula pasir biasanya untuk memberikan rasa manis. Selain memberikan rasa, gula pasir bisa menjadi bahan pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati.Penggunaan gula sebagai pengawet disebut penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman yang akan diawetkan. Contoh produk yang diawetkan dengan penggulaan adalah manisan, selai, dan dodol.

Cuka adalah produk hasil fermentasi dari bakteri acetobacter. Banyak jenis cuka di pasaran, seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren, dan cuka limau. Beragam cuka ini diperoleh dari bahan fermentasi yang berbeda. Adalagi satu jenis cuka yang sering digunakan untuk memasak yang disebut cuka masak. Cuka jenis ini adalah cuka sintetis/kimiawi dengan rasa asam yang kuat. Biasanya cuka mengandung asam asetat 98 persen.Selain memberikan rasa asam pada masakan, cuka bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi, jeli dan minuman. Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya simpan, cuka dapat mempertahankan warna atau mencegah pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, warna sayuran dan buah akan tahan lama.

Bawang putih [Allium sativum] merupakan bumbu dapur yang populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet. Sebab, bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri. Menurut Richard S. Rivlin di Journal of Nutrition, kandungan allicin dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan gram negatif. Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli, Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat lainya adalah mengurangi jumlah bakteri aerob dan kaliform sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang putih lebih awet. Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke dalam potongan daging atau ikan dan simpan di dalam freezer. Dengan cara ini daging atau ikan bisa bertahan 20 hari.

Selain sebagai bumbu dan pemberi warna, kluwak [Pangium edule Reinw.] bisa digunakan sebagai pengawet. Kluwak biasanya digunakan sebagai pengawet ikan segar. Dengan kluwak, ikan segar bisa bertahan hingga enam hari. Cara penggunaanya cukup mudah. Buah kluwak dicincang halus, dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam perut ikan yang telah dibersihkan. Pengawetan dengan kluwak seringkali dikombinasikan dengan penggaraman dan pendinginan.

Daun yang satu ini ternyata juga berfungsi efektif sebagai pengawet alami makanan. Sebab, daun gambir Uncariae Romulus et Uncus memiliki kandungan zat katekin. Katekin mampu menjaga makanan dari pengaruh mikroorganisme perusak dan penyebab basi.Daun gambir bisa digunakan pada telur asin. Caranya, telur yang akan dibuat telur asin direndam di air sisa penirisan setelah pembuatan gambir.

Selain menggunakan bahan pangan alami, pengawetan makanan bisa dilakukan dengan metode pengeringan. Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman, murah dan sehat. Hampir semua bahan pangan baik sayuran, buah, kacang-kacangan hingga daging dapat diawetkan dengan metode pengeringan. Tujuannya adalah mengurangi sebagian air dalam bahan pangan hingga 10-15 persen sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup. Metodenya bisa dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari maupun panas oven. Bahan pangan yang dikeringkan seperti ubi, sayuran dan buah diiris tipis-tipis kemudian dijemur atau dioven dalam suhu rendah [di bawah 40 derajat Celsius] hingga kering. Selanjutnya bahan pangan tinggal disimpan di tempat yang sejuk, kering dan tertutup rapat. Bahan pangan yang dikeringkan biasanya bertahan hingga 1 bulan.

Metode pengawetan makanan baik yang alami atau yang buatan akan mempengaruhi kualitas gizi yang terkandung, terutama vitamin dan mineral - zat gizi yang mudah rusak jika diawetkan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, mengkonsumsi bahan pangan segar adalah cara terbaik untuk mendapatkan asupan nutrisi optimal.

Ditulis Oleh : Surya Nengsih, SP Penyuluh Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan

Sumber : //www.sahabatnestle.co.id/content/view/mengawetkan-makanan-secara-alami-dan-sehat.html

Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari bahan pangan segar seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk. Mari kita kenali satu persatu masing-masing jenis pengawet alami:

  1. Garam Dapur

    Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida [NaCl]. Garam dapur merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa asin. Selain meningkatkan cita rasa garam juga berfungsi sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap air, sehingga adanya garam akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme mati karena dehidrasi.  Garam dapur juga dapat menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang dapat mematikan bakteri yang ada di dalam bahan pangan. 

    Penggunaan garam sebagai pengawet biasanya dikenal dengan istilah penggaraman, seperti yang dilakukan pada proses pembuatan ikan asin, telur asin, atau asinan sayuran dan buah. Cara penggunaanya sangat sederhana, tinggal menambahkan garam dalam jumlah tinggi ke dalam bahan pangan yang akan diawetkan.

  2. Gula Pasir

    Gula pasir adalah butiran menyerupai kristal yang merupakan hasil pemanasan dan pengeringan sari tebu atau bit. Anda tentu sudah tahu bentuk gula pasir, yaitu butiran berwarna putih yang tersusun atas 99.9% sakarosa murni. Selain dijual dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual dalam bentuk tepung, populer dengan sebutan gula halus.

    Fungsi gula pasir biasanya ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk memberikan rasa manis. Namun selain memberikan rasa, gula pasir juga berfungsi sebagai pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati.

    Penggunaan gula sebagai pengawet, lazim disebut dengan istilah penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman yang akan diawetkan. Contoh produk yang diawetkan dengan penggulaan adalah manisan, selai, dodol, permen, sirup dan jeli.

  3. Cuka

    Cuka adalah produk hasil fermentasi dari bakteri acetobacter. Banyak jenis cuka beredar di pasaran, seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren dan cuka limau. Masing-masing cuka ini diperoleh dari bahan dasar fermentasi yang berbeda. Adalagi satu jenis cuka yang sering digunakan untuk memasak yang disebut juga cuka masak. Cuka jenis ini adalah cuka sintetis/kimiawi dengan rasa asam yang sangat kuat. Biasanya cuka mengandung asam asetat 98%.

    Selain memberikan rasa asam pada masakan dan minuman, cuka juga bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi,  jelly dan minuman. Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya simpan, cuka juga dapat mempertahankan warna atau mencegah reaksi browning/pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, sayuran dan buah akan lebih bertahan warnanya.

  4. Bawang Putih

    Bawang putih [Allium sativum] merupakan bumbu dapur yang sangat populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet.  Hal ini desebabkan karena bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri. Kandungan allicin di dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan gram negatif. Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli, Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat lainya adalah dapat mengurangi jumlah bakteri aerob, kaliform dan mikroorganisme lainya sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang putih akan lebih awet. Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke dalam potongan daging atau ikan dan simpan di dalam freezer. Dengan cara ini daging atau ikan bisa bertahan 20 hari.

  5. Kluwak

    Selain sebagai bumbu dan pemberi warna, kluwak [Pangium edule Reinw] juga bisa digunakan sebagai pengawet. Kluwak biasanya digunakan sebagai pengawet ikan segar. Ikan segar yang diawetkan dengan kluwak bisa bertahan hingga enam hari. Cara penggunaanya, buah kluwak dicincang halus, dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam perut ikan yang telah dibersihkan isi perutnya. Biasanya pengawetan ikan segar dengan kluwak dilakukan oleh pada nelayan di daerah Banten. Nelayan biasanya mengawetkan ikan untuk pengiriman ikan jarak jauh. Pengawetan dengan kluwak seringkali dikombinasikan dengan penggaraman dan pendinginan. 

  6. Pengeringan

    Selain menggunakan bahan pangan alami, pengawetan bahan pangan juga bisa dilakukan dengan metode pengeringan. Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman, murah dan sehat. Hampir semua bahan pangan baik sayuran, buah, kacang-kacangan hingga daging dapat diawetkan dengan metode pengeringan. Tujuannya adalah mengurangi sebagian air dalam bahan pangan hingga 10-15 % sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup.

    Metodenya bisa dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari maupun panas oven. Bahan pangan yang dikeringkan seperti ubi, sayuran dan buah diiris tipis-tipis kemudian dijemur atau dioven dalam suhu rendah [di bawah 40 derajat celcius]  hingga kering. Selanjutnya bahan pangan tinggal disimpan di tempat yang sejuk, kering dan tertutup rapat. Bahan pangan yang dikeringkan biasanya bertahan  hingga 1 bulan.

Metode pengawetan makanan baik yang alami atau yang buatan akan mempengaruhi kualitas gizi yang terkandung, terutama vitamin dan mineral - zat gizi yang mudah rusak jika diawetkan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, mengkonsumsi bahan pangan segar adalah cara terbaik untuk mendapatkan asupan nutrisi optimal.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề