Mukjizat nabi yunus adalah dapat bertahan hidup di dalam

VIVA – Doa Nabi Yunus. Salah satu mukjizat nabi Yunus merupakan masih bisa bertahan hidup di dalam perut ikan paus ketika perjalanan laut yang dilanda badai besar, mukjizat itu sekaligus teguran dari Allah SWT karena nabi Yunus telah meninggalkan umatnya untuk didakwahi atas perintah Allah.

Di dalam ikan paus itu, Nabi Yunus sangat menyesali perbuatannya dan memohon kepada Allah, Nabi Yunus meminta kepada Allah agar bisa dikeluarkan dari perut paus hidup-hidup agar bisa kembali menyiarkan perintah Allah untuk mengajak umatnya ke jalan Tauhid.

Allah pun mengabulkan permintaan dari Nabi Yunus dan doa permintaan Nabi Yunus menjadi salah satu doa yang sering dipanjatkan oleh kaum muslim ketika ingin meminta sesuatu kepada Allah seperti dikeluarkan dari rasa kesulitan hidup.

Allah senantiasa memberikan suatu cobaan kepada manusia berupa kesulitan maupun rasa senang, hanya orang yang beriman akan selalu berdoa kepada Allah ketika mendapatkan suatu kesulitan atau ujian yang menimpanya, berdoa juga salah satu bentuk pengharapan hambanya kepada Allah.

Doa Nabi Yunus dalam perut ikan paus merupakan salah satu permohonan agar Allah mengabulkan segala permintaan dan dijauhkan dari kesulitan hidup.

Berikut beberapa cara Doa Nabi Yunus yang bisa Kamu panjatkan ketika dalam keadaan sulit dalam hidup, seperti dikutip dari berbagai sumber berikut:

1. Doa Nabi Yunus

Doa Nabi Yunus merupakan doa yang mustajab hal ini pun diabadikan dalam ayat suci Al-Quran, hampir setiap muslim selalu mengamalkan Doa Nabi Yunus ketika mendapatkan suatu ujian, doa Nabi Yunus dipanjatkan ketika ia berada di dalam perut paus.

Nabi Yunus memanjatkan doa selama 40 hari secara terus menerus dengan kesungguhan hatinya, dengan segala kesungguhan Nabi Yunus berdoa kepada Allah. Allah pun mengabulkan segala kesulitan Nabi Yunus dan mengeluarkannya dari dalam perut Paus.

2. Bacaan Doa Nabi Yunus

Ketika Nabi Yunus berada di dalam perut ikan paus, Nabi Yunus terlihat kagum dengan segala ciptaan Allah yang ada di dalam perut Puas, bahwa ikan pun semuanya bertasbih dan menyebut nama Allah. Selain itu Nabi Yunus juga sadar atas segala kesalahannya sebagai  utusan Allah yang telah melalaikan perintah-Nya yang tidak bisa sabar menghadapi kaumnya sendiri, kemudian Nabi Yunus langsung meminta ampun dan beroda, berikut doanya:

"Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin" yang artinya "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim"

3. Keutamaan Doa Nabi Yunus

Di balik doa Nabi Yunus di dalam perut ikan memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa ketika anda memanjatkan doa ini, Doa Nabi Yunus merupakan salah satu bentuk pengakuan doa kepada Allah dan kezaliman yang pernah dilakukannya sekaligus mengakui atas maha kuasanya Allah, seperti dalam surat Al Anbiya Ayat 87.

"Wa zan-nni iz zahaba mugadiban fa zanna al lan naqdira 'alaihi fa nada fiz-zulumati al la ilaha illa anta sub-hanaka inni kuntu minaz-Zalimin"

yang artinya "Dan [ingatlah kisah] Dzun Nun [Yunus], ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim"

Seperti dijelaskan dalam tafsir Al Muyassar, Dan ingatlah kisah seorang yang ditelan ikan, yaitu Yunus bin Matta. Allah mengutusnya sebagai rasul kepada kaumnya, maka dia mendakwahi mereka, namun mereka tidak beriman. Lalu dia mengancam mereka dengan siksaan namun mereka tetap tidak mau kembali [bertaubat]. 

Dan dia tidak dapat lebih bersabar dalam menghadapi mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada nya. Dia pun pergi dari tengah mereka dalam keadaan marah kepada mereka, merasa sempit dada lantaran penentangan mereka. Dan dia menyangka bahwa sesungguhnya Allah tidak akan menyulitkan dan menghukumnya terhadap pelanggaran atas perintah Allah ini.

Maka Allah mengujinya dengan kesempitan yang dahsyat dan tertahan, dan ikan besar menelannya di dalam lautan. Lalu dia menyeru Tuhannya dalam kegelapan malam, laut dan gelapnya perut ikan dengan bertaubat dan pengakuan akan kezalimannya karena meninggalkan kesabaran dalam menghadapi kaumnya dengan berucap.

Dalam doa Nabi Yunus ada tiga keutamaan atau keistimewaan yang terkandung dalam doa Nabi Yunus, sebagai berikut.

- Pengakuan Tauhid Bahwa Allah SWT adalah tuhan yang agung dan esa. - Pengakuan terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.

- Permohonan pengampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya. 

Home/Soal/Mukjizat Nabi Yunus as Adalah Bertahan Hidup Di Dalam

Sebagai manusia, kita dilengkapi Allah dengan karsa atau kemampuan untuk berkehendak. Namun, seringkali nafsu lebih besar daripada logika, sehingga kita tidak berpikir matang sebelum bertindak. Akhirnya penyesalan datang. Salah satu Nabi yang mengajarkan kepada kita tentang konsekuensi penyesalan adalah Nabi Yunus. Seperti apakah kisahnya?

Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 Setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan Ilyasa. Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota Ninawa sendiri terletak di Mosul, Irak.



Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’an

Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an. Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.

Pertama, kisah Yunus
alaihissalam
disebutkan Allah dalam Surah Yunus [x] ayat 98:

“Maka mengapa tidak ada [penduduk] suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka [kaum Yunus] itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”

Anda Mungkin Juga Menyukai

Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ [21] ayat 87—88:

“Dan [ingatlah kisah] Zun Nun [Yunus], ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim’.

Maka Kami kabulkan [doa]nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah As-Saffat [37] ayat 139—148:

“Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul, [ingatlah] ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah [dalam undian].

Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir [bertasbih] kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut [ikan itu] sampai hari kebangkitan.

Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu [orang] atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.”

Terakhir, Allah mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surah Al-Qalam [68] ayat 48—50:

“Maka bersabarlah engkau [Muhammad] terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti [Yunus] orang yang berada dalam [perut] ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.

Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.”

Temukan pula perjalanan Nabi Yusuf pada buku Yunus, Nabi Dalam Perut Ikan karya Esmeralda yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia!





Berlangganan Gramedia Digital

Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital

SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda.

Rp. 89.000 / Bulan



Buku Tentang Nabi Yunus

Berbagai kisah Nabi Yunus dapat Anda dapatkan di Toko Buku Gramedia atau www.gramedia.com

Nabi Yunus diutus Allah untuk mengajak kaumnya menyembah hanya kepada Allah SWT. Namun kaumnya menolak hingga membuat nabi Yunus marah dan pergi meninggalkan mereka. Di tengah perjalanan Nabi Yunus menghadapi masalah, namun Allah memberikan pertolongan. Kisah nabi Yunus Every bit mengajarkan kita arti amarah dan pentingnya bersabar.

[SERI KISAH NABI] RASUL YANG SELAMAT DARI PERUT IKAN PAUS: NABI YUNUS




Buku ini menceritakan tentang kisah Nabi Yunus As yang berkat kebesaran Allah SWT tetap hidup walaupun harus hidup selama 40 hari di dalam perut ikan paus. Seri Kisah Nabi adalah buku ilustrasi anak yang terdiri atas 25 judul buku yang masing-masing menceritakan tentang salah satu tokoh dari para Nabi. Buku ini dirancang sebagai buku bacaan dongeng yang dapat dibaca oleh orangtua, para guru, dan anak pada umumnya.

Baca Juga:  Log X 4 Log X 8 Log 2x 16

Halo Balita: Kisah Nabi Yunus A.S.-New


Mengajak buah hati mengenal Nabi. Nabi Yunus meninggalkan kaumnya yang tidak mau beribadah kepada Allah. Beliau pergi dengan menumpang sebuah kapal. Di tengah perjalanan, ternyata Nabi Yunus harus melompat ke laut. Kenapa begitu, ya? Ikuti ceritanya, yuk!


Nabi Yunus Pergi Meninggalkan Kaumnya

Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah pada penduduk Ninawa. Ketika mendapatkan perintah tersebut, perjalanan panjang melintasi padang pasir yang luas dan gersang pun ditempuh Nabi Yunus dari negeri Syam.

Sesampainya di Ninawa, Yunus
alaihissalam
mendapati para penduduknya tenggelam dalam kekafiran. Mereka menjadikan berhala sebagai Tuhan. Ritual penyembahan terhadap berhala ini telah berlangsung lama.

Sebagai pendatang, Nabi Yunus dianggap orang asing oleh penduduk setempat. Ketika beliau memulai dakwahnya dan mengajak kaum Ninawa untuk menyembah Allah, mereka malah mengolok-olok Nabi Yunus.

Dakwah Nabi Yunus pun tak pernah dianggap oleh kaum Ninawa. Bahkan mereka merasa Nabi Yunus telah melakukan penghinaan terhadap berhala dan agama nenek moyang. Mendapati respon kaum Ninawa yang seperti itu Nabi Yunus tetap sabar.

Tahun demi tahun berlalu, kondisi tersebut belumlah berubah. Hingga sampai 33 tahun Nabi Yunus berdakwah, hanya dua orang penduduk Ninawa saja yang mendengarkan beliau. Nama mereka adalah Tanuh dan Rubil.

Sampai pada suatu hari, habis sudah kesabaran Nabi Yunus menghadapi kaum Ninawa yang keras kepala itu. Beliau pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, Nabi Yunus menyampaikan kepada penduduk Ninawa bahwa azab Allah akan datang. Kemudian pergilah Nabi Yunus dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah.


Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan Paus

Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan.

Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir kepada Allah.

Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil. Ternyata tidak demikian kenyataannya.

Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal. Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan undian.

Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.

Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas,
“kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah [dalam undian].”

Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang.

Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging beliau.

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun [merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87]. Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144,
“ … niscaya dia akan tetap tinggal di perut [ikan itu] sampai hari kebangkitan.”

Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah pun mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya dan bersujud.

Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar. Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan.

Baca Juga:  Bagian Vokal Yang Setingkat Lebih Rendah Dari Main Vokal Adalah

Hal ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas,
“Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.”
Sebutan ‘tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak berkenan pada keputusan Nabi Yunus meninggalkan kaumnya.

Allah juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87.
“Dan [ingatlah kisah] Zun Nun [Yunus], ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, …”

Sadar akan kesalahan beliau, Nabi Yunus pun lantas berdoa sebagaimana yang Allah kisahkan dalam lanjutan ayat ke-87 Surah Al-Anbiya’ di atas.
“ … maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’.”

Allah pun memperkenankan doa Nabi Yunus, seperti yang Dikisahkan dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 88. “Maka Kami kabulkan [doa]nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Allah memerintahkan kepada ikan paus untuk memuntahkan Nabi Yunus sehingga beliau terdampar di daratan yang tandus. Tubuh Nabi Yunus pun dalam keadaan lemah dan sakit karena kekurangan nutrisi di dalam perut ikan. Untuk itu Allah menyembuhkan beliau dengan menumbuhkan tanaman
yaqthinah
[sejenis labu] dan meminta Nabi Yunus memakannya.

Hal ini dikisahkan Allah dalam Surah Equally-Saffat ayat 145—146. “Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.”

Adapun mengenai berapa lama waktu Nabi Yunus berada dalam perut ikan, ada beberapa perbedaan pendapat di antara para ahli tafsir. Ada yang menyebutkan bahwa Yunus
alaihissalam
ditelan ikan paus pada waktu dhuha dan dimuntahkan kembali sore harinya.

Ada pula yang berpendapat Nabi Yunus ditelan selama 3 hari. Pendapat lain menyebutkan bahwa beliau berada di dalam perut ikan selama 7 hari. Namun, pendapat yang paling masyhur adalah selama twoscore hari. Temukan kisah Nabi Yusuf yang diutus Allah pada Lath Book Teladan Anak Muslim: Nabi Yunus.


Pertobatan Kaum Ninawa dan Kembalinya Nabi Yunus ke Tengah Mereka

Seperginya Nabi Yunus dengan kekecewaan terhadap kaum Ninawa, azab Allah benar-benar datang beberapa hari kemudian, seperti yang beliau janjikan. Awan gelap menutupi langit bersama petir menggelegar, angin kencang menyapu rumah, peternakan, dan ladang kaum Ninawa. Tak sampai di situ, gempa besar juga Allah timpakan kepada mereka.

Penduduk Ninawa pun sadar, peringatan yang disampaikan Nabi Yunus benar-benar terjadi. Karena itulah mereka bertobat dan menyebut nama Allah untuk memohon perlindungan. Kaum Ninawa juga mencari Nabi Yunus, sayangnya saat itu beliau sudah pergi.

Pertobatan yang dilakukan kaum Ninawa ini serius dan jujur. Seluruh penduduk, laki-laki, perempuan, anak-anak, tua, muda, semua luruh dalam khusyuk menyebut asma Allah. Melihat kejujuran pertaubatan mereka, Allah pun menerima dan menghentikan azab-Nya.

Peristiwa tersebut sebagaimana diceritakan Allah dalam Surah Yunus ayat 98 di atas:

“Maka mengapa tidak ada [penduduk] suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka [kaum Yunus] itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”

Allah menuntun Nabi Yunus untuk kembali kepada kaum Ninawa. Kaum yang telah bertaubat itu menyambut Yunus
alaihissalam
dengan sukacita. Allah pun memberikan keberkahan dan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, seperti yang disebutkan dalam Surah Yunus ayat 98 di atas.

Kembalinya Nabi Yunus kepada kaum Ninawa juga diabadikan Allah dalam Surah Equally-Saffat ayat 147—148.
“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu [orang] atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.”

Ikan Nabi Yunus

Berdasarkan kisah yang diceritakan turun menurun, ikan yang menelan Nabi Yunus Every bit memiliki wujud yang begitu besar hingga dapat menelan apapun. Ikan yang menelan Nabi Yunus dinamai

ikan nun
.  Walaupun ikan ini belum terdefinisikan dengan jelas, namun penggambaran ikan ini dimiripkan dengan ikan paus. Secara logis, memang tidak ada ikan lain yang memiliki ukuran lebih besar dari ikan paus.

Baca Juga:  Pada Tahun 2015 Penduduk Benua Amerika Diperkirakan Mencapai


Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus

Dari kisah Nabi Yunus di atas, ada pelajaran yang bisa kita ambil, sebagai berikut:

  1. Sabar dalam menyeru kepada kebaikan

Kepergian Nabi Yunus dari kaum Ninawa memperlihatkan bahwa beliau kurang sabar dalam dakwah atau menyeru kepada kebaikan. Perilaku seperti ini ternyata tidak disukai Allah.

Hal tersebut Allah nyatakan dalam beberapa ayat Al-Qur’an:

  • “Dan [ingatlah kisah] Zun Nun [Yunus], ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya ….”
    [Surah Al-Anbiya’ ayat 87]
  • “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.”
    [Surah As-Saffat ayat 142]

Allah pun meminta Nabi Muhammad untuk bersabar dan tidak mencontoh sikap Nabi Yunus di atas, sebagaimana dinyatakan-Nya dalam Surah Al-Qalam ayat 48:

“Maka bersabarlah engkau [Muhammad] terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti [Yunus] orang yang berada dalam [perut] ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.”

Ayat tersebut sekaligus memberitahukan kepada kita bahwa dalam berdakwah atau menyeru kepada kebaikan, kita harus senantiasa bersabar. Karena Allah bersama orang-orang yang bersabar.

  1. Memperbanyak zikir kepada Allah

Berzikir atau mengingat Allah adalah upaya kita untuk senantiasa dekat dengan Allah. Berzikir juga menjadi upaya untuk membuat hati kita tenang, sebagaimana firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28,
“ …. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Memperbanyak zikir ternyata juga dapat menjadi penyebab datangnya pertolongan Allah. Seperti firman-Nya ketika mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surat As-Saffat ayat 143—144 di atas:

“Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir [bertasbih] kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut [ikan itu] sampai hari kebangkitan.”

  1. Berserah diri dan memohon ampunan kepada Allah

Pada kisah Nabi Yunus di atas, kita dapat melihat bahwa ketika beliau menyadari kesalahannya kemudian memohon ampunan dan berserah diri kepada Allah, Dia memberikan pertolongan.

Allah telah mengilhamkan kepada Nabi Yunus untuk menyampaikan doa yang luar biasa,
“Laa ilaha illa Anta, Subhanaka inni kuntu min al-zhalimin.”
Artinya,
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Pada doa tersebut Allah menuntun lisan Nabi Yunus untuk menyebutkan kalimat tauhid terlebih dahulu. Kemudian Dia mengilhamkan Nabi Yunus untuk melanjutkannya dengan tasbih. Hal tersebut guna menunjukkan betapa sempurnanya Allah dan betapa sucinya Dia dari segala kelemahan dan kekurangan.

Setelah itu, Nabi Yunus melanjutkan dengan pengakuan dosa yang telah diperbuatnya. Rasulullah bersabda seperti yang diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqqas, menyoal doa tersebut:

“Doa yang tidak ada seorang hamba Muslim pun mengucapkan, sedangkan ia berada dalam bencana, kecuali Allah pasti akan memperkenankannya.”

  1. Tidak mengambil keputusan saat sedang emosi

Keputusan yang diambil Nabi Yunus dalam keadaan marah—untuk meninggalkan kaum Ninawa—ternyata berbuah hukuman bagi beliau dari Allah, yaitu “dipenjara” di dalam perut ikan. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita untuk menahan diri tidak mengambil keputusan apa pun saat sedang marah atau emosi.

Demikianlah kisah Nabi Yunus dan pelajaran apa saja yang dapat kita petik darinya. Semoga kita dapat meneladani Nabi Yunus sehingga dapat masuk dalam golongan hamba Allah yang saleh dan disayangi-Nya. Amin.

Artikel Terkait Kisah Nabis Yunus

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Source: //www.gramedia.com/best-seller/kisah-nabi-yunus-as/

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề