Benda kriya yang dikerjakan dengan teknik tembikar, diantaranya

A. Pengertian Kriya
Istilah “Kriya” diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu “Krya” yang mengandung arti mengerjakan. Pada perkembangannya, kata dari istilah ini menjadi bertambah, diantaranya karya, kerja, dan kriya. Namun ketiga kata tersebut masih mengandung makna yang sama. Jadi pengertian seni Kriya adalah jenis karya seni yang dihasilkan dengan memanfaatkan keterampilan tangan manusia dimana karya tersebut memperhatikan nilai estetika/ keindahan dan juga aspek fungsional. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia Kriya artinya sebagai pekerjaan [kerajinan tangan]. Dalam bahasa Inggris disebut dengan Craft yang artinya energi atau kekuatan, maksudnya ialah suatu keterampilan dalam mengerjakan atau membuat sesuatu.Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang perupa. Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam ataupun kayu

B. Sejarah Kriya

Kriya mulai berkembang di Zaman Neolitikum atau Zaman Batu Muda. Zaman ini adalah masa perubahan yang sangat besar dalam hidup manusia. Perubahan ini tampak pada kehidupan manusia yang berpindah dari mengumpulkan makanan menjadi memproduksi makanan. Manusia tidak lagi berpindah tempat namun menetap di satu tempat. Mereka telah mengenal bercocok tanam dan beternak. Karena telah menetap di satu tempat, maka lambat laun mereka memiliki kepandaian membuat rumah. Karena hidup mereka bermasyarakat, mereka mulai memikirkan banyak hal, termasuk diantaranya membuat benda-benda kriya, yakni tidak hanya memiliki fungsi tertentu, tetapi juga menarik untuk dilihat. Pembuatan benda-benda kriya ini menyertai pembuatan alat-alat baru yang merupakan warisan Zaman Palaeolitikum dan Zaman Mesolitikum. Lewat percampuran dengan budaya-budaya lain di Asia, kriya di Indonesia semakin kaya dengan motif hias. Pada masa itu, seni Kriya dibuat secara sederhana dan lebih mengedepankan aspek fungsional atau untuk kebutuhan fisik. Namun, manusia zaman prasejarah sudah mulai mengerti tentang seni, hal ini terlihat dari penemuan tembikar yang sudah terdapat hiasan berupa simbol-simbol kehidupan spiritual yang mereka percaya. Sejarah perkembangan Kriya di Nusantara adalah sebagai berikut : 1. Seni Kriya Tradisional Klasik Pada masa kerajaan Hindu-Budha telah banyak menghasilkan karya seni kerajinan tangan. Teknik dan hasil karya seni yang dibuat pada masa itu berdasarkan pemikiran falsafah hidup agama Hindu, Budha, dan Islam.

Beberapa contoh Kriya pada masa klasik diantaranya;


  • Wayang kulit
  • Wayang golek
  • Pandai perak dan emas
  • Ukiran-ukiran kayu
  • Keris dan senjata lainnya
  • Kerajinan topeng
  • Batik
  • dan lain-lain
2. Seni Kriya Tradisional Rakyat [Daerah] Karya seni Kriya tradisional disesuaikan dengan watak, adab, serta lingkungan pada masa itu. Adapun jenis dan teknik pembuatan Kriya ditentukan oleh bahan dan alat yang ada di sekitar tempat tinggal masyarakat.

Beberapa contoh karya seni kriya tradisional rakyat adalah : Anyaman, logam, gerabah, dan topeng yang masih bertahan sampai sekarang.

3. Seni Kriya Indonesia Baru [Kolonial] Pada zaman kolonial, masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan yang mengedapankan nilai-nilai rasional dan kehidupan jasmaniah. Hal ini mengakibatkan kesadaran masarakat akan nilai-nilai tradisional seni Kriya menjadi luntur. Beberapa orang menggabungkan Kriya seni tradisional dengan kriya baru dengan menggunakan bahan-bahan industri. Proses komersialisasi ini akhirnya membuat para seniman tidak bisa mewariskan keahlian mereka kepada generasi penerus. Pada zaman modern seperti sekarang ini, seni Kriya digunakan sebagai benda terapan, dekorasi, hiasan, dan mainan.


C. Fungsi Seni Kriya

1. Sebagai benda pakai/fungsional

Seni kriya sebagai benda pakai diciptakan dengan mengutamakan fungsinya, sedangkan unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

Contoh kriya benda fungsional :

  • Kursi kayu
  • Lemari hias
  • Tempat tidur kayu
  • Keramik
  • Batik
  • Tenun
  • Perabot rumah tangga lainnya

2. Sebagai benda hias / dekorasi

Seni kriya sebagai benda hias yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan dibandingkan dengan aspek kegunaan atau segi fungsinya. Contoh karya seni kriya sebagai benda hias/ dekorasi;
  • Patung
  • Hiasan dinding
  • Seni ukir
  • Benda cinderamata
  • Tembikar
  • dan lain-lain

3. Sebagai benda mainan
Seni kriya sebagai benda mainan dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat permainan. Sebagai mainan, seni ini berfungsi untuk menghibur siapa saja yang membutuhkannya.  Contoh kriya sebagai benda mainan :

  • Boneka
  • Kipas kertas
  • Kincir angin
  • Minatur kendaraan, dll.
D. Jenis Jenis Seni Kriya 
Jenis-Jenis Seni Kriya Menurut Bahan :

1. Seni Kriya Kulit,

Kriya Kulit adalah kriya yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. 

Contoh: tas, sepatu, dompet, wayang dan lain-lain.

berempat.com

2. Seni Kriya logam,

Ialah kriya yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. 

Contoh:  pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.


3. Seni Kriya Kayu,

Yaitu kriya yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contoh: mebel, relief dan lain-lain.

4. Seni Kriya Batu,

Seni kriya batu adalah seni kriya yang menggunakan batu sebagai bahan dasarnya dan kemudian akan dibentuk sedemikian rupa agar terlihat indah dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Contoh ;  batu akik, batu permata, fosil, dll.


5. Seni Kriya Serat

Seni Kriya Serat menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. 

Contohnya: topi, tas, keranjang dan lain-lain.


6. Seni Kriya Tekstil,

Yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis [casting] atau teknik cetak [printing].

Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.

7. Seni kriya keramik,

Adalah kriya yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa [dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir] sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan lain-lain.



Jenis-Jenis Seni Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya Ada beberapa macam seni kriya jika berdasarkan pada teknik pembuatannya, diantaranya adalah ;


1. Seni Kriya Pahat / Ukir

Seni kriya atau pahat sangat lah beraneka ragam dalam proses pembuatannya. Selain menggunakan kayu, seni pahat atau ukir ini juga bisa menggunakan aneka logam, batu, serta fosil hewan sebagai bahan dasarnya.


2. Seni Kriya Batik

Proses pembuatan kain batik ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya adalah dengan menggunakan teknik cap, tulis, dan teknik lukis. Teknik batik tulis merupakan salah satu teknik membatik yang paling sering digunakan di Nusantara.


3. Seni Kriya Tenun

Tenun terdiri dari 2 jenis, yaitu tenun songket dan tenun ikat. Perbedaannya terletak pada teknik pembuatan dan bahan yang digunakan.  Hampir di setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki corak tenun yang sangat khas sesuai dengan tradisi dan budaya masyarakat setempatnya. Hal ini yang menyebabkan Nusantara kaya akan kebudayaan, yang salah satunya adalah seni kriya ini.


4. Seni Kriya Anyaman

Seni kriya anyaman merupakan teknik membuat dengan mengolah bahan dasar menjadi sebuah pola tertentu. Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam membuat anyaman adalah bambu, rotan, pandan, kertas, tali, dan yang lainnya.


5. Seni Kriya Bordir


Seni kriya bordir merupakan seni yang menempatkan hiasan dari benang yang kemudian dijaitkan pada kain dan berfungsi sebagai penghias serta untuk mempercantik atau memperindah tampilan kain tersebut.


6. Seni kriya cor [cetak tuang] Pada umumnya, seni kriya yang menggunakan teknik cor dibuat dengan bahan dasar logam dan tanah liat. Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari bahan perunggu seperti genderang perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan. Teknik cetak pada zaman perunggu ini ada dua macam, yaitu teknik bivalve dan teknik a cire pardue.

a. Teknik tuang berulang [bivalve]

Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan dua keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan ['bi' berarti dua dan 'valve' berarti kepingan]. Teknik inl digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hlasannya.

b. Teknik tuang sekali pakai [a cire perdue]

Teknik a cire perdue digunakan untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat. Selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat. Setelah itu, model tersebut dibakar untuk mengeluarkan lilin. Dengan demiklan terjadilah rongga dan akhirnya lelehan perunggu dapat dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat tersebut dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan. Di samping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko, dan tempat lilin.

7. Teknik dan Proses Pembuatan Seni kriya membentuk

Pengertian teknik membentuk di sini yaltu membuat karya seni rupa dengan media tanah liat yang lazim disebut gerabah, tembikar, atau keramik. Keramik merupakan karya dari tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang baru dan jauh berbeda dari bahan mentahnya. Teknik yang umumnya dlgunakan pada proses pembuatan keramik, antara lain sebagai berikut.

a. Teknik lilit pilin [colling]

Teknik ini merupakan gabungan dari pilinan tanah yang ditumpuk satu persatu diantara pilinan yang lain sehingga menjadi sebuah/bentuk keramik. Bentuk pilinan tersebut berfungsi sebagai dinding benda dan dekorasi.

b. Teknik pijat jari [pinching]

Teknik ini merupakan teknik bagi pemula dalam membentuk sebuah benda keramik. Hasil jejak pijitan akan bisa ditamplikan dari tekanan ibu jari dan telunjuktangan. Fungsi pemijitan dengan jari adalah untuk mengarahkan bentuk pada benda keramik yang akan dibuat dan untuk meratakan ketebalan benda keramik secara keseluruhan.

c. Teknik slab [lempengan]

Cara pembentukan dengan tangan langsung sepertl coll, lempengan atau pijatjan merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipa4 oleh seniman atau para penggemar keramik.

d. Teknik putar

Teknik pembentukan dengan alat putar dapat mengheslikan banyak bentuk yang simetrls [bulat, silindris] dan bervarlasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentra keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan [hand wheel] atau alat putar kaki [kick wheel]. Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasll kan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci, dan lain-lain.

e. Teknik cetak

Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger, maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat-alat rumah tangga yaitu piring, cangkir, mangkok, gelas, dan lain-lain.

TEKNIK-TEKNIK KRIYA >>

Sumber : //id.wikipedia.org/wiki/Kriya, diakses tanggal 06 September 2019

//www.maxmanroe.com/vid/umum/seni-kriya.html, diakses tanggal 06 September 2019 //sarungpreneur.com/seni-kriya-pengertian-dan-contohnya/, diakses tanggal 06 September 2019 //carajuki.com/pengertian-seni-kriya-beserta-contohnya/, diakses tanggal 06 September 2019 //sahabatnesia.com/seni-kriya, diakses tanggal 06 September 2019

//amier-aryadhi.blogspot.com/2014/01/sejarah-perkembangan-seni-kriya.html, diakses tanggal 06 September 2019

Page 2

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề