Berikan pendapatmu bagaimana cara menumbuhkan semangat kerjasama dalam lingkungan sekolah

Sekolah dari sudut pandang pengawas adalah sebuah tim kerja [teams work]. Di masyarakat banyak kita jumpai berbagai tim kerja seperti di lingkungan keluarga, di mana ada ayah, ibu, dan anak-anaknya mengambil peran masing-masing untuk mencapai tujuan bersama. Keharmonisan keluarga dapat ditakar dari bagaimana peran masing-masing anggota keluarga dapat berjalan dengan semestinya.

Di bagian lain dari masyarakat, kita menemukan kelompok-kelompok orang yang bekerjasama untuk menghasilkan produk atau jasa. Misalnya, kelompok/tim di pompa bensin, tim pemain sepak bola, tim atau crew peliputan berita, tim SAR, tim di pasar swalayan, dan lain-lain. Dengan ilustrasi di atas kita dapat menarik makna bahwa sebuah kelompok tidak lain adalah kumpulan orang yang dipersatukan dengan maksud untuk membagi dan menggunakan keterampilan individu dalam mencapai tujuan tertentu [Mulianto, dkk; 2006; 264]. Jika ada usaha seseorang untuk membentuk kelompok maka pada dasarnya adalah sebuah proses formal untuk membantu para anggotanya bekerjasama demi mencapai tujuan dengan lebih cepat dan lebih produktif.

Kekuatan apakah yang mempengaruhi kuat tidaknya sebuah tim?. Sebuah kelompok yang kuat adalah jika masing-masing individu anggotanya merasakan manfaat kelompok. Ini sangat penting, kalau tidak maka kelompok akan terancam tidak solid. Kalau tidak solid, kelompok tidak akan efektif. Selain dirasakan manfaatnya, kelompok yang kuat perlu membina interaksi yang efektif yaitu hubungan antar anggota kelompok yang saling mendukung terhadap pekerjaan yang dilakukannya untuk mencapai tujuan. Efektivitas interaksi dapat ditingkatkan melalui: [a] keselarasan hubungan tanpa pertentangan-pertentangan [walaupun tetap memberikan peluang terhadap perbedaan pendapat antar anggota], [b] membina perasaan puas dari anggota-anggota kelompok antar interaksi mereka, dan [c] keselarasan antara harapan dan kenyataan dari hubungan-hubungan interaksi tadi.

Kunci sukses bekerjasama dalam sebuah organisasi telah banyak dibahas orang. Di bawah ini akan diambil ulasan singkat tentang cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah. Dengan mengadopsi pendapat Michael Maginn [2004], di bawah ini adalah cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah:

  1. Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah tim bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebuah tujuan menyatakan apa yang harus diraih oleh tim, yang sifatnya akan memotivasi tim. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Dengan demikian untuk mencapai tujuan, masing-masing orang tahu cara mencapainya. Rincian tujuan yang umum di sekolah misalnya membuat siswa disiplin dalam belajar, membuat lingkungan sekolah menjadi hijau, teduh dan nyaman; membuat guru mampu melakukan Penelitian Tindakan Kelas, dan lain-lain. Dari masing-masing tujuan tersebut ada pelaksananya dengan cara pembagian tugas yang tepat.
  2. Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim dan setiap anggota melakukan tugasnya masing-masing serta bersedia untuk bertanggung jawab. Setiap orang di dalam tim harus tahu cara melakukan tugas teknis mereka, jika mereka belum terampil dalam melaksanakan tugasnya maka perlu ada bimbingan dan latihan dalam membangun keahlian mereka. Selain itu, anggota tim harus mengerti cara bekerjasama dengan cara memberikan peluang untuk menyampaikan gagasan dengan lancar, memberikan alternatif, membahas pendekatan secara kreatif, dan mengemukakan apa yang ada di pikiran mereka tanpa ada perasaan terintimidasi atau dibodohi. Dengan cara itu, setiap anggota tim akan ikut bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. Di lingkungan sekolah, selain melaksanakan proses pembelajaran para guru pasti memiliki tugas dan tanggung jawab yang lainnya seperti mengelola perpustakaan, laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar sekolah dapat menjadi tim yang solid, maka dianggap perlu untuk memperjelas keahlian dan tanggung jawab dari masing-masing personal.
  3. Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Tanpa pegangan aturan dalam bekerjasama, pekerjaan tim akan memburuk dengan pekerjaan yang tidak terarah. Intinya adalah bagaimana anggota tim di sekolah dapat menentukan prosedur dalam menjalankan tugasnya dan bisa memutuskan suatu tindakan dalam mengatasi masalah yang dijumpai tim.
  4. Hindari masalah yang bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi. Pengulangan masalah yang terus berulang kali dapat meruntuhkan tim kerjasama. Contoh masalah yang dapat dihindari pada tim kerjasama di sekolah misalnya rapat guru yang tidak disiplin, ketidakdisiplinan siswa yang dibiarkan berlarut-larut, keterlambatan guru masuk kelas, dan lain-lain.
  5. Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama. Peraturan tim akan banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah. Di sisi perlu ada konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan. Contoh menggunakan konstitusi tim misalnya ketika sekolah sedang membina atau mempersiapkan tim siswa mengikuti lomba olimpiade. Di dalamnya dibicarakan langkah kerja dalam membina tim agar efektif. Tim siswa secara bertahap diharapkan semakin terampil dalam menjawab soal. Dalam proses pembinaan, di dalamnya ada pembagian tugas dan peranannya masing-masing. Deskripsi tugas biasanya ditentukan berdasarkan kesepakatan yang berlaku sangat fleksibel artinya dapat diubah jika kerja tim tidak berfungsi dengan baik.
  6. Ajarkan rekan baru satu tim agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu ”diajari” bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
  7. Selalulah bekerjasama, caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang menyambut gagasan orang lain, baik berupa pengetahuan, interpretasi, dan bahkan pandangan yang berani dan ”gila”. Misalnya sekolah sedang menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik.
  8. Wujudkan gagasan menjadi kenyataan. Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan. Semangat kolaborasi bertujuan untuk membuat tim mencari dan mengemukakan gagasan kreatif.
  9. Aturlah perbedaan secara aktif. Setiap tim pasti menghadapi pertentangan dan kunci menghadapinya harus tanpa emosi. Tim yang efisien memanfaatkan kekuatan perbedaan dan memusatkan perbedaan itu untuk memecahkan masalah atau mengambil keputusan melalui penyampaian yang baik, suportif, dan sopan. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang produktif.
  10. Perangi virus konflik, apalagi jangan sekali-kali ”memproduksi” konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jka tidak segera ditangani.
  11. Saling percaya. Jika kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi, menganalisis komentar masing-masing, dan menghindari kejujuran serta interaksi terbuka. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya ketika ada kebijakan yang tidak terbuka atau konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar anggota tim dapat memicu konflik.
  12. Saling memberi penghargaan. Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan yang menarik. Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayaannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir Ujian Nasional, dan lain-lain.
  13. Evaluasilah tim secara teratur. Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
  14. Jangan menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.

Dari empat belas langkah di atas, dapat dirangkum dalam peta konsep seperti berkut ini.

Gambar: Langkah pembinaan kerjasama tim

Pengawas yang memiliki tugas dan kewenangan melakukan supervisi terhadap sekolah sebaiknya memiliki kompetensi sosial dalam membina kerjasama tim dari setiap sekolah. Untuk membina kerjasama sekolah, pengawas sebaiknya memiliki kemampuan dalam menyampaikan gagasan yaitu dengan manajemen komunikasi. Supervisor [pengawas] akan selalu melakukan komunikasi baik ke atasannya [Kepala Dinas Pendidikan], ke teman sejawat [sesama pengawas] maupun kepada bahawannya yaitu sekolah.

Metode komunikasi yang dapat digunakan dalam mengkomunikasikan informasi ada tiga yaitu komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, dan komunikasi masa. Supervior harus mengetahui betul metode mana yang perlu dipakai sebab masing-masing metode mempunyai keuntungan dan kerugiannya masing-masing.

Komunikasi langsung yaitu komunikasi dengan cara tatap muka dengan pihak sekolah. Dengan komunikasi langsung pengawas dapat menyampaikan gagasan mengenai tugas-tugas dan keputusan penting lainnya dari Dinas Pendidikan. Pada saat komunikasi langsung, sekolah dapat mengajukan pertanyaan terhadap apa yang tidak jelas atau belum difahami. Dengan komunikasi langsung, pekerjaan yang tidak efektif dan efisien dapat dihindari sekecil mungkin.

Komunikasi tidak langsung adalah komunikasi melalui perwakilan. Informasi yang perlu disampaikan kepada sekolah tidak dilakukan secara langsung, tetapi melalui kepala sekolah atau wakil kepala sekolah. Diharapkan informasi tersebut disampaikan kepada seluruh guru. Keuntungan yang dapat dipetik dari komunikasi jenis ini adalah menghemat waktu dan lebih mudah menanamkan pemahaman, bagi penawas dapat meningkatkan statusnya sedangkan bagi wakil sekolah dapat menimbulkan rasa dihargai. Kelemahannya, bisa jadi gagasan pokok dari yang disampaikan melenceng sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau perlu juga diwaspadai adanya kesengajaan dari pihak wakil sekolah untuk menghianati pesan yang sesungguhnya.

Komunikasi masa yaitu komunikasi yang disampaikan kepada orang banyak melalui perangkat yang dapat diterima dengan mudah oleh orang banyak. Misalnya melalui papan pengumuman, majalah dinding, buletin, pengeras suara, surat edaran, ceramah, dan lain-lain. Keuntungannya akan lebih mudah dan efisien, cepat, dan informasi yang disampaikan benar dan seragam. Namun perlu diingat komunikasi massa hanya baik untuk informasi ringan, yang tidak memerlukan pemahaman secara mendalam. Jika informasi yang disampaikan membutuhkan interpretasi akan menimbulkan banyak tafsir yang belum tentu dapat ditafsirkan secara tepat dan seragam oleh penerima informasi [komunikan].

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề