Berikan satu contoh terjadinya integrasi sosial secara nasional di Indonesia dan penjelasannya

Lihat Foto

Kompas.com/VANYA KARUNIA MULIA PUTRI

Ilustrasi pengertian integrasi nasional dan contohnya

KOMPAS.com - Integrasi nasional merupakan bentuk penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya di masyarakat.

Penduduk Indonesia berasal dari latar belakang suku, agama, ras, dan budaya yang berbeda. Dalam hal ini, inetgrasi nasional diperlukan untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada.

Pengertian integrasi nasional

Dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan [2020] karya Damri dan Fauzi Eka Putra, secara etimologis, kata integrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu integrate, berarti memberi tempat bagi unsur tertentu demi mewujudkan suatu keseluruhan.

Sementara istilah nasional berasal dari bahasa Inggris, nation, artinya bangsa. Nasional juga bisa didefinisikan sebagai kebangsaan dan bersifat bangsa sendiri.

Dengan demikian, integrasi nasional bisa diartikan sebagai penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam suatu wilayah, agar membentuk identitas nasional.

Selain pengertian di atas, berikut beberapa pengertian integrasi nasional menurut para ahli:

Nazaruddin Sjamsudin

Dilansir dari buku Pendidikan Kewarganegaraan [2021] karangan Susilawati, dkk, Nazaruddin Sjamsudin mendefinisikan integrasi nasional sebagai proses persatuan bangsa dan negara yang terdiri dari beberapa sudut pandang, seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Baca juga: 10 Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Howard Wriggins

"Integrasi nasional adalah suatu hal yang mempersatukan segala perbedaan yang ada dalam masyarakat dan menjadikan suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan [menyatukan berbagai kelompok kecil dan menyatukan sebagai suatu kesatuan bangsa]".

Myron Weiner

Menurut Myron Weiner, integrasi nasional merupakan penyatuan dari berbagai komunitas di masyarakat ke dalam suatu kawasan dan membentuk identitas nasional.

J. Soedjati Djiwandono

Soedjati Djiwandono menjelaskan bahwa integrasi nasional merupakan proses menjaga kelestarian dalam persatuan nasional, yang diartikan secara luas dalam perdamaian, dapat berdiri sendiri.

Squad, pada setiap masyarakat akan selalu ada gesekan antarindividu atau kelompok yang berbeda yang kemudian memicu terjadinya gejala sosial, perubahan sosial, atau bahkan konflik. Hal ini baru bisa teratasi jika terjadi proses integrasi yang berjalan dengan baik untuk menyatukan kembali individu atau kelompok yang berbeda tersebut. Nah, bagaimana sih sebenarnya proses integrasi sosial terjadi di masyarakat?

1. Proses Interaksi

Proses interaksi adalah proses paling awal untuk membangun suatu kerjasama yang ditandai dengan adanya kecenderungan serta niat positif yang berpotensi menjadi aktivitas bersama.

2. Proses Identifikasi

Berangkat dari proses interaksi tersebut, dapat berlanjut ke proses identifikasi. Proses identifikasi ini berlangsung ketika tiap-tiap pihak dapat menerima secara terbuka terhadap keberadaan pihak lain secara utuh. Sehingga, pada hakikatnya, proses identifikasi merupakan proses untuk memahami berbagai karakter, latar belakang, dan kepentingan pihak lain.

3. Kerjasama [Cooperation]

Charles H. Cooley mengungkapkan jika suatu kerjasama dapat mungkin terjadi jika masing-masing pihak sadar bahwa mereka punya kepentingan yang sama. Di saat yang bersamaan pula, mereka memiliki pengetahuan dan pengendalian diri yang cukup untuk mencapai kepentingan tersebut dengan kerjasama. Ketika hal ini sudah dipahami oleh masing-masing pihak, maka proses integrasi akan berjalan lebih mudah karena setiap pihak sudah bersedia untuk membuka diri untuk menjalin kerjasama yang positif.

4. Proses Akomodasi

Akomodasi dapat dipahami sebagai langkah untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan. Dalam proses ini, semaksimal mungkin tiap-tiap pihak mencapai kata sepakat dalam memenuhi tujuan dengan tidak merugikan pihak lain.

5. Proses Akulturasi dan Asimilasi 

Proses asimilasi dalam hal ini dapat dipahami sebagai suatu cara yang ditandai dengan kegiatan nyata untuk mengurangi perbedaan pada individu atau kelompok yang sedang berkonflik. Proses ini juga meliputi usaha untuk menyatukan persepsi kedua belah pihak dengan cara memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

6. Proses Integrasi

Proses integrasi dapat dipahami sebuah proses penyesuaian antarunsur dalam masyarakat yang majemuk hingga terbentuk keserasian dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Kemudian, RG Squad harus tahu juga nih ada faktor-faktor pendorong integrasi sosial. Nah, faktor-faktor pendorong integrasi sosial antara lain:

  • Toleransi terhadap perbedaan
  • Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
  • Sikap saling menghargai orang lain
  • Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
  • Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
  • Perkawinan campuran [amalgamation]
  • Adanya musuh bersama dari luar

Baca Juga: Upaya Pemecahan Konflik dengan Integrasi dan Reintegrasi Sosial

Gimana Squad? Sudah paham kan proses integrasi sosial itu apa? Kalau masih bingung, jangan khawatir. Gabung yuk di ruangbelajar! Ada banyak video belajar dengan animasi yang seru dan menarik. Pastinya gak bikin bosen kamu belajar.

Referensi:

Wrahatnala, Bondet.  2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Artikel ini diperbarui pada 24 November 2020.

tirto.id - Integrasi nasional merupakan salah satu jalan mencapai kehidupan damai berdampingan dengan berbagai suku, ras, dan kelompok yang berbeda.

Bahkan melampaui itu, integrasi nasional dapat memperkaya pengetahuan individu tentang keberagaman yang ada.

Sebab, dengan hidup damai berdampingan akan memungkinkan terjadinya interaksi tukar ilmu pengetahuan antar individu.

Integrasi suatu bangsa, seperti dikatakan Astawa [2017], terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur, seperti suku bangsa, tradisi, kepercayaan atau agama, sosial budaya, dan budaya ekonomi.

Sehingga, integrasi nasional dapat mewujudkan satu kesatuan wilayah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk jati diri suatu bangsa.

Tentu dalam mewujudkan hal tersebut, menuntut adanya toleransi antarkelompok. Serta menepikan ego pribadi yang acap kali menghambat proses integrasi nasional.

Integrasi nasional sulit atau bahkan tidak dapat berkembang pada kondisi yang tidak mendukung hal tersebut. Semua pihak dalam suatu negara bangsa memiliki andil dalam membangun kondisi yang mendukung integrasi nasional.

Dalam konteks Indonesia sebagai suatu negara bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat memiliki peran itu. Karena tidak bisa dipungkiri, konflik yang terjadi bukan hanya konflik horizontal antarkelompok, namun juga konflik vertikal pemerintah dengan warga negara.

Sejalan dengan yang dikutipkan Astawa, suatu integrasi nasional yang tangguh hanya bisa berkembang apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan-aturan daripada proses-proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah negara tersebut.

Namun, apabila kondisi yang ada tidak ramah terhadap tumbuh kembang integrasi nasional, tentu akan memunculkan masalah.

Contoh Masalah Integrasi Nasional

Adapun contoh masalah integrasi nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni sebagai berikut:

1. Konflik Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari munculnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya, sama halnya dengan konflik.

Banyak kemudian pemimpin negara mempriotitaskan kepentingan pribadinya dalam menjalankan tugas. Akibatnya, kepentingan banyak orang terabaikan hingga memunculkan konflik. Tarik-menarik kepentingan ini menghambat integrasi nasional.

2. Pembalasan dendam

Seseorang yang kecewa atas apa yang dialaminya dapat mendorong orang tersebut untuk melakukan berbagai tindakan. Utamanya tindakan tersebut dilakukan untuk membalas dendam. Absennya kebijaksanaan dalam pembalasan dendam ini membuat tindakannya tidak terkontrol.

Sebagai contoh, dendam salah satu pelajar sekolah dengan sekolah lain dapat meluas menjadi peristiwa tawuran. Lainnya, dendam satu individu dengan individu lain dapat meluas jadi perang suku atau kelompok. Pembalasan dendam ini kerap kali berlanjut dan tak berujung lantaran terus mencari kepuasan dalam balas dendam.

3. Diskriminasi

Diskriminasi merujuk kepada perlakuan yang tidak adil terhadap individu tertentu atas suatu alasan yang tidak masuk akal. Hal tersebut disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain.

Biasanya diskriminasi dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap minoritas, atau orang yang mempunyai kuasa terhadap orang yang rentan.

Diskriminasi dapat ditemui karena berbagai perbedaan. Misalnya perlakuan yang berbeda terhadap orang lain karena status ekonominya, latar belakang keluarganya, agamanya, atau kondisi fisiknya yang tak umum dalam suatu kelompok.

4. Kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial acap kali menimbulkan rasa cemburu atas nasib yang diterima orang lain. Hal tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang.

Orang yang megalami kecemburuan sosial dapat bertindak kriminal seperti merampok dan mencuri dari orang yang memiliki kelebihan ekonomi. Peristiwa perampokan dan pencurian itu akan berdampak bagi korban maupun pelaku.

Bagi orang yang mempunyai pengalaman dengan perampokan dan pencurian akan cenderung menaruh curiga pada orang lain. Terlebih jika orang yang ditemui memiliki kesamaan karakteristik. Hal tersebut dapat menghambat proses integrasi nasional.

5. Korupsi yang menghilangkan kepercayaan publik

Korupsi merupakan tindak kejahatan luar biasa. Hal tersebut sejalan dengan apa yang ditegaskan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, “korupsi merupakan extraordinary crime yang mempunyai dampak luar biasa."

Kendati demikian, tindak pidana korupsi seperti menjadi budaya yang dianggap lazim, bahkan sudah mendarah-daging. Berbagai kalangan bergotong-royong melibatkan diri dalam tindak pidana korupsi, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha, wiraswasta, guru, jaksa, bahkan hakim.

Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akan menumbuhkan rasa ketidak percayaan masyarakat terhadap pemangku kebijakan. Sehingga hal ini menyebabkan sulitnya mengintegrasikan elemen penyelenggara negara dan masyarakat yang sudah terlanjur tidak percaya.

Baca juga:

  • Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional
  • Bagaimana Cara Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional dan Jenisnya

Baca juga artikel terkait INTEGRASI NASIONAL atau tulisan menarik lainnya Auvry Abeyasa
[tirto.id - avr/dip]


Penulis: Auvry Abeyasa
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Kontributor: Auvry Abeyasa

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề