Cara membuat rangkaian listrik seri
Perisapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Berikut alat yang digunakan untuk membuat rangkaian listrik seri adalah:
- Kabel listrik
- Tiga buah bohlan dengan ukuran watt yang sama
- Dua buah baterai dengan voltase yang sama
- Saklar listrik
- Gunting
Langkah-langkah cara membuat rangkaian listrik seri:
- Hubungkan ujung positif baterai 2 dengan ujung negatif baterai 1 dengan kabel listrik [menempelkan kawat tembaga dalam kabel ke ujung ujung baterai].
- Hubungkan ujung positif baterai 1 dengan saklar [relay] listrik dengan kabel.
- Hubungkan ujung negatif saklar ke ujung positif lampu dengan kabel.
- Hubungkan ujung negatif lampu 1 dengan ujung positif lampu 2, lalu dilanjutkan ujung negatif lampu 2 ke ujung positif lampu 3.
- Hubungkan ujung negatif lampu 3 dengan ujung negatif baterai 2
Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya
Setelah kabel terhubung dalam satu sirkuit tertutup, cobalah nyalakan saklar maka semua lampu akan menyala. Jika masing-masing lampu diukur dengan voltmeter, arusnya akan sama. Namun jika diukur oleh voltmeter, akan didapati bahwa tengangan yang diterima tiap lampu berbeda.
Hasil rangkaian listrik seri
Jika menggunakan lampu dengan watt besar, akan terlihat bahwa lampu 1 lebih terang dari lampu 2, dan lampu 2 lebih terang dari lampu tiga. Hal tersebut dikarenakan rangkaian seri memiliki tegangan yang berbeda dan menurun pada setiap komponennya.
Chad Flinn dalam bukuBasic Electricity [2019] menyebutkan bahwakehilangan daya tersebut dinyatakan dalam watt dan terjadi karena disipasi energi panas saat arus mengalir melalui resistansi konduktor rangkaian.
Komponen listrik termasuk kabel dan lampu memiliki resistansi yang mengubah listrik menjadi panas. Hal tersebut menyebabkan penurunan tegangan listrik dalam rangkaian seri.
Lampu 1 memiliki tegangan yang paling tinggi sehingga nyalanya juga paling terang. Adapun lampu 3 memiliki tegangan paling rendah sehingga nyalanya juga paling redup.
Baca juga: 10 Alat Rumah dengan Energi Listrik dan Fungsinya
Jika kabel penghubung salah satu lampu dipotong oleh gunting, semua lampu dan komponen lain dalam rangkaian akan terputus aliran listriknya. Sehingga kerusakan satu komponen dalam rangkaian seri dapat mematikan keseluruhan aliran listrik dalam rangkaian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Sistem Pengapian Konvensional: Cara Kerja dan Komponennya
Sebuah kendaraan memiliki mesin yang digerakkan karena adanya pembakaran antara udara dan bahan bakar atau bensin. Supaya proses pembakaran berhasil dibutuhkan percikan api yang berasal dari busi.
Percikan api tersebut berhasil muncul karena sistem pengapian konvensional yang digunakan sejak kendaraan bermotor dengan bensin pertama kali dibuat. Hingga saat ini sistem pengapian tersebut masih terus digunakan.
Simak penjelasan lengkap mengenai pengapian konvensional dalam sebuah kendaraan berikut ini.
Baca Juga : Mengenal Penyebab Mobil Overheat yang Harus Segera Diatasi
Apa Itu Sistem Pengapian Konvensional dan Fungsinya
Secara umum ada empat jenis sistem pengapian yang digunakan pada kendaraan mobil. Pertama adalah sistem pengapian konvensional, kedua sistem pengapian CDI, ketiga sistem pengapian transistor dan terakhir sistem pengapian DLI.
Di antara keempatnya, pengapian konvensional adalah sistem yang pertama kali dirancang oleh manusia dalam sebuah kendaraan bermotor. Pengertian dari sistem ini adalah rangkaian mekatronika sederhana.
Baca Juga : Wajib Dicatat! Ini Penyebab Kampas Kopling Motor Cepat Aus
Tujuan dibuat adalah untuk menciptakan percikan api pada busi dengan interval tertentu.
Busi akan menciptakan percikan api karena energi listrik dari tegangan yang mengalir tinggi melewati elektroda busi.
Tegangan bisa mencapai 30.000 V DC, di mana celah 0,8 mm pada elektroda tersebut akan menciptakan lompatan elektron yang bentuknya percikan api. Ciri utamanya sendiri adalah menggunakan platina untuk menghubungkan dan memutuskan pengapian.
Baca Juga : Apa Itu Oli Palsu?
Ada dua fungsi yang dimiliki sistem pengapian konvensional. Pertama adalah untuk menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat. Waktunya adalah untuk menciptakan pembakaran antara udara dengan bahan bakar bensin.
Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan tinggi coil melalui hubungan singkat arus primer oleh platina.
Sistem ini berbeda dengan sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan arus pada kapasitor supaya terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian transistor yang tak lagi menggunakan platina.
Seperti apa cara kerja dari pengapian konvensional dipengaruhi oleh komponen yang ada di dalamnya.
Komponen dalam Sistem Pengapian Konvensional
Setiap sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda-beda tergantung bagaimana caranya bekerja. Masing-masing komponen ini memiliki fungsi dan tugas berbeda namun saling berhubungan untuk menciptakan percikan api.
Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk bisa menciptakan percikan api. Secara umum ada tiga komponen utama yang penting yaitu Nok, Ignition Coil dan Distributor.