Berikut adalah bahan yang dibutuhkan untuk rangkaian listrik sederhana kecuali

Bahan dan alat yang diperlukan untuk membuat rangkaian listrik sederhana

Bahan berikut yang diperlukan untuk membuat rangkaian listrik sederhana adalah…. * A. Obeng, tang pemotong, sakelar dan bola lampu
B. Baterai, kabel, sakelar dan bola lampu
C. Baterai, sakelar, dudukan lampu dan bola lampu
D. Baterai, obeng, sakelar dan bola lampu

Cara membuat rangkaian listrik seri

Perisapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Berikut alat yang digunakan untuk membuat rangkaian listrik seri adalah:

  • Kabel listrik
  • Tiga buah bohlan dengan ukuran watt yang sama
  • Dua buah baterai dengan voltase yang sama
  • Saklar listrik
  • Gunting

Langkah-langkah cara membuat rangkaian listrik seri:

  1. Hubungkan ujung positif baterai 2 dengan ujung negatif baterai 1 dengan kabel listrik [menempelkan kawat tembaga dalam kabel ke ujung ujung baterai].
  2. Hubungkan ujung positif baterai 1 dengan saklar [relay] listrik dengan kabel.
  3. Hubungkan ujung negatif saklar ke ujung positif lampu dengan kabel.
  4. Hubungkan ujung negatif lampu 1 dengan ujung positif lampu 2, lalu dilanjutkan ujung negatif lampu 2 ke ujung positif lampu 3.
  5. Hubungkan ujung negatif lampu 3 dengan ujung negatif baterai 2

Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya

Setelah kabel terhubung dalam satu sirkuit tertutup, cobalah nyalakan saklar maka semua lampu akan menyala. Jika masing-masing lampu diukur dengan voltmeter, arusnya akan sama. Namun jika diukur oleh voltmeter, akan didapati bahwa tengangan yang diterima tiap lampu berbeda.

Hasil rangkaian listrik seri

Jika menggunakan lampu dengan watt besar, akan terlihat bahwa lampu 1 lebih terang dari lampu 2, dan lampu 2 lebih terang dari lampu tiga. Hal tersebut dikarenakan rangkaian seri memiliki tegangan yang berbeda dan menurun pada setiap komponennya.

Chad Flinn dalam bukuBasic Electricity [2019] menyebutkan bahwakehilangan daya tersebut dinyatakan dalam watt dan terjadi karena disipasi energi panas saat arus mengalir melalui resistansi konduktor rangkaian.

Komponen listrik termasuk kabel dan lampu memiliki resistansi yang mengubah listrik menjadi panas. Hal tersebut menyebabkan penurunan tegangan listrik dalam rangkaian seri.

Lampu 1 memiliki tegangan yang paling tinggi sehingga nyalanya juga paling terang. Adapun lampu 3 memiliki tegangan paling rendah sehingga nyalanya juga paling redup.

Baca juga: 10 Alat Rumah dengan Energi Listrik dan Fungsinya

Jika kabel penghubung salah satu lampu dipotong oleh gunting, semua lampu dan komponen lain dalam rangkaian akan terputus aliran listriknya. Sehingga kerusakan satu komponen dalam rangkaian seri dapat mematikan keseluruhan aliran listrik dalam rangkaian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sistem Pengapian Konvensional: Cara Kerja dan Komponennya

Sebuah kendaraan memiliki mesin yang digerakkan karena adanya pembakaran antara udara dan bahan bakar atau bensin. Supaya proses pembakaran berhasil dibutuhkan percikan api yang berasal dari busi.

Percikan api tersebut berhasil muncul karena sistem pengapian konvensional yang digunakan sejak kendaraan bermotor dengan bensin pertama kali dibuat. Hingga saat ini sistem pengapian tersebut masih terus digunakan.

Simak penjelasan lengkap mengenai pengapian konvensional dalam sebuah kendaraan berikut ini.

Baca Juga : Mengenal Penyebab Mobil Overheat yang Harus Segera Diatasi

Apa Itu Sistem Pengapian Konvensional dan Fungsinya

Secara umum ada empat jenis sistem pengapian yang digunakan pada kendaraan mobil. Pertama adalah sistem pengapian konvensional, kedua sistem pengapian CDI, ketiga sistem pengapian transistor dan terakhir sistem pengapian DLI.

Di antara keempatnya, pengapian konvensional adalah sistem yang pertama kali dirancang oleh manusia dalam sebuah kendaraan bermotor. Pengertian dari sistem ini adalah rangkaian mekatronika sederhana.

Baca Juga : Wajib Dicatat! Ini Penyebab Kampas Kopling Motor Cepat Aus

Tujuan dibuat adalah untuk menciptakan percikan api pada busi dengan interval tertentu.

Busi akan menciptakan percikan api karena energi listrik dari tegangan yang mengalir tinggi melewati elektroda busi.

Tegangan bisa mencapai 30.000 V DC, di mana celah 0,8 mm pada elektroda tersebut akan menciptakan lompatan elektron yang bentuknya percikan api. Ciri utamanya sendiri adalah menggunakan platina untuk menghubungkan dan memutuskan pengapian.

Baca Juga : Apa Itu Oli Palsu?

Ada dua fungsi yang dimiliki sistem pengapian konvensional. Pertama adalah untuk menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat. Waktunya adalah untuk menciptakan pembakaran antara udara dengan bahan bakar bensin.

Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan tinggi coil melalui hubungan singkat arus primer oleh platina.

Sistem ini berbeda dengan sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan arus pada kapasitor supaya terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian transistor yang tak lagi menggunakan platina.

Seperti apa cara kerja dari pengapian konvensional dipengaruhi oleh komponen yang ada di dalamnya.

Komponen dalam Sistem Pengapian Konvensional

Setiap sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda-beda tergantung bagaimana caranya bekerja. Masing-masing komponen ini memiliki fungsi dan tugas berbeda namun saling berhubungan untuk menciptakan percikan api.

Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk bisa menciptakan percikan api. Secara umum ada tiga komponen utama yang penting yaitu Nok, Ignition Coil dan Distributor.

Halaman 1 2 3 4 Tampilkan Semua

Daftar isi

AnalogiSunting

Secara sederhana, sirkuit elektronik dapat dipermisalkan dengan suatu bejana air yang menghasilkan aliran air dalam pipa yang didorong oleh pompa air. Tekanan air dari satu titik yang berada di dekat pompa dan titik lain di ujung pipa yang memiliki perbedaan dapat dianalogikan dengan potensial tegangan listrik. Jika pompa mulai bekerja tekanan air dalam pipa pada titik di dekat pompa menjadi lebih tinggi sehingga air dalam pipa mulai terdorong dari satu titik di dekat pompa menuju titik yang lain di ujung pipa. Pergerakan air ini disebabkan adanya perbedaan tekanan sehingga mampu melakukan usaha, misalnya dapat memutar turbin. Begitu pula dalam rangkaian elektronik, perbedaan potensial yang dihasilkan misal oleh baterai mampu melakukan usaha dengan memutar motor listrik. Jika dalam analogi, air pompa tidak bekerja, maka tidak ada perbedaan tekanan dan air tidak mengalir. Begitu rangkaian elektronik, jika baterai habis, maka tidak ada perbedaan potensial tegangan listrik dan motor listrik tidak akan berputar.[3]

Alat ukurSunting

VoltmeterSunting

Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan listrik dari dua titik potensial listrik.[4] Pada peralatan elektronik, voltmeter digunakan sebagai pengawasan nilai tegangan kerja.[5] Voltmeter tersusun atas beberapa bagian yaitu terminal positif dan negatif, batas ukur, setup pengatur fungsi, jarum penunjuk serta skala tinggi dan skala rendah.[6]

PotensiometerSunting

Potensiometer adalah suatu alat elektronika yang digunakan untuk merancang dan mengatur sebuah pembagi tegangan yang nantinya dapat diatur tegangan outputnya. Pembagi tegangan ini dapat digunakan jika tegangan yang realtif besar memberikan bias terhadap komponen elektronika aktif, rangkaian penguat dan sebagainya.[7]

Video liên quan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề