7 Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi Beserta Penjelasannya – Terdapat beragam jenis buku, namun secara umum buku dibedakan menjadi dua macam, yaitu buku fiksi dan non fiksi. Kamu bisa mengetahui perbedaannya dengan memahami unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi yang akan dibahas kali ini
Apakah kamu sering membaca buku? Membaca buku termasuk hobi yang banyak digemari, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Pada dasarnya membaca buku fiksi maupun non fiksi bisa diketahui jika kamu melihat keseluruhan isi di dalamnya.
Mengenal Buku Fiksi dan Non Fiksi Secara Umum
pexels.com/@sam-lionBuku fiksi sendiri merupakan jenis buku yang di dalamnya menceritakan kejadian fiksi atau tidak nyata, bisa disebut bahwa buku fiksi berisi cerita khayalan sang pengarang atau penulisnya. Penulis buku fiksi ingin mengajak pembaca menyelami dunia imajinasinya.
Karya fiksi tidak membutuhkan pertanggung jawaban mengenai isinya, karena dibuat murni dari imajinasi penulis. Beberapa contoh yang termasuk dalam jenis buku fiksi di antaranya yaitu novel, komik, hikayat, dongeng, cerita pendek, dan puisi.
Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan buku fiksi, namun masih banyak yang kurang tahu mengenai buku non fiksi. Karena pada dasarnya orang-orang lebih suka membaca cerita untuk menghibur diri.
Lalu apakah yang dimaksud dengan buku non fiksi? Buku non fiksi merupakan buku yang di dalamnya berisi tentang fakta dan data di dunia nyata. Jadi isi yang ditulis di dalamnya harus dipertanggungjawabkan oleh penulisnya serta isi di dalamnya pun juga harus informatif.
Beberapa contoh yang termasuk dalam buku non fiksi di antaranya yaitu buku pelajaran, ensiklopedia, biografi, esai, opini, laporan ilmiah, dan dokumenter. Jadi secara garis besar perbedaan buku fiksi dan non fiksi terletak pada kandungan isi di dalamnya.
Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi yang Perlu Dipahami
Setiap buku yang menjadi karya tulis pasti terdapat unsur-unsur yang menyusun isi di dalamnya, mulai dari sampul, daftar isi, isi, hingga halaman terakhirnya. Unsur di dalam buku fiksi dan non fiksi memang terdapat perbedaan.
Supaya tidak salah menebak jenis buku, sebaiknya kamu memahami unsur-unsur di dalamnya terlebih dulu, melalui penjelasan di bawah ini.
Unsur Buku Fiksi
Agar kamu lebih mudah mengenali jenis buku yang akan dibaca, penting sekali memahami unsur-unsur penyusunnya. Berikut ini beberapa unsur yang umumnya ditemukan di buku-buku fiksi:
1. Sampul Buku
Sampul atau cover buku fiksi biasanya memiliki corak warna dan gambar yang bervariatif. Di dalam sampul buku terdapat berbagai informasi tentang isi di dalamnya. Contohnya seperti judul, tahun diterbitkan, nama penerbit, dan informasi lainnya yang berkaitan.
Biasanya kalimat yang digunakan pada sampul buku fiksi lebih santai, terkadang menggunakan bahasa tidak baku dan terkesan santai. Pada dasarnya karya fiksi bisa ditulis tanpa mengikuti aturan-aturan penulisan yang sesuai dengan PUEBI maupun KBBI.
Bahkan ada banyak karya fiksi yang ditulis menggunakan bahasa gaul khas anak-anak muda zaman sekarang. Contohnya judul buku fiksi karya Tere Liye yang berjudul “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” serta buku fiksi karya Pidi Baiq berjudul “DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1990”.
2. Pokok Bab Buku
Unsur selanjutnya adalah pokok bab buku yang berisi tentang gambaran cerita atau isi buku, serta ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang membantu proses penerbitan buku tersebut. Di dalam pokok bab ini kata pengantar dan ucapan terima kasih ditulis secara singkat.
3. Judul Bab dan Sub Bab
Kamu dapat melihat isi keseluruhan bab dan sub bab dengan memeriksa daftar isinya. Daftar isi biasanya ditulis secara berurutan, biasanya dengan mencantumkan halaman. Tapi ada juga yang tidak mencantumkan, dengan adanya daftar isi kamu bisa lebih mudah mengetahui isi di dalamnya.
4. Tema
Teman menjadi unsur penting pada jalan cerita di dalamnya, tema merupakan gagasan pokok pada sebuah karya tulis. Dari tema yang diangkat bisa membuat isi jalan cerita menjadi terstruktur dan rapi.
5. Penokohan dan Karakter
Unsur yang tidak kalah penting lainnya adalah penokohan dan karakter di dalam cerita. Tokoh di dalam cerita buku fiksi terdiri dari beberapa karakter, yaitu protagonis [tokoh baik] antagonis [tokoh jahat], dan tritagonis [tokoh pembantu protagonis].
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada buku fiksi umumnya menggunakan bahasa tidak baku alias santai, tapi ada juga beberapa yang menggunakan bahasa baku. Yang terpenting bahasa yang digunakan harus indah dan menghibur.
7. Alur Cerita
Alur cerita adalah rangkaian urutan peristiwa yang membentuk cerita di dalamnya, terdapat beberapa macam alur cerita. Di antara adalah alur cerita maju, mundur, dan campuran biasanya alur cerita berguna untuk membuat cerita menjadi lebih menarik.
Unsur Buku Non Fiksi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa buku non fiksi merupakan buku yang berisi data-data dan fakta yang harus dipertanggungjawabkan oleh penulis. Karenanya buku non fiksi harus dibuat dengan melakukan riset oleh para ahli, berikut ini unsur-unsur buku non fiksi:
1. Sampul Buku
Hampir sama seperti sampul buku fiksi yang di dalamnya terdapat berbagai informasi terkait judul, penerbit, dan isi. Terkadang ada juga yang menyertakan keterangan edisi buku, bahasa yang digunakan menggunakan bahasa baku.
2. Pokok Bab Buku
Unsur buku non fiksi selanjutnya yaitu pokok bab buku, yang di dalamnya berisi daftar isi yang ditulis secara berurutan disertai halamannya. Ini berguna untuk mempermudah pembaca mencari bagian yang ingin dibaca.
3. Isi
Isi buku non fiksi diawali dengan pendahuluan utama dan penutup, pada bagian isi utama menjabarkan secara rinci mengenai suatu pokok pembahasan. Bahasa yang digunakan umumnya menggunakan bahasa baku, tapi ada juga yang menggunakan bahasa santai.
4. Cara Menyajikan Isi
Biasanya setiap penulis non fiksi didominasi oleh para ahli yang menulis berdasarkan fakta dan data di lapangan. Kamu bisa mengetahui sumber referensi yang digunakan penulis dalam menyajikan isi utama di daftar pustaka.
5. Bahasa yang Digunakan
Umumnya bahasa yang digunakan pada buku non fiksi adalah bahasa baku sesuai KBBI, jika ada kata serapan atau kata yang terdengar asing oleh masyarakat. Biasanya penulis akan mencantumkan kata asing tersebut di glosarium.
6. Sistematika Penulisan
Alur penulisan buka non fiksi berbeda dengan buku fiksi, karena beris tentang data-data dan fakta. Maka buku non fiksi harus ditulis secara sistematis. Supaya pembaca dapat dengan mudah memahami isi di dalam buku tersebut
Detail informasi dalam penyajian data harus ditulis secara terstruktur dan berurutan, coba bayangkan jika rincian data yang disajikan tidak tersusun berurutan. Pastinya kamu akan kesulitan memahami isi yang ada di dalam buku non fiksi tersebut.
Jadi buku non fiksi harus ditulis dengan urut dan terstruktur, berbanding terbalik dengan buku fiksi yang ditulis dengan berbagai alur. Hal tersebut sengaja untuk membuat pembaca bingung dan merasa penasaran.
Jadi itulah beberapa unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi yang bisa kamu pahami baik-baik, supaya dapat dengan mudah membedakan antara buku fiksi dan non fiksi. Dengan begitu kamu bisa dengan mudah mencari jenis buku yang diinginkan.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Harga Murah
Kost Jakarta Harga Murah
Kost Bandung Harga Murah
Kost Denpasar Bali Harga Murah
Kost Surabaya Harga Murah
Kost Semarang Harga Murah
Kost Malang Harga Murah
Kost Solo Harga Murah
Kost Bekasi Harga Murah
Kost Medan Harga Murah
Artikel ini akan membahas tentang pengertian dan unsur buku fiksi maupun nonfiksi, contoh-contohnya, serta unsur-unsur dalam penyusunannya.
Apakah kamu suka membaca buku? Buku jenis apa yang suka kamu baca? Buku materi pelajaran atau novel genre romance? Terlepas dari genre apa yang suka kamu baca, tentunya kamu sudah tidak asing dengan karya tulis fiksi dan nonfiksi, bukan?
Buku Fiksi dan Nonfiksi [Sumber gambar: pixabay.com/freestocks-photos]
Dalam karya tulis tersebut terdapat unsur-unsur penyusunnya, mulai dari sampul hingga isi bukunya. Dengan kamu tau unsur-unsur penyusun dari karya tulis tersebut, kamu jadi bisa menentukan buku yang kamu baca termasuk karangan fiksi atau nonfiksi, sehingga kamu bisa lebih mudah memahami informasi yang disajikan dalam buku.
Apa Itu Buku Fiksi dan Nonfiksi?
Buku fiksi adalah buku yang menceritakan kejadian tidak nyata atau tidak benar-benar terjadi. Bisa dibilang kalau buku fiksi ini berisi cerita khayalan atau rekaan pengarang/penulisnya. Penulis mengajak pembaca untuk ikut serta terjun dalam dunia imajinasinya. Karena berasal dari imajinasi penulisnya, jadi buku fiksi tidak membutuhkan pertanggungjawaban mengenai isinya. Contoh buku fiksi antara lain dongeng, novel, puisi, cerita pendek, hikayat, dan komik.
Setelah kamu mengetahui apa itu buku fiksi, sekarang kita akan membahas mengenai buku nonfiksi. Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan data dan fakta. Jadi, isi dari buku nonfiksi harus benar-benar dipertanggungjawabkan oleh penulisnya, dan isinya pun harus informatif. Contohnya adalah buku pelajaran, dokumenter, esai, opini, biografi, ensiklopedia, dan laporan ilmiah.
Meskipun kamu menemukan ada suatu buku yang berisi kisah-kisah sejarah dan didukung dengan data-data riset, namun belum bisa dipastikan buku tersebut masuk dalam cerita fiksi atau nonfiksi sebelum kamu mengetahui unsur-unsurnya.
Unsur-unsur Buku Fiksi
Agar kamu semakin mudah mendapatkan informasi dari jenis karya tulis fiksi, kamu harus mengetahui juga unsur-unsur penyusunnya. Kira-kira ada apa aja ya? Yuk, langsung kita cek di bawah ini!
Unsur buku pertama tentu saja datang dari sampul atau cover buku. Di sini, kamu akan menemukan berbagai informasi mengenai isi buku, seperti judul, penulis, penerbit, tahun terbit, dan informasi-informasi lainnya yang tentunya bermanfaat bagimu. Pada umumnya, kata-kata yang terdapat pada sampul buku nonfiksi lebih santai dan menggunakan gaya bahasa, bahkan bisa menggunakan bahasa tidak baku.
Contohnya bisa kamu lihat pada judul buku berikut ini:
- Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin – Tere Liye.
- DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1990 – Pidi Baiq.
- Aroma Karsa – Dee Lestari.
- Shanghai Girls: Perjuangan sepasang gadis mencari kebahagiaan di tanah Amerika – Lisa See.
Pokok Bab Buku
Unsur buku selanjutnya adalah pokok bab buku. Apakah itu pokok bab buku? Di sini, kamu akan mendapatkan informasi mengenai kata pengantar. Nah, di dalam kata pengantar, biasanya penulis akan memberikan gambaran mengenai isi buku dan ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu. Pada pokok bab buku fiksi, kata pengantar dan ucapan terima kasih tersebut biasanya dibuat singkat dengan penggunaan gaya bahasa.
Judul Bab dan Sub-bab
Kamu bisa melihat isi keseluruhan bab dan sub-bab dalam buku dengan melihat daftar isi. Oh iya, daftar isi tentu saja disusun secara urut, ada yang mencantumkan halaman, ada juga yang tidak mencantumkan halamannya di daftar isi. Dengan adanya daftar isi, kamu jadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi mengenai isi buku, bukan?
Tema
Unsur buku ini sangat penting bagi jalannya cerita fiksi. Tema merupakan gagasan pokok dalam sebuah karya tulis. Dari tema inilah bisa dijabarkan sehingga isi cerita terstruktur dan tetap sesuai tema.
Penokohan atau Perwatakan
Tokoh juga unsur buku yang sangat penting bagi cerita fiksi. Tokoh adalah gambaran setiap individu di dalam cerita lengkap dengan karakternya. Nah, ngomong-ngomong karakter, dalam penokohan itu ada karakter protagonis yang digambarkan dengan tokoh utama/baik, antagonis [yang menentang protagonis biasanya digambarkan dengan watak jahat], dan tritagonis [tokoh pembantu protagonis].
Bahasa yang Digunakan
Bahasa yang digunakan pada buku fiksi sebagian besar menggunakan bahasa konotatif atau makna yang tidak sebenarnya, guys. Karena tujuan utama dari buku fiksi adalah sebagai hiburan, jadi bahasa yang digunakan juga harus indah dan menghibur. Jadi, mengutamakan gaya bahasa juga nih. Kamu bisa menggunakan majas seperti personifikasi, metafora, hiperbola, dll.
Contohnya pada kalimat berikut ini yang menggunakan majas personifikasi [benda mati seperti layaknya manusia/hidup]:
Matahari mulai menampakan dirinya dan tersenyum pada bumi
Atau pada contoh berikut ini yang menggunakan majas hiperbola [melebih-lebihkan dari kenyataan]:
Hatiku rasanya hancur berkeping-keping
Penyajian Alur Cerita
Alur cerita merupakan rangkaian atau urutan peristiwa yang membentuk suatu cerita. Ada alur maju, mundur, dan campuran. Untuk membentuk sebuah karya fiksi yang menghibur diperlukan penyajian alur yang menarik.
Alur maju memiliki jalan cerita yang peristiwanya dimulai dari awal hingga akhir, jadi berurutan gitu, guys. Kemudian ada alur mundur, jalan ceritanya dimulai dari akhir ke awal. Jadi, di alur mundur, penulis memulai cerita dengan konflik, sehingga alur cerita mundur untuk melihat masa lalu/kilas balik untuk mendapatkan penyelesaian. Sedangkan alur campuran merupakan gabungan alur maju dan mundur. Pada alur campuran, penulis memulai ceritanya di tengah, sehingga ada kilas balik dan masa depan.
Unsur-unsur Buku Nonfiksi
Nah, kira-kira unsur buku nonfiksi itu sama dengan fiksi tidak ya? Agar tidak larut dalam rasa penasaran, kita cek satu per satu unsur-unsur buku nonfiksi di bawah ini ya, guys!
Sampul Buku
Pada sampul atau cover buku nonfiksi, kurang lebih sama dengan buku fiksi. Kamu akan menemukan informasi seperti judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, ada juga yang menyertakan edisi bukunya. Pada sampul buku nonfiksi, kamu akan menemukan judul buku yang umumnya menggunakan kata baku sesuai dengan KBBI.
Contoh judul buku nonfiksi, yaitu:
- Dasar-dasar Biokimia: Edisi Revisi – Anna Poedjiadi.
- Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat – Mark Manson.
- Cheesy Notes from Holland: Catatan Perjalanan Tak Terlupakan di Belanda – Yuhendra.
- Fiqih Sunnah Wanita: Segala hukum fiqih yang berkaitan dengan wanita ada di sini – Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim.
Pokok Bab Buku
Pada pokok bab buku nonfiksi, penulis akan menggunakan bahasa yang cenderung formal dan baku. Selain terdapat kata pengantar, beberapa karya tulis juga menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat penulisan karya tersebut.
Judul Bab dan Sub-bab
Unsur buku selanjutnya hampir sama dengan buku fiksi, yaitu daftar isi disusun berurutan dan disertai halaman. Dengan begitu kamu akan lebih mudah menemukan bagian yang ingin kamu tuju.
Isi
Bagian selanjutnya yang menjabarkan unsur-unsur sebelumnya adalah isi buku. Pada bagian isi terdapat pendahuluan, utama [isi], dan penutup. Tentu saja, dalam buku nonfiksi bagian isi akan dijelaskan secara rinci, jelas, bahasa yang baku [bisa juga baku dan santai], dan didukung oleh data-data penelitian/riset. Bagian ini terlihat jelas membedakan antara buku fiksi dan nonfiksi.
Cara Menyajikan Isi
Kamu bisa mengenali bagian ini pada daftar pustaka atau referensi, guys. Dengan daftar pustaka, kamu bisa mengetahui dari mana saja penulis mendapatkan sumber referensi bagi karya tulisnya. Sehingga, kamu juga bisa mencari tau informasinya lebih lanjut pada referensi tersebut.
Bahasa yang Digunakan
Sebelumnya kita sudah tau kalau bahasa yang digunakan dalam buku nonfiksi adalah kata baku yang sesuai dengan KBBI. Apabila ada kata serapan atau kata yang cukup asing didengar oleh masyarakat, maka penulis mencantumkannya di glosarium. Dengan begitu, ketika pembaca kesulitan mengetahui arti atau maksud dari kata tersebut bisa langsung melihat glosarium.
Eitts, tapi buku nonfiksi juga tidak harus menggunakan bahasa baku yang kaku ya, guys. Bisa juga menggunakan bahasa seperti pada tulisan ilmiah populer.
Oh iya, buku nonfiksi juga harus menggunakan bahasa denotatif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca, tentu saja harus jelas dan to the point juga ya. Ingat ya, kan tujuan buku nonfiksi itu yang utama sebagai pemberi informasi bagi pembacanya, juga sebagai motivasi dan inspirasi.
Sistematika Penulisan
Buku yang kita baca kalau sistematikanya teratur tentu memudahkan kita dalam memahami maksud isi bukunya, bukan? Terlebih jika buku itu adalah nonfiksi, tulisannya harus sistematis. Setiap detail informasi termasuk penyajian data harus disajikan secara terstruktur dan berurut agar pembaca tidak bingung membaca karya tulismu.
Coba bayangkan kalau buku pelajaran yang kamu baca tidak terstruktur dan acak-acakan, kira-kira kamu makin semangat belajar atau justru malas membacanya? Tentu saja akan kurang diterima dengan baik, bukan? Jadi, harus memperhatikan sistematika penulisan ya, guys!
Itu dia unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi. Semua unsur buku tersebut sangat penting bagi suatu karya tulis. Gimana nih guys, apakah kamu masih belum paham? Semoga penjelasan di atas bermanfaat bagimu dan bisa dengan mudah kamu pahami ya. Have a nice day, guys!
Baca Juga Artikel Lainnya
Materi Resensi Buku
Contoh Resensi Buku Fiksi dan Nonfiksi
Cerpen: Pengertian, Unsur, Contoh, dan Ciri-cirinya