Berikut ini merupakan ajaran kehidupan Agama Buddha berupa Delapan jalan KEBENARAN yang disebut

Roda Dhamma yang seringkali dipergunakan kepada simbol Jalan Utama Berunsur Delapan

Jalan Utama Berunsur Delapan [bahasa Pali: Ariyo aṭṭhaṅgiko maggo; bahasa Sanskerta: Ārya 'ṣṭāṅga mārgaḥ] merupakan nasihat utama agama Buddha yang menjelaskan "Jalan" menuju lenyapnya Penderitaan [Dukkha] dan mencapai pencerahan. Jalan Utama Berunsur Delapan merupakan anggota keempat dari Empat Kebenaran Luhur. Anggota pertama dari Jalan Utama Berunsur Delapan merupakan Pengertian Aci akan Empat Kebenaran Luhur yang juga dikenal kepada "Jalan Tengah".

Pengertian

Berdasarkan Sutta-sutta dalam Tipitaka, Jalan Utama Berunsur Delapan ditemukan kembali oleh Siddharta Gautama dalam upayanya mencapai pencerahan. Sutta menggambarkannya kepada sebuah jalan tua yang dilewati dan diteladani olah para buddha sebelumnya. Jalan Utama Berunsur Delapan menolong pemeluk agama Buddha menuju ke kehidupan yang luhur.

Di selang seluruh jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" merupakan yang terbaik; di selang seluruh kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" merupakan yang terbaik.Di selang seluruh situasi, maka situasi tanpa nafsu merupakan yang terbaik; dan di selang seluruh mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' merupakan yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak berada jalan lain yang dapat membawa pada kesucian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara [penggoda].

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah diri sendiri mengetahui bagaimana prosedur mencabut duri-duri [kekotoran batin].

Engkau sendirilah yang wajib berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara.

—Dhammapada 273-276, [1]

Tiga Golongan

Jalan Utama Berunsur Delapan seringkali dibagi dijadikan tiga bagian:

  • Kebijaksanaan [Pali: Pañña; Sanskerta: prajñā]
  1. Pengertian Aci [sammä-ditthi]
  2. Cara melakukan sesuatu Aci [sammä-sankappa]
  1. Ucapan Aci [sammä-väcä]
  2. Afal Aci [sammä-kammanta]
  3. Pencaharian Aci [sammä-ajiva]
  • Konsentrasi [Pali: Samädhi]
  1. Daya-upaya Aci [sammä-väyäma]
  2. Perhatian Aci [sammä-sati]
  3. Konsentrasi Aci [sammä-samädhi]

Kedelapan unsur tersebut menyandang kata Aci yang diterjemahkan dari kata sammä [Pali] atau samyañc [bahasa Sanskerta]. Kata-kata lain seperti sempurna [perfect] atau sesuai [ideal][2]

Bhante, apakah tiga golongan dimasukkan oleh jalan luhur berunsur delapan, atau jalan luhur berunsur delapan dimasukkan oleh tiga kelompok?Saudara Visakha, tiga golongan tidak dimasukkan oleh jalan luhur berunsur delapan, tetapi jalan luhur berunsur delapan dimasukkan oleh tiga golongan. Setiap ucapan aci, setiap afal aci dan setiap mata pencaharian benar: dhamma-dhamma ini dimasukkan ke dalam golongan moral [Sila], setiap usaha aci, setiap kesadaran aci, konsentrasi benar; dhamma-dhamma ini dimasukkan ke dalam golongan Meditas [Samadhi], setiap pandangan aci dan setiap cara melakukan sesuatu benar: dhamma-dhamma ini dimasukkan ke dalam golongan Kebijaksanaan [Panna]

—Culavedalla Sutta, [3]

Kebijaksanaan [Pañña]

Pengertian Aci

Pengertian Aci [samma-ditthi] yang merupakan kunci utama agama Buddha, Tipitaka menjelaskan [4]

Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar?Ilmu mengenai Dukkha, ilmu mengenai asal usul Dukkha, ilmu mengenai berjedanya Dukkha, ilmu mengenai prosedur berlatih yang membawa pada berjedanya Dukkha.:Inilah, para bhikkhu, yang disebutkan pandangan aci.

—Magga-vibhanga Sutta

Pengertian Aci meliputi ilmu tentang:

Bhikkhu Sariputta menjelaskan lebih lanjut mengenai "Pengertian Benar" dalam Sammaditthi Sutta [Pali:Sammādiṭṭhi Sutta], dimana dijelaskan pula bahwa pengertian aci dapat dicapai melintasi pengertian yang lebih mendalam akan kebijakan dan ketidak-bijakan, empat macam konsumsi [cattaro ahara], dua belas nidana atau tiga noda [asava]. "Pengertian Salah" timbul karena ketidaktahuan [avijja], yang merupakan penyebab dari pemikiran salah, ucapan salah, afal salah, pencaharian salah, daya-upaya salah, perhatian salah, dan konsentrasi salah. Praktisi [penganut agama Buddha] wajib menggunakan daya-upaya aci kepada meninggalkan pengertian salah dan mempertahankan pengertian aci. Perhatian aci dipergunakan kepada senantiasa berada pada pengertian aci.

Pemikiran Aci

Pengertian Aci mengakibatkan Pemikiran Aci [sammä-sankappa]. Karena itu, faktor kedua dari jalan utama ini, memiliki dua tujuan:

  • melenyapkan pikiran-pikiran jahat, dan ;
  • mengembangkan pikiran-pikiran adun. Cara melakukan sesuatu adun terdiri dari tiga anggota, yaitu:
  1. Nekkhamma; melepaskan diri dari kesenangan dunia dan sifat mementingkan diri sendiri yang berlawanan dengan kemelekatan, sifat bersedia menang sendiri.
  2. Abyapada; cinta kasih, itikad adun, atau kelemah-lembutan yang berlawanan dengan kebencian, itikad jahat, atau kemarahan.
  3. Avihimsa; tidak kejam atau kasih sayang, yang berlawanan dengan kekejaman atau kebengisan.

Kemoralan [Sīla]

Ucapan Aci

Ucapan Aci [sammä-väcä] merupakan berusaha menahan diri dari berbohong [musãvãdã], memfitnah [pisunãvãcã], berucap kasar / caci-maki [pharusavãcã], dan diskusi yang tidak berarti / pergunjingan [samphappalãpã]. Berikut syarat kepada sebuah ucapan dikategorikan kepada ucapan aci.[5]

  • Ucapan itu aci
  • Ucapan itu beralasan
  • Ucapan itu berarti
  • Ucapan itu tepat pada waktunya
Pangeran, demikian juga dengan ucapan atau kata-kata semacam itu yang dikenal oleh Tathagata bukan mewakili apa situasinya tidaklah sesuai dengan kebenaran dan tidak berkomunikasi dengan kepantasan, ucapan mana merupakan tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain. Tathagata tidak mengatakan ucapan-ucapan semacam itu.Ucapan semacam itu yang dikenal oleh Sang Tathagata mewakili apa situasinya, sesuai dengan kenyataan, tetapi tidak berkomunikasi dengan kepantasan, juga ucapan ini merupakan tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka ucapan-ucapan itu tidak dibicarakan oleh Tathagata.

Ucapan Tathagata ketahui mewakili apa situasinya, sesuai dengan realita, berkomunikasi dengan kepantasan, tetapi ucapan itu merupakan tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka Tathagata kenal waktu yang tepat kepada menggunakan ucapan itu.

Ucapan yang dikenal oleh Sang Tathagata, tidaklah mewakili situasi, tidak cocok dengan realita dan tidak berkomunikasi dengan kepantasan tetapi ucapan itu disetujui oleh orang-orang lain : ucapan semacam itu tidak dibicarakan oleh Sang Tathagata.

Ucapan yang dikenal oleh Sang Tathagata, mewakili situasinya sesuai dengan realita, tetapi tidak berkomunikasi dengan kepantasan, ucapan ini disenangi dan disetujui oleh orang-orang lain; ucapan semacam itu tidak dibicarakan oleh Sang Tathagata.

Ucapan yang dikenal Tathagata, mewakili situasinya, sesuai dengan realita dan berkomunikasi dengan kepantasan, juga ucapan ini disenangi dan disetujui oleh orang-orang lain; Tathagata mengetahui waktu yang tepat kepada menggunakan ucapan itu. Mengapa ? Sebab Tathagata memiliki rasa kasih sayang terhadap makhluk-makhluk itu.

—Abhayarajakumara Sutta, [6]

Afal Aci

Afal Aci [sammā-kammanta] juga dapat didefinisikan kepada "tindakan benar". Praktisi [dalam hal ini penganut agama Buddha] diharapkan kepada berperan aci secara moral, tidak melaksanakan afal yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain. Tipitaka menjelaskan:

Dan apakah , para bhikkhu, afal benar?Menahan diri dari pembunuhan, menahan diri dari pencurian, menahan diri dari hal-hal yang berkomunikasi dan melaksanakan cara seksual.:Ini, para bhikkhu, yang dikata afal aci.

—Magga-vibhanga Sutta

Pencaharian Aci

Pencaharian Aci [sammā-ājīva] berarti bahwa praktisi [pengikut Agama Buddha] tidak tidak sewenang-wenang berkomunikasi dengan usaha atau pekerjaan yang, secara langsung atau tidak langsung, melukai mahluk hidup yang lain. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar?Berada kasus dimana seorang murid dari Yang Mulia, meninggalkan penghidupan tidak jujur, hidup dengan penghidupan benar:Inilah, para bhikku, yang dikata penghidupan aci.

—Magga-vibhanga Sutta

Lima macam usaha dagang/jasa yang seharusnya tidak diterapkan olah seorang umat awam[7]:

  1. Usaha dagang/jasa Senjata
  2. Usaha dagang/jasa Manusia
  3. Usaha dagang/jasa Daging
  4. Usaha dagang/jasa barang yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran
  5. Usaha dagang/jasa Racun

Konsentrasi [Samädhi]

Daya-upaya Aci

Daya-upaya Aci [sammā-vāyāma] juga dapat didefinisikan dengan "usaha benar". Kepada hal ini, praktisi [pengikut agama Buddha] wajib berusaha keras kepada meninggalkan seluruh cara melakukan sesuatu yang salah dan dapat merugikan, perkataan, dan afal. Praktisi [penganut agama Buddha] sebaliknya wajib berusaha keras untk meningkatkan apa yang adun dan berarti kepada diri mereka sendiri dan orang lain dalam pemikiran mereka, perkataan dan afal, tanpa mengikut-sertakan pemikiran akan kesukaran atau kekhawatiran. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, usaha benar?[i] Dimana seorang bhikkhu memunculkan hasrat, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan kehendaknya kepada tidak memunculkan hal buruk, mutu tidak terampil yang belum muncul.[ii] Ia memunculkan hasrat, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan kehendaknya kepada meninggalkan hal buruk, mutu yang tidak terampil yang sudah muncul.[iii] Ia memunculkan hasrat, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan mutu terampil yang belum muncul.[iv] Ia memunculkan hasrat, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan kehendaknya kepada mempertahankan, mengerti, menambah, memperbanyak, mengembangkan, & mengumpulkan mutu terampil yang sudah muncul:Ini, para bhikkhu, yang dikata usaha aci.

—Magga-vibhanga Sutta

Keempat daya-upaya aci dimaksud di atas merupakan[8]:

  • Usaha melenyapkan kejahatan yang sudah timbul,
  • Usaha mencegah timbulnya kejahatan yang belum timbul,
  • Usaha membangkitkan kebajikan yang belum timbul, dan
  • Usaha mengembangkan kebajikan yang sudah timbu.

Perhatian Aci

Perhatian Aci [sammā-sati], juga dapat didefinisikan kepada "Ingatan Benar" atau "Kesadaran Benar". Dengan demikian penganut agama Buddha wajib senantiasa menjaga pikiran-pikiran mereka terhadap fenomena yang memengaruhi tubuh dan cara melakukan sesuatu. Mereka wajib waspada dan bersiap-siap supaya tidak berperan laku atau bercakap-cakap karena kealpaan atau kecerobohan. Tipitaka menjelaskan hal ini demikian:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar?[i] Dimana berada seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berkomunikasi dengan dunia.[ii] Ia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berkomunikasi dengan dunia.[iii] Ia tetap terfokus pada cara melakukan sesuatu kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berkomunikasi dengan dunia.[iv] Ia tetap terfokus pada mutu mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berkomunikasi dengan dunia.Ini, para bhikkhu, yang dikata perhatian aci.

—Magga-vibhanga Sutta

Konsentrasi Aci

Konsentrasi Aci [sammā-samādhi], seperti yang diperlihatkan dalam bahasa Pali, merupakan melatih konsentrasi [samādhi]. Dengan demikian seorang praktisi memusatkan cara melakukan sesuatu kepada suatu obyek cara melakukan sesuatu hingga mencapai konsentrasi penuh dan masuk kedalam situasi meditatif [Jhana]. Biasanya, pelatihan samadhi dapat ditempuh melintasi pengaturan pernapasan [anapanasati], melintasi visualisasi benta [kasina], dan melintasi pengulangan kalimat-kalimat tertentu. Samadhi diterapkan kepada menekan lima gangguan guna memasuki jhana. Jhana merupakan sebuah media guna pengembangan kebijaksanaan dengan menanamkan pengertian dan menggunakannya kepada menguji kesungguhan suatu fenomena dengan pengenalan langsung. Hal ini menolong mengurani kekotoran, merealisasikan dhamma dan, pada habis, mencapai kesadaran diri. Selama berlatih konsentrasi aci, seorang praktisi wajib memeriksa dan membuktikan pandangan aci mereka. Pada bagian demikian, ilmu aci akan timbul, dan didampingi dengan pembebasan sesungguhnya. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar?[i] Dimana berada seorang bhikkhu — sepenuhnya melepaskan sensualitas, melepaskan mutu [mental] tidak terampil — memasuki & berdiam dalam jhana pertama: kegirangan dan kenikmatan yang muncul dari pelepasan, didampingi oleh pemikiran yang diarahkan & penilaian.[ii] Dengan menenangkan pemikiran yang diarahkan & evaluasi, ia memasuki & berdiam di dalam jhana kedua: kegirangan dan kenikmatan muncul dari konsentrasi, penyatuan dari kesadaraan yang bebas sama sekali dari pemikiran yang diarahkan & penilaian — ketetapan dari dalam.[iii] Dengan lenyapnya kegirangan, ia tetap dalam ketenangan, perhatian & awas, dan mengalami kenikmatan dengan tubuhnya. Ia memasuki & berdiam di dalam jhana ketiga, yang dinyatakan oleh Yang Mulia, "Ketenangan & perhatian, ia memiliki kenikmatan yang terus menerus."[iv] Dengan meninggalkan kenikmatan & sakit — bersamaan lenyapnya kebahagiaan & penderitaan yang sebelumnya — ia memasuki & berdiam di dalam jhana keempat: kesucian dari ketenangan & perhatian penuh, tidak nikmat ataupun sakit.Ini, para bhikkhu, yang dikata konsentrasi aci.

—Magga-vibhanga Sutta

Konsentrasi Aci berarti pemusatan cara melakukan sesuatu pada obyek yang tepat sehingga batin mencapai situasi yang lebih tinggi dan lebih dalam. Prosedur ini dikata dengan Samatha Bhavana. Empat situasi batin luhur:

  • Cinta kasih [Metta]
  • Belas kasihan [Karuna]
  • Kegembiraan bersimpati [Mudita]
  • Keseimbangan batin [Upekkha]

Dalam melaksanakan meditasi menggunakan obyek-obyek yang dipilih dengan hati hati dan sesuai dengan watak, pengikut agama Buddha melatih pengembangan 5 kemampuan batin yang luar biasa [Abhinna] yaitu:

  • Mata-dewa [Dibbacakkhu]
  • Telinga-dewa [Dibbasota]
  • Ingatan akan kelahiran-kelahiran lampau [Pubbenivasanussati-nana]
  • Membaca cara melakukan sesuatu [Paracitta vijanana],
  • dan beragam kemampuan batin yang lain [Iddhividha].

Adapun kemampuan luar biasa tersebut tidak mutlak bagi pencapaian pencerahan.

Bhante, apakah yang dimaksud dengan konsentrasi, apakah tanda meditasi, apa perlengkapan meditas, bagaimana mengembangkan meditasi?Saudara Visakha, suatu pemusatan cara melakukan sesuatu merupakan meditas, empat dasar perhatian [satipatthana] merupakan tanda meditasi, empat usaha aci [sammappadhana] merupakan perlengkapan meditasi: pengulangan berulang-ulang kali, pengembangannya dan mengusahakan meditasi merupakan masuk dengan mengembangkan meditasi [samadhibhavana].

—Culavedalla Sutta

Lihat juga

  • Agama Buddha
  • Empat Kebenaran Luhur
  • Dukkha

Referensi

  1. ^ Samaggi-Phala diambil Tgl. 26-Juli-2009
  2. ^ [Inggris] A Basic Buddhism Guide : The Eight-Fold Path
  3. ^ Golongan Sutta Majjhima Nikaya II, Oleh Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit: Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994
  4. ^ a b c d e Magga-vibhanga Sutta Sebuah analisis dari sang Jalan
  5. ^ Samanna Phala Sutta 44
  6. ^ Golongan Sutta Majjhima Nikaya II, Oleh: Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit: Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994
  7. ^ Bhikkhu Thannisaro. "Vanijja Sutta". Dhammacitta. Diakses 2009-07-26. 
  8. ^ Intisari Agama Buddha, ditulis oleh Ven. Narada Mahathera dengan judul asli "Buddhism in Nutshell", Penerbit: Yayasan Dhamma Phala, Semarang

Pranala luar

  • [Indonesia] Dhamma Sari
  • [Indonesia] Samaggi-Phala Buddhist Information Network
  • [Inggris] The Noble Eightfold Path: The Way to the End of Suffering by Bhikkhu Bodhi

edunitas.com

Page 2

Roda Dhamma yang seringkali digunakan sebagai lambang Perlintasan Utama Berunsur Delapan

Perlintasan Utama Berunsur Delapan [bahasa Pali: Ariyo aṭṭhaṅgiko maggo; bahasa Sanskerta: Ārya 'ṣṭāṅga mārgaḥ] merupakan nasihat utama agama Buddha yang menjelaskan "Jalan" menuju hilangnya Penderitaan [Dukkha] dan mencapai pencerahan. Perlintasan Utama Berunsur Delapan merupakan bidang keempat dari Empat Kebenaran Agung. Bidang pertama dari Perlintasan Utama Berunsur Delapan adalah Pengertian Berlaku akan Empat Kebenaran Agung yang juga dikenal sebagai "Perlintasan Tengah".

Pengertian

Berdasarkan Sutta-sutta dalam Tipitaka, Perlintasan Utama Berunsur Delapan ditemukan kembali oleh Siddharta Gautama dalam upayanya mencapai pencerahan. Sutta menggambarkannya sebagai suatu perlintasan tua yang dilalui dan diteladani olah para buddha sebelumnya. Perlintasan Utama Berunsur Delapan membantu pemeluk agama Buddha menuju ke kehidupan yang agung.

Di selang semua perlintasan, maka "Perlintasan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di selang semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.Di selang semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di selang semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak benar perlintasan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah perlintasan ini, yang dapat mengalahkan Mara [penggoda].

Dengan mengikuti perlintasan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan perlintasan ini pula yang kutunjukkan setelah diri sendiri mengetahui bagaimana metode mencabut duri-duri [kekotoran batin].

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara.

—Dhammapada 273-276, [1]

Tiga Himpunan

Perlintasan Utama Berunsur Delapan seringkali dibagi menjadi tiga bagian:

  • Kebijaksanaan [Pali: Pañña; Sanskerta: prajñā]
  1. Pengertian Berlaku [sammä-ditthi]
  2. Tipu daya Berlaku [sammä-sankappa]
  1. Ucapan Berlaku [sammä-väcä]
  2. Afal Berlaku [sammä-kammanta]
  3. Pencaharian Berlaku [sammä-ajiva]
  • Konsentrasi [Pali: Samädhi]
  1. Daya-upaya Berlaku [sammä-väyäma]
  2. Perhatian Berlaku [sammä-sati]
  3. Konsentrasi Berlaku [sammä-samädhi]

Kedelapan unsur tersebut menyandang kata Berlaku yang diterjemahkan dari kata sammä [Pali] atau samyañc [bahasa Sanskerta]. Kata-kata lain seperti sempurna [perfect] atau sesuai [ideal][2]

Bhante, apakah tiga himpunan diisikan oleh perlintasan agung berunsur delapan, atau perlintasan agung berunsur delapan diisikan oleh tiga kelompok?Saudara Visakha, tiga himpunan tidak diisikan oleh perlintasan agung berunsur delapan, tetapi perlintasan agung berunsur delapan diisikan oleh tiga himpunan. Setiap ucapan berlaku, setiap afal berlaku dan setiap mata pencaharian benar: dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam himpunan moral [Sila], setiap usaha berlaku, setiap kesadaran berlaku, konsentrasi benar; dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam himpunan Meditas [Samadhi], setiap pandangan berlaku dan setiap tipu daya benar: dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam himpunan Kebijaksanaan [Panna]

—Culavedalla Sutta, [3]

Kebijaksanaan [Pañña]

Pengertian Berlaku

Pengertian Berlaku [samma-ditthi] yang merupakan kunci utama agama Buddha, Tipitaka menjelaskan [4]

Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar?Ilmu tentang Dukkha, ilmu tentang asal usul Dukkha, ilmu tentang selesainya Dukkha, ilmu tentang metode belajar yang membawa pada selesainya Dukkha.:Inilah, para bhikkhu, yang diistilahkan pandangan berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Pengertian Berlaku mencakup ilmu tentang:

Bhikkhu Sariputta menjelaskan semakin lanjut mengenai "Pengertian Benar" dalam Sammaditthi Sutta [Pali:Sammādiṭṭhi Sutta], dimana diterangkan pula bahwa pengertian berlaku dapat dicapai melalui pengertian yang semakin mendalam akan kebijakan dan ketidak-bijakan, empat jenis makanan [cattaro ahara], dua belas nidana atau tiga noda [asava]. "Pengertian Salah" timbul sebab ketidaktahuan [avijja], yang merupakan penyebab dari konsep salah, ucapan salah, afal salah, pencaharian salah, daya-upaya salah, perhatian salah, dan konsentrasi salah. Praktisi [penganut agama Buddha] harus menggunakan daya-upaya berlaku untuk meninggalkan pengertian salah dan mempertahankan pengertian berlaku. Perhatian berlaku digunakan untuk senantiasa berada pada pengertian berlaku.

Konsep Berlaku

Pengertian Berlaku mengakibatkan Konsep Berlaku [sammä-sankappa]. Sebab itu, faktor kedua dari perlintasan utama ini, mempunyai dua tujuan:

  • melenyapkan pikiran-pikiran jahat, dan ;
  • mengembangkan pikiran-pikiran adun. Tipu daya adun terdiri dari tiga bidang, yaitu:
  1. Nekkhamma; melepaskan diri dari kesenangan dunia dan sifat mementingkan diri sendiri yang berlawanan dengan kemelekatan, sifat bersedia menang sendiri.
  2. Abyapada; cinta kasih, itikad adun, atau kelemah-lembutan yang berlawanan dengan kebencian, itikad jahat, atau kemarahan.
  3. Avihimsa; tidak kejam atau kasih sayang, yang berlawanan dengan kekejaman atau kebengisan.

Kemoralan [Sīla]

Ucapan Berlaku

Ucapan Berlaku [sammä-väcä] adalah berusaha menahan diri dari berbohong [musãvãdã], memfitnah [pisunãvãcã], cakap kasar / caci-maki [pharusavãcã], dan diskusi yang tidak benar faedahnya / pergunjingan [samphappalãpã]. Berikut syarat untuk suatu ucapan dikategorikan sebagai ucapan berlaku.[5]

  • Ucapan itu berlaku
  • Ucapan itu beralasan
  • Ucapan itu berarti
  • Ucapan itu akurat pada waktunya
Pangeran, demikian juga dengan ucapan atau kata-kata semacam itu yang dikenal oleh Tathagata bukan mewakili apa keadaannya tidaklah sesuai dengan kebenaran dan tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, ucapan mana adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain. Tathagata tidak menyebut ucapan-ucapan semacam itu.Ucapan semacam itu yang dikenal oleh Sang Tathagata mewakili apa keadaannya, sesuai dengan kenyataan, tetapi tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, juga ucapan ini adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka ucapan-ucapan itu tidak dikemukakan oleh Tathagata.

Ucapan Tathagata ketahui mewakili apa keadaannya, sesuai dengan realita, mengadakan komunikasi dengan kebaikan, tetapi ucapan itu adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka Tathagata tahu waktu yang akurat untuk menggunakan ucapan itu.

Ucapan yang dikenal oleh Sang Tathagata, tidaklah mewakili keadaan, tidak cocok dengan realita dan tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan tetapi ucapan itu disetujui oleh orang-orang lain : ucapan semacam itu tidak dikemukakan oleh Sang Tathagata.

Ucapan yang dikenal oleh Sang Tathagata, mewakili keadaannya sesuai dengan realita, tetapi tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, ucapan ini disenangi dan disetujui oleh orang-orang lain; ucapan semacam itu tidak dikemukakan oleh Sang Tathagata.

Ucapan yang dikenal Tathagata, mewakili keadaannya, sesuai dengan realita dan mengadakan komunikasi dengan kebaikan, juga ucapan ini disenangi dan disetujui oleh orang-orang lain; Tathagata mengetahui waktu yang akurat untuk menggunakan ucapan itu. Mengapa ? Sebab Tathagata mempunyai rasa kasih sayang terhadap makhluk-makhluk itu.

—Abhayarajakumara Sutta, [6]

Afal Berlaku

Afal Berlaku [sammā-kammanta] juga dapat diartikan sebagai "tindakan benar". Praktisi [dalam hal ini penganut agama Buddha] diharapkan untuk berperan berlaku secara moral, tidak memainkan afal yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain. Tipitaka menjelaskan:

Dan apakah , para bhikkhu, afal benar?Menahan diri dari pembunuhan, menahan diri dari pencurian, menahan diri dari hal-hal yang mengadakan komunikasi dan memainkan aktivitas yang dipekerjakan seksual.:Ini, para bhikkhu, yang dikata afal berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Pencaharian Berlaku

Pencaharian Berlaku [sammā-ājīva] berarti bahwa praktisi [pengikut Agama Buddha] tidak tidak berat sebelah mengadakan komunikasi dengan usaha atau pekerjaan yang, secara langsung atau tidak langsung, melukai mahluk hidup lainnya. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar?Benar kasus dimana seorang murid dari Yang Mulia, meninggalkan penghidupan tidak jujur, hidup dengan penghidupan benar:Inilah, para bhikku, yang dikata penghidupan berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Lima jenis bisnis yang seharusnya tidak dipertontonkan olah seorang umat awam[7]:

  1. Bisnis Senjata
  2. Bisnis Manusia
  3. Bisnis Daging
  4. Bisnis barang yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran
  5. Bisnis Racun

Konsentrasi [Samädhi]

Daya-upaya Berlaku

Daya-upaya Berlaku [sammā-vāyāma] juga dapat diartikan dengan "usaha benar". Untuk hal ini, praktisi [pengikut agama Buddha] harus berusaha keras untuk meninggalkan seluruh tipu daya yang salah dan dapat merugikan, perkataan, dan afal. Praktisi [penganut agama Buddha] sebaliknya harus berusaha keras untk meningkatkan apa yang adun dan benar faedahnya untuk diri mereka sendiri dan orang lain dalam konsep mereka, perkataan dan afal, tanpa mengikut-sertakan konsep akan kesulitan atau kekhawatiran. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, usaha benar?[i] Dimana seorang bhikkhu memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk tidak memunculkan hal buruk, mutu tidak terampil yang belum muncul.[ii] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk meninggalkan hal buruk, mutu yang tidak terampil yang telah muncul.[iii] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan mutu terampil yang belum muncul.[iv] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk mempertahankan, mengerti, menambah, memperbanyakkan, mengembangkan, & mengumpulkan mutu terampil yang telah muncul:Ini, para bhikkhu, yang dikata usaha berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Keempat daya-upaya berlaku dimaksud di atas adalah[8]:

  • Usaha melenyapkan kejahatan yang telah timbul,
  • Usaha mencegah timbulnya kejahatan yang belum timbul,
  • Usaha membangkitkan kebajikan yang belum timbul, dan
  • Usaha mengembangkan kebajikan yang telah timbu.

Perhatian Berlaku

Perhatian Berlaku [sammā-sati], juga dapat diartikan sebagai "Ingatan Benar" atau "Kesadaran Benar". Dengan demikian penganut agama Buddha harus senantiasa menjaga pikiran-pikiran mereka terhadap fenomena yang memengaruhi tubuh dan tipu daya. Mereka harus waspada dan bersiap-siap supaya tidak berperan laku atau berkata-kata sebab kesilapan atau kecerobohan. Tipitaka menjelaskan hal ini demikian:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar?[i] Dimana benar seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[ii] Dia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[iii] Dia tetap terfokus pada tipu daya kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[iv] Dia tetap terfokus pada mutu mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.Ini, para bhikkhu, yang dikata perhatian berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Konsentrasi Berlaku

Konsentrasi Berlaku [sammā-samādhi], seperti yang diperlihatkan dalam bahasa Pali, adalah melatih konsentrasi [samādhi]. Dengan demikian seorang praktisi memusatkan tipu daya kepada suatu obyek tipu daya hingga mencapai konsentrasi penuh dan masuk kedalam keadaan meditatif [Jhana]. Biasanya, pelatihan samadhi dapat ditempuh melalui pengaturan pernapasan [anapanasati], melalui visualisasi benta [kasina], dan melalui pengulangan kalimat-kalimat tertentu. Samadhi dipertontonkan untuk menekan lima gangguan rumusan memasuki jhana. Jhana merupakan suatu media rumusan pengembangan kebijaksanaan dengan menanamkan pengertian dan menggunakannya untuk menguji kesungguhan suatu fenomena dengan pengenalan langsung. Hal ini membantu mengurani kekotoran, merealisasikan dhamma dan, pada hasilnya, mencapai kesadaran diri. Selama belajar konsentrasi berlaku, seorang praktisi harus memeriksa dan membuktikan pandangan berlaku mereka. Pada ronde demikian, ilmu berlaku akan timbul, dan diiringi dengan pembebasan sesungguhnya. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar?[i] Dimana benar seorang bhikkhu — sepenuhnya melepaskan sensualitas, melepaskan mutu [mental] tidak terampil — memasuki & berdiam dalam jhana pertama: kegirangan dan kenikmatan yang muncul dari pelepasan, didampingi oleh konsep yang diarahkan & penilaian.[ii] Dengan menenangkan konsep yang diarahkan & evaluasi, dia memasuki & berdiam di dalam jhana kedua: kegirangan dan kenikmatan muncul dari konsentrasi, penyatuan dari kesadaraan yang bebas sama sekali dari konsep yang diarahkan & penilaian — kepastian dari dalam.[iii] Dengan hilangnya kegirangan, dia tetap dalam ketenangan, perhatian & awas, dan merasakan kenikmatan dengan tubuhnya. Dia memasuki & berdiam di dalam jhana ketiga, yang diberitahukan oleh Yang Mulia, "Ketenangan & perhatian, dia memiliki kenikmatan yang terus menerus."[iv] Dengan meninggalkan kenikmatan & sakit — bersamaan hilangnya kebahagiaan & penderitaan yang sebelumnya — dia memasuki & berdiam di dalam jhana keempat: kemurnian dari ketenangan & perhatian penuh, tidak nikmat ataupun sakit.Ini, para bhikkhu, yang dikata konsentrasi berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Konsentrasi Berlaku berarti pemusatan tipu daya pada obyek yang akurat sehingga batin mencapai keadaan yang semakin tinggi dan semakin dalam. Metode ini dikata dengan Samatha Bhavana. Empat keadaan batin luhur:

  • Cinta kasih [Metta]
  • Belas kasihan [Karuna]
  • Kegembiraan bersimpati [Mudita]
  • Keseimbangan batin [Upekkha]

Dalam memainkan meditasi menggunakan obyek-obyek yang dipilih dengan hati hati dan sesuai dengan watak, pengikut agama Buddha melatih pengembangan 5 kemampuan batin yang luar biasa [Abhinna] yaitu:

  • Mata-dewa [Dibbacakkhu]
  • Telinga-dewa [Dibbasota]
  • Ingatan akan kelahiran-kelahiran lampau [Pubbenivasanussati-nana]
  • Membaca tipu daya [Paracitta vijanana],
  • dan berbagai kemampuan batin lainnya [Iddhividha].

Adapun kemampuan luar biasa tersebut tidak mutlak untuk pencapaian pencerahan.

Bhante, apakah yang dimaksud dengan konsentrasi, apakah tanda meditasi, apa perlengkapan meditas, bagaimana mengembangkan meditasi?Saudara Visakha, suatu pemusatan tipu daya adalah meditas, empat landasan perhatian [satipatthana] adalah tanda meditasi, empat usaha berlaku [sammappadhana] adalah perlengkapan meditasi: pengulangan berulang-ulang kali, pengembangannya dan mengusahakan meditasi adalah masuk dengan mengembangkan meditasi [samadhibhavana].

—Culavedalla Sutta

Lihat pula

  • Agama Buddha
  • Empat Kebenaran Agung
  • Dukkha

Pustaka

  1. ^ Samaggi-Phala diambil Tgl. 26-Juli-2009
  2. ^ [Inggris] A Basic Buddhism Guide : The Eight-Fold Path
  3. ^ Himpunan Sutta Majjhima Nikaya II, Oleh Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit: Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994
  4. ^ a b c d e Magga-vibhanga Sutta Suatu analisis dari sang Perlintasan
  5. ^ Samanna Phala Sutta 44
  6. ^ Himpunan Sutta Majjhima Nikaya II, Oleh: Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit: Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994
  7. ^ Bhikkhu Thannisaro. "Vanijja Sutta". Dhammacitta. Diakses 2009-07-26. 
  8. ^ Intisari Agama Buddha, ditulis oleh Ven. Narada Mahathera dengan judul asli "Buddhism in Nutshell", Penerbit: Yayasan Dhamma Phala, Semarang

Pranala luar

  • [Indonesia] Dhamma Sari
  • [Indonesia] Samaggi-Phala Buddhist Information Network
  • [Inggris] The Noble Eightfold Path: The Way to the End of Suffering by Bhikkhu Bodhi

edunitas.com

Page 3

Roda Dhamma yang seringkali digunakan sebagai lambang Jalan Utama Berunsur Delapan

Jalan Utama Berunsur Delapan [bahasa Pali: Ariyo aṭṭhaṅgiko maggo; bahasa Sanskerta: Ārya 'ṣṭāṅga mārgaḥ] merupakan nasihat utama agama Buddha yang menjelaskan "Jalan" menuju hilangnya Penderitaan [Dukkha] dan mencapai pencerahan. Jalan Utama Berunsur Delapan merupakan anggota keempat dari Empat Kebenaran Agung. Anggota pertama dari Jalan Utama Berunsur Delapan adalah Pengertian Berlaku akan Empat Kebenaran Agung yang juga dikenal sebagai "Jalan Tengah".

Pengertian

Berdasarkan Sutta-sutta dalam Tipitaka, Jalan Utama Berunsur Delapan ditemukan kembali oleh Siddharta Gautama dalam upayanya mencapai pencerahan. Sutta menggambarkannya sebagai suatu jalan tua yang dilalui dan diteladani olah para buddha sebelumnya. Jalan Utama Berunsur Delapan membantu pemeluk agama Buddha menuju ke kehidupan yang agung.

Di selang semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di selang semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.Di selang semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di selang semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak benar jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara [penggoda].

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah diri sendiri mengetahui bagaimana metode mencabut duri-duri [kekotoran batin].

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara.

—Dhammapada 273-276, [1]

Tiga Kelompok

Jalan Utama Berunsur Delapan seringkali dibagi menjadi tiga bagian:

  • Kebijaksanaan [Pali: Pañña; Sanskerta: prajñā]
  1. Pengertian Berlaku [sammä-ditthi]
  2. Pikiran Berlaku [sammä-sankappa]
  1. Ucapan Berlaku [sammä-väcä]
  2. Perbuatan Berlaku [sammä-kammanta]
  3. Pencaharian Berlaku [sammä-ajiva]
  • Konsentrasi [Pali: Samädhi]
  1. Daya-upaya Berlaku [sammä-väyäma]
  2. Perhatian Berlaku [sammä-sati]
  3. Konsentrasi Berlaku [sammä-samädhi]

Kedelapan unsur tersebut menyandang kata Berlaku yang diterjemahkan dari kata sammä [Pali] atau samyañc [bahasa Sanskerta]. Kata-kata lain seperti sempurna [perfect] atau sesuai [ideal][2]

Bhante, apakah tiga kelompok diisikan oleh jalan agung berunsur delapan, atau jalan agung berunsur delapan diisikan oleh tiga kelompok?Saudara Visakha, tiga kelompok tidak diisikan oleh jalan agung berunsur delapan, tetapi jalan agung berunsur delapan diisikan oleh tiga kelompok. Setiap ucapan berlaku, setiap perbuatan berlaku dan setiap mata pencaharian benar: dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam kelompok moral [Sila], setiap usaha berlaku, setiap kesadaran berlaku, konsentrasi benar; dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam kelompok Meditas [Samadhi], setiap pandangan berlaku dan setiap pikiran benar: dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam kelompok Kebijaksanaan [Panna]

—Culavedalla Sutta, [3]

Kebijaksanaan [Pañña]

Pengertian Berlaku

Pengertian Berlaku [samma-ditthi] yang merupakan kunci utama agama Buddha, Tipitaka menjelaskan [4]

Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar?Ilmu tentang Dukkha, ilmu tentang asal usul Dukkha, ilmu tentang selesainya Dukkha, ilmu tentang metode belajar yang membawa pada selesainya Dukkha.:Inilah, para bhikkhu, yang diistilahkan pandangan berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Pengertian Berlaku mencakup ilmu tentang:

Bhikkhu Sariputta menjelaskan semakin lanjut mengenai "Pengertian Benar" dalam Sammaditthi Sutta [Pali:Sammādiṭṭhi Sutta], dimana diterangkan pula bahwa pengertian berlaku dapat dicapai melalui pengertian yang semakin mendalam akan kebijakan dan ketidak-bijakan, empat jenis makanan [cattaro ahara], dua belas nidana atau tiga noda [asava]. "Pengertian Salah" timbul sebab ketidaktahuan [avijja], yang merupakan penyebab dari konsep salah, ucapan salah, perbuatan salah, pencaharian salah, daya-upaya salah, perhatian salah, dan konsentrasi salah. Praktisi [penganut agama Buddha] harus menggunakan daya-upaya berlaku untuk meninggalkan pengertian salah dan mempertahankan pengertian berlaku. Perhatian berlaku digunakan untuk senantiasa berada pada pengertian berlaku.

Konsep Berlaku

Pengertian Berlaku mengakibatkan Konsep Berlaku [sammä-sankappa]. Sebab itu, faktor kedua dari jalan utama ini, mempunyai dua tujuan:

  • melenyapkan pikiran-pikiran jahat, dan ;
  • mengembangkan pikiran-pikiran baik. Pikiran baik terdiri dari tiga anggota, yaitu:
  1. Nekkhamma; melepaskan diri dari kesenangan dunia dan sifat mementingkan diri sendiri yang berlawanan dengan kemelekatan, sifat bersedia menang sendiri.
  2. Abyapada; cinta kasih, itikad baik, atau kelemah-lembutan yang berlawanan dengan kebencian, itikad jahat, atau kemarahan.
  3. Avihimsa; tidak kejam atau kasih sayang, yang berlawanan dengan kekejaman atau kebengisan.

Kemoralan [Sīla]

Ucapan Berlaku

Ucapan Berlaku [sammä-väcä] adalah berusaha menahan diri dari berbohong [musãvãdã], memfitnah [pisunãvãcã], cakap kasar / caci-maki [pharusavãcã], dan diskusi yang tidak benar faedahnya / pergunjingan [samphappalãpã]. Berikut syarat untuk suatu ucapan dikategorikan sebagai ucapan berlaku.[5]

  • Ucapan itu berlaku
  • Ucapan itu beralasan
  • Ucapan itu berarti
  • Ucapan itu akurat pada waktunya
Pangeran, demikian juga dengan ucapan atau kata-kata semacam itu yang diketahui oleh Tathagata bukan mewakili apa keadaannya tidaklah sesuai dengan kebenaran dan tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, ucapan mana adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain. Tathagata tidak menyebut ucapan-ucapan semacam itu.Ucapan semacam itu yang diketahui oleh Sang Tathagata mewakili apa keadaannya, sesuai dengan kenyataan, tetapi tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, juga ucapan ini adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka ucapan-ucapan itu tidak dikemukakan oleh Tathagata.

Ucapan Tathagata ketahui mewakili apa keadaannya, sesuai dengan realita, mengadakan komunikasi dengan kebaikan, tetapi ucapan itu adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka Tathagata tahu waktu yang akurat untuk menggunakan ucapan itu.

Ucapan yang diketahui oleh Sang Tathagata, tidaklah mewakili keadaan, tidak cocok dengan realita dan tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan tetapi ucapan itu disetujui oleh orang-orang lain : ucapan semacam itu tidak dikemukakan oleh Sang Tathagata.

Ucapan yang diketahui oleh Sang Tathagata, mewakili keadaannya sesuai dengan realita, tetapi tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, ucapan ini disenangi dan disetujui oleh orang-orang lain; ucapan semacam itu tidak dikemukakan oleh Sang Tathagata.

Ucapan yang diketahui Tathagata, mewakili keadaannya, sesuai dengan realita dan mengadakan komunikasi dengan kebaikan, juga ucapan ini disenangi dan disetujui oleh orang-orang lain; Tathagata mengetahui waktu yang akurat untuk menggunakan ucapan itu. Mengapa ? Sebab Tathagata mempunyai rasa kasih sayang terhadap makhluk-makhluk itu.

—Abhayarajakumara Sutta, [6]

Perbuatan Berlaku

Perbuatan Berlaku [sammā-kammanta] juga dapat diartikan sebagai "tindakan benar". Praktisi [dalam hal ini penganut agama Buddha] diharapkan untuk berperan berlaku secara moral, tidak memainkan perbuatan yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain. Tipitaka menjelaskan:

Dan apakah , para bhikkhu, perbuatan benar?Menahan diri dari pembunuhan, menahan diri dari pencurian, menahan diri dari hal-hal yang mengadakan komunikasi dan memainkan aktivitas yang dipekerjakan seksual.:Ini, para bhikkhu, yang dikata perbuatan berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Pencaharian Berlaku

Pencaharian Berlaku [sammā-ājīva] berarti bahwa praktisi [pengikut Agama Buddha] tidak tidak berat sebelah mengadakan komunikasi dengan usaha atau pekerjaan yang, secara langsung atau tidak langsung, melukai mahluk hidup lainnya. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar?Benar kasus dimana seorang murid dari Yang Mulia, meninggalkan penghidupan tidak jujur, hidup dengan penghidupan benar:Inilah, para bhikku, yang dikata penghidupan berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Lima jenis bisnis yang seharusnya tidak dipertontonkan olah seorang umat awam[7]:

  1. Bisnis Senjata
  2. Bisnis Manusia
  3. Bisnis Daging
  4. Bisnis barang yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran
  5. Bisnis Racun

Konsentrasi [Samädhi]

Daya-upaya Berlaku

Daya-upaya Berlaku [sammā-vāyāma] juga dapat diartikan dengan "usaha benar". Untuk hal ini, praktisi [pengikut agama Buddha] harus berusaha keras untuk meninggalkan seluruh pikiran yang salah dan dapat merugikan, perkataan, dan perbuatan. Praktisi [penganut agama Buddha] sebaliknya harus berusaha keras untk meningkatkan apa yang baik dan benar faedahnya untuk diri mereka sendiri dan orang lain dalam konsep mereka, perkataan dan perbuatan, tanpa mengikut-sertakan konsep akan kesulitan atau kekhawatiran. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, usaha benar?[i] Dimana seorang bhikkhu memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk tidak memunculkan hal buruk, mutu tidak terampil yang belum muncul.[ii] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk meninggalkan hal buruk, mutu yang tidak terampil yang telah muncul.[iii] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan mutu terampil yang belum muncul.[iv] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk mempertahankan, mengerti, menambah, memperbanyakkan, mengembangkan, & mengumpulkan mutu terampil yang telah muncul:Ini, para bhikkhu, yang dikata usaha berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Keempat daya-upaya berlaku dimaksud di atas adalah[8]:

  • Usaha melenyapkan kejahatan yang telah timbul,
  • Usaha mencegah timbulnya kejahatan yang belum timbul,
  • Usaha membangkitkan kebajikan yang belum timbul, dan
  • Usaha mengembangkan kebajikan yang telah timbu.

Perhatian Berlaku

Perhatian Berlaku [sammā-sati], juga dapat diartikan sebagai "Ingatan Benar" atau "Kesadaran Benar". Dengan demikian penganut agama Buddha harus senantiasa menjaga pikiran-pikiran mereka terhadap fenomena yang memengaruhi tubuh dan pikiran. Mereka harus waspada dan bersiap-siap supaya tidak berperan laku atau berkata-kata sebab kesilapan atau kecerobohan. Tipitaka menjelaskan hal ini demikian:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar?[i] Dimana benar seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[ii] Dia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[iii] Dia tetap terfokus pada pikiran kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[iv] Dia tetap terfokus pada mutu mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.Ini, para bhikkhu, yang dikata perhatian berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Konsentrasi Berlaku

Konsentrasi Berlaku [sammā-samādhi], seperti yang diperlihatkan dalam bahasa Pali, adalah melatih konsentrasi [samādhi]. Dengan demikian seorang praktisi memusatkan pikiran kepada suatu obyek pikiran hingga mencapai konsentrasi penuh dan masuk kedalam keadaan meditatif [Jhana]. Biasanya, pelatihan samadhi dapat ditempuh melalui pengaturan pernapasan [anapanasati], melalui visualisasi benta [kasina], dan melalui pengulangan kalimat-kalimat tertentu. Samadhi dipertontonkan untuk menekan lima gangguan rumusan memasuki jhana. Jhana merupakan suatu media rumusan pengembangan kebijaksanaan dengan menanamkan pengertian dan menggunakannya untuk menguji kesungguhan suatu fenomena dengan pengenalan langsung. Hal ini membantu mengurani kekotoran, merealisasikan dhamma dan, pada hasilnya, mencapai kesadaran diri. Selama belajar konsentrasi berlaku, seorang praktisi harus memeriksa dan membuktikan pandangan berlaku mereka. Pada ronde demikian, ilmu berlaku akan timbul, dan diiringi dengan pembebasan sesungguhnya. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar?[i] Dimana benar seorang bhikkhu — sepenuhnya melepaskan sensualitas, melepaskan mutu [mental] tidak terampil — memasuki & berdiam dalam jhana pertama: kegirangan dan kenikmatan yang muncul dari pelepasan, didampingi oleh konsep yang diarahkan & penilaian.[ii] Dengan menenangkan konsep yang diarahkan & evaluasi, dia memasuki & berdiam di dalam jhana kedua: kegirangan dan kenikmatan muncul dari konsentrasi, penyatuan dari kesadaraan yang bebas sama sekali dari konsep yang diarahkan & penilaian — kepastian dari dalam.[iii] Dengan hilangnya kegirangan, dia tetap dalam ketenangan, perhatian & awas, dan merasakan kenikmatan dengan tubuhnya. Dia memasuki & berdiam di dalam jhana ketiga, yang diberitahukan oleh Yang Mulia, "Ketenangan & perhatian, dia memiliki kenikmatan yang terus menerus."[iv] Dengan meninggalkan kenikmatan & sakit — bersamaan hilangnya kebahagiaan & penderitaan yang sebelumnya — dia memasuki & berdiam di dalam jhana keempat: kemurnian dari ketenangan & perhatian penuh, tidak nikmat ataupun sakit.Ini, para bhikkhu, yang dikata konsentrasi berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Konsentrasi Berlaku berarti pemusatan pikiran pada obyek yang akurat sehingga batin mencapai keadaan yang semakin tinggi dan semakin dalam. Metode ini dikata dengan Samatha Bhavana. Empat keadaan batin luhur:

  • Cinta kasih [Metta]
  • Belas kasihan [Karuna]
  • Kegembiraan bersimpati [Mudita]
  • Keseimbangan batin [Upekkha]

Dalam memainkan meditasi menggunakan obyek-obyek yang dipilih dengan hati hati dan sesuai dengan watak, pengikut agama Buddha melatih pengembangan 5 kemampuan batin yang luar biasa [Abhinna] yaitu:

  • Mata-dewa [Dibbacakkhu]
  • Telinga-dewa [Dibbasota]
  • Ingatan akan kelahiran-kelahiran lampau [Pubbenivasanussati-nana]
  • Membaca pikiran [Paracitta vijanana],
  • dan berbagai kemampuan batin lainnya [Iddhividha].

Adapun kemampuan luar biasa tersebut tidak mutlak untuk pencapaian pencerahan.

Bhante, apakah yang dimaksud dengan konsentrasi, apakah tanda meditasi, apa perlengkapan meditas, bagaimana mengembangkan meditasi?Saudara Visakha, suatu pemusatan pikiran adalah meditas, empat landasan perhatian [satipatthana] adalah tanda meditasi, empat usaha berlaku [sammappadhana] adalah perlengkapan meditasi: pengulangan berulang-ulang kali, pengembangannya dan mengusahakan meditasi adalah masuk dengan mengembangkan meditasi [samadhibhavana].

—Culavedalla Sutta

Lihat pula

  • Agama Buddha
  • Empat Kebenaran Agung
  • Dukkha

Pustaka

  1. ^ Samaggi-Phala diambil Tgl. 26-Juli-2009
  2. ^ [Inggris] A Basic Buddhism Guide : The Eight-Fold Path
  3. ^ Kelompok Sutta Majjhima Nikaya II, Oleh Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit: Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994
  4. ^ a b c d e Magga-vibhanga Sutta Suatu analisis dari sang Jalan
  5. ^ Samanna Phala Sutta 44
  6. ^ Kelompok Sutta Majjhima Nikaya II, Oleh: Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit: Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994
  7. ^ Bhikkhu Thannisaro. "Vanijja Sutta". Dhammacitta. Diakses 2009-07-26. 
  8. ^ Intisari Agama Buddha, ditulis oleh Ven. Narada Mahathera dengan judul asli "Buddhism in Nutshell", Penerbit: Yayasan Dhamma Phala, Semarang

Pranala luar

  • [Indonesia] Dhamma Sari
  • [Indonesia] Samaggi-Phala Buddhist Information Network
  • [Inggris] The Noble Eightfold Path: The Way to the End of Suffering by Bhikkhu Bodhi

edunitas.com

Page 4

Roda Dhamma yang seringkali digunakan sebagai lambang Jalan Utama Berunsur Delapan

Jalan Utama Berunsur Delapan [bahasa Pali: Ariyo aṭṭhaṅgiko maggo; bahasa Sanskerta: Ārya 'ṣṭāṅga mārgaḥ] merupakan nasihat utama agama Buddha yang menjelaskan "Jalan" menuju hilangnya Penderitaan [Dukkha] dan mencapai pencerahan. Jalan Utama Berunsur Delapan merupakan anggota keempat dari Empat Kebenaran Agung. Anggota pertama dari Jalan Utama Berunsur Delapan adalah Pengertian Berlaku akan Empat Kebenaran Agung yang juga dikenal sebagai "Jalan Tengah".

Pengertian

Berdasarkan Sutta-sutta dalam Tipitaka, Jalan Utama Berunsur Delapan ditemukan kembali oleh Siddharta Gautama dalam upayanya mencapai pencerahan. Sutta menggambarkannya sebagai suatu jalan tua yang dilalui dan diteladani olah para buddha sebelumnya. Jalan Utama Berunsur Delapan membantu pemeluk agama Buddha menuju ke kehidupan yang agung.

Di selang semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di selang semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.Di selang semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di selang semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak benar jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara [penggoda].

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah diri sendiri mengetahui bagaimana metode mencabut duri-duri [kekotoran batin].

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara.

—Dhammapada 273-276, [1]

Tiga Kelompok

Jalan Utama Berunsur Delapan seringkali dibagi menjadi tiga bagian:

  • Kebijaksanaan [Pali: Pañña; Sanskerta: prajñā]
  1. Pengertian Berlaku [sammä-ditthi]
  2. Pikiran Berlaku [sammä-sankappa]
  1. Ucapan Berlaku [sammä-väcä]
  2. Perbuatan Berlaku [sammä-kammanta]
  3. Pencaharian Berlaku [sammä-ajiva]
  • Konsentrasi [Pali: Samädhi]
  1. Daya-upaya Berlaku [sammä-väyäma]
  2. Perhatian Berlaku [sammä-sati]
  3. Konsentrasi Berlaku [sammä-samädhi]

Kedelapan unsur tersebut menyandang kata Berlaku yang diterjemahkan dari kata sammä [Pali] atau samyañc [bahasa Sanskerta]. Kata-kata lain seperti sempurna [perfect] atau sesuai [ideal][2]

Bhante, apakah tiga kelompok diisikan oleh jalan agung berunsur delapan, atau jalan agung berunsur delapan diisikan oleh tiga kelompok?Saudara Visakha, tiga kelompok tidak diisikan oleh jalan agung berunsur delapan, tetapi jalan agung berunsur delapan diisikan oleh tiga kelompok. Setiap ucapan berlaku, setiap perbuatan berlaku dan setiap mata pencaharian benar: dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam kelompok moral [Sila], setiap usaha berlaku, setiap kesadaran berlaku, konsentrasi benar; dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam kelompok Meditas [Samadhi], setiap pandangan berlaku dan setiap pikiran benar: dhamma-dhamma ini diisikan ke dalam kelompok Kebijaksanaan [Panna]

—Culavedalla Sutta, [3]

Kebijaksanaan [Pañña]

Pengertian Berlaku

Pengertian Berlaku [samma-ditthi] yang merupakan kunci utama agama Buddha, Tipitaka menjelaskan [4]

Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar?Ilmu tentang Dukkha, ilmu tentang asal usul Dukkha, ilmu tentang selesainya Dukkha, ilmu tentang metode belajar yang membawa pada selesainya Dukkha.:Inilah, para bhikkhu, yang diistilahkan pandangan berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Pengertian Berlaku mencakup ilmu tentang:

Bhikkhu Sariputta menjelaskan semakin lanjut mengenai "Pengertian Benar" dalam Sammaditthi Sutta [Pali:Sammādiṭṭhi Sutta], dimana diterangkan pula bahwa pengertian berlaku dapat dicapai melalui pengertian yang semakin mendalam akan kebijakan dan ketidak-bijakan, empat jenis makanan [cattaro ahara], dua belas nidana atau tiga noda [asava]. "Pengertian Salah" timbul sebab ketidaktahuan [avijja], yang merupakan penyebab dari konsep salah, ucapan salah, perbuatan salah, pencaharian salah, daya-upaya salah, perhatian salah, dan konsentrasi salah. Praktisi [penganut agama Buddha] harus menggunakan daya-upaya berlaku untuk meninggalkan pengertian salah dan mempertahankan pengertian berlaku. Perhatian berlaku digunakan untuk senantiasa berada pada pengertian berlaku.

Konsep Berlaku

Pengertian Berlaku mengakibatkan Konsep Berlaku [sammä-sankappa]. Sebab itu, faktor kedua dari jalan utama ini, mempunyai dua tujuan:

  • melenyapkan pikiran-pikiran jahat, dan ;
  • mengembangkan pikiran-pikiran baik. Pikiran baik terdiri dari tiga anggota, yaitu:
  1. Nekkhamma; melepaskan diri dari kesenangan dunia dan sifat mementingkan diri sendiri yang berlawanan dengan kemelekatan, sifat bersedia menang sendiri.
  2. Abyapada; cinta kasih, itikad baik, atau kelemah-lembutan yang berlawanan dengan kebencian, itikad jahat, atau kemarahan.
  3. Avihimsa; tidak kejam atau kasih sayang, yang berlawanan dengan kekejaman atau kebengisan.

Kemoralan [Sīla]

Ucapan Berlaku

Ucapan Berlaku [sammä-väcä] adalah berusaha menahan diri dari berbohong [musãvãdã], memfitnah [pisunãvãcã], cakap kasar / caci-maki [pharusavãcã], dan diskusi yang tidak benar faedahnya / pergunjingan [samphappalãpã]. Berikut syarat untuk suatu ucapan dikategorikan sebagai ucapan berlaku.[5]

  • Ucapan itu berlaku
  • Ucapan itu beralasan
  • Ucapan itu berarti
  • Ucapan itu akurat pada waktunya
Pangeran, demikian juga dengan ucapan atau kata-kata semacam itu yang diketahui oleh Tathagata bukan mewakili apa keadaannya tidaklah sesuai dengan kebenaran dan tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, ucapan mana adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain. Tathagata tidak menyebut ucapan-ucapan semacam itu.Ucapan semacam itu yang diketahui oleh Sang Tathagata mewakili apa keadaannya, sesuai dengan kenyataan, tetapi tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, juga ucapan ini adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka ucapan-ucapan itu tidak dikemukakan oleh Tathagata.

Ucapan Tathagata ketahui mewakili apa keadaannya, sesuai dengan realita, mengadakan komunikasi dengan kebaikan, tetapi ucapan itu adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka Tathagata tahu waktu yang akurat untuk menggunakan ucapan itu.

Ucapan yang diketahui oleh Sang Tathagata, tidaklah mewakili keadaan, tidak cocok dengan realita dan tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan tetapi ucapan itu disetujui oleh orang-orang lain : ucapan semacam itu tidak dikemukakan oleh Sang Tathagata.

Ucapan yang diketahui oleh Sang Tathagata, mewakili keadaannya sesuai dengan realita, tetapi tidak mengadakan komunikasi dengan kebaikan, ucapan ini disenangi dan disetujui oleh orang-orang lain; ucapan semacam itu tidak dikemukakan oleh Sang Tathagata.

Ucapan yang diketahui Tathagata, mewakili keadaannya, sesuai dengan realita dan mengadakan komunikasi dengan kebaikan, juga ucapan ini disenangi dan disetujui oleh orang-orang lain; Tathagata mengetahui waktu yang akurat untuk menggunakan ucapan itu. Mengapa ? Sebab Tathagata mempunyai rasa kasih sayang terhadap makhluk-makhluk itu.

—Abhayarajakumara Sutta, [6]

Perbuatan Berlaku

Perbuatan Berlaku [sammā-kammanta] juga dapat diartikan sebagai "tindakan benar". Praktisi [dalam hal ini penganut agama Buddha] diharapkan untuk berperan berlaku secara moral, tidak memainkan perbuatan yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain. Tipitaka menjelaskan:

Dan apakah , para bhikkhu, perbuatan benar?Menahan diri dari pembunuhan, menahan diri dari pencurian, menahan diri dari hal-hal yang mengadakan komunikasi dan memainkan aktivitas yang dipekerjakan seksual.:Ini, para bhikkhu, yang dikata perbuatan berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Pencaharian Berlaku

Pencaharian Berlaku [sammā-ājīva] berarti bahwa praktisi [pengikut Agama Buddha] tidak tidak berat sebelah mengadakan komunikasi dengan usaha atau pekerjaan yang, secara langsung atau tidak langsung, melukai mahluk hidup lainnya. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar?Benar kasus dimana seorang murid dari Yang Mulia, meninggalkan penghidupan tidak jujur, hidup dengan penghidupan benar:Inilah, para bhikku, yang dikata penghidupan berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Lima jenis bisnis yang seharusnya tidak dipertontonkan olah seorang umat awam[7]:

  1. Bisnis Senjata
  2. Bisnis Manusia
  3. Bisnis Daging
  4. Bisnis barang yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran
  5. Bisnis Racun

Konsentrasi [Samädhi]

Daya-upaya Berlaku

Daya-upaya Berlaku [sammā-vāyāma] juga dapat diartikan dengan "usaha benar". Untuk hal ini, praktisi [pengikut agama Buddha] harus berusaha keras untuk meninggalkan seluruh pikiran yang salah dan dapat merugikan, perkataan, dan perbuatan. Praktisi [penganut agama Buddha] sebaliknya harus berusaha keras untk meningkatkan apa yang baik dan benar faedahnya untuk diri mereka sendiri dan orang lain dalam konsep mereka, perkataan dan perbuatan, tanpa mengikut-sertakan konsep akan kesulitan atau kekhawatiran. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, usaha benar?[i] Dimana seorang bhikkhu memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk tidak memunculkan hal buruk, mutu tidak terampil yang belum muncul.[ii] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk meninggalkan hal buruk, mutu yang tidak terampil yang telah muncul.[iii] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan mutu terampil yang belum muncul.[iv] Dia memunculkan harapan, usaha keras, bersiteguh, menegakkan & mempertahankan harapannya untuk mempertahankan, mengerti, menambah, memperbanyakkan, mengembangkan, & mengumpulkan mutu terampil yang telah muncul:Ini, para bhikkhu, yang dikata usaha berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Keempat daya-upaya berlaku dimaksud di atas adalah[8]:

  • Usaha melenyapkan kejahatan yang telah timbul,
  • Usaha mencegah timbulnya kejahatan yang belum timbul,
  • Usaha membangkitkan kebajikan yang belum timbul, dan
  • Usaha mengembangkan kebajikan yang telah timbu.

Perhatian Berlaku

Perhatian Berlaku [sammā-sati], juga dapat diartikan sebagai "Ingatan Benar" atau "Kesadaran Benar". Dengan demikian penganut agama Buddha harus senantiasa menjaga pikiran-pikiran mereka terhadap fenomena yang memengaruhi tubuh dan pikiran. Mereka harus waspada dan bersiap-siap supaya tidak berperan laku atau berkata-kata sebab kesilapan atau kecerobohan. Tipitaka menjelaskan hal ini demikian:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar?[i] Dimana benar seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[ii] Dia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[iii] Dia tetap terfokus pada pikiran kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.[iv] Dia tetap terfokus pada mutu mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang mengadakan komunikasi dengan dunia.Ini, para bhikkhu, yang dikata perhatian berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Konsentrasi Berlaku

Konsentrasi Berlaku [sammā-samādhi], seperti yang diperlihatkan dalam bahasa Pali, adalah melatih konsentrasi [samādhi]. Dengan demikian seorang praktisi memusatkan pikiran kepada suatu obyek pikiran hingga mencapai konsentrasi penuh dan masuk kedalam keadaan meditatif [Jhana]. Biasanya, pelatihan samadhi dapat ditempuh melalui pengaturan pernapasan [anapanasati], melalui visualisasi benta [kasina], dan melalui pengulangan kalimat-kalimat tertentu. Samadhi dipertontonkan untuk menekan lima gangguan rumusan memasuki jhana. Jhana merupakan suatu media rumusan pengembangan kebijaksanaan dengan menanamkan pengertian dan menggunakannya untuk menguji kesungguhan suatu fenomena dengan pengenalan langsung. Hal ini membantu mengurani kekotoran, merealisasikan dhamma dan, pada hasilnya, mencapai kesadaran diri. Selama belajar konsentrasi berlaku, seorang praktisi harus memeriksa dan membuktikan pandangan berlaku mereka. Pada ronde demikian, ilmu berlaku akan timbul, dan diiringi dengan pembebasan sesungguhnya. Tipitaka menjelaskan:[4]

Dan apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar?[i] Dimana benar seorang bhikkhu — sepenuhnya melepaskan sensualitas, melepaskan mutu [mental] tidak terampil — memasuki & berdiam dalam jhana pertama: kegirangan dan kenikmatan yang muncul dari pelepasan, didampingi oleh konsep yang diarahkan & penilaian.[ii] Dengan menenangkan konsep yang diarahkan & evaluasi, dia memasuki & berdiam di dalam jhana kedua: kegirangan dan kenikmatan muncul dari konsentrasi, penyatuan dari kesadaraan yang bebas sama sekali dari konsep yang diarahkan & penilaian — kepastian dari dalam.[iii] Dengan hilangnya kegirangan, dia tetap dalam ketenangan, perhatian & awas, dan merasakan kenikmatan dengan tubuhnya. Dia memasuki & berdiam di dalam jhana ketiga, yang diberitahukan oleh Yang Mulia, "Ketenangan & perhatian, dia memiliki kenikmatan yang terus menerus."[iv] Dengan meninggalkan kenikmatan & sakit — bersamaan hilangnya kebahagiaan & penderitaan yang sebelumnya — dia memasuki & berdiam di dalam jhana keempat: kemurnian dari ketenangan & perhatian penuh, tidak nikmat ataupun sakit.Ini, para bhikkhu, yang dikata konsentrasi berlaku.

—Magga-vibhanga Sutta

Konsentrasi Berlaku berarti pemusatan pikiran pada obyek yang akurat sehingga batin mencapai keadaan yang semakin tinggi dan semakin dalam. Metode ini dikata dengan Samatha Bhavana. Empat keadaan batin luhur:

  • Cinta kasih [Metta]
  • Belas kasihan [Karuna]
  • Kegembiraan bersimpati [Mudita]
  • Keseimbangan batin [Upekkha]

Dalam memainkan meditasi menggunakan obyek-obyek yang dipilih dengan hati hati dan sesuai dengan watak, pengikut agama Buddha melatih pengembangan 5 kemampuan batin yang luar biasa [Abhinna] yaitu:

  • Mata-dewa [Dibbacakkhu]
  • Telinga-dewa [Dibbasota]
  • Ingatan akan kelahiran-kelahiran lampau [Pubbenivasanussati-nana]
  • Membaca pikiran [Paracitta vijanana],
  • dan berbagai kemampuan batin lainnya [Iddhividha].

Adapun kemampuan luar biasa tersebut tidak mutlak untuk pencapaian pencerahan.

Bhante, apakah yang dimaksud dengan konsentrasi, apakah tanda meditasi, apa perlengkapan meditas, bagaimana mengembangkan meditasi?Saudara Visakha, suatu pemusatan pikiran adalah meditas, empat landasan perhatian [satipatthana] adalah tanda meditasi, empat usaha berlaku [sammappadhana] adalah perlengkapan meditasi: pengulangan berulang-ulang kali, pengembangannya dan mengusahakan meditasi adalah masuk dengan mengembangkan meditasi [samadhibhavana].

—Culavedalla Sutta

Lihat pula

  • Agama Buddha
  • Empat Kebenaran Agung
  • Dukkha

Pustaka

  1. ^ Samaggi-Phala diambil Tgl. 26-Juli-2009
  2. ^ [Inggris] A Basic Buddhism Guide : The Eight-Fold Path
  3. ^ Kelompok Sutta Majjhima Nikaya II, Oleh Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit: Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994
  4. ^ a b c d e Magga-vibhanga Sutta Suatu analisis dari sang Jalan
  5. ^ Samanna Phala Sutta 44
  6. ^ Kelompok Sutta Majjhima Nikaya II, Oleh: Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit: Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994
  7. ^ Bhikkhu Thannisaro. "Vanijja Sutta". Dhammacitta. Diakses 2009-07-26. 
  8. ^ Intisari Agama Buddha, ditulis oleh Ven. Narada Mahathera dengan judul asli "Buddhism in Nutshell", Penerbit: Yayasan Dhamma Phala, Semarang

Pranala luar

  • [Indonesia] Dhamma Sari
  • [Indonesia] Samaggi-Phala Buddhist Information Network
  • [Inggris] The Noble Eightfold Path: The Way to the End of Suffering by Bhikkhu Bodhi

edunitas.com

Page 5

Jalan Pantura di Jawa Tengah

Jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala anggota jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan untuk lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau cairan, serta di atas permukaan cairan, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan umum yaitu jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas umum.

Jalan khusus yaitu jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau himpunan masyarakat untuk kebutuhan sendiri.

Jalan tol yaitu jalan umum yang yaitu anggota sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

Tol yaitu sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.

Penyelenggaraan jalan yaitu cara yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan.

Pengaturan jalan cara perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.

Pembinaan jalan yaitu cara penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.

Pengembangan jalan yaitu cara pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan

Pengawasan jalan yaitu cara yang diterapkan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan pengembangan jalan.

Penyelenggaraan jalan yaitu pihak yang melaksanakan peraturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan berlandaskan dengan kewenangannya.

Jalan tidak terikat sama sekali hambatan yaitu jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa keadaan persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.

Pengelompokan Jalan

Jalan berlandaskan dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.

--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 [UTC]--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 [UTC]

Sistem jaringan jalan

Sistem jaringan jalan yaitu satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.

Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana kelola ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.

Sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan jalan primer disusun berlandaskan rencana kelola ruang dan pelayanan distribusi benda/barang dan perbuatan yang berguna untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul perbuatan yang berguna distribusi yang berwujud pusat-pusat cara sebagai berikut:

  • menghubungkan secara menerus pusat cara nasional, pusat cara wilayah, pusat cara lokal sampai ke pusat cara lingkungan; dan
  • menghubungkan antarpusat cara nasional.
Sistem jaringan jalan sekunder

Sistem jaringan jalan sekunder disusun berlandaskan rencana kelola ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi benda/barang dan perbuatan yang berguna untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan anggota yang terkait.

Jalan arteri

Jalan arteri yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan banyak jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor

Jalan kolektor yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan banyak jalan masuk dibatasi.

Jalan lokal

Jalan lokal yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak tidak jauh, kecepatan rata-rata rendah, dan banyak jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan anggota yang terkait

Jalan anggota yang terkait yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan anggota yang terkait dengan ciri perjalanan jarak tidak jauh, dan kecepatan rata-rata rendah.

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

Jalan nasional

Jalan nasional yaitu jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

Jalan provinsi

Jalan provinsi yaitu jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Jalan kabupaten

Jalan kabupaten yaitu jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat cara lokal, antarpusat cara lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

Jalan kota

Jalan kota yaitu jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

Jalan desa

Jalan desa yaitu jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan anggota yang terkait.

Pengaturan kelas jalan berlandaskan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas tidak terikat sama sekali hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.

Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas: 1. Jalan Kelas I 2. Jalan Kelas IIA. 3. Jalan Kelas IIB. 4. Jalan Kelas IIC. 5. Jalan Kelas III.

Tebal perkerasan jalan itu ditentukan berlandaskan dengan kelas jalan.

Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang ditentukan untuk pembuatan jalan itu.

• Kelas I

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk mampu melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini yaitu jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam guna tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

• Kelas II

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berlandaskan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

• Kelas IIA Yaitu jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau semakin dengan konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton [hot mix] atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus dipersiapkan jalur tersindiri.

• Kelas IIB

Yaitu jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

• Kelas IIC

Yaitu jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari kendaraan tak bermotor.

• Kelas III

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan yaitu konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang sangat tinggi yaitu pelaburan dengan aspal.

Anggota jalan

Ruang guna jalan

Ruang guna jalan meliputi badan jalan, arus tepi jalan, dan ambang pengamannya.

Ruang guna jalan yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh luas, tinggi, dan kedalaman tertentu yang dikuatkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berlandaskan pedoman yang dikuatkan oleh departemen yang berwenang.

Ruang guna jalan hanya diperuntukkan untuk median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, arus tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.

Trotoar hanya diperuntukkan untuk lalu lintas pejalan kaki, walau pada prakteknya banyak dipergunakan untuk kebutuhan lain semisal parkir atau tempat barang-barang yang dijual.

Ruang milik jalan

Ruang milik jalan terdiri dari ruang guna jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang guna jalan. Ruang milik jalan yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh luas, kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan untuk ruang guna jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa hendak datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.

Sejalur tanah tertentu mampu dimanfaatkan sebagai ruang buka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.

Ruang pengawasan jalan

Ruang pengawasan jalan yaitu ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya mempunyai di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan untuk pandangan tidak terikat sama sekali pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.

Ruang pengawasan jalan yaitu ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh luas dan tinggi tertentu.

Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup lapang, luas ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan sangat sedikit dengan ukuran sebagai berikut:

Pembangunan jalan

Jalan di Jepang

Pada dasarnya pembangunan jalan yaitu proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai keadaan yang menghalangi geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. [Ini mungkin melibatkan penebasan hutan]. Pelbagai jenis mesin pembangun jalan hendak dipergunakan untuk proses ini.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, bila perlu, tanah yang lembut hendak ditukar dengan tanah yang semakin keras. Lapisan tanah ini hendak dihasilkan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini hendak dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Kebanyakan lapisan permukaan dihasilkan dengan aspal ataupun semen.

Pengaliran/ drainase cairan yaitu salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Cairan yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan hendak mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karenanya permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berorientasi ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, cairan hujan hendak mengalir kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga hendak ditaruh "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya yaitu untuk menandakan batas lintasan.

Perekonomian jalan

Jalan mampu meningkatkan cara ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim benda/barang semakin cepat ke suatu tujuan. Dengan keadaan jalan, komoditi mampu mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat mampu dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar mulia, penduduk setempat mampu menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang sepatutnya untuk ekonomi lalu lintas mampu dijaga di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah dihasilkan menjadi tempat istirahat untuk bus jarak-jauh karena keadaan fasilitas prasarana istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus hendak membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.

Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berjalan di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas prasarana. Yang semakin penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan sopir bus. Untuk menarik semakin banyak sopir bus datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang sangat sepatutnya ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut supaya memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.

Sejarah Pembangunan Jalan

Jalan sudah mempunyai sejak manusia memerlukan area untuk berlanjut terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda ditengahnya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dituturkan bahwa peradaban mana yang semakin dahulu membuat jalan. Hendak tetapi nyaris semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut.

Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi berlandaskan dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Jalan Mesopotamia-Mesir

Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berfaedah untuk kebiasaan istiadat bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut yaitu Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia sampai Laut Aegea sepanjang 2857 kilometer. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.

Jalan di Eropa dan China

Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut yaitu Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany sampai Laut Baltik.

Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 kilometer.

Jalan Romawi

"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal tentang jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 kilometer yang terbentang dari Inggris sampai Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia sampai Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.

Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa

Herman Willem Daendels yaitu seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Dia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang didiami oleh Perancis. Pada masa letaknya dia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer sampai Panarukan. Beberapa dari jalan ini sekarang dihasilkan menjadi Jalur Pantura [Pantai Utara] yang membentang sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini yaitu proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.

Guna yang diperoleh dari jalan ini yaitu sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari anggota ekonomi guna menunjang tanam paksa [cultuur stelsel] hasil produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan keadaan jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat dihasilkan menjadi tujuh hari. Ini sangat berfaedah untuk pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.

Sejarah Teknik Membangun Jalan

Dalam sejarahnya, berjenis-jenis teknik dipergunakan untuk membangun jalan. Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang mempunyai potongan untuk melalui keadaan yang menghalangi tersebut.

Di kepulauan Malta mempunyai anggota jalan yang ditatah supaya kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna [bahan aspal] supaya tetap kering. Mampu dituturkan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung cairan berbahan batu bata bertambalkan aspal.

Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau barang yang diaduk semen, lapisan berikutnya berupa batu mulia datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di yang belakang sekali ratus tahun XVIII atau awal ratus tahun XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.

Seorang skotlandia bernama Thomas Telford [1757 - 1834] membuat rancangan jalan raya, di mana batu mulia pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang berharga sepatutnya dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.

Oleh sebab itu mempunyai konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam [1756-1836]. Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.

Di yang belakang sekali ratus tahun ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu mampu disaksikan di Champ-Elysess, Paris, Perancis.

Di Skotlandia, ada jalan beton yang dihasilkan dari semen portland pada 1865. Meski semakin kuat, jalan tersebut remeh retak karena perubahan cuaca. Berlainan dengan aspal yang bersipat semakin plastis atau mampu kembang berkurang yang sepatutnya terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang semakin tahan cairan.

Jalan Aspal modern yaitu hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, dia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.

Lihat pula


edunitas.com

Page 6

Jalan Pantura di Jawa Tengah

Jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala anggota jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan untuk lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau cairan, serta di atas permukaan cairan, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan umum yaitu jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas umum.

Jalan khusus yaitu jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau himpunan masyarakat untuk kebutuhan sendiri.

Jalan tol yaitu jalan umum yang yaitu anggota sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

Tol yaitu sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.

Penyelenggaraan jalan yaitu cara yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan.

Pengaturan jalan cara perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.

Pembinaan jalan yaitu cara penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.

Pengembangan jalan yaitu cara pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan

Pengawasan jalan yaitu cara yang diterapkan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan pengembangan jalan.

Penyelenggaraan jalan yaitu pihak yang melaksanakan peraturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan berlandaskan dengan kewenangannya.

Jalan tidak terikat sama sekali hambatan yaitu jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa keadaan persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.

Pengelompokan Jalan

Jalan berlandaskan dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.

--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 [UTC]--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 [UTC]

Sistem jaringan jalan

Sistem jaringan jalan yaitu satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.

Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana kelola ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.

Sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan jalan primer disusun berlandaskan rencana kelola ruang dan pelayanan distribusi benda/barang dan perbuatan yang berguna untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul perbuatan yang berguna distribusi yang berwujud pusat-pusat cara sebagai berikut:

  • menghubungkan secara menerus pusat cara nasional, pusat cara wilayah, pusat cara lokal sampai ke pusat cara lingkungan; dan
  • menghubungkan antarpusat cara nasional.
Sistem jaringan jalan sekunder

Sistem jaringan jalan sekunder disusun berlandaskan rencana kelola ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi benda/barang dan perbuatan yang berguna untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan anggota yang terkait.

Jalan arteri

Jalan arteri yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan banyak jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor

Jalan kolektor yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan banyak jalan masuk dibatasi.

Jalan lokal

Jalan lokal yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak tidak jauh, kecepatan rata-rata rendah, dan banyak jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan anggota yang terkait

Jalan anggota yang terkait yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan anggota yang terkait dengan ciri perjalanan jarak tidak jauh, dan kecepatan rata-rata rendah.

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

Jalan nasional

Jalan nasional yaitu jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

Jalan provinsi

Jalan provinsi yaitu jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Jalan kabupaten

Jalan kabupaten yaitu jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat cara lokal, antarpusat cara lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

Jalan kota

Jalan kota yaitu jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

Jalan desa

Jalan desa yaitu jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan anggota yang terkait.

Pengaturan kelas jalan berlandaskan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas tidak terikat sama sekali hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.

Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas: 1. Jalan Kelas I 2. Jalan Kelas IIA. 3. Jalan Kelas IIB. 4. Jalan Kelas IIC. 5. Jalan Kelas III.

Tebal perkerasan jalan itu ditentukan berlandaskan dengan kelas jalan.

Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang ditentukan untuk pembuatan jalan itu.

• Kelas I

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk mampu melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini yaitu jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam guna tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

• Kelas II

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berlandaskan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

• Kelas IIA Yaitu jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau semakin dengan konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton [hot mix] atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus dipersiapkan jalur tersindiri.

• Kelas IIB

Yaitu jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

• Kelas IIC

Yaitu jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari kendaraan tak bermotor.

• Kelas III

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan yaitu konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang sangat tinggi yaitu pelaburan dengan aspal.

Anggota jalan

Ruang guna jalan

Ruang guna jalan meliputi badan jalan, arus tepi jalan, dan ambang pengamannya.

Ruang guna jalan yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh luas, tinggi, dan kedalaman tertentu yang dikuatkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berlandaskan pedoman yang dikuatkan oleh departemen yang berwenang.

Ruang guna jalan hanya diperuntukkan untuk median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, arus tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.

Trotoar hanya diperuntukkan untuk lalu lintas pejalan kaki, walau pada prakteknya banyak dipergunakan untuk kebutuhan lain semisal parkir atau tempat barang-barang yang dijual.

Ruang milik jalan

Ruang milik jalan terdiri dari ruang guna jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang guna jalan. Ruang milik jalan yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh luas, kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan untuk ruang guna jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa hendak datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.

Sejalur tanah tertentu mampu dimanfaatkan sebagai ruang buka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.

Ruang pengawasan jalan

Ruang pengawasan jalan yaitu ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya mempunyai di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan untuk pandangan tidak terikat sama sekali pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.

Ruang pengawasan jalan yaitu ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh luas dan tinggi tertentu.

Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup lapang, luas ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan sangat sedikit dengan ukuran sebagai berikut:

Pembangunan jalan

Jalan di Jepang

Pada dasarnya pembangunan jalan yaitu proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai keadaan yang menghalangi geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. [Ini mungkin melibatkan penebasan hutan]. Pelbagai jenis mesin pembangun jalan hendak dipergunakan untuk proses ini.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, bila perlu, tanah yang lembut hendak ditukar dengan tanah yang semakin keras. Lapisan tanah ini hendak dihasilkan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini hendak dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Kebanyakan lapisan permukaan dihasilkan dengan aspal ataupun semen.

Pengaliran/ drainase cairan yaitu salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Cairan yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan hendak mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karenanya permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berorientasi ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, cairan hujan hendak mengalir kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga hendak ditaruh "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya yaitu untuk menandakan batas lintasan.

Perekonomian jalan

Jalan mampu meningkatkan cara ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim benda/barang semakin cepat ke suatu tujuan. Dengan keadaan jalan, komoditi mampu mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat mampu dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar mulia, penduduk setempat mampu menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang sepatutnya untuk ekonomi lalu lintas mampu dijaga di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah dihasilkan menjadi tempat istirahat untuk bus jarak-jauh karena keadaan fasilitas prasarana istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus hendak membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.

Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berjalan di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas prasarana. Yang semakin penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan sopir bus. Untuk menarik semakin banyak sopir bus datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang sangat sepatutnya ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut supaya memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.

Sejarah Pembangunan Jalan

Jalan sudah mempunyai sejak manusia memerlukan area untuk berlanjut terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda ditengahnya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dituturkan bahwa peradaban mana yang semakin dahulu membuat jalan. Hendak tetapi nyaris semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut.

Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi berlandaskan dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Jalan Mesopotamia-Mesir

Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berfaedah untuk kebiasaan istiadat bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut yaitu Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia sampai Laut Aegea sepanjang 2857 kilometer. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.

Jalan di Eropa dan China

Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut yaitu Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany sampai Laut Baltik.

Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 kilometer.

Jalan Romawi

"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal tentang jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 kilometer yang terbentang dari Inggris sampai Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia sampai Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.

Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa

Herman Willem Daendels yaitu seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Dia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang didiami oleh Perancis. Pada masa letaknya dia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer sampai Panarukan. Beberapa dari jalan ini sekarang dihasilkan menjadi Jalur Pantura [Pantai Utara] yang membentang sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini yaitu proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.

Guna yang diperoleh dari jalan ini yaitu sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari anggota ekonomi guna menunjang tanam paksa [cultuur stelsel] hasil produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan keadaan jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat dihasilkan menjadi tujuh hari. Ini sangat berfaedah untuk pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.

Sejarah Teknik Membangun Jalan

Dalam sejarahnya, berjenis-jenis teknik dipergunakan untuk membangun jalan. Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang mempunyai potongan untuk melalui keadaan yang menghalangi tersebut.

Di kepulauan Malta mempunyai anggota jalan yang ditatah supaya kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna [bahan aspal] supaya tetap kering. Mampu dituturkan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung cairan berbahan batu bata bertambalkan aspal.

Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau barang yang diaduk semen, lapisan berikutnya berupa batu mulia datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di yang belakang sekali ratus tahun XVIII atau awal ratus tahun XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.

Seorang skotlandia bernama Thomas Telford [1757 - 1834] membuat rancangan jalan raya, di mana batu mulia pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang berharga sepatutnya dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.

Oleh sebab itu mempunyai konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam [1756-1836]. Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.

Di yang belakang sekali ratus tahun ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu mampu disaksikan di Champ-Elysess, Paris, Perancis.

Di Skotlandia, ada jalan beton yang dihasilkan dari semen portland pada 1865. Meski semakin kuat, jalan tersebut remeh retak karena perubahan cuaca. Berlainan dengan aspal yang bersipat semakin plastis atau mampu kembang berkurang yang sepatutnya terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang semakin tahan cairan.

Jalan Aspal modern yaitu hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, dia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.

Lihat pula


edunitas.com

Page 7

Jalan Pantura di Jawa Tengah

Jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala anggota jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan untuk lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau cairan, serta di atas permukaan cairan, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan umum yaitu jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas umum.

Jalan khusus yaitu jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau himpunan masyarakat untuk kebutuhan sendiri.

Jalan tol yaitu jalan umum yang yaitu anggota sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

Tol yaitu sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.

Penyelenggaraan jalan yaitu cara yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan.

Pengaturan jalan cara perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.

Pembinaan jalan yaitu cara penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.

Pengembangan jalan yaitu cara pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan

Pengawasan jalan yaitu cara yang diterapkan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan pengembangan jalan.

Penyelenggaraan jalan yaitu pihak yang melaksanakan peraturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan berlandaskan dengan kewenangannya.

Jalan tidak terikat sama sekali hambatan yaitu jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa keadaan persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.

Pengelompokan Jalan

Jalan berlandaskan dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.

--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 [UTC]--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 [UTC]

Sistem jaringan jalan

Sistem jaringan jalan yaitu satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.

Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana kelola ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.

Sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan jalan primer disusun berlandaskan rencana kelola ruang dan pelayanan distribusi benda/barang dan perbuatan yang berguna untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul perbuatan yang berguna distribusi yang berwujud pusat-pusat cara sebagai berikut:

  • menghubungkan secara menerus pusat cara nasional, pusat cara wilayah, pusat cara lokal sampai ke pusat cara lingkungan; dan
  • menghubungkan antarpusat cara nasional.
Sistem jaringan jalan sekunder

Sistem jaringan jalan sekunder disusun berlandaskan rencana kelola ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi benda/barang dan perbuatan yang berguna untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan anggota yang terkait.

Jalan arteri

Jalan arteri yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan banyak jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor

Jalan kolektor yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan banyak jalan masuk dibatasi.

Jalan lokal

Jalan lokal yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak tidak jauh, kecepatan rata-rata rendah, dan banyak jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan anggota yang terkait

Jalan anggota yang terkait yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan anggota yang terkait dengan ciri perjalanan jarak tidak jauh, dan kecepatan rata-rata rendah.

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

Jalan nasional

Jalan nasional yaitu jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

Jalan provinsi

Jalan provinsi yaitu jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Jalan kabupaten

Jalan kabupaten yaitu jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat cara lokal, antarpusat cara lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

Jalan kota

Jalan kota yaitu jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

Jalan desa

Jalan desa yaitu jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan anggota yang terkait.

Pengaturan kelas jalan berlandaskan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas tidak terikat sama sekali hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.

Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas: 1. Jalan Kelas I 2. Jalan Kelas IIA. 3. Jalan Kelas IIB. 4. Jalan Kelas IIC. 5. Jalan Kelas III.

Tebal perkerasan jalan itu ditentukan berlandaskan dengan kelas jalan.

Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang ditentukan untuk pembuatan jalan itu.

• Kelas I

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk mampu melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini yaitu jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam guna tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

• Kelas II

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berlandaskan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

• Kelas IIA Yaitu jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau semakin dengan konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton [hot mix] atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus dipersiapkan jalur tersindiri.

• Kelas IIB

Yaitu jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

• Kelas IIC

Yaitu jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari kendaraan tak bermotor.

• Kelas III

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan yaitu konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang sangat tinggi yaitu pelaburan dengan aspal.

Anggota jalan

Ruang guna jalan

Ruang guna jalan meliputi badan jalan, arus tepi jalan, dan ambang pengamannya.

Ruang guna jalan yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh luas, tinggi, dan kedalaman tertentu yang dikuatkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berlandaskan pedoman yang dikuatkan oleh departemen yang berwenang.

Ruang guna jalan hanya diperuntukkan untuk median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, arus tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.

Trotoar hanya diperuntukkan untuk lalu lintas pejalan kaki, walau pada prakteknya banyak dipergunakan untuk kebutuhan lain semisal parkir atau tempat barang-barang yang dijual.

Ruang milik jalan

Ruang milik jalan terdiri dari ruang guna jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang guna jalan. Ruang milik jalan yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh luas, kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan untuk ruang guna jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa hendak datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.

Sejalur tanah tertentu mampu dimanfaatkan sebagai ruang buka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.

Ruang pengawasan jalan

Ruang pengawasan jalan yaitu ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya mempunyai di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan untuk pandangan tidak terikat sama sekali pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.

Ruang pengawasan jalan yaitu ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh luas dan tinggi tertentu.

Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup lapang, luas ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan sangat sedikit dengan ukuran sebagai berikut:

Pembangunan jalan

Jalan di Jepang

Pada dasarnya pembangunan jalan yaitu proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai keadaan yang menghalangi geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. [Ini mungkin melibatkan penebasan hutan]. Pelbagai jenis mesin pembangun jalan hendak dipergunakan untuk proses ini.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, bila perlu, tanah yang lembut hendak ditukar dengan tanah yang semakin keras. Lapisan tanah ini hendak dihasilkan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini hendak dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Kebanyakan lapisan permukaan dihasilkan dengan aspal ataupun semen.

Pengaliran/ drainase cairan yaitu salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Cairan yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan hendak mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karenanya permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berorientasi ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, cairan hujan hendak mengalir kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga hendak ditaruh "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya yaitu untuk menandakan batas lintasan.

Perekonomian jalan

Jalan mampu meningkatkan cara ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim benda/barang semakin cepat ke suatu tujuan. Dengan keadaan jalan, komoditi mampu mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat mampu dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar mulia, penduduk setempat mampu menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang sepatutnya untuk ekonomi lalu lintas mampu dijaga di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah dihasilkan menjadi tempat istirahat untuk bus jarak-jauh karena keadaan fasilitas prasarana istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus hendak membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.

Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berjalan di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas prasarana. Yang semakin penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan sopir bus. Untuk menarik semakin banyak sopir bus datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang sangat sepatutnya ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut supaya memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.

Sejarah Pembangunan Jalan

Jalan sudah mempunyai sejak manusia memerlukan area untuk berlanjut terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda ditengahnya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dituturkan bahwa peradaban mana yang semakin dahulu membuat jalan. Hendak tetapi nyaris semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut.

Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi berlandaskan dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Jalan Mesopotamia-Mesir

Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berfaedah untuk kebiasaan istiadat bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut yaitu Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia sampai Laut Aegea sepanjang 2857 kilometer. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.

Jalan di Eropa dan China

Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut yaitu Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany sampai Laut Baltik.

Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 kilometer.

Jalan Romawi

"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal tentang jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 kilometer yang terbentang dari Inggris sampai Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia sampai Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.

Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa

Herman Willem Daendels yaitu seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Dia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang didiami oleh Perancis. Pada masa letaknya dia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer sampai Panarukan. Beberapa dari jalan ini sekarang dihasilkan menjadi Jalur Pantura [Pantai Utara] yang membentang sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini yaitu proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.

Guna yang diperoleh dari jalan ini yaitu sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari anggota ekonomi guna menunjang tanam paksa [cultuur stelsel] hasil produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan keadaan jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat dihasilkan menjadi tujuh hari. Ini sangat berfaedah untuk pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.

Sejarah Teknik Membangun Jalan

Dalam sejarahnya, berjenis-jenis teknik dipergunakan untuk membangun jalan. Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang mempunyai potongan untuk melalui keadaan yang menghalangi tersebut.

Di kepulauan Malta mempunyai anggota jalan yang ditatah supaya kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna [bahan aspal] supaya tetap kering. Mampu dituturkan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung cairan berbahan batu bata bertambalkan aspal.

Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau barang yang diaduk semen, lapisan berikutnya berupa batu mulia datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di yang belakang sekali ratus tahun XVIII atau awal ratus tahun XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.

Seorang skotlandia bernama Thomas Telford [1757 - 1834] membuat rancangan jalan raya, di mana batu mulia pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang berharga sepatutnya dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.

Oleh sebab itu mempunyai konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam [1756-1836]. Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.

Di yang belakang sekali ratus tahun ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu mampu disaksikan di Champ-Elysess, Paris, Perancis.

Di Skotlandia, ada jalan beton yang dihasilkan dari semen portland pada 1865. Meski semakin kuat, jalan tersebut remeh retak karena perubahan cuaca. Berlainan dengan aspal yang bersipat semakin plastis atau mampu kembang berkurang yang sepatutnya terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang semakin tahan cairan.

Jalan Aspal modern yaitu hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, dia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.

Lihat pula


edunitas.com

Page 8

Jalan Pantura di Jawa Tengah

Jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala anggota jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan untuk lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau cairan, serta di atas permukaan cairan, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan umum yaitu jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas umum.

Jalan khusus yaitu jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau himpunan masyarakat untuk kebutuhan sendiri.

Jalan tol yaitu jalan umum yang yaitu anggota sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

Tol yaitu sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.

Penyelenggaraan jalan yaitu cara yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan.

Pengaturan jalan cara perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.

Pembinaan jalan yaitu cara penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.

Pengembangan jalan yaitu cara pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan

Pengawasan jalan yaitu cara yang diterapkan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan pengembangan jalan.

Penyelenggaraan jalan yaitu pihak yang melaksanakan peraturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan berlandaskan dengan kewenangannya.

Jalan tidak terikat sama sekali hambatan yaitu jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa keadaan persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.

Pengelompokan Jalan

Jalan berlandaskan dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.

--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 [UTC]--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 [UTC]

Sistem jaringan jalan

Sistem jaringan jalan yaitu satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.

Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana kelola ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.

Sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan jalan primer disusun berlandaskan rencana kelola ruang dan pelayanan distribusi benda/barang dan perbuatan yang berguna untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul perbuatan yang berguna distribusi yang berwujud pusat-pusat cara sebagai berikut:

  • menghubungkan secara menerus pusat cara nasional, pusat cara wilayah, pusat cara lokal sampai ke pusat cara lingkungan; dan
  • menghubungkan antarpusat cara nasional.
Sistem jaringan jalan sekunder

Sistem jaringan jalan sekunder disusun berlandaskan rencana kelola ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi benda/barang dan perbuatan yang berguna untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan anggota yang terkait.

Jalan arteri

Jalan arteri yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan banyak jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor

Jalan kolektor yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan banyak jalan masuk dibatasi.

Jalan lokal

Jalan lokal yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak tidak jauh, kecepatan rata-rata rendah, dan banyak jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan anggota yang terkait

Jalan anggota yang terkait yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan anggota yang terkait dengan ciri perjalanan jarak tidak jauh, dan kecepatan rata-rata rendah.

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

Jalan nasional

Jalan nasional yaitu jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

Jalan provinsi

Jalan provinsi yaitu jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Jalan kabupaten

Jalan kabupaten yaitu jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat cara lokal, antarpusat cara lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

Jalan kota

Jalan kota yaitu jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

Jalan desa

Jalan desa yaitu jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan anggota yang terkait.

Pengaturan kelas jalan berlandaskan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas tidak terikat sama sekali hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.

Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas: 1. Jalan Kelas I 2. Jalan Kelas IIA. 3. Jalan Kelas IIB. 4. Jalan Kelas IIC. 5. Jalan Kelas III.

Tebal perkerasan jalan itu ditentukan berlandaskan dengan kelas jalan.

Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang ditentukan untuk pembuatan jalan itu.

• Kelas I

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk mampu melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini yaitu jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam guna tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

• Kelas II

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berlandaskan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

• Kelas IIA Yaitu jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau semakin dengan konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton [hot mix] atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus dipersiapkan jalur tersindiri.

• Kelas IIB

Yaitu jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

• Kelas IIC

Yaitu jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari kendaraan tak bermotor.

• Kelas III

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan yaitu konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang sangat tinggi yaitu pelaburan dengan aspal.

Anggota jalan

Ruang guna jalan

Ruang guna jalan meliputi badan jalan, arus tepi jalan, dan ambang pengamannya.

Ruang guna jalan yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh luas, tinggi, dan kedalaman tertentu yang dikuatkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berlandaskan pedoman yang dikuatkan oleh departemen yang berwenang.

Ruang guna jalan hanya diperuntukkan untuk median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, arus tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.

Trotoar hanya diperuntukkan untuk lalu lintas pejalan kaki, walau pada prakteknya banyak dipergunakan untuk kebutuhan lain semisal parkir atau tempat barang-barang yang dijual.

Ruang milik jalan

Ruang milik jalan terdiri dari ruang guna jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang guna jalan. Ruang milik jalan yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh luas, kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan untuk ruang guna jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa hendak datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.

Sejalur tanah tertentu mampu dimanfaatkan sebagai ruang buka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.

Ruang pengawasan jalan

Ruang pengawasan jalan yaitu ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya mempunyai di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan untuk pandangan tidak terikat sama sekali pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.

Ruang pengawasan jalan yaitu ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh luas dan tinggi tertentu.

Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup lapang, luas ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan sangat sedikit dengan ukuran sebagai berikut:

Pembangunan jalan

Jalan di Jepang

Pada dasarnya pembangunan jalan yaitu proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai keadaan yang menghalangi geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. [Ini mungkin melibatkan penebasan hutan]. Pelbagai jenis mesin pembangun jalan hendak dipergunakan untuk proses ini.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, bila perlu, tanah yang lembut hendak ditukar dengan tanah yang semakin keras. Lapisan tanah ini hendak dihasilkan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini hendak dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Kebanyakan lapisan permukaan dihasilkan dengan aspal ataupun semen.

Pengaliran/ drainase cairan yaitu salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Cairan yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan hendak mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karenanya permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berorientasi ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, cairan hujan hendak mengalir kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga hendak ditaruh "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya yaitu untuk menandakan batas lintasan.

Perekonomian jalan

Jalan mampu meningkatkan cara ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim benda/barang semakin cepat ke suatu tujuan. Dengan keadaan jalan, komoditi mampu mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat mampu dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar mulia, penduduk setempat mampu menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang sepatutnya untuk ekonomi lalu lintas mampu dijaga di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah dihasilkan menjadi tempat istirahat untuk bus jarak-jauh karena keadaan fasilitas prasarana istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus hendak membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.

Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berjalan di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas prasarana. Yang semakin penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan sopir bus. Untuk menarik semakin banyak sopir bus datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang sangat sepatutnya ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut supaya memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.

Sejarah Pembangunan Jalan

Jalan sudah mempunyai sejak manusia memerlukan area untuk berlanjut terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda ditengahnya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dituturkan bahwa peradaban mana yang semakin dahulu membuat jalan. Hendak tetapi nyaris semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut.

Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi berlandaskan dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Jalan Mesopotamia-Mesir

Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berfaedah untuk kebiasaan istiadat bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut yaitu Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia sampai Laut Aegea sepanjang 2857 kilometer. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.

Jalan di Eropa dan China

Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut yaitu Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany sampai Laut Baltik.

Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 kilometer.

Jalan Romawi

"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal tentang jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 kilometer yang terbentang dari Inggris sampai Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia sampai Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.

Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa

Herman Willem Daendels yaitu seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Dia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang didiami oleh Perancis. Pada masa letaknya dia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer sampai Panarukan. Beberapa dari jalan ini sekarang dihasilkan menjadi Jalur Pantura [Pantai Utara] yang membentang sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini yaitu proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.

Guna yang diperoleh dari jalan ini yaitu sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari anggota ekonomi guna menunjang tanam paksa [cultuur stelsel] hasil produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan keadaan jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat dihasilkan menjadi tujuh hari. Ini sangat berfaedah untuk pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.

Sejarah Teknik Membangun Jalan

Dalam sejarahnya, berjenis-jenis teknik dipergunakan untuk membangun jalan. Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang mempunyai potongan untuk melalui keadaan yang menghalangi tersebut.

Di kepulauan Malta mempunyai anggota jalan yang ditatah supaya kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna [bahan aspal] supaya tetap kering. Mampu dituturkan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung cairan berbahan batu bata bertambalkan aspal.

Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau barang yang diaduk semen, lapisan berikutnya berupa batu mulia datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di yang belakang sekali ratus tahun XVIII atau awal ratus tahun XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.

Seorang skotlandia bernama Thomas Telford [1757 - 1834] membuat rancangan jalan raya, di mana batu mulia pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang berharga sepatutnya dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.

Oleh sebab itu mempunyai konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam [1756-1836]. Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.

Di yang belakang sekali ratus tahun ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu mampu disaksikan di Champ-Elysess, Paris, Perancis.

Di Skotlandia, ada jalan beton yang dihasilkan dari semen portland pada 1865. Meski semakin kuat, jalan tersebut remeh retak karena perubahan cuaca. Berlainan dengan aspal yang bersipat semakin plastis atau mampu kembang berkurang yang sepatutnya terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang semakin tahan cairan.

Jalan Aspal modern yaitu hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, dia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.

Lihat pula


edunitas.com

Page 9

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] R, R. Hartono [KKO], R. Iskak, R. Mas Sewaka, R. Ng. Poerbatjaraka, Radical [chemistry], Radiella irregularis, Radikal [kimia], Radikal bebas, Rahasia Sukudomas, Rahasia Unicorn, Rahasiaku [album], Rahayu Effendi, Raksasa, Raksasa [album], Raksasa [mitologi Hindu dan Buddha], Raksasa [mitologi Hindu], Rancahan, Gabuswetan, Indramayu, Rancahilir, Pamanukan, Subang, Rancailat, Kresek, Tangerang, Rancaiyuh, Panongan, Tangerang

Page 10

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] R, R. Hartono [KKO], R. Iskak, R. Mas Sewaka, R. Ng. Poerbatjaraka, Radical [chemistry], Radiella irregularis, Radikal [kimia], Radikal bebas, Rahasia Sukudomas, Rahasia Unicorn, Rahasiaku [album], Rahayu Effendi, Raksasa, Raksasa [album], Raksasa [mitologi Hindu dan Buddha], Raksasa [mitologi Hindu], Rancahan, Gabuswetan, Indramayu, Rancahilir, Pamanukan, Subang, Rancailat, Kresek, Tangerang, Rancaiyuh, Panongan, Tangerang

Page 11

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange [film], A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan

Page 12

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange [film], A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan

Page 13

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus

Page 14

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus

Page 15

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. [film], Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero

Page 16

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. [film], Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero

Page 17

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur

Page 18

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur

Page 19

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] I, I Got a Boy, I Got a Boy [lagu], I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub

Page 20

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] I, I Got a Boy, I Got a Boy [lagu], I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub

Page 21

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] J, J. Willard Marriott, J.A.K.Q. Dengekitai, J.A.K.Q. Dengekitai vs. Goranger, J.B. Jeyaretnam, Jagson Airlines, Jaguar, Jaguar [perusahaan otomotif], Jaguar Cars, Jalan Dago, Jalan dan Jembatan, Jalan dan Jembatan Kelok Sembilan, Jalan di Kota Surakarta, Jalur kereta api di Indonesia, Jalur kereta api di Sydney, Jalur kereta api Duri-Tanahabang, Jalur kereta api Eritrea, Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jambu Luwuk, Ciawi, Bogor, Jambu mawar, Jambu mede

Page 22

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] J, J. Willard Marriott, J.A.K.Q. Dengekitai, J.A.K.Q. Dengekitai vs. Goranger, J.B. Jeyaretnam, Jagson Airlines, Jaguar, Jaguar [perusahaan otomotif], Jaguar Cars, Jalan Dago, Jalan dan Jembatan, Jalan dan Jembatan Kelok Sembilan, Jalan di Kota Surakarta, Jalur kereta api di Indonesia, Jalur kereta api di Sydney, Jalur kereta api Duri-Tanahabang, Jalur kereta api Eritrea, Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jambu Luwuk, Ciawi, Bogor, Jambu mawar, Jambu mede

Page 23

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] O, OB Shift 2, Oba Selatan, Tidore Kepulauan, Oba Tengah, Tidore Kepulauan, Oba Utara, Tidore, Oda Nobunaga, Odair Fortes, Odalengo Grande, Odalengo Piccolo, Oktaf, Oktaf Paskah, Oktal, Oktan, Olivia Dewi, Olivia Lubis Jensen, Olivia Newton John, Olivia Newton-John, Onozalukhu You, Moro O, Nias Barat, Onozalukhu, Lahewa, Nias Utara, Onozitoli Sawo, Sawo, Nias Utara, Onta

Page 24

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] O, OB Shift 2, Oba Selatan, Tidore Kepulauan, Oba Tengah, Tidore Kepulauan, Oba Utara, Tidore, Oda Nobunaga, Odair Fortes, Odalengo Grande, Odalengo Piccolo, Oktaf, Oktaf Paskah, Oktal, Oktan, Olivia Dewi, Olivia Lubis Jensen, Olivia Newton John, Olivia Newton-John, Onozalukhu You, Moro O, Nias Barat, Onozalukhu, Lahewa, Nias Utara, Onozitoli Sawo, Sawo, Nias Utara, Onta

Page 25

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] P, Pa Padi, Krayan, Nunukan, Pa Pala, Krayan, Nunukan, Pa' Amai, Krayan Selatan, Nunukan, Pa' Dalan, Krayan Selatan, Nunukan, Padang Barat, Bintauna, Bolaang Mongondow Utara, Padang Barat, Padang, Padang Baru, Labuhan Haji, Aceh Selatan, Padang Baru, Merapi Selatan, Lahat, Padi [band], Padi [disambiguasi], Padi [grup musik], Padi emas, Pahae Julu, Pahae Julu, Tapanuli Utara, Pahala, Pahala Tambunan, Pakpahan, Onan Runggu, Samosir, Pakpahan, Pangaribuan, Tapanuli Utara, Pakpak, Pakpak Bharat

Page 26

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] P, Pa Padi, Krayan, Nunukan, Pa Pala, Krayan, Nunukan, Pa' Amai, Krayan Selatan, Nunukan, Pa' Dalan, Krayan Selatan, Nunukan, Padang Barat, Bintauna, Bolaang Mongondow Utara, Padang Barat, Padang, Padang Baru, Labuhan Haji, Aceh Selatan, Padang Baru, Merapi Selatan, Lahat, Padi [band], Padi [disambiguasi], Padi [grup musik], Padi emas, Pahae Julu, Pahae Julu, Tapanuli Utara, Pahala, Pahala Tambunan, Pakpahan, Onan Runggu, Samosir, Pakpahan, Pangaribuan, Tapanuli Utara, Pakpak, Pakpak Bharat

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề