Grafik : Indeks Harga yang Diterima [It], Indeks Harga yang Dibayar [Ib] dan Nilai Tukar Petani [NTP] Subsektor Perikanan di Provinsi Kalimantan Tengah
08 Maret 2014 Admin Website Berita Daerah 1159
SAMARINDA. Meskipun mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya, Februari lalu, Nilai Tukar Petani [NTP] di Kaltim belum juga berada di posisi ideal, yakni 99,55 persen. Naiknya harga komoditas hasil pertanian, masih tertekan harga kebutuhan petani yang masih melonjak.
Dilansir dari rilis Badan Pusat Statistik [BPS] Kaltim, kenaikan NTP pada Februari terjadi pada seluruh sub sektor. Namun, hanya tiga dari lima subsektor yang nilai tukarnya berada diatas batas impas yakni 100 persen.
"Dari lima subsektor, hanya subsektor peternakan, petani nelayan dan tanaman perkebunan rakyat yang diatas 100. Sedangkan nilai tukar untuk petani tanaman pangan dan petani hortikultura, masing-masing masih berada pada posisi 96,70 dan 96,33 persen," ucap Kepala BPS Kaltim, Aden Gultom.
Dijelaskan, kenaikan NTP secara umum ini, disebabkan kenaikan harga komoditas hasil pertanian yang terjadi pada semua subsektor. Meski belum berhasil mengimbangi, kondisi tersebut membuat kenaikan indeks harga yang diterima petani [lt] naik lebih besar dibanding indeks harga yang dibayarkan petani [Ib].
"Indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,03 persen dibanding Januari, Sedangkan kenaikan untuk nilai yang dibayarkan petani hanya naik 0,20 persen pada periode yang sama," bebernya.
Dengan rincian tersebut, indek harga yang diterima petani, lanjut Aden, berada pada posisi 109,07 persen, lebih rendah dibandingkan indeks harga yang dibayarkan petani sebesar 109,56 persen.
“Pemicunya masih didominasi konsumsi rumah tangga, sebesar 110,93 persen. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal [BP-PBM], masih relatif tinggi, yakni 105,43 persen,” ulasnya,
Untuk kenaikan konsumsi rumah tangga tersebut, dia menambahkan, kontribusi terbesar masih berasal dari kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan.
"Jika dibulatkan, dengan indeks harga konsumen 110,93 persen untuk kawasan perdesaan [kalangan petani], kaltim masih mengalami inflasi sebesar 0,13 persen pada Februari lalu," urainya.
Sebelumnya diwartakan, sejak survei NTP ini dijalankan 2011 silam, nilai petani di Kaltim belum sekalipun menyentuh angka ideal 100 persen. Nilai tukar yang rendah ini, disebut Aden sebagai pemicu rendahnya minat masyarakat menggeluti sektor pertanian.
"Terutama untuk subsektor tanaman pangan. Itulah yang membuat kebutuhan pangan kita, bukannya semakin menyusut, tapi semakin menganga," papar Aden.
Tabel Nilai Tukar Petani Kaltim Berdasarkan SubSektor Periode Februari 2014 :
SUBSEKTOR | Indeks Harga Diterima | Indeks Harga Dibayar | NTP |
1. Tanaman Pangan | 106,18 | 109,80 | 96,70 |
2. Hortikultura | 105,23 | 109,24 | 96,33 |
3. Tanaman Perkebunan Rakyat | 110,83 | 110,18 | 100,59 |
4. Peternakan | 113,13 | 108,23 | 104,53 |
5. Perikanan / Nelayan | 111,41 | 110,10 | 101,19 |
NILAI GABUNGAN | 109,07 | 109,56 | 99,55 |
Sumber : BPS Kaltim
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 6 MARET 2014
NTP merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani karena mengukur kemampuan produk [komoditas] yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi [usaha] maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.
Sejak Januari 2008, indeks harga yang diterima [IT] dan indeks harga yang dibayar petani [IB] serta NTP menggunakan tahun dasar 2007 dengan cakupan sebanyak 32 provinsi serta penyajian data untuk masing-masing sub sektor, sebelumnya indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani serta NTP menggunakan tahun dasar 1993 dengan cakupan provinsi sebanyak 23 provinsi
Data perkembangan Nilai Tukar Petani [NTP] bersumber dari Badan Pusat Statistik [BPS].
- Indeks harga yang dibayar petani [IB] disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan
- Indeks harga yang diterima petani [IT] bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen [farm gate] yang dilaksanakan setiap bulan
- IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan
- NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase.
Nilai Tukar Petani [NTP] merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Rumus untuk menghitung NTP yaitu:
Keterangan: lt : indeks harga yang diterima petani
lb : indeks harga yang dibayar petani
Perhitungan NTP untuk setiap daerah:
Daerah Anggrek
Daerah Bakung
Daerah Camelia
Daerah Dahlia
Oleh karena itu, nilai NTP daerah Anggrek 104,76%, daerah Bakung 106,90%, daerah Camelia 97,5%, dan daerah Dahlia 105,22%.