Berikut ini yang merupakan salah satu kaidah kebahasaan teks persuasi adalah

Teks Persuasi | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar kumpulan kaidah kebahasaan teks persuasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas delapan revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu Guru dan anak didik dalam mmencari referensi tentang kaidah kebahasaan teks persuasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas delapan.

Gambar: freepik.com

Ada beberapa unsur kebahasaan yang sering digunakan dalam penulisan teks persuasi. Unsur kebahasaan tersebut terdapat pada bagian-bagian struktur teks persuasi yang menjadi ciri bagian tersebut. Beberapa unsur kebahasaan yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

1. Kata kerja yang menyatakan penjelasan

Kata kerja yang menyatakan penjelasan ini banyak digunakan pada bagian pembukaan dan penyampaian tesis. Contoh kata kerja yang menyatakan penjelasan adalah merupakan, ialah, dan adalah.

Kata kerja adalah suatu golongan kata yang memiliki makna aktivitas, tindakan, kejadian, atau proses. Kata kerja juga memiliki istilah linguistik, yaitu verba. Adapun fungsi dari kata kerja ini untuk memberikan penjelasan mengenai suatu aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh subjek.

Menurut Alwi, dkk [2017:95] dalam suatu kalimat kata kerja dapat diidentifikasi dengan mengamati ciri-ciri sebagai berikut.

  • Fitur semantis, yaitu kata tersebut harus memiliki makna yang menyatakan keadaan, proses, atau aktivitas.
  • Perilaku sintaksis, yaitu dalam struktur kalimat kedudukannya sebagai predikat serta dapat diikuti kata benda dan kata sifat.
  • Bentuk morfologis, yaitu dapat diberikan imbuhan meng-, di-, -kan, dan -i.

Kata kerja yang berdasarkan dengan bentuknya terbagi menjadi dua bagian, yaitu kata kerja dasar dan kata kerja turunan. Berikut penjelasan mengenai kata kerja dasar dan kata kerja turunan.

a. Kata Kerja Dasar

Kata kerja dasar adalah kata kerja yang dapat mengalami proses pembentukan kata atau istilah linguistiknya, yaitu morfologis. Kata kerja dasar terbagi menjadi dua jenis, yaitu kata kerja dasar bebas dan kata kerja dasar terikat. Kata kerja dasar bebas adalah kata yang sudah memiliki fungsi secara gramatikal tanpa harus ditambahkan dengan imbuhan. Kata kerja dasar terikat adalah kata kerja dasar yang akan memiliki fungsi apabila ditambahkan.

b. Kata Kerja Turunan

Kata kerja turunan adalah kata kerja yang baru berfungsi apabila sudah mengalami proses pengonversian, pengafiksan, pengulangan, atau pemajemukan. Berikut ini penjelasan mengenai pengonversian, pengafiksan, pengulangan, dan pemajemukan pada bentuk kata kerja turunan.

c. Kata Kerja Transitif

Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan unsur objek di dalam kalimat aktif. Unsur objek yang dapat diisi tidak hanya berupa nomina [kata benda] saja, namun dapat pula berupa frasa nominal. Selain itu, unsur objek dalam kalimat juga harus bisa diubah menjadi subjek apabila ditulis dalam bentuk kalimat pasif. Berikut contoh kata kerja transitif.

d. Kata Kerja Semitransitif

Kata kerja semitransitif adalah kata kerja yang dapat diikuti maupun tidak diikuti oleh objek. Hal ini disebabkan objek dalam kalimat tersebut telah tersampaikan secara tersirat. Berikut contoh kata kerja semitransitif.

e. Kata Kerja Taktransitif

Kata kerja taktransitif terbagi menjadi dua jenis, yaitu taktransitif berpelengkap dan taktransitif takberpelengkap. Kata kerja taktransitif berpelengkap adalah kata kerja yang harus diikuti oleh pelengkap. Lalu, kata kerja taktransitif takberpelengkap adalah kata kerja yang tidak bisa diubah ke dalam bentuk kalimat pasif. Berikut contoh dari kedua jenis tersebut.

f. Kata Kerja Operasional

Kata kerja operasional adalah sebuah indikator penilaian yang digunakan oleh para pendidik terhadap peserta didik. Tidak hanya penilaian untuk peserta didik saja, namun juga untuk para guru ataupun pengawas di sekolah. Kata kerja operasional ini sudah berlaku sejak kurikulum 2013. Dalam hal ini penilaian dibagi menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Konjungsi yang menyatakan tujuan dan penjelasan

Konjungsi ini sering digunakan pada bagian tesis. Konjungsi tujuan contohnya adalah agar, supaya, dan untuk. Adapun contoh konjungsi penjelasan adalah bahwa.

Contoh konjungsi yang menyatakan tujuan:

  • Rafles mengikuti kursus piano secara rutin supaya dapat memenangkan kompetisi piano tahun depan.
  • Vera menempuh kuliah sambil bekerja paruh waktu demi meringankan beban orang tuanya.
  • Dian membeli boneka barbie untuk hadiah ulang tahun adik perempuannya.
  • Daging mentah harus dimasak dahulu agar bakteri yang terkandung di dalamnya cepat mati.

Konjungsi adalah sebuah frasa yang berfungsi menggabungkan kata yang satu dengan yang lainnya, frasa yang satu dengan yang lainnya, klausa yang satu dengan yang lainnya dan ada juga antar kalimat. Konjungsi dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu :

a. Konjungsi Aditif

Konjungsi aditif adalah kata penghubung koordinatif ini digunakan untuk menghubungkan dua kata yang memiliki kesetaraan keduduka. Contoh : Ayah membaca koran di teras depan rumah dan Ibu memasak di dapur.

b. Konjungsi Kausal

Konjungsi kausal adalah kata penghubung subordinatif ini merujuk pada hubungan sebab/latar belakang tertentu Contoh : Sinta tidak masuk sekolah kemarin karena dirawat di rumah sakit.

c. Konjungsi Konsekutif

Konjungsi konsekutif adalah kata penghubung subordinatif ini merujuk pada dampak/akibat dari suatu hal. Yang termasuk konjungsi konsekutif yaitu : akibatnya, sehingga, maka daripada itu, sampai-sampai. Contoh : Banyak sekolah-sekolah diliburkan selama pandemi Covid19 sehingga ruang-ruang kelas kosong tak berpenghuni.

d. Konjungsi temporal

Konjungsi temporal adalah kata penghubung subordinatif ini merujuk pada hubungan waktu dari dua hal yang dibicarakan tanpa adanya kesetaraan kedudukan dalam kalimat tersebut, seperti : ketika, sejak, setelah, kemudian, sambil. Contoh : Ketika saya sedang menonton film horror, ada seseorang yang mengetuk pintu ruang tamu.

e. Konjungsi kondisional

Konjungsi kondisional adalah kata penghubung subordinatif ini merujuk pada suatu kondisi di mana akan terwujud apabila persyaratan terpenuhi, seperti : jika, apabila, jikalau, manakala Contoh : Jika cuaca hari ini membaik, kami akan pergi ke pantai.

f. Konjungsi konsesif

Konjungsi konsesif adalah kata penghubung subordinatif ini merujuk pada pengakuan atas suatu hal. Yang termasuk konjungsi konsesif, yaitu : walaupun, sungguhpun, kendatipun, meskipun. Contoh : Meskipun merasa tidak enak badan, Roni tetap mengikuti ujian sekolah.

g. Konjungsi Penerang

Konjungsi penerang adalah kata penghubung ini merujuk pada penekanan penjelasan/menegaskan secara rinci informasi yang disebutkan di awal. Contoh : Negara yang memiliki beragam suku dan bahasa adalah Indonesia

h. Konjungsi Final

Konjungsi final adalah kata penghubung subordinatif yang digunakan sebagai penjelas maksud dari hal yang dijabarkan, seperti : agar, supaya, untuk, biar. Contoh : Setiap hari tubuh manusia diberikan asupan gizi yang cukup agar stamina tetap terjaga. 

3. Konjungsi Sebab Akibat [Kausal]

Konjungsi ini sering digunakan pada bagian argumen. Contoh konjungsi sebab akibat adalah sebab, karena, dan oleh karena. Adapun contoh konjungsi akibat adalah hingga, maka, sehingga, sampai, dan sampai-sampai.

a. Konjungsi Sebab

Sebab merupakan sebuah bentuk keadaan yang dimana kalimat yang memberikan penjelasan dari sebuah kejadian yang dimana disebabkan oleh sebuah hal. Penggunaan dari kata konjungsi sebab adalah sebab dan karena.

b. Konjungsi Akibat

Akibat merupakan sebuah bentuk keadaan yang dimana kalimat yang memberikan penjelasan dari sebuah kejadian maupun sebuah peristiwa yang dimana pada saat itu terjadi dan diakibatkan oleh sebuah hal. Biasanya dalam penggunaan kalimat konjungsi akibat adalah kata sehingga.

c. Contoh Kalimat Konjungsi Sebab Akibat

  • Seorang ibu yang dimana tidak mampu untuk datang ke pengajian dikarenakan sedang mengalami penyakit.
  • Seorang ayah yang dimana pergi bekerja pada waktu yang sangat pagi guna untuk mencari tambahan uang bagi anak dan juga istri.

4. Kata tugas yang menyatakan ajakan atau larangan

Kata tugas yang menyatakan ajakan digunakan pada bagian rekomendasi. Contoh kata tugas ini adalah ayo, hendaknya, dan mari. Adapun contoh kata tugas yang menyatakan larangan adalah jangan, dilarang, dan hindari.

a. Kalimat ajakan

Kalimat ajakan adalah sebuah kalimat yang didalamnya terdapat unsur ajakan kepada para pembacanya atau pendengarnya. Kalimat ajakan biasanya menggunakan frasa ajakan seperti ayo, mari, yuk, dan lain-lain. Kalimat ajakan memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan dengan kalimat lainnya, seperti. Kalimat yang bersifat mengajak atau membujuk Kalimat ajakan sering digunakan dalam sebuah iklan, slogan, atau himbauan Kalimat harus menggunakan kata-kata yang menarik

Contoh kalimat ajakan

  • Agar lingkungan kita terlihat bersih, mari kita sama-sama membersihkan lingkungan secara rutin
  • Ayo kita pergi ke masjid, sholat sudah akan mulai
  • Mari kita berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh kita
  • Ayo semuanya ikuti perkataan saya
  • Mari kita berdoa untuk keselamatan kita dalam perjalanan ini

b. Kalimat larangan

Kalimat larangan adalah kalimat yang bertujuan untuk memerintah seseorang untuk tidak melakukan suatu hal. ciri cirinya:

  1. Pengucapannya menggunakan intonasi naik
  2. Diakhiri dengan tanda seru
  3. Diawali dengan kata jangan, dilarangan

Contoh kalimat larangan:

  • Jangan merokok! Ini tidak baik untuk kesehatanmu.
  • Jangan mengeluh! Bersyukur kau masih memiliki aku yang setia menantimu
  • Dilarang mencontek saat ujian berlangsung, percayalah akan hasil kerja kerasmu.
  • Dilarang minum-minuman beralkohol, dapat menghilangkan kesadaran.
  • Jangan durhaka kepada kedua orang tua.

5. Penggunaan Partikel -lah dan -kah

Selain kata tugas, partikel -lah dan -kah juga sering digunakan bagian rekomendasi untuk mempertegas saran, ajakan, atau larangan yang sampaikan penulis. Kata partikel juga disebut kata tugas. Beberapa kata yang termasuk kata partikel yaitu ada -lah, -kah.

a. Penulisan Partikel -lah

Partikel -lah biasanya digunakan untuk memperhalus kata perintah, mempertegas kalimat pernyataan, dan mempertegas kata ganti. Partikel -lah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya, teman-teman. Jadi, penulisannya tidak perlu dipisah. Contoh penulisan partikel -lah:

  • Gapailah cita-citamu setinggi langit!
  • Agar lingkungan bersih, buanglah sampah pada tempatnya.
  • Sapulah daun-daun kering di halaman rumah itu!

b. Penulisan Partikel -kah

Partikel -kah sering digunakan untuk kalimat tanya agar lebih baku, halus, atau tegas. Seperti partikel -lah, partikel -kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh penulisan partikel -kah:

  • Mungkinkah kita melihat hujan meteor saat langit mendung?
  • Kemanakah perginya kucing berwarna oranye itu?
  • Bolehkah saya meminjam bukumu?

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề