Berikut merupakan alat dan Bahan yang biasa digunakan dalam proses pembuatan batik yang benar adalah

Alat Untuk Membatik – Batik adalah salah satu pakaian adat yang di miliki oleh Indonesia yang mendunia. Dan sampai saat ini batik masih banyak digunakan masyarakat Indonesia sebagai pakaian sehari-hari.

Sebelum ada batik cap dan batik printing, dulu masyarakat Indonesia membuat pakaian batik dari beberapa bahan dan alat tradisional yang kemudian di olah secara manual menggunakan tangan yang disebut dengan batik tulis.

Alat-alat yang digunakan untuk membuat batik tulis terbilang unik dan sangat sederhana, bahkan beberapa alat dibuat menggunakan bahan dasar kayu atau bambu.

Pada kesempatan kali ini mari kita bahas bersama macam-macam alat yang digunakan dalam proses membatik, Apa saja kira-kira ?. Alat yang digunakan untuk membatik adalah adalah sebagai berikut.

Bahan Untuk Membatik

Yang dimaksud bahan untuk membatik adalah semua benda yang digunakan untuk membuat batik yang sifatnya bisa berkurang atau habis pakai.

Bahan yang digunakan untuk membuat batik tulis tidak banyak mengalami perubahan dari dulu sampai sekarang. Hanya saja, ada beberapa bahan yang disesuaikan dengan keinginan si pengrajin.

Berikut ini macam-macam bahan yang digunakan untuk membatik, adalah sebagai berikut.

1. Kain Mori

sumber gambar : belanjakainonline.wordpress.com

Kain mori merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan batik tulis. Kain ini terbuat dari bahan kapas yang telah mengalami proses pemutihan dan memiliki klasifikasi khusus.

Alasan kain mori dipilih karena sifatnya yang mudah menyerap zat-zat pewarna batik. Jenis kain mori yang biasa digunakan adalah kain mori prima yang memiliki kualitas sedang.

Atau jika ingin menghasilkan kain batik dengan kualitas lebih bagus bisa memilih kain mori jenis primisima, merupakan kain mori dengan kualitas tinggi.

Selain kain mori, untuk membuat batik tulis juga bisa menggunakan kain rayon, kain kapas, dan bisa juga menggunakan kain sutra.

2. Malam Atau Lilin

Sumber gambar : 4.bp.blogspot.com

Malam atau lilin batik juga termasuk bahan utama dalam proses membuat batik tulis. Fungsi dari malam  adalah untuk menututupi pola yang sudah dibuat dalam proses membatik agar tidak tercampur saat proses pewarnaaan.

Alasan penggunaan malam adalah karena pada dasarnya lilin mengandung minyak dan pewarna mengandung air dimana keduanya bertolak belakang.

Pada masa dahulu, untuk lilin orang menggunakan sarang lebah untuk membatik. Karena pada sarang lebah terdapat kumpulan struktur berbentuk heksagonal yang terbuat dari cairan mirip lilin.

Orang jawa menyebut sarang lebah dengan sebutan malam, dari situlah lilin yang digunakan untuk membatik disebut malam meskipun tidak berasal dari sarang lebah.

Di dalam lilin terdapat berbagai macam bahan yang membuatnya mampu menahan air, bahan-bahan tersebut adalah :

  1. Minyak kelapa
  2. Lilin tawon [kote]
  3. Lilin lenceng
  4. Getah damar
  5. Getah pinus yang telah di suling [Gondorukem]
  6. Lemak binatang [kendal atau gajih]
  7. Parafin, Microwax [jenis paraffin yang lebih bagus]

Pewarna Batik

Pewarna batik adalah suatu zat pewarna yang biasa digunakan dalam proses pewarnaan batik, baik dengan teknik celup atau colet.

Teknik celup biasanya digunakan untuk mewarnai bagian kain yang luas seperti background, dimana satu kali pencelupan hanya bisa satu warna. Sedangkan teknik colet digunakan untuk mewarnai bagian yang lebih detail dan bisa banyak warna.

Berdasarkan sumber zatnya, pewarna batik dibagi menjadi 2 yaitu perwarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan pewarna sintesis yang berasal dari reaksi sejumlah zat kimia.

Pewarna Alami

  • Kunyit untuk menghasilkan warna kuning.
  • Daun teh untuk warna cokelat.
  • Kayu jati untuk warna merah kecokelatan.
  • Daun alpukat untuk mengasilkan warna hijau kecokelatan.
  • Kulit buah manggis untuk warna ungu
  • Kayu tanaman tegeran menghasilkan warna kuning.
  • Kulit kayu tanaman tingi menghasilkan warna merah gelap atau kecokelatan.
  • Kulit kayu tanaman jambal untuk menghasilkan warna kuning.

Pewarna sintesis

Zat pewarna napthol merupakan zat pewarna yang tidak larut dalam air, Sehingga dibutuhkan zat bantu untuk melarutkannya yaitu soda kostik. Napthol biasa digunakan jika ingin mendapatkan warna-warna yang tua dan hanya bisa digunakan dengan teknik pencelupan.

Pencelupan pada naphtol terdiri dari 2 tahap, tahap pertama pencelupan dengan warna napthol itu sendiri, pada tahap ini warna belum kelihatan.

Setelah itu pada pencelupan kedua warna dibangkitkan dengan larutan garam diazodium. Barulah akan diperoleh warna yang diinginkan.

Berbeda dengan napthol, zat pewarna indogosol termasuk zat perwarna bejana yang dapat larut dalam air. Pewarna indigosol biasa digunakan pada perwarnaan batik teknik colet. Penggunaan warna ini biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan warna-warna yang lembut pada kain batik.

Proses pembakitan warna indigosol melalui proses oksidasi , dimana kain yang telah diberi pewarna indigosol dimasukan ke dalam larutan Natrium Nitrit [NaNO2] atau HCl.

Zat pewarna remasol termasuk zat pewarna yang bisa digunakan pada pewarnaan teknik celup maupun teknik colet. Bersifat larut dalam air dan juga tidak mudah luntur. Serta warna yang dihasilkan cukup terang.

4. Waterglass

Waterglass [sodium silikat] adalah senyawa alkali kuat yang berbentuk cairan kental bening. Dimana cairan ini banyak digunakan oleh industri pembuatan batik.

Waterglass umumnya digunakan pada saat proses fiksasi, yaitu saat batik sudah diberi pewarna reaktif seperti remasol. Pemberian waterglass berfungsi sebagai pengikat dan penguat warna batik.

Baca juga : Contoh Keberagaman Budaya Indonesia Yang Mendunia

Alat Untuk Membatik

Alat untuk membatik meruapakan alat yang digunakan untuk membantu proses pembuatan batik. Tidak seperti bahan, alat untuk membatik bersifat lama atau tidak habis pakai.

Berikut ini ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam proses pembuatan batik tulis, dimana ada beberapa alat masih kental dengan akan kesan tradisionalnya.

1. Canting

Canting adalah sebuah alat tradisional terbuat dari tembaga dan kayu atau bambu yang digunakan dalam proses membatik.

Tembaga dipilih karena dapat menghantar panas dengan baik, sehingga saat digunakan untuk mengambil lilin cair tidak cepat dingin atau beku.

Canting termasuk salah satu alat utama dalam proses pembuatan batik tulis. Bagaimana tidak ? Canting merupakan alat yang dipakai untuk menggambar motif yang menjadi ciri khas batik tulis.

Dalam sebuah canting terdapat tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan gagang. Berikut penjelasanya.

Cucuk atau carat adalah bagian ujung dari canting yang mempunyai bentuk seperti pipa melengkung ke bawah.

Fungsi dari cucuk adalah sebagai tempat keluarnya lilin yang akan digunakan menggambar pola pada kain atau kurang lebih fungsinya sama pensil atau pena.

Saat menggunakan canting, setelah mengambil lilin dari wajan sebaiknya ujung cucuk ditiup terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar lilin tidak terlalu panas saat digunakan untuk menggambar pada kain.

Karen ajika lilin terlalu panas maka akan mudah meluber kemana-mana sehingga akan menjadi lebih sulit.

Namplung atau nyamplungan merupakan bagian tengah pada canting yang termasuk badan utama dari sebuah canting batik.

Rata-rata nyamplungan memiki bentuk oval agak pipih dengan bagian bawah sedikit lebih lebar. Fungsi dari nyamplungan adalah untuk mengambil dan juga menampung lilin panas dari wajan.

Nama nyamplungan sendiri berasal dari nama salah satu buah yaitu nyamplungan. Hal ini dikarenakan bentuknya mirip dengan buah nyamplungan dan orang dulu memberi nama suatu benda sering disamakan dengan nama benda yang mirip dengan benda tersebut.

Gagang pada canting adalah bagian pada belakang canting yang terbuat dari kayu atau bambu. Fungsinya berguna sebagai pegangan ketika membatik.

Kayu dipilih karena sifatnya tidak mudah menghantarkan panas dan kokoh sehingga cocok dipakai sebagai pegangan saat menggambar pola batik.

2. Wajan dan kompor kecil

Wajan digunakan sebagai tempat untuk penampungan dan pencairan lilin batik. Biasanya wajan yang digunakan adalah wajan kecil yang terbuat dari aluminium atau tembaga dan diletakan diatas kompor kecil.

Kompor kecil berfungsi sebagain sumber panas pada saat proses membatik. Keduanya termasuk alat yang penting dalam proses membatik.

Pada kompor kecil terdapat tombol untuk mengatur besar kecilnya api yang menyala. Sehingga memudahkan untuk menjaga kestabilan panas lilin atau malam.

3. Dingklik atau Kursi Kecil

sumber gambar : masbidin.net

Kursi kecil atau dalam bahasa jawa disebut dingklik berguna sebagai tempat duduk para pengrajin batik saat proses membatik. Umumnya kursi ini dibuat dari bahan kayu dengan tinggi disesuaikan dengan tinggi si pengrajin batik.

Pada saat proses melukis menggunakan lilin [nyanting] para pengrajin batik biasanya sambal duduk di atas dingklik. Tujuannya untuk mendapatkan kenyamanan sehingga memudahkan pengrajin melukis pola.

Selain proses membatik dengan cara duduk ada juga proses membatik yang kebanyakan pengrajinnya melakukan dengan cara berdiri, yaitu proses pembuatan batik cap.

Jika dibandingkan proses membuat batik cap lebih mudah dan cepat daripada batik tulis. Karena dalam pembuatan batik tulis membutuhkan kosentrasi yang lumayan tinggi untuk menghasilkan karya yang bagus.

4. Bandul

Bandul batik terbuat dari timah, kayu, atau batu yang diletakan pada saku kain. Hal ini berguna sebagai penarik atau penahan kain mori saat pengrajin sedang melukis pola pada kain agar kain tidak mudah goyang saat terkena angin sehingga tidak terjadi kecelakaan.

Meski tanpa bandul, pembuatan batik tetap bisa dilakukan. Karena bandul dipakai untuk mempermudah prosesnya saja.

5. Meja kayu

Meja kayu atau yang biasa disebut kemplongan merupakan sebuah meja yang digunakan sebagai alas saat membuat sketsa motif pada kain batik.

Selain itu kemplongan juga biasa digunakan oleh para pengrajin untuk meluruskan atau meratakan permukaan kain yang kusut sebelum proses membatik dilakukan.

Kemplongan terbuat dari kayu dengan beberapa bagian berupa meja, penggilas kayu dan palu. Kegunaan palu dan penggilas kayu untuk menghaluskan kain mori sebelum diberi pola motif batik dan sebelum pemberian malam.

6. Taplak

Taplak merupakan selembar kain yang berguna sebagai alas saat proses membatik dilakukan. Alat ini diletakan diantara kain batik dan paha pengarajin agar tidak terkena malam panas jika sewaktu-waktu menetes atau tumpah.

7. Kipas atau Tepas

Kipas atau tepas berguna untuk membuat api yang digunakan untuk memanaskan malam semakin besar sesuai kebutuhan. Selain kipas dan tepas bisa juga menggunakan ilir.

Pada dasarnya tepas dan ilir sama-sama terbuat bambu yang dianyam. Hanya saja bentuk pegangan tepas berada pada ujung bawah sedangkan ilir berada disamping.

Dalam proses membatik, kipas atau tepas digunakan sebagai alat penunjang agar proses pembatikan lebih maksimal. Namun jika menggunakan kompor api maka alat ini tidak dibutuhkan, karena kompor api sudah terdapat tombol untuk mengatur besar kecilnya api.

8. Gawangan

Gawangan adalah sebuah alat bantu dalam proses membatik yang dibuat dari kayu atau bambu memiliki berbentuk seperti gawang dengan dua kaki.

Fungsi dari gawangan adalah sebagai tempat membentangkan kain yang akan dibatik. Selain itu bisa juga sebagai tempat kain yang sudah selesai dibatik.

Para pembatik zaman dulu biasanya memiliki gawangan yang ada motif hiasan berupa ukiran dibagian atasnya. Umumnya motif yang dibuat biasanya berupa tumbuhan, namun ada juga gawangan yang diberi hiasan berupa naga dibaigan atasnya.

Nah itulah beberapa alat dan bahan yang biasa digunakan dalam proses pembuatan batik tulis. Semoga pembahasan di atas dapat menambah wawasan Anda mengenai budaya batik Indonesia. Terus semangat belajar ilimu-ilmu baru dan nantikan pembahasan unik lainya.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề