commit to user untuk kegiatan selanjutnya. Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilihat dari
kemampuannya melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
b. Unsur-Unsur Kesegaran Jasmani
Baik tidaknya kesegaran jasmani yang dimiliki seseorang tergantung dari baik dan tidaknya dari unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pada dasarnya unsur-
unsur kesegaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Unsur kesegaran jasmani dapat ditinjau dari dua aspek yaitu
aspek kesehatan fisik health related fitness dan dari aspek keterampilan skill related fitness. Iskandar Z. Sapoetra dkk. 1999: 4 menyatakan, “1 Kesegaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi : a daya tahan jantung paru kardiorespirasi, d kekuatan otot, c daya tahan, d felksibilitas, dan e
komposisi tubuh. 2 Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan meliptui : a kecepatan, b power, c keseimbangan, d kelincahan, e
koordinasi dan f kecepatan reaksi”. Menurut Mulyono B. 2009: 54-56 menyatakan komponen kesegaran jasmani dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1 Komponen khusus kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan meliputi: kesegaran kardiovaskuler, kekuatan, dan daya tahan otot,
kelenturan punggung bagian bawah dan komposisi tubuh. 2 Komponen khusus kesegaran jasmani yang berkaitan dengan
keterampilan meliputi: kelincahan, keseimbangan, koordinasi, power, waktu reaksi dan kecepatan.
Hal senada dikemukakan Rusli Lutan dan Adang Suherman 2000: 155 bahwa, “Tipe kebugaran jasmani terdiri atas 1 kebugaran yang berhubungan dengan
kesehatan dan 2 kebugaran yang berkaitan dengan performa”. Secara skematis unsur-unsur kesegaran jasmani digambarkan sebagai berikut:
Unsur-unsur Kebugaran Jasmani
Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan
· Kapasitas aerobik · Kekuatan otot
· Daya tahan otot · Fleksibilitas
· Komposisi tubuh Kebugaran yang berkaitan
dengan performa
· Agilitas · Keseimbangan
· Koordinasi · Kecepatan
· Power
commit to user Gambar 1. Unsur-unsur Kesegaran Jasmani
Rusli Lutan dan Adang Suherman, 2000: 155 Berdasarkan pendapat tersebut diketahui, unsur kesegaran jasmani
dikelompokkan menjadi dua yaitu: kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kesegaran jasmani yang berhubugan dengan keterampilan.
Kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh berfungsinya kerja komponen-komponen yang ada. Unsur-unsur kesegaran jasmani tidak dapat
dipisahkan baik dalam peningkatan maupun pemeliharaannya. Untuk lebih jelasnya unsur-unsur kesegaran jasmani dapat diuraikan secara singkat sebagai
berikut:
1 Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Kesehatan
Kesehatan merupakan unsur dasar bagi kehidupan manusia. Dalam menjalankan aktivitas fisik sehari-hari kesehatan merupakan syarat mutlak yang
harus dimiliki oleh seseorang. Derajat kesegaran jasmani yang baik dapat dicapai, jika tubuh seseorang terbebas dari gangguan kesehatan. Tubuh dikatakan sehat
apabila proses fisiologis dan organ jasmani berfungsi secara normal tanpa ada gangguan. Y.S. Santoso Giriwijoyo dalam Seri Bahan Kuliah Olahraga FPOK
IKIP Bandung 1992: 49 menyatakan, “Jasmani dikatakan sehat bila seluruh proses fisiologis atau seluruh fungsi organ pada jasmani dalam keadaan normal”.
Kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan pada dasarnya meliputi aspek-aspek fungsi fisiologis. Berfungsinya aspek fisiologis secara baik dan
normal akan menunjukkan derajat kesehatan yang optimal. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dapat ditingkatkan dan atau dipertahankan
melalui latihan aktivitas jasmani yang teratur dan didasarkan prinsip-prinsip
commit to user latihan yang benar. Wahjoedi 2000: 59 menyatakan, “Komponen kesegaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: daya tahan jantung paru, daya tahan otot, kekuatan otot, kelentukan dan komposisi tubuh”.
a Daya Tahan Jantung Paru Kardiorespirasi
Daya tahan paru jantung kardiorespirasi merupakan unsur pokok dari kondisi fisik seseorang. Daya tahan kardiorespirasi dapat pula disebut daya tahan
kardiovaskuler, tenaga aerobik maksimal, aerobik power atau kapasitas aerobik. M. Sajoto 1995: 8 menyatakan, “Daya tahan kardiovaskuler atau daya tahan
jantung paru-paru adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk
menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama”. Menurut Wahjoedi
2000: 59 bahwa, “Daya tahan jantung paru adalah kapasitas sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas
sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanap mengalami kelelahan yang berarti”. Sedangkan Mulyono B. 2001: 55 berpendapat, “Kesegaran
kardiovaskuler adalah kemampuan untuk melatih seluruh tubuh dalam waktu agak panjang tanpa merasa lelah”.
Daya tahan paru jantung ini menyangkut efisiensi kemampuan kerja sistem jantung, pernapasan dan peredaran darah dalam mensuplai energi ke dalam otot
untuk melakukan kerja secara kontinyu. Dengan kata lain, daya tahan paru jantung adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru,
dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas relatif
tinggi dalam waktu yang cukup lama. Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari jika beban pekerjaannya relatif
rendah, pada umumnya seseorang akan mampu mengatasinya tanpa kekurangan energi. Tetapi, apabila beban pekerjaannya lebih berat dan menuntut adanya usaha
terus menerus dalam waktu yang relatif lama, belum tentu seseorang dapat mengatasinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari mutlak diperlukan suplai
energi dan oksigen ke otot-otot yang aktif. Tanpa adanya suplai energi dan oksigen yang cukup maka orang tidak akan dapat melakukan aktivitas dengan baik. Dalam
hal inilah daya tahan paru jantung berperanan penting untuk mendukung aktivitas yang dilakukan. Sadoso Sumosardjuno 1994: 19 menyatakan, “Dalam
commit to user menjalankan aktivitas, peredaran darah kita harus dapat mensuplai oksigen yang
cukup kepada otot-otot agar dapat menjalankan fungsinya. Semakin baik ketahanan jantung dan peredaran darah kita, otot-otot semakin dapat bertahan lebih
lama menjalankan fungsinya”. Dalam menjalankan aktivitas yang relatif berat dalam waktu yang relatif
lama, menuntut adanya kemampuan menyalurkan oksigen ke dalam otot yang aktif. Dalam hal ini mutlak diperlukan daya tahan paru jantung yang tinggi. Daya
tahan paru jantung merupakan unsur penting dalam aktivitas fisik manusia terutama dalam menyelesaikan tugasnya sehari-hari. Daya tahan paru jantung yang
tinggi memungkinkan seseorang melakukan aktivitas fisiknya dengan penampilan yang baik, sehingga akan meningkatkan prestasi menjadi lebih baik.
b Daya Tahan Otot
Daya tahan merupakan kapasitas melakukan kerja secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama. Daya tahan otot merupakan kemampuan seseorang
mempergunakan otot-nya untuk berkontraksi secara berulang-ulang dan terus menerus dengan beban tertentu dalam waktu yang relatif lama.
Daya tahan otot sangat erat hubungannya dengan kekuatan otot. Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. 1999: 6 menyatakan, “Pada dasarnya daya tahan otot
merupakan rentangan antara daya tahan dan kekuatan otot”. Dengan demikian daya tahan otot merupakan gabungan atau perpaduan antara kekuatan otot dan
daya tahan secara umum. Daya tahan otot sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, daya tahan otot perlu dimiliki dan
ditingkatkan. Untuk memiliki daya tahan otot yang baik harus melakukan latihan berbeban dengan beban ringan, tetapi dilakukan dengan pengulangan yang banyak.
c Kekuatan Otot
Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang dibutuhkan setiap aktivitas fisik. Kekuatan otot merupakan unsur kondisi fisik yang sangat penting
dalam meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Berkaitan dengan kekuatan, Sudjarwo 1993: 25 menyatakan, “Kekuatan adalah kemampuan otot-otot atau
commit to user kelompok otot untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam menjalankan
aktivitas. Menurut Andi Suhendro 1999: 4.3 bahwa, “Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengerahkan tenaga maksimal
dalam menahan beban tertentu dalam suatu aktivitas dengan waktu terbatas”. Kekuatan otot berperanan penting untuk penampilan fisik seseorang. Pada
saat menjalani aktivitas sehari-hari seseorang selalu menghadapi beban tertentu. Untuk dapat mengatasi beban yang dihadapi, mutlak diperlukan kekuatan otot
yang memadai. Kekuatan otot juga mempengaruhi berfungsinya komponen- komponen fisik yang lain seperti daya tahan, daya ledak, kecepatan dan
kelincahan. Untuk menunjang aktivitas fisik sehari-hari, kekuatan otot yang dimiliki harus dikembangkan. Pengembangan kekuatan otot terutama pada usia
anak-anak dan remaja sebaiknya bersifat menyeluruh yang melibatkan semua otot- otot tubuh.
d Kelentukan
Kelentukan merupakan keleluasan gerak pada persendian tubuh saat melakukan aktivitas atau berolahraga. Kelentukan atau fleksibilitas merupakan
persyaratan yang diperlukan secara otomatis bagi berlangsungnya gerak dalam kehidupan sehari-hari. Russel R. Pate dkk., 1993: 301 menyatakan, “Kelenturan
adalah batas rentang gerak maksimal yang mungkin pada sendi atau rangakian sendi”. Menurut Andi Suhendro 1999: 4.41 bahwa, “Kelentukan fleksibilitas
adalah kemampuan suatu persendian beserta otot-otot di sekitarnya melakukan gerakan secara maksimal tanpa menimbulkan gangguan pada bagian-bagian
tersebut”. Dalam melakukan aktivitas atau berolahraga, kelentukan biasanya mengacu
pada ruang gerak sendi atau sendi-sendi tubuh. Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Dengan demikian,
kelentukan merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya
otot-otot, tendo dan ligamen. Dengan demikian orang yang fleksibel adalah orang
commit to user yang memiliki ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot
yang elastis.
e Komposisi Tubuh
Komposisi tubuh body composition berkaitan dengan jumlah lemak tubuh pada diri seseorang. Berkaitan dengan komposisi tubuh Iskandar Z. Adisapoetra,
dkk. 1999: 6 menyatakan, Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua komponen yaitu lemak tubuh dan massa tanpa lemak.
Menurut Djoko Pekik Irianto 2004: 4 bahwa, “Komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang
dinyatakan dalam persentase lemak tubuh”. Berdasarkan perbandingan antara berat tubuh dengan lemak dan berat tubuh
dengan tanpa lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri dari masa otot, tulang dan organ-organ tubuh. Wahjoedi 2000: 60 menyatakan, “Besarnya masa otot yaitu
40-50, tulang 16-18 dan organ-organ tubuh 29-39”. Sedangkan berat lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Depdikbud. 1994: 15
menjelaskan, “Prosentase lemak tubuh tergantung pada jenis kelamin, usia, keturunan dan aktivitas seseorang”. Berikut ini disajikan tabel prosentase lemak
berdasarkan usia dan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 1. Norma Prosentase Lemak Tubuh Pria
Wanita Usia
Prosentase Lemak Tubuh
Prosentase Lemak Tubuh
s.d – 30 tahun
9 – 15 14 – 21
30 – 50 tahun
11 – 17 15 – 23
50 – 70 tahun
12 – 19 16 – 26
Sumber: Depdikbud: 1994: 15
2 Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Keterampilan
commit to user Kesusksesan atau berprestasi yang tinggi dalam olahraga diperlukan lebih
dari sekedar suatu tingkat optimal kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan, tetapi perlu dukungan dari kesegaran jasmani yang berhubungan
dengan keterampilan. Kesegaran jasmani yang berhubungan keterampilan ini sangat bergantung keadaan dan berfungsinya kondisi fisik. Kesegaran ini
merupakan gabungan dari berbagai faktor kondisi fisik seperti, kecepatan, daya ledak power, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kecepatan reaksi. Unsur-
unsur kesegaran jasmnai yang berhubungan dengan keterampilan diuraikan sebagai berikut:
a Kecepatan
Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seseorang olahragawan untuk bereaksi secara cepat bila diransang dan untuk menampilkan
atau melakukan gerakan secepat mungkin. Berkaitan dengan kecepatan Andi Suhendro 1999: 4.20 menyatakan, “Kecepatan adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Jadi, kecepatan
adalah kemampuan
seseorang untuk
mengerjakan gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat- singkatnya.
Kecepatan dapat pula didefinisikan sebagai laju gerak yang berlaku untuk tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian tubuh. Seseorang yang memiliki
kecepatan maka tingkat mobilitas dalam kerjanya akan lebih baik. Bagi anak usia sekolah kecepatan yang dimiliki juga memegang peranan penting untuk
melakukan aktivitas belajar, bermain baik di sekolah maupun dirumah. Anak pada dasarnya adalah individu yang cukup dinamis. Untuk mempertahankan tingkat
mobilitasnya, anak memerlukan kecepatan gerak yang baik.
b Power
Power disebut juga kekuatan eksplosif yaitu menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran
kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat mungkin. Power
commit to user merupakan perpaduan dari dua unsur utama yaitu kekuatan dan kecepatan.
Kualitas power akan tercermin dari unsur kekuatan dan kecepatan yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam waktu yang singkat. KONI 1993: 26
menjelaskan, “Power adalah kemampuan otot untuk menggerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Menurut Imam Hidayat 2003: 280
bahwa, “Daya ledak.power ialah besarnya kekuatan yang dikerahkan dengan kecepatan”.
c Keseimbangan
Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular dalam kondisi statis atau mengontrol sistem neuromuscular
tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi bergerak. Berkaitan dengan keseimbangan Suharno HP. 1993: 66 menyatakan, “Keseimbangan
adalah kemampuan atlet untuk mempertahankan keseimbangan badan berbagai keadaan tetap seimbang”. Menurut M. Sajoto 1995: 9 bahwa, “Keseimbangan
balance merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot”.
Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ- organ syaraf otot selama melakukan gerakan-gerakan cepat, baik dalam keadaan
statis maupun dinamis. Keseimbangan juga dapat diartikan kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan.
Keseimbangan yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indra penglihatan, kanalis, semi sirkularis pada telinga dan receptor
otot.
d Kelincahan
Kelincahan merupakan komponen yang sangat penting dalam penampilan seseorang. Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di arena
tertentu. Menurut Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. 1999: 6 bahwa, Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang
dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya. Seseorang yang memiliki kemampuan merubah arah dari satu posisi tertentu ke posisi yang berbeda dengan
kecepatan tinggi dan dengan koordinasi yang baik, berarti memiliki kelincahan
commit to user yang cukup tinggi. Kelincahan tidak hanya diperlukan dalam olahraga tetapi juga
situasi kerja dan kegiatan rekreasi.
e Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Karakteristik koordinasi sangat unik. Koordinasi memainkan peranan
yang khusus terhadap mobilitas fisik. Koordinasi bukan merupakan kemampuan fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari dan saling berinteraksi dengan kualitas-
kualitas fisik yang lain. Bompa dalam Harsono 1988: 219 menyatakan “Koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan
fleksibilitas. Menurut M. Sajoto 1995: 9 bahwa, “Kordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam
pola gerakan tunggal secara efektif”. Koordinasi merupakan kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-
macam gerakan tunggal secara efektif. Koordinasi menyatakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan
koordinasi merupakan unsur dasar yang baik dalam menyelesaikan tugas dalam kehidupan sehari-hari.
e Waktu Reaksi
Waktu reaksi adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi rangsangan yang diterima oleh indera. Semua informasi yang diterima indera baik
dari dalam atau dari luar disebut rangsang. Indera akan mengubah informasi tersebut menjadi impuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak. Berkaitan
dengan waktu reaksi Ismaryati 2006: 72 menyatakan, “Waktu reaksi adalah periode antara diterimanya rangsang stimuli dengan permulaan munculnya
jawaban respon”. Sedangkan Mulyono B. 2009: 57 berpendapat, “Waktu reaksi adalah lamanya waktu antara perangsangan dan respon”. Secara umum, waktu
reaksi dikenal sebagai latensi respons respone latency yaitu waktu yang berlalu diantara pemberian stimulus dan munculnya respon. Dengan kata lain, waktu
reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk suatu respon yang tampak overt
commit to user untuk memulainya. Waktu reaksi menggambarkan kecepatan seseorang untuk
dapat merasa dan memberi respon terhadap lingkungan, yaitu waktu reaksi yang pendek dapat disamakan dengan suatu kecepatan reaksi yang tinggi.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Video yang berhubungan