Berikut yang merupakan Contoh penggunaan kata penghubung antarkalimat dengan benar adalah

Jakarta -

Konjungsi atau disebut juga sebagai kata penghubung adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata, frasa, kalimat, maupun paragraf.


Sebagai kata penghubung, konjungsi memiliki ciri khusus yakni tidak terdapat di akhir kalimat dan tidak selalu diikuti nomina [kata benda].


Pengertian Konjungsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] konjungsi diartikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.


Sementara menurut buku "Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia" karya Moeliono, dkk., konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.


Macam-Macam Konjungsi

Secara umum, macam-macam konjungsi yang biasa dikenal ialah konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi temporal, dan konjungsi antarkalimat.


Namun, dikutip dari beberapa buku, konjungsi dibedakan macamnya sesuai dengan perilaku sintaksis, ciri khusus, dan fungsinya.


Dalam bukunya Moeliono, dkk., konjungsi dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, dan dibagi menjadi empat macam, di antaranya:


1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya atau memiliki status sintaksis yang sama, contohnya adalah dan, atau, dan tetapi.


Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain karena fungsinya tak hanya menghubungkan klausa, namun konjungsi ini juga dapat menghubungkan kata.


2. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.


Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase atau klausa yang dihubungkan, contohnya adalah baik...maupun..., tidak hanya..., tetapi juga..., demikian...sehingga..., entah...entah..., dan jangankan...,...pun....


3. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat dari induknya.


4. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat itu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Posisinya selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.


Contohnya konjungsi antarkalimat adalah biarpun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahkan, tetapi, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, dan sebelum itu.


Kemudian berdasarkan buku "Tata Bahasa Indonesia: Penggolongan Kata" karya Ramlan M, konjungsi sebagai bagian dari partikel mempunyai ciri yaitu tidak terdapat pada akhir kalimat dan tidak selalu diikuti nominal, dibedakan atas:


1. Konjungsi Setara, contohnya dan, tetapi, seperti, kaya, saja, melulu, tanpa, ialah, adalah.


2. Konjungsi Tak Setara, contohnya sambil, seraya, demi, sehingga, sejak, sebab, karena.


3. Konjungsi Korelatif, contohnya kian...kian..., makin...makin...


Sementara dikutip dari buku "Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia" karya Gorys Keraf, konjungsi dibedakan berdasarkan fungsi khususnya. Di antaranya:


- Konjungsi aditif atau adjungtif: dan, lagi, lagipula, dan serta.


- Konjungsi disjungtif: baik..., atau, entah


- Konjungsi temporal [waktu]: lalu, selanjutnya, apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selam, semnjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.


- Konjungsi pertentangan: tetapi, melainkan, sebaliknya, dan namun.


- Konjungsi pembenaran [konsesif]: meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.


- Konjungsi pembatasan: kecuali, selain, asal, dan asalkan


- Konjungsi sebab [kausal]: sebab dan karena.


- Konjungsi akibat [konsekutif]: sehingga, sampai, dan akibatnya.


- Konjungsi perbandingan: sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, dan seakan-akan.


- Konjungsi tujuan [final]: supaya, guna, dan agar.


- Konjungsi syarat [kondisional]: jika, jikalau, dan kalau.


- Konjungsi korelatif: semakin...semakin..., bertambah...bertambah..., tidak hanya...tetapi juga..., sedemikian rupa...,kian...kian, sehingga..., baik..., maupun.


- Konjungsi penegas atau intensifikasi: yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.


- Konjungsi penjelas: bahwa


- Konjungsi situasi: sedang, sedangkan, sambil, dan padahal.


- Konjungsi pengantar kalimat: maka, adapun, akan, bahwasanya, sebermula.


Itulah pengertian dan macam-macam konjungsi yang dibedakan menurut beberapa ahli.

Simak Video "Apple Bakal Bikin Siri Berbahasa Indonesia "



[lus/lus]

Oleh: Elly Delfia, Dosen Linguistik Sastra Indonesia Universitas Andalas

Kata penghubung merupakan salah satu bagian kecil yang penting dalam dunia tulis-menulis. Keberadaannya tidak bisa diabaikan dan dianggap remeh. Jika keliru menggunakannya, kalimat bisa salah tafsir atau salah maksud. Mari kita lihat apa kata penghubung dan bagaimana tata cara penulisannya dalam kalimat.

Kata penghubung atau kata sambung atau konjungsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [2008:724] didefinisikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Kridalaksana [2008:131] mendefinisikan konjungsi sebagai partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf. Kata penghubung atau konjungsi terbagi dua, yaitu 1] Konjungsi antarkalimat dalam paragraf dan teks atau konjungsi intratekstual, 2] Konjungsi intrakalimat atau konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan antarklausa dan frasa dalam kalimat.

Kridalaksana [2008:131] mendefinisikan konjungsi antarkalimat atau konjungsi intratekstual sebagai konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain atau satu paragraf dengan paragraf lain, contohnya Jadi, Selanjutnya, Namun, Namun demikian, Apalagi, Oleh sebab itu, Sehubungan dengan itu, Dengan demikian, Akan tetapi, dan lain-lain, sedangkan konjungsi intrakalimat atau konjungsi dalam kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa dalam kalimat, contohnya sedangkan, tetapi, melainkan, agar, dan, sehingga, maka, supaya, ketika, saat, jika, dalam, karena, dan lain-lain.

Kata kunci untuk membedakan kata hubung antarkalimat dan intrakalimat adalah kata antar dan intra. Kata antar untuk menandakan luar kalimat dan intra untuk menandakan dalam kalimat. Lalu, bagaimana menuliskan kedua kata penghubung tersebut dalam kalimat?

Pertama, kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung ini ditulis pada bagian awal kalimat dan diawali dengan huruf kapital serta diberi tanda koma sebelum klausa atau sebelum bagian kalimat di belakangnya.

Contoh 1:

Para penyair menulis banyak puisi. Puisi-puisi tersebut menyentuh dan menggugah hati. Namun demikian, penghargaan yang mereka terima terkait dengan karya-karya mereka masih kurang. Sehubungan dengan itu, pemerintah memberikan penghargaan dengan menggelar berbagai acara seni untuk mewadahi kreativitas para penyair.

Contoh 2:

Ia seharusnya tidak melakukan korupsi. Apalagi, ia seorang kepala daerah yang memahami peraturan perundang-undangan. Oleh sebab itu, perbuatannya tidak dapat diterima dan patut diganjar dengan hukuman berat.

Kata penghubung Namun demikian, Sehubungan dengan itu, Apalagi, dan Oleh sebab itu, pada contoh 1 dan 2 di atas merupakan kata penghubung antarkalimat dalam paragraf.

Selanjutnya, kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung ini ditulis dengan tiga cara, yaitu: 1] Tidak menggunakan tanda koma di depan atau di belakang jika kata penghubung tersebut digunakan untuk menghubungkan dua klausa dalam kalimat majemuk, 2] Menggunakan tanda koma jika digunakan sebagai pemisah keterangan anak kalimat yang mendahului induk dalam kalimat majemuk bertingkat, 3] Menggunakan tanda koma di depannya jika kata penghubung tersebut digunakan untuk menghubungkan dua klausa dalam kalimat majemuk setara, khususnya untuk setara bertentangan dan setara penegas, contoh kata penghubungnya tetapi, sedangkan, melainkan, dan bahkan.

Contoh tata cara penulisan kata penghubung intrakalimat untuk nomor 1:

  1. Saya pergi memancing dan adik saya pergi berenang.
  2. Andi buta warna sehingga tidak dapat membedakan warna-warna yang ada di sekitarnya.
  3. Semua orang harus menjaga kesehatan agar terhindar dari korona.
  4. Mereka akan mendapat sanksi dari atasan jika datang terlambat.
  5. Demonstrasi jadi ricuh ketika massa dibubarkan oleh polisi.

Contoh tata cara penulisan kata penghubung intrakalimat kalimat untuk nomor 2:

  1. Agar terhindar dari korona, semua orang harus menjaga kesehatan.
  2. Ketika massa dibubarkan oleh polisi, demonstrasi jadi ricuh.
  3. Jika datang terlambat, mereka akan mendapat sanksi dari atasan.
  4. Karena hari sangat panas, bunga-bunga menjadi layu.
  5. Supaya terlihat indah, ibu menghiasi ruang tamu dengan berbagai macam pajangan.

Namun, ada pengecualian untuk kata penghubung maka dan sehingga. Kedua kata penghubung tersebut tidak bisa digunakan di awal kalimat sebagai penanda keterangan anak kalimat yang mendahului induk dalam kalimat majemuk bertingkat.

Contoh tata cara penulisan kata penghubung intrakalimat kalimat untuk nomor 3:

  1. Adik saya memiliki postur tubuh yang tinggi, sedangkan saya memiliki postur tubuh yang rendah.
  2. Lala akan mandi, tetapi sabun mandi habis.
  3. Dia bukan sakit, melainkan [dia] hanya kelelahan.
  4. Hujan sangat lebat, bahkan petir juga menyambar-nyambar.

Demikian penjelasan tentang kata penghubung antarkalimat dan intrakalimat serta tata cara penulisan kedua kata penghubung itu dalam dunia tulis-menulis. Semoga bermanfaat dan mencerahkan.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề