Campuran antara serbuk besi dengan belerang dapat dipisahkan berdasarkan prinsip

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

32 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack



  1. Teknik Pemisahan Campuran

Di sekitar kita banyak terdapat contoh-contoh campuran. Campuran-campuran ini ada yang terbentuk secara alami, tetapi ada juga yang terbentuk karena sengaja dibuat manusia. Campuran yang ditemukan secara alami diantaranya air laut, udara, air sungai, dan tanah. Sementara contoh campuran yang sengaja dibuat diantaranya logam kuningan, monel, stainless steel, adonan semen, es campur, dan aneka macam sayur.

Campuran yaitu zat yang mengandung dua unsur atau lebih dan masih mempunyai sifat zat asalnya, serta dapat dipisahkan menjadi unsur-unsur penyusunnya secara fisika. Molekul-molekul penyusun dapat berupa unsur maupun senyawa. Molekul-molekul dalam campuran tidak terikat secara kimia, tetapi hanya terampur begitu saja tanpa melalui reaksi kimia. Moleku-molekul dalam suatu tidak memikili komposisi tetap. Udara umumnya memiliki komposisi 78% nitrogen, 21% oksigen, 1% gas-gas lain. Namun kadar oksigen di daerah dataran rendah lebih tinggi daripada daerah pegunungan. Kuningan tersusun atas tembaga [40%] dan seng [60%].

Campuran dapat berupa zat padat, cair, atau gas. Campuran zat padat misalnya kuningan, campuran zat cair misal anggur, terdiri atas gula, air, dan alcohol. Campuran zat gas misal udara.

Campuran dibedakan menjadi dua, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen yaitu campuran yang tidak dapat dibedakan lagi komponen-komponen penyusunnya. Campuran homogen disebut juga larutan, contoh larutan gula. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, namun keduanya tidak dapat dibedakan karena sudah bercampur secara homogen. Campuran heterogen yaitu campuran yang masih dapat dibedakan komponen-komponen penyusunnya. Contoh campuran pasir dan kerikil. Pemisahan campuran dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu campuran padat dan campuran cair.

1.      Campuran Padat

Campuran padat merupakan campuran dari materi-materi yang berwujud padat. Pemisahan campuran padat dapat dilakukan berdasarkan 2 hal, yaitu menyublim dan perbedaan kelarutan.

a.      Pemisahan Campuran yang Mudah Menyublim

Menyublim adalah perubahan zat dari wujud padat ke wujud gas atau sebaliknya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pemisahan campuran padat misalnya kapur barus kotor dengan car sublimasi sebagai berikut.

1]      Kamper kotor dimasukkan ke dalam gelas kimia.

2]      Gelas kimia ditutup dengan gelas arloji yang telah diisi dengan butiran es.

3]      Gelas kimia dipanaskan dengan api.

4]      Kamper akan menyublim [padat ke gas].

5]      Setelah uap mendekat dasar kaca arloji akan menyublim [gas ke padat].

6]      Kamper murni menempel pada dasar kaca arloji dan kotoran tetap tertinggal di gelas kimia.

b.      Pemisahan Campuran Padat

Cara ini dilakukan untuk memisahkan campuran padat dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan salah satu komponen campuran. Caranya dengan memasukkan campuran ke dalam pelaurt yang dapat melarutkan salah satu komponen kemudian diaduk. Contohnya sebagai berikut.

1]      Pemisahan Emas dari Bijih Emas

Untuk mendapatkan emas dari bijih emas atau tanah yang mengandung bijih emas, maka bijih emas/campuran tanah yang mengandung bijih emas dicampurkan dengan raksa [Hg] lalu diaduk. Emas yang dikehendaki akan larut dalam raksa emas murninya, kemudian dipisahkan dengan cara distilasi [cara ini akan dipelajari juga dalam bab ini].

2]      Pemisahan Besi dari Belerang

Campuan besi dengan belerang dapat juga dipisahkan dengan pelarut karbon belerang, caranya campuran besi belerang dimasukkan ke dalam pelarut kemudian diaduk. Dalam pelarut ini belerangnya akan larut dan terpisah dari besi. Selanjutnya, campuran ini disaring untuk mendapatkan besi.

Campuran besi dengan belerang dapat juga dipisahkan dengan sebuah magnet. Caranya, magnet didekatkan/ditaruh di atas campuran besi belerang. Dengan perlakuan seperti ini menyebabkan serbuk besi akan menempel pada magnet, karena besi terpengaruh oleh medn magnet. Sementara itu serbuk belerang tetap tertinggal dalam wadah karena tidak terpengaruh medan magnet.

2.      Campuran Cair

Campuran cair terbentuk dari zat terlarut [dapat berupa zat padat atau cair] dalam pelaurt cair. campuran seperti ini dikenal dengan nama larutan. Oleh karena proses pembentukan senyawa merupakan proses fisis, maka partikel-partikel zat pembentuk campuran mudah dipisahkan kembali secara fisis. Pemisahan ini berdasarkan pada perbedaan sifat fisis dari partikel-partikel pembentuk campuran. Pemisahan ini meliputi berbagai cara sebagai berikut.

a.      Penyaringan atau Filtrasi

Pemisahan campuran dengan penyaringan didasarkan

pada perbedaan ukuran partikel zat-zat penyusun campuran yaitu campuran zat padat dengan zat cair. partikel yang mempunyai ukuran lebih kecil akan lolos saringan sedangkan partikl yang lebih besar akan tertinggal pada saringan. Cara pemisahan dengan cara penyaringan ini dapat dilakukan untuk memisahkan padatan yang mempunyai ukuran berbeda dan untuk memisahkan padatan dan cairan.

Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat yang akan dipisahkan. Saringan untuk memisahkan pasir dengan kerikil akan berbeda dengan saringan untuk memisahkan santan dengan ampasnya. Di laboratorium, untuk memisahkan padatan dan cairan digunakan kertas saring. Yaitu bahan berpori yang dapat dilewati partikel-partikel kecil dan menahan partikel yang lebih besar. Zat padat yang tertahan oleh kertas saring disebut residu dan zat cair yang lolos dari kertas saring disebut filtrat. Adapun bagan penyaringan sederhana, seperti gambar di samping.

b.      Dekantasi

Proses pemisahan campuran secara dekantasi prinsip

kerjanya mirip dengan cara penyaringan. Cara ini juga digunakan untuk memisahkan campuran zat padat dengan cair, namun pada campuran ini zat padatnya tidak larut dalam zat cair. contohnya campuran pasir dalam air.

Pemisahan campuran dilakukan secara perlahan-lahan melalui batang pengaduk tanpa menggunakan kertas saring. Dalam pemisahan ini pasir yang tidak larut dalam air akan tertinggal di gelas. Perhatikan gambar di samping.

c.       Kristalisasi

Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk

memisahkan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal, setelah didiamkan beberapa saat hingga doperoleh larutan jenuhnya.

Cara kristalisasi alami banyak dilakukan oleh petani garam di daerah pantai. Petani garam memperoleh garam dengan jalan menguapkan air laut. Air laut dialirkan ke tambak-tambak dan dibiarkan menguap oleh sinar matahari. Air yang terkandung dalam air laut tersebut akan menguap, sehingga air laut akan semakin pekat dan setelah lewat jenuh akan membentuk kristal garam. Selain untuk pembuatan garam, proses kristalisasi juga digunakan untuk proses pembuatan gula pasir dari cairan tebu. Caranya dengan mendidihkan cairan tebu sampai terbentuk larutan jernihnya. Selanjutnya, larutan tersebut didiamkan sehingga gulanya mengkristal. Contoh proses kristalisasi seperti gambar di samping.

Pada umumnya garam dapur yang diperoleh dari cara penguapan alami masih bercampur dengan berbagai zat pengotor, sehingga garam dapat dikatakan belum bersih. Salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh garam yang bersih dengan cara mengkristalkan kembali garam kotor yang diperoleh [kristalisasi]. Caranya garam kotor itu dialrutkan kembali dalam air. Selanjutnya larutan disaring, filtratnya diuapkan sehingga diperoleh kristal yang lebih bersih dan lebih putih.

d.      Penyulingan [Distilasi]

Pemisahan campuran dengan distilasi didasarkan pada perbedaan titik didih, cara ini dapat digunakan untuk memisahkan dua cairan yang mempunya titik didih berbeda. Artinya, bahwa salah satu komponen mendidih kemudian menguap, sedangkan komponen lain belum menguap.

Pemisahan dengan cara distilasi juga dapat digunakan untuk memperoleh air murni dari air yang sudah terkotori zat padat yang larut di dalamnya. Campuran antara air dan garam dapur dapat dipisahkan dengan cara distilasi. Garam akan tertinggal dalam labu dan air akan keluar melalui pendingin.

Contoh lain pemisahan campuran dengan proses distilasi sebagai berikut.

1]      Memisahkan bensin dari air

2]      Memisahkan alkohol dari air

3]      Pembuatan minyak kayu putih

4]      Penyulingan air teh

Cara melakukan penyulingan [misalnya alkohol] dengan memanaskan larutan sampai suhu 70ºC. Disini alkohol akan akan menguap lebih dahulu. Uap alkohol diembunkan dalam pendingin dan hasil penyulingan ditampung. Perhatikan di samping!

e.       Kromatografi

Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan secara kromatografi dapat kita temui pada rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jaarak tertentu. Tinta hitam merupakan campuran beberapa warna. Kita dapat memisahkan campuran warna tersebut dengan cara kromatografi. Pemisahan warna tinta dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1]      Tinta diteteskan pada ujung kertas kromatografi [1,5 cm dari ujung kertas]

2]      Tinta dibiarkan hingga mongering

3]      Ujung kertas dimasukkan dalam air sedalam 1 cm dengan posisi tegak

4]      Tunggu hingga air merambat naik

5]      Noda tinta akan terbawa air yang merembes naik pada kertas saring. Kecepatan perembesan zat-zat tinta berbeda, sehingga zat-zat penyusun campuran [zat-zat warna] makin lama akan terpisah.

Pemisahan campuran dengan cara kromatografi dapat dilihat pada gambar berikut!

Cara pemisahan seperti di atas dinamakan kromatografi, yaitu suatu campuran yang ditotolksn bergerak ke atassepanjang kertas saring sesuai gerakan air. Kertas ini disebut sebagai fase diam [fase stasioner] dan pelarutnya [air] disebut sebagai fase gerak. Pada masa kini, pemisahan secara kromatografi merupakan cara pemecahan yang umum digunakan dalam bidang kimia. Pada tahun 1955, Martin dan Synge mendapat hadiah nobel dalam bidang kimia karena jasa mereka mengembangkan alat kromatografi dalam analisis senyawa alam.

Selain mengunakan cara-cara tersebut diatas, campuran masih dapat dipisahkan dengn menggunakan alat yang digunakan corong pisah. Corong pisah digunakan untuk memisahkan campuran heterogen antara zat cair dengan zat cair yang berbeda massa jenisnya seperti air dengan minyak. Cara memisahkan campuran sebagai berikut.

Campuran dimasukkan ke dalam corong pisah, yang sebelumnya telah dirapatkan klemnya. Campuran dalam corong pisah ini kemudian dikocok dengan kuat, sehingga diperoleh dua campuran yang terpisah sempurna. Dengan posisi klem pada corong pisah berada di bawah, maka cairan dengan masa lebih kecil akan berada di atas.

Selanjutnya corong pisah dipasang pada statif yanfg diberi klem. Taruh erlenmeyer atau gelas kimia di bawah corong. Dengan membuka klem pada corong pisah maka cairan yang berada di bagian bawah akan mengalir dan terpisah dari cairan bagian atas. Tampung cairan yang keluar dalam erlenmeyer, dan segera tutup klem setelah cairan bagian bawah habis.

Cara-cara pemisahan campuran seperti telah dikemukakan di atas, dikembangkan, lalu digunakan untuk memurnikan hasil industri sehingga diperoleh hasil yang mutunya lebih baik

Page 2

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề