Dasar dari lempar lembing yang dilakukan di sd adalah

Negeri 19 Tanjung Tengang Kabupaten Melawi masih tergolong rendah, karena dari hasil tes awal [pre-Implementasi] yang telah dilakukan, tidak ada siswa yang mendapat nilai A, bahkan hanya 1 siswa yang mendapat nilai B, berarti hanya 3,33% dari jumlah siswa yang memiliki hasil belajar lempar lembing dengan kategori baik, sedangkan 30 siswa atau sebesar 96,67% siswa memiliki hasil belajar lempar lembing dengan kategori cukup bahkan kurang. Ada beberapa hal yang menyebabkan hasil belajar lempar lembing siswa dalam lempar lembing tergolong rendah. Faktor pertama yaitu, guru menyampaikan pembelajaran yang selalu monoton dengana metode ceramah [tanpa mensimulasikan gerakan] dan pemberian tugas [siswa bermain sendiri], yang kedua yaitu kurangnya siswa dalam penguasaan teori dan teknik pada lempar lembing sehingga mereka sulit untuk mempraktekkannya, yang ketiga karena siswa kurang aktif melakukan pembelajaran sendiri. Dengan adanya faktor tersebut maka peneliti mencoba untuk memberikan kemampuan pada siswa yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran sebagai solusinya maka diperlukan sebuah metode pembelajaran yang mengubah semangat belajar siswa, melibatkan siswa secara aktif yang pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa yaitu menggunakan pendekatan permainan lempar ketepatan. Baca lebih lajut

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di SMP Swasta PAB 13 Kwala Begumit Kabupaten Langkat dimana siswa pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam materi lempar lembing, khususnya pada saat siswa melakukan apa yang telah dijelaskan oleh gurunya masih banyak di temukan siswa yang mengalami kesulitan pada teknik dasar lempar lembing, hal itu terbukti banyak siswa yang belum memahami cara memegang lembing yang benar, dengan teknik memegang lembing, teknik gerak awalan, teknik gerakan tangan saat melempar/mengayun dan teknik gerak ikutan. Baca lebih lajut

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini, seperti berjalan, lari, lompat dan lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua cabang olahraga memerlukan kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan sejarah mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga. Cabang olahraga atletik mengandung nilai-nilai edukatif yang memegang peranan penting dalam mengembangkan kondisi fisik serta dapat mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerjasama, sportif dan berani. Sehingga untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pembelajaran atletik adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan dari SD sampai SMA. Baca lebih lajut

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan adalah salah satu mata pelajaran yang harus ada pada sekolah formal dari tingkat Taman Kanak-kanak [TK], Sekolah Dasar [SD], Sekolah Menengah Per- tama [SMP] sampai Sekolah Menengah Atas [SMA]. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa peran pen- didik tidak hanya sebagai pengajar tetapi sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar, karena pada dasarnya seorang pendidik dituntut untuk bisa menyalurkan kemampuan dan keterampilan yang di- miliki secara profesional. Sehingga banyak cara dan trik yang dapat dilakukan seorang pendidik demi ter- capainya proses belajar yang menyenangkan. Baca lebih lajut

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah, kekurangan dana untuk menyelenggarakan program yang akan menghasilkan perubahan bermakna, hasil belajar yang diharapkan. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap proses pembelajaran penjasorkes, karena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru Penjasorkes selaku pelaksana khususnya dalam pengembangan model pembelajaran. Dampak dari itu secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan ketrampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga kedepan. Baca lebih lajut

Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru penjasorkes. Pada dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan dari physical education yang digunakan di Amerika. Sedangkan makna dari penjasorkesnsendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang.Jadi arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusn secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Baca lebih lajut

Metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan yang mengacu dari Borg & Gall memiliki tahapan sebagai berikut: [1] Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan yang didapat dari hasil pengumpulan informasi, termasuk observasi sarana dan prasarana dan kajian pustaka, [2] Mengembangkan bentuk produk awal [berupa produk lempar lembing], [3] Uji validitas ahli yaitu menggunakan satu ahli penjas dan dua ahli pembelajaran penjasorkes sekolah menengah petama, serta uji coba skala kecil, dengan menggunakan kuesioner yang kemudian dianalisa, [4] revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil evaluasi ahli dan uji coba skala kecil [10 Siswa]. Revisi ini digunakan perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti, [5] uji coba lapangan [65 siswa]. [6] revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan uji coba lapangan, [7] hasil akhir modifikasi alat lempar lembing pada siswa kelas VIII SMP yang dihasikjan melalui revisi uji coba lapangan. Baca lebih lajut

Lempar lembing adalah salah satu nomor lempar dalam atletik. dimana Lempar lembing sebagai nomor perorangan untuk putra dan putri. Dapat dikemukakan bahwa lempar lembing adalah suatu bentuk gerakan melempar dengan menggunakan lembing yang terbuat dari metal, dibagian tengah lembing terdapat lilitan tali yang berpungsi untuk pegangan lembing, berbentuk panjang dan bulat yang pada ujungnya dipasang mata lembing yang runcing. Baca lebih lajut

Untuk menghindari penafsiran yang salah perlu di tentukan pembatasan masalah untuk memperjelas sasaran yang akan di capai penelitian ini di batasi pada masalah. Dalam hal ini penulis hanya membahas hal yang pokok saja guna mempertegas sasaran yang akan dicapai yaitu : “ hanya membahas pembelajaran yang dimodifikasi yaitu bola kasti dan cara memegang finlandia pada siswa kelas VIII MTS Nurul Hikmah Afdiling III Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun Tahun Ajaran 2011/2012 ? Baca lebih lajut

Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah- sekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah lanjutan telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah lanjutan pada umumnya kurang memadai. Guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, kurang berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan kemampuan dan ketrampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Benar bahwa mengingat kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah menengah pertama kurang kreatif dalam memberikan model pembelajaran. Kebanyakan guru penjas hanya menekenkan hasil akhir tanpa memperhatikan proses pembelajaran.hal ini akan berdampak buruk bagi siswa karena kurangnya pengetahuan yang di berikan oleh guru dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan jasmani tidak akan tercapai, hal tersebut akan merusak citra guru penjas dimata siswa. Baca lebih lajut

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMP Karya Serdang Lubuk Pakam pada tanggal 28 September 2013. Pada saat pelajaran penjas yaitu mengenai lempar lembing, terlebih dahulu guru menjelaskan materi dan mendemonstrasikan pembelajaran tersebut, namun dalam hal pratiknya siswa mengalami kesulitan pada teknik dasar lempar lembing, hal itu terbukti banyak siswa yang belum memahami cara memegang lembing yang benar, posisi badan pada awalan, posisi tangan saat melempar, dan posisi kaki pada gerak akhir yang tepat. Informasi yang diperoleh dari tes awal yang dilakukan oleh peneliti didapat siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sejumlah 11 orang siswa, siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 27 siswa. Sehingga hanya 26,31% yang diatas KKM sedangkan siswa 73,68% yang dibawah KKM. Adapun nilai Kriteria Ketuntasan Minimal[KKM] yang ditentukan sekolah tersebut adalah 75.Namun nilai itu belum memenuhi Kriteri Ketuntasan Minimal secara klasikal yang ditetapkan sekolah yaitu sekitar 80% dari keseluruhan siswa. Baca lebih lajut

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes dan observasi. Instrumen yang digunakan berupa tes ketrampilan lempar lembing gaya cross step. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi data. Lembar observer dari peneliti, guru penjas, dan peer reviewer. Teknik analisis data yang digunakan dalam pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas ini adalah deskriptif dengan menggunakan prosentase. Baca lebih lajut

Gambar 6 menunjukkan bahwa program yang sudah dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan siswa sekolah dasar dalam memahami tentang penggunaan obat yang baik dan benar serta tentang pengenalan terhadap profesi apoteker. Hasil pada Gambar 6 menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai pada posttest. Dari 20 soal yang diberikan hasil awal yang didapat 14,57 dan hasil berikutnya menjadi sebesar 16,77. Baca lebih lajut

signifikan, dimana akumulasi skor pretest adalah 2071 dan akumulasi skor posttest adalah 3022 dengan peningkatan skor keseluruhan adalah 951 dari skor pretest.Selanjutnya data hasil uji normalitas menyebutkan bahwa data berdistribusi normal karena nilai Sig pada saat pretest sebesar 0,655 dan pada saat posttest 0,489 > 0,05.Hasil perhitungan Paired Sample t-Testadalah t hitung sebesar -22,173], dan sig [2-tailed] [0.000 < 0,05], sehingga Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri anak sebelum dan sesudah dilakukan treatment dengan kegiatan seni tari kreasi. Hal tersebut ditunjukkan dari kepercayaan diri anak yang semakin berkembang saat diminta maju ke depan kelas untuk menari.[Alvian, 2017]. Baca lebih lajut

Olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang terpenting dalam pelaksanaan olimpiade modern. Cabang olahraga atletik merupakan salah satu unsur penting dari olahraga, karena atletik memiliki bentuk kegiatan yang beragam, maka atletik dapat digunakan sebagai alat pembinaan bagi setiap cabang olahraga, karena luasnya lingkup ketangkasan [skills] dan mutu yang dituntut dalam cabang atletik, maka atletik merupakan olahraga dasar yang paling baik, sebagai tambahan peranan olahraga atletik sangat menentukan dalam upaya pengembangan kondisi jasmani, dan sering kali menyediakan landasan dasar bagi usaha-usaha peningkatan prestasi. Baca lebih lajut

Dengan demikian murid menjadi bertanya-tanya agar mereka menjadi lebih mudah mengerti dan memahami suatu pelajaran. Guru juga bisa membuat fokus group dan memulai diskusi secara bergantian dengan kelompok. Hal ini tentu akan memicu murid untuk lebih aktif dan berpikir kritis dalam memahami suatu topik lainnya yang dapat memudahkan siswa dalam mengingat informasi. Baca lebih lajut

Atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga [mother of sport], gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga. Hal ini sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87 yaitu pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan menengah atas. Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor : jalan, lari, lompat dan lempar. Pembagian kelompok tersebut bila mengacu pada nomor-nomor yang dikeluarkan oleh induk organisasi atletik adalah sebagai berikut: Nomor jalan meliputi jalan 5 km, 10 km, 20 km dan 50 km; Nomor lari dibagi lagi kedalam lari lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, marathon; lari estafet, lari gawang, halang rintang. Nomor lompat meliputi lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, lompat tinggi galah. Nomor lempar terdiri dari tolak peluru, lempar cakram, lempar lembing dan lontar martil. Atletik yang termasuk didalamnya lari, jalan, lompat dan lempar merupakan standar kompetensi penjas yang ada di Sekolah Menengah Pertama [SMP], kompetensi dasar atletik salah satu diantaranya pembelajaran dalam nomor lempar yaitu lempar cakram, tolak peluru, lontar martil dan lempar lembing. Baca lebih lajut

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan RidhoNYa sehingga Skripsi yang berjudul “ Upaya Peningkatan Pembelajaran Gerak Dasar Lempar Turbo Dengan Metode Bermain Lempar Shuttle Cock Pada Siswa Kleas IV SD Negeri I Pripih Kokap Kulon Progo”dapat diselesaikan tanpa hambatan yang berarti sampai tersusunnya laporan ini. Laporan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi mata kuliah tugas akhir skripsi yang merupakan mata kuliah wajib lulus bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Baca lebih lajut

Karakteristik gerak dasar lempar, pada umumnya hampir sama dengan gerakan-gerakan melempar dalam cabang olahraga lainnya. Oleh karena itu, pengembangan umum gerak dapat dilakukan: 1] Lemparan dengan satu tangan [kiri atau kanan] atau dua tangan bersamaan; 2] lemparan lewat atas kepala ke arah depan atau belakang, satu atau dua tangan; 3] melakukan gerak melempar, menolak, ayunan, gerak bandul, 4] melempar dari posisi badan berdiri, berbaring atau berlutut, 5] melempar ke arah jauh atau tinggi; 6] melempar dengan awalan lurus atau berputar; dan lain sebagainya. Dari permainan lempar lembing ini, maka dapat dilakukan sebuah modifikasi untuk meningkatkan pembelajaran siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan [penjasorkes]. Baca lebih lajut

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề