Di bawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri dan ketentuan proyeksi dimetri adalah

Proyeksi Dimetri – Proyeksi dimetri adalah tehnik dalam gambar tehnik. Hal ini mempunyai tujuan supaya semua info pada gambar tehnik bisa tersampaikan dengan detil. Oleh karena itu proyeksi dimetri sering dimanfaatkan pada proses gambar teknik.

Dalam proyeksi dimetri masih ada bermacam pengetahuan yang perlu didalami supaya proses gambar tehnik bisa berjalan baik. Bermacam hal ini ibarat pemahaman proyeksi dimetri, ciri ciri proyeksi dimetri, dan contoh proyeksi dimetri. Agar semakin jelas berkenaan proyeksi dimetri akan diulas pada artikel di bawah ini.

Pengertian Proyeksi Dimetri

Proyeksi dimetri sebagai salah satunya sisi dari proyeksi aksonometri. Proyeksi ini mempunyai ketidaksamaan dengan proyeksi isometri yang telah diulas awalnya. Tetapi secara fungsi sama untuk memberi detil info berkaitan objek gambar tiga dimensi.

Proyeksi dimetri mempunyai makna dua ukuran yang disebut peningkatan dari poyeksi isometri. Pada proyeksi ini besar pojok sumbu x dan y dengan garis horisontal dan ada perbedaan sumbu x, y, dan z. Arah dari proyeksi dimetri ialah mengubah panjang ukuran, lebar, dan tinggi supaya hasilkan kesan-kesan gambar yang lebih riil.

Dalam kata lain, proyeksi dimetri ialah proyeksi aksonometri yang mempunyai ketetapan untuk rasio pemendekan minimum dua pada sumbu x, y, dan z sedang ke-2 sudut proyeksi bisa perbedaan. Dari 3 buah sumbu minimum ada dua buah sumbu dan dua sudut berpotongan pada satu titik.

Tetapi yang wajar dipakai pada gambar tehnik ialah perbedaan di antara sumbu x, y, dan z ialah 1:1/2:1. Disamping itu sudut yang dibuat oleh sumbu x dengan garis horisontal sejumlah 7 derajat, dan sudut yang dibuat oleh sumbu y dengan garis horisontal sejumlah 40 derajat.

Baca Juga  Cara Kerja Gearbox: 4 Posisi Dan Ulasan

Ciri Ciri Proyeksi Dimetri

Untuk ketahui apa sebuah gambar memakai tehnik proyeksi dimetri karena itu harus dipahami semakin banyak berkenaan proyeksi dimetri. Agar semakin terangnya berikut sebagai ciri ciri pada proyeksi dimetri:

1. Sudut Antar Sumbu

Pada umumnya, proyeksi dimetri mempunyai beberapa sudut yang dibuat oleh garis garis sumbu. Sudut yang dibuat di antara sumbu x dengan garis horisontal ialah 7 derajat [α = 7 derajat]. Sementara untuk sudut yang dibuat di antara sumbu y dengan garis horisontal sejumlah 40 derajat [β = 40]. Dalam kata lain sudut yang dibuat di antara sumbu x dan sumbu y sejumlah 133 derajat.

Sumbu di atas sebagai proyeksi dimetri yang sering dipakai pada gambar tehnik. Walau ada bermacam ukuran sumbu yang lain dipakai pada proyeksi dimetri.

2. Ukuran Garis Sumbu

Pada proyeksi dimetri mempunyai perbedaan garis sumbu x, y, dan z ialah 1:1/2:1. Maknanya ada rasio pemendekan pada sumbu y sementara untuk sumbu lain sesuai ukuran yang ada pada objek gambar. Sebagai contoh pada objek gambar ukuran sumbu x, y, dan z ialah 2:4:6 karena itu ukuran pada gambar yakni 2:2:6.

Contoh Proyeksi Dimetri

Dalam pemakaian proyeksi dimetri ada banyak jenis. Agar semakin terangnya berkenaan proyeksi dimetri berikut sebagai beberapa misalnya.

1. Proyeksi Dimetri I

Proyeksi dimetri I sebagai proyeksi dimetri yang biasa dipakai pada gambar tehnik. Pada proyeksi dimetri satu mempunyai perbedaan garis sumbu x, y, dan z ialah 1:1/2:1. Disamping itu sudut yang dibuat di antara sumbu x dengan garis horisontal ialah 7 derajat [α = 7 derajat]. Sementara untuk sudut yang dibuat di antara sumbu y dengan garis horisontal sejumlah 40 derajat [β = 40].

Baca Juga  Komponen Sistem Penerangan : Fungsi Dan 10 Komponen

2. Proyeksi Dimetri II

Proyeksi dimetri II ialah jenis lain dari proyeksi dimetri yang dipakai pada gambar tehnik. Walau dalam pemakaianya tidak sekitar proyeksi dimetri I. Biasanya proyeksi dimetri I mempunyai sudut yang dibuat di antara sumbu x dengan garis horisontal ialah 7 derajat [α = 7 derajat] dan sudut yang dibuat di antara sumbu y dengan garis horisontal sejumlah 40 derajat [β = 40] dan perbedaan garis sumbu x, y, dan z ialah 1:1/2:1.

Tetapi pada proyeksi dimetri II ada banyak sudut α dan β dan perbedaan garis sumbu yang berbeda. Agar semakin terangnya berikut sebagai wujud atau jenis lain dari proyeksi dimetri: 1. Sudut proyeksi α=15 β=15 karena itu perbedaan sumbu x y dan z ialah 1:1:1,315 2. Sudut proyeksi α=35 β=35 karena itu perbedaan sumbu x y dan z ialah 1:1:0,8236

3. Sudut proyeksi α=40 β=10 karena itu perbedaan sumbu x y dan z ialah 0,857:1:1

Tugas Menggambar teknik 

Nama : Nova Fitrida Gultom

NIM : 561422026

Prodi : S1 Teknik Industri

Kelas : A

Mata Kuliah : Menggambar Teknik

A.Proyeksi Aksonometri

Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan sudut proyeksi dan skala pemendekan yang telah ditetapkan meliputi proyeksi isometri, dimetri dan trimetri. Gambar yang disajikan dalam proyeksi ortogonal hanya dapat dilihat dari satu pandangan saja, seperti yang dilihat pada gambar di bawah [gambar a]. jika benda tiga dimensi dimiringkan maka akan terlihat tiga muka secara bersamaan, gambar yang demikian akan menyerupai bentuk aslinya [lihat gambar b]. Gambar yang dapat dilihat tiga muka disebut gambar aksonometri. Tiga bentuk gambar aksonometri adalah isometri, dimetri dan trimetri.

Proyeksi aksonometri ada tiga bentuk, yaitu gambar isometri, dimetri dan Trimetri.

1] IsometriProyeksi isometri adalah salah satu jenis proyeksi yang secara akurat menampilkan objek dalam gambar dengan panjang sumbu yang menggambarkan ukuran objek sebenarnya. 

Ciri pada sumbunya :

- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30 derejat terhadap garis mendatar- Sudut antara sumbu yang satu dengan sumbu lainnya 120 derajat

Ciri pada ukurannya :

Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya.

2] DimetriProyeksi dimetri adalah perbaikan dan penyempurnaan dari proyeksi isometri di mana garis yang tumpang tindih menjadi tidak terlihat dalam proyeksi isometri. 

Ciri pada sumbunya :

Pada sumbu X mempunyai sudut 10 derejat, sedangkan pada sumbu Y mempunyaisudut 40 derejat.

Ciri pada ukurannya :

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1:1, dan skala pada sumbu y=1:2,sedangkan pada sumbu z = 1:1

3] TrimetriProyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut tidak sama. Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada besarnya sudut antara sumbu-sumbu [x,y,z] dan panjang garis sumbu - sumbu tersebut. -dan merupakan modifikasi lebih jauh lagi dari proyeksi Isometri. 

Ukuran panjang, lebar dan tingginya ketiganya disesuaikan. Biasanya menggunakan perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam proyeksi Trimetri terdapat masing-masing tiga macam skala dan sudut kemiringan.

B. Proyeksi Miring [Oblique]

Proyeksi miring adalah proyeksi gambar dimana garis pada proyeksi tidak tegak lurus terhadap bidang proyeksi namun membentuk sudut miring. Permukaan depan objek pada gambar ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan objek tergambar seperti sebenarnya. Apabila panjang objek pada proyeksi sama dengan panjang sebenarnya maka disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk panjang objek pada proyeksi yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring cabinet. Gambar pada proyeksi miring memiliki basis sumbu 0, 45 dan 90 derajat.

Ada banyak jenis proyeksi miring, seperti proyeksi dimetri yang dibahas sebelumnya. Akan tetapi, merupakan hal yang umum untuk menemukan proyeksi dalam gambar teknik yang rasio sumbu x y dan z sama dengan proyeksi dimetri. Rasio sumbu x, y, dan z dalam proyeksi miring adalah 1: 1/2: 1. Perbedaannya adalah sudut antara sumbu x dan garis horizontal adalah 0 derajat, dan sudut antara sumbu x dan garis horizontal adalah 45 derajat.

CIRI-CIRI PROYEKSI MIRING

Untuk mengetahui apakah suatu gambar menggunakan proyeksi miring dalam teknik gambarnya, maka perlu dipelajari lebih lanjut tentang proyeksi miring lebih jauh. Untuk lebih detailnya, berikut ciri-ciri proyeksi miring:

1. Sumbu

Dalam proyeksi miring, sumbu membentuk banyak sudut. Pada proyeksi miring, sudut yang terbentuk antara sumbu x dan garis horizontal adalah 0 derajat [a = 0 derajat]. Sedangkan sudut yang terbentuk antara sumbu y dan garis horizontal adalah 45 derajat.

2. Panjang Garis Sumbu

Pada proyeksi miring memiliki perbandingan garis sumbu x, y, dan z adalah 1:1/2:1. Artinya sama seperti proyeksi dimetri terdapat skala pemendekan pada sumbu y sementara untuk sumbu lain sesuai dengan ukuran yang terdapat pada obyek gambar. 

Sebagai contoh pada obyek gambar ukuran sumbu x, y, dan z adalah 2:6:8maka ukuran pada gambar yaitu 2:3:8. Namun untuk tipe lain terdapat variasi perbandingan garis sumbu. Hal ini disesuaikan dengan sudut yang dibentuk pada sumbu y dengan garis horisontal serta kebutuhan dari pembuat gambar teknik. 

C. Proyeksi Perspektif

Proyeksi perspektif adalah penggambaran pengubahan objek tiga dimensi menjadi objek dua dimensi, di mana setiap garis proyeksi menggambarkan lokasi yang jauh dan ukuran objek. Dalam tampilan perspektif, proyeksi diatur menurut panjang, lebar, dan kedalaman. Proyeksi perspektif ini dibuat karena kesalahan mata manusia saat memproyeksikan gambar. Gambar atau objek yang berukuran lebih besar perlu divisualisasikan ke dalam bentuk yang lebih kecil agar terlihat seperti gambar aslinya. Manfaat proyeksi perspektif adalah membuat gambar lebih mudah dipahami dan memberikan kesan tiga dimensi untuk gambar teknis. Proyeksi perspektif mengasumsikan bahwa mata atau tatapan manusia benar-benar bertemu pada titik yang sama. Misalnya, gambar yang terlihat seperti kereta bertemu di bagian ujung.

Macam-macam proyeksi perspektif Dalam gambar teknik, yaitu :

1. Perspektif Satu Titik Hilang [one point perspective]

Sistem perspektif ini digunakan untuk menggambar obyek [benda] yang terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon dan vertikal. Perspektif satu titik hilang merupakan cara menggambar perspektif yang paling mudah, karena keseluruhan objek pada bidang gambar dapat diukur dengan skala. Walaupun cara ini yang termudah, gambar perspektif satu titik hilang dapat terlihat alami namun juga sangat mudah terdistorsi. Konstruksi perspektif satu titik hilang didasari oleh kenyataan bahwa garis vertikal digambarkan secara vertikal, garis horisontal digambarkan secara horisontal, dan hanya garis-garis yang menunjukkan kedalaman perspektif yang bertemu pada satu titik hilang [kecuali garis-garis melintang yang memiliki sudut selain 0 derajad dan 90 derajad terhadap garis normal/cakrawala]. Perspektif satu titik hilang menggambarkan sebuah objek dengan satu titik pedoman yang menghubungkan dengan bidang gambar. Metode ini menggunakan hanya satu titik hilang di mana semua garis perspektif tersebut akan tertuju, serta satu titik ukur yang berperan pula sebagai titik diagonal.

2. Perspektif Dua Titik Hilang [two point perspective]

Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar [serong] terhadap mata pengamat. Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar, akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak digunakan untuk desain eksterior. Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua titik hilang yang terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis cakrawala. Perspektif dua titik hilang memberikan kesempatan untuk menggambarkan sudut terdekat atau terjauh dari sebuah objek atau ruangan. Dalam perspektif dua titik hilang, sudut ruangan atau tepi sebuah objek digambar terlebih dahulu dan dapat digunakan sebagai skala secara horisontal dan vertikal, untuk kemudian ditarik garis dari titik hilang. Seperti dalam perspektif satu titik hilang, garis cakrawala digambarkan secara horisontal dan ditentukan oleh tinggi mata pengamat. Berbeda dari garis cakrawala dan elemen-elemen yang terletak di garis cakrawala, tidak ada garis horisontal yang ditemukan pada perspektif dua titik hilang – kecuali pada objek-objek yang memiliki kemiringan 45 derajad, semua garis yang secara nyata terlihat sejajar horisontal akan terlihat miring menuju ke dua titik hilang. Hanya ada satu garis horisontal dan vertikal yang digunakan sebagai skala pengukuran, yaitu garis horisontal dan vertikal pada sudut terdekat atau terjauh dari objek tersebut [dianjurkan menggunakan garis pada sudut terjauh dari objek tersebut]. Perspektif dua titik hilang sangat sulit untuk digambar secara terukur. Bagaimanapun, perspektif dua titik hilang menampilkan gambar yang terlihat lebih alami dengan sedikit distorsi dibanding metode perspektif yang lainnya.

3. Perspektif Tiga Titik Hilang [three point perspective]

Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di bawah atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah. Perspektif ini banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba tinggi. Perspektif tiga titik hilang sangat tidak biasa untuk digunakan pada ilustrasi atau presentasi desain interior. Secara umum, perspektif tiga titik hilang terbentuk dari dua titik hilang yang terletak di garis cakrawala dan satu titik hilang tambahan yang terletak di atas atau di bawah garis cakrawala, segaris lurus secara vertikal dengan titik diagonal, sehingga bila ditarik garis berurutan dari ketiga titik hilang tersebut akan membentuk segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang memiliki sudut yang sama, yaitu 60 derajat. Perspektif 3 titik hilang Penggunaan metode tiga titik hilang dapat menyebabkan distorsi yang berlebihan karena hampir semua garis tertuju pada titik hilang-titik hilang. Ini berarti dalam menggambarkan perspektif tiga titik hilang membutuhkan kemampuan visualisasi yang sangat baik. Walaupun begitu, perspektif tiga titik hilang masih dapat diukur, yaitu dengan menggunakan titik diagonal yang berjumlah tiga buah yang terletak di antara ketiga titik hilang. Perspektif tiga titik hilang biasanya digunakan pada benda-benda arsitektural yang berukuran sangat besar, seperti gedung-gedung bertingkat. Hasil yang ditampilkan perspektif tiga titik hilang biasa disebut ‘penglihatan mata burung’ bila titik hilang berada di bawah garis cakrawala, dan ‘penglihatan mata semut’ atau ‘penglihatan mata kodok’ bila titik hilang berada di atas garis cakrawala.

D. Ilustrasi Industri

Ilustrasi sebagai seni aplikasi adalah sebuah bidang yang tidak berdiri sendiri, selalu terkait dengan industri lain yang membutuhkannya. Ketika ia mencoba untuk berdiri sendiri, ia akan masuk ke ranah seni rupa murni [fine art]. Dan seni rupa murni memiliki dunianya sendiri, dengan distribusi dan pasar yang berlangsung di dalam galeri-galeri seni. Hal ini sepertinya agak kurang disadari oleh para pelakunya sendiri. Dalam konteks ini, pada dasarnya ada dua garis besar tipe artis. Pertama, artis yang sangat lihai dalam merespon sebuah project brief sebagai titik mulai dan mencari solusi visual yang tak terduga. Inilah yang sering disebut sebagai ilustrator. Kedua, artis yang cenderung merasa kebebasannya terkekang jika diberikan brief dan merasa lebih nyaman untuk bisa memulai sebuah karya dari titik mulai mana pun yang ia pilih sendiri. Mereka ini biasanya disebut sebagai seniman murni [fine artist]. Berkarya untuk seni itu sendiri [for the sake of art] dan bukan untuk hal lain

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề