Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi nilai kurs?

Menilai tingkat perekonomian suatu negara dapat dilihat dari nilai tukar mata uang negara itu, yang mana memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara dalam aktivitas ekonomi pasar bebas.

Lantas faktor apa saja yang sebenarnya dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara ?

  1. Tingkat inflasi

  2. Neraca perdagangan

  3. Tingkat suku bunga

  4. Kondisi Stabilitas politik dan ekonomi

  5. Neraca anggaran

Tingkat Inflasi, negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah nilai mata uangnya lebih kuat dibandingkan dengan negara yang memiliki tingkat inflasi tinggi, dengan tingkat inflasi yang tinggi menekan daya beli sekaligus daya saing industri dari suatu negara, produk dalam negeri mungkin akan dirasakan lebih mahal ketimbang produk impor, dan produk hasil produksi dalam negeri kurang memiliki daya saing ketika akan diekspor.

Neraca perdagangan, ketika impor lebih besar dari ekspor, neraca perdagangan akan mengalami defisit, kondisi defisit dapat diartikan biaya belanja lebih besar daripada pendapatan dalam mata uang asing, khususnya dolar Amerika yang paling sering digunakan dalam transaksi internasional. Kondisi defisit dalam jangka panjang biasanya cenderung akan melemahkan nilai tukar mata uang suatu negara, karena persediaan devisa di negara tersebut akan menipis, sementara permintaan terhadap valuta asing tinggi yang akan digunakan untuk melakukan pembayaran.

Tingkat suku bunga, sesungguhnya memiliki hubungan yang sangat erat dengan inflasi dan nilai tukar mata uang itu sendiri, ketika inflasi tinggi, biasanya bank sentral dari suatu negara akan mengendalikannya dengan cara menyesuaikan tingkat suku bunga, dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan mempengaruhi laju permintaan. Sama halnya ketika nilai tukar mata uangnya mengalami pelemahan yang signifikan dan dalam jangka waktu yang cukup dapat mengganggu stabilitas perekomian negara itu, dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan menarik perhatian investor dengan pertimbangan return atau imbal hasil yang lebih tinggi, sehingga akan mempengaruhi jumlah persediaan valuta asing dan laju permintaan mata uang suatu negara, dengan demikian perlu diingat dan dicatat bahwa tingkat suku bunga suatu negara khususnya negara yang memiliki pengaruh ekonomi yang besar dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang negara lainnya.

Kondisi stabilitas politik dan ekonomi, faktor ini juga menjadi sangat penting dan dapat memberikan pengaruh terhadap nilai tukar mata uang suatu negara, kondisi politik yang tidak stabil akan menyebabkan resiko investasi pada suatu negara mengalami peningkatan dan akan mempengaruhi kinerja perekonomian negara tersebut yang pada akhirnya dapat melemahkan nilai tukar mata uang negara tersebut

Neraca anggaran, sebenarnya sifatnya mirip dengan neraca perdagangan, jika pendapatan lebih kecil dari pengeluaran, maka akan terdapat defisit anggaran, biasanya akan ditutup dengan hutang dengan cara menerbitkan surat hutang atau mencetak uang baru. surat hutang biasanya akan memberikan imbalan berupa bunga. Penerbitan surat hutang atau mencetak uang baru yang berlebihan dalam jangka waktu tertentu dapat menekan nilai tukar mata uang suatu negara, karena misalnya dapat menyebabkan kenaikan inflasi.

Itulah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara.

Nilai tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam perbandingan dengan mata uang negara lain. Apa yang menyebabkan nilai tukar itu bisa naik turun?


Ketika terjun ke dunia perdagangan finansial, terutama forex, sangat penting untuk bisa memahami konsep dasar transaksinya. Trading forex [foreign exchange atau valuta asing] berkaitan erat dengan pergerakan nilai tukar mata uang.

Contohnya saja ketika Anda open order Sell EUR/USD, artinya adalah Anda mengharapkan mata uang Euro melemah terhadap Dolar AS. Jika ternyata harga pair EUR/USD turun, maka Anda profit. Sebaliknya jika pair EUR/USD malah menguat, maka Anda mengalami loss.

Untuk mengetahui hal ini, tentu dibutuhkan ilmu dasar mengenai konsep nilai tukar mata uang. Jika Anda penasaran mengapa ada trader yang bisa profit konsisten, salah satu alasannya bisa jadi karena mereka tahu cara membidik kesempatan dari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang.

Jika Anda tertarik terjun ke dunia trading forex dan belum memiliki bekal ilmu yang cukup, tidak perlu minder. Anda bisa belajar pelan-pelan terlebih dahulu, dimulai dari memahami definisi nilai tukar mata uang.

Daftar Isi

Apa itu Mata Uang?

Sebelum melangkah lebih jauh ke pembahasan mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi nilai tukar mata uang, sangat penting untuk memahami arti dari mata uang. Atau yang lebih mendasar lagi, mari kita memahami bersama konsep:"Apa itu uang?"

Uang adalah benda yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Baik dalam bentuk kertas maupun koin, kita membutuhkan uang untuk bertransaksi sehari-hari. Zaman dahulu, uang masih belum lazim digunakan dan masyarakat menggunakan sistem barter.

Sayangnya, hal ini sangat tidak praktis dan sulit menemukan partner barter yang membutuhkan hal setara. Karena itu, diciptakanlah uang sebagai alat yang digunakan orang untuk membeli barang dan membayar jasa.

Sementara itu, mata uang adalah satuan nilai dari alat pembayaran yang diterima dan berlaku secara sah untuk melakukan transaksi ekonomi di suatu negara. Contohnya di Indonesia, mata uang yang berlaku adalah Rupiah [IDR], di Amerika Serikat menggunakan US Dollar [USD], Uni Eropa menggunakan Euro [EUR], dan Inggris menggunakan Poundsterling [GBP].


Setelah tau definisi mata uang, sekarang saatnya kita membahas tentang perbedaan antara nilai tukar dengan mata uang. Berbeda dengan mata uang yang hanya fokus pada mata uang satu negara, nilai tukar adalah acuan daya beli mata uang satu negara terhadap mata uang negara lain.

Nilai tukar mata uang sering juga disebut sebagai kurs. Ketika kita bertransaksi dengan warga dari negara lain yang tidak menggunakan rupiah, tentu kita perlu mencari jalan tengah untuk menentukan nilai tukar yang sesuai.

Dengan adanya nilai tukar mata uang yang pakem, transaksi antar negara menjadi lebih lancar dan terkendali, karena pergerakan kurs ini diawasi oleh bank Sentral. Karena itu, Anda mungkin sering mendengar kurs Dolar-Rupiah, yang memberikan perbandingan antara 1 Dolar harus ditukar dengan berapa rupiah.

Kurs mata uang ini diperhatikan oleh banyak pihak, terutama para pelaku industri ekspor impor dan pasar forex. Para pelaku industri perlu menghitung juga kurs mata uang ketika menjual atau membeli barang dari negara lain, sementara pelaku pasar forex memanfaatkan selisih nilai tukar mata uang untuk meraup cuan.

Jenis-Jenis Nilai Tukar Mata Uang

Karena melibatkan kepentingan beragam pihak, pengaturan nilai tukar mata uang ini sangat kompleks. Karena itu, ada dua jenis nilai tukar yang dikenal oleh masyarakat, yaitu Kurs Nominal dan Kurs Riil. Lalu, apa beda antara keduanya? Mari kita bahas satu-persatu!

Kurs Nominal

Dalam bahasa Inggris, kurs nominal disebut sebagai Nominal Exchange Rate. Nilai tukar ini digunakan ketika kita akan melakukan antar mata uang. Misalnya ketika Anda akan pergi ke Amerika Serikat dan membutuhkan uang 100 USD, ternyata Anda harus menyiapkan uang senilai 1,500,000 rupiah. Itu artinya, kurs nominal 1 Dolar AS senilai 15,000 rupiah.

Kurs Riil

Berbeda dengan kurs nominal yang secara langsung membandingkan antara 2 mata uang, kurs rill digunakan ketika Anda akan menukar barang atau jasa antar negara. Kurs riil, atau dalam istilah bahasa Inggrisnya disebut Real Exchange Rate berlaku sebagai pembanding.

Contohnya saja:

Anda ingin membeli souvenir dari Jepang seharga 100 yen, sedangkan di Indonesia harganya sebesar 13,000. Untuk mendapatkan kurs riil yang sesuai, maka ubah nilainya menjadi mata uang umum, karena 1 JPY senilai 130 rupiah, maka harga souvenir tersebut 130,000. Sehingga dalam membandingkan harga tas di Amerika dan Indonesia, dapat disimpulkan harga tas di Indonesia ½ harga dari harga tas di Amerika.

[Baca Juga: Beragam Dampak Kurs Rupiah Melemah]

Istilah Yang Sering Muncul Pada Pembahasan Nilai Tukar Mata Uang

Ketika membaca berita mengenai nilai tukar mata uang, Anda mungkin menemui istilah "Apresiasi" dan "Depresiasi".

Apa maksudnya? Perhatikan ilustrasi berikut:

Apresiasi terjadi ketika sebuah mata uang lebih banyak dicari dan dibutuhkan orang, sehingga nilainya naik. Misalnya, untuk mendapatkan 1 dollar, Anda membutuhkan rupiah sebanyak 13,500. Padahal di hari sebelumnya, rupiah yang dibutuhkan hanya 13,000. Karena itu, apresiasi mata uang juga diartikan sebagai penguatan.

Sebaliknya, depresiasi terjadi ketika nilai tukar suatu mata uang menjadi semakin turun dan tidak diminati. Contohnya saja, ketika di hari sebelumnya kita membutuhkan uang 13,500 rupiah untuk menukar ke 1 Dolar AS, lalu hari ini nilai 1 Dolar AS menjadi 13,000 rupiah saja [turun 500 rupiah]. Depresiasi disebut juga sebagai pelemahan mata uang.

Apresiasi dan depresiasi merupakan sebuah siklus yang wajar dialami oleh sebuah mata uang. Ada pihak-pihak yang mendapatkan manfaat dari dinamika nilai mata uang tersebut. Bagi pengekspor, apresiasi Dolar AS akan menguntungkan karena mereka akan mengantongi lebih banyak rupiah.

Sementara itu, para importir akan lebih menyukai ketika nilai tukar mata uang Dolar AS ke rupiah terdepresiasi, karena mereka membutuhkan lebih sedikit rupiah ketika akan berbelanja barang dari luar negeri.

Inilah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Mata Uang

Di samping tingkat inflasi dan suku bunga, nilai tukar mata uang sering digunakan untuk mengukur level perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana hampir sebagian besar negara-negara di dunia saat ini terlibat dalam aktivitas ekonomi pasar bebas. Bagi perusahaan investasi dan investor mancanegara, nilai tukar mata uang akan berdampak pada return dan portofolio investasinya.

Nilai tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam perbandingan dengan mata uang negara lain. Tentu saja perubahan nilai tukar mata uang akan mempengaruhi aktivitas perdagangan kedua negara tersebut. Nilai tukar yang menguat akan menyebabkan nilai ekspor negara tersebut lebih mahal, dan impor dari negara lain lebih murah, dan sebaliknya. Berikut adalah 6 faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antara dua negara:

Perbedaan Tingkat Inflasi Antara Dua Negara

Suatu negara dengan tingkat inflasi konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli [purchasing power] mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.


Suku bunga, inflasi, dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat.

Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan antara dua negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang.

Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.

Hutang Publik [Public Debt]

Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public debt membengkak. Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang.

Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default [gagal bayar] sehingga peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.


Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor.

 

Kestabilan Politik Dan Ekonomi

Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.

Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Pada Trading Forex

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang trader forex mendapatkan keuntungan dari selisih nilai jual/beli pasangan mata uang. Karena itu, sebelum menaruh posisi sell atau buy, trader perlu melakukan analisa.

Dalam trading forex, mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang saja tidak cukup. Dibutuhkan pengetahuan tentang cara benar menganalisa fundamental dan teknikal agar trading Anda tidak salah arah. Meskipun sekilas sama, namun analisa fundamental sebenarnya berbeda dengan news trading.

Analisa fundamental bukan hanya memperhatikan agenda-agenda perekonomian seperti pengumuman suku bunga sebagai salah faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang. Lebih luas dari itu, analisa fundamental juga perlu memperhatikan kestabilan suatu negara secara keseluruhan.

Saat ini, telah banyak broker forex yang mengantongi regulasi dari Indonesia. Jika masih pemula, sebaiknya membuka akun pada lot mini terlebih dahulu sambil belajar manajemen keuangan yang benar. 




Reply Pembaca : 26

Bbbb
7 FEB 2014

nice share, emang 6 poin ini merupakan poin yang sangat penting untuk menentukan pergerakan arah mata uang. mangkanya itu selalu perhatikan fundamental, jangan cuman teknikalnya. Dengan teknikal kita bisa melihat kapan saat tepat untuk masuk harga, tapi dengan fundamental kita tau apa yang terjadi di pasar. jadi klo ada false signal kita langsung cepet tau.. :]

Rezki Setyoso
12 FEB 2014

Cara mengetahui hutang publik & rasio ekspor impor bagaimana? Apa ada indikator dgn nama lain yg menampilkannya?

Aliya Syifa
2 MAY 2018

Hasan Expro
19 JUN 2014

Jika harga ekspor meningkat, bukankah itu sama dengan harga ekspor yang bertambah mahal? kalau dibandingkan dengan negara partner dagang yang justru harga impornya meningkat, itu nantinya akan menurunkan angka ekspor karena menurunnya daya saing produk ekspor itu di pasaran. Jadi permintaan barang dan jasa di sini meningkat hanya untuk sementara atau malah seterusnya? Kalau seterusnya itu dikarenakan faktor apa?

Wahyudin
25 JUN 2014

@hasan: ane taunya cuman hub antara nilai mata uang sm ekspor impor aja sih. slama ini kan kalo mata uangnya menguat ekspornya turun, sedangkan kalo melemah justru ekspornya naik, ya nggak langsung juga pengaruh nya tapi yg jelas mata uang menguat / melemah dulu baru ekspor nya naik / turun. kalo yg dimaksud harga ekspor / impor diatas ane juga kurang paham maksud nya harga barang yang di ekspor / impor / apa.

Adi Krisnanda
26 JUN 2014

Mantap artikelny... bisa dijadikan acuan fundamental untuk analisa forex. paling enggak bisa tau mana yg bener2 berpengaruh langsung ke nilai tukar mata uangx. sebelum ini sempet bingung sama hubungan data2 penting yg musti ditandai high impact di kalender2. Saya kira itu semuanya berdampak ke nilai tukar.

Hasan Expro
28 JUN 2014

@Adi: Semua yang sudah dipilih sebagai indikator penting tentu punya dampak yang besar untuk menentukan pergerakan harga suatu pair. Sebenarnya ada lebih banyak indikator ekonomi, namun kalau sudah mengandalkan kalender ekonomi maka berita-berita yang dipilih sudah pasti akan memiliki tingkat pengaruh yang besar pada pergerakan harga. Contoh 6 faktor di atas ini memang yang paling penting, namun hanya sebagian kecil saja dan bisa jadi diambil dari yang mempunyai pengaruh langsung. Padahal kalau dipelajari lebih dalam lagi setiap indikator ekonomi yang kerap diamati untuk analisa fundamental forex selalu berdampak besar pada pergerakan naik turunnya harga.

M Singgih S
22 FEB 2015

@Rezki Setyoso:Untuk mengetahui hutang pemerintah dari public [public debt], di Inggris setiap bulan dirilis data Public Sector Net Borrowing [PSNB]. Data ini mengukur perbedaan antara pengeluaran dan pemasukan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan perusahaan publik di Inggris. Jika pengeluaran lebih besar dari pemasukan maka defisit akan dibiayai dengan pinjaman [dari publik]. Sedang di AS setiap bulan dirilis anggaran belanja pemerintah federal [bisa surplus bisa defisit].

Kalau rasio ekspor dan impor biasanya cukup dilihat dari data neraca perdagangan. Pada rilis datanya ada keterangan detail tentang ekspor dan impor, termasuk persentasi perubahannya.

M Singgih S
22 FEB 2015

@ Hasan ExPro: @ wahyudin :
Harga ekspor, maksudnya disini nilai total ekspor dari seluruh jenis komoditi yang diekspor, bukan harga ekspor dari satu jenis komoditi saja. Permintaan barang dan jasa meningkat hanya sementara, pada periode perhitungan tsb biasanya satu bulan atau satu kwartal, untuk bulan berikutnya atau kwartal berikutnya bisa saja berubah.

Fajar Kurnia
1 MAR 2015

Pak Martin tanya, masih bingung tentang bagaimana hubungan  Neraca Perdagangan dan rasio harga ekspor dan impor Pak? Terimaksih 

M Singgih S
20 MAY 2016

@ Fajar Kurnia:
Jika neraca perdagangan mengukur defisit atau surplusnya perdagangan antara kedua negara dalam suatu periode tertentu, maka ratio harga ekspor dan harga impor mengukur percepatan harga ekspor terhadap harga impor. Ratio ini disebut juga dengan terms of trade [ToT].

Jika percepatan harga ekspor lebih tinggi dari harga impornya berarti permintaan ekspor dari negara tersebut meningkat. Dalam hal ini pendapatan dari ekspor juga akan meningkat dan permintaan mata uang negara tersebut akan naik sehingga nilai mata uangnya akan cenderung menguat.

Sebaliknya jika percepatan harga ekspor lebih rendah dari harga impornya maka nilai mata uang negara tersebut akan cenderung melemah terhadap mata uang negara partner dagangnya.

Nurhayati Sihotang
6 APR 2015

ini klo kita coba buka di sumbernya gmn cara carinya yaa?? timakasih

M Singgih S
9 APR 2015

@Nurhayati Sihotang :
sumbernya bisa dilihat di halaman ini

Erna
16 APR 2015

siapa yang menentukan kurs tukar itu sendiri di setiap negara

M Singgih S
29 APR 2015

@ erna :yang menentukan adalah bank sentral negara tersebut.

Untuk keterangan lebih lanjut bisa membaca di sini.

Jaenur Rahmat
9 NOV 2017

mengapa terjadi perbedaan nilai tukar mata uang negara- negara internasional.... mengapa hal tersebut bisa terjadi...? thx

M Singgih S
13 NOV 2017

@ Jaenur Rahmat:
Jawabannya sudah ada pada isi artikel diatas, yang terutama adalah pebedaan tingkat inflasi pada setiap negara, perbedaan tingkat suku bunga antar negara, rasio harga ekspor dan impor setiap negara yang berbeda dan kestabilan politik suatu negara yang akan berdampak langsung pada kestabilan ekonominya.

Frs
2 MAR 2018

Menurut pak martin, jika dilakukan uji statistik antara inflasi, suku bunga dan neraca perdagangan mana yang paling mempengaruhi nilai mata uang... Terimakasih

M Singgih S
5 MAR 2018

@ Frs:Yang paling mempengaruhi nilai tukar adalah tingkat suku bunga. Ketika bank sentral memberi isyarat akan kenaikan suku bunga [belum benar-benar naik], mata uang akan menguat.Meskipun inflasi naik tetapi kalau tidak ada isyarat atau pernyataan dari pejabat bank sentral akan kenaikan suku bunga, mata uangnya belum tentu akan menguat.Untuk neraca perdagangan kurang berpengaruh kecuali ada perbedaan yang sangat menyolok dari perkiraan atau data sebelumnya.

Alif Mahfud
19 SEP 2018

Kelihatannya pembukaan artikelnya sama dengan salah satu artikel berita yang baru saja saya baca. Tapi terima kasih atas artikelnya. :]

Zizhou
9 NOV 2018

biasanya perubahan suku bunga bisa menaikkan atau menurunkan sampai brp pip pak? 

M Singgih S
10 NOV 2018

@ Zizhou:
Mengenai perubahan besar pip-nya tidak ada yang bisa memastikan. Tergantung dari sentimen pasar, yaitu besarnya demand dan supply pada saat terjadi perubahan suku bunga tsb.

Carlito Da Silva
19 MAR 2020

Apabila neraca perdangangan-nya positif dan jumlah mata uang yang beredar dalam negeri masih banyak. bagaimana kebijakan bank sentral dan pemerinah untuk masalah ini?
makasih pak Martin

M Singgih S
20 MAR 2020

@ Carlito Da Silva: Maaf, saya tidak mengerti maksud pertanyaan Anda.

Biasanya kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga. Indikator untuk merubah suku bunga adalah tingkat inflasi. Jika inflasi di atas target bank sentral maka suku bunga akan dinaikkan, dan jika inflasi di bawah target bank sentral maka suku bunga akan diturunkan.

Tyas
15 JUN 2021

Dari semua faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang, faktor mana yang pengaruhnya paling besar?

Deni
15 JUN 2021

Seperti yang sudah dijelaskan oleh Pak Martin faktor yang paling mempengaruhi nilai tukar adalah tingkat suku bunga

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề