Faktor yang Mempengaruhi elastisitas Permintaan suatu barang adalah

Ekonomi & Bisnis Ilmu Ekonomi

Elastisitas harga permintaan adalah tingkat kepekaan perubahan jumlah barang/jasa yang diminta terhadap perubahan harga.

Apa saja faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan?

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan antara lain :

  1. Ketersediaan barang
    ketersediaan barang subtitusi atas suatu barang dan juga semakin tinggi tingkat kemampuannya mensubtitusi maka permintaan barang tersebut semakin elastis.

  2. Intensitas kebutuhan [desakan kebutuhan]
    Kebutuhan pokok bersifat inelastis, artinya semakin penting kebutuhan pokok itu semakin inelastis permintaannya. Artinya, meskipun harga naik, masyarakat tetap membutuhkan dan tetap membelinya. Sebaliknya, barang mewah lebih bersifat elastis karena tidak mesti diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pembelinya dapat ditunda dan jumlah pembeli banyak seandainya harga turun.

  3. Pendapatan konsumen
    Jika pendapatan konsumen relatif besar dibandingkan dengan harga barang, permintaan akan inelastis. Sebaliknya, konsumen yang berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga sedikit saja akan memengaruhi permintannya terhadap barang sehingga permintaan bersifat elastis.

  4. Tradisi
    Barang yang sudah menjadi kebiasaan [tradisi] untuk dipergunakan, barang tersebut harganya akan naik. Orang akan tetap membelinya sehingga untuk barang ini permintaannya cenderung elastis.

Faktor-faktor penentu elastisitas permintaan antara lain :

  • Jumlah barang subtitusi yang tersedia di pasar
    Suatu barang yang memiliki barang substitusi yang banyak akan memiliki permintaan yang elastis. Jika P naik, maka permintaan menurun dengan % yang lebih besar, karena konsumen akan membeli barang substitusi dan sebaliknya.

    Suatu barang yang tidak memiliki barang substitusi [sedikit] akan memiliki permintaan yang tidak elastis. Perubahan harga tidak membawa dampak terhadap penurunan/kenaikan permintaan barang, karena pasar tidak menyediakan barang substitusi bagi konsumen.

  • Potensi pendapatan yang dibelanjakan
    Semakin besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

  • Jangka waktu analisis permintaan
    Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif lama menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat elatis, karena pasar mengalami perubahan dalam waktu yang relatif lama.

    Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif singkat menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat tidak elatis, karena pasar sulit mengalami perubahan dalam waktu yang relatif pendek.

Kita pastinya mengerti bahwa permintaan ini bersifat leastis dalam sebuah perekonomian dan dunia bisnis. namun, tahukah anda mengapa permintaan ini bersifat snagat elastis alias bisa berubah-ubah? Ketahui terlebih dahulu apa saja faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan yang pastinya bisa menjadi jawaban atas pertanyaan yang muncul dipembahasan di atas.

Berikut akan kita bahas lebih lanjut akan faktor yang memepengaruhi elastisitas permintaan. Karena ada sebuah barang yang permintaannya besifat unitary, elastis sempurna dan inelastis. Jadi, untuk pemahaman lebih lanjut, berikut akan kita bahas satu persatu faktor-faktor tersebut.

1. Jenis Barang

Kita harus mengetahui bahwasnaya ada beberapa jenis barang berbeda dalam setiap kebutuhan tertentu seperti hukum permintaan dan penawaran. Ada jenis barang yang bersifat inelastis, ini merupakan ungkapan untuk barang yang jenis harganya akan selalu berubah, hanya saja tingkat permintaannya akan selalu tetap dan tidak terlalu banyak berubah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ini dikarenakan barang yang tergategorikan tersebut akan tetap selalu dibutuhkan untuk kelangsungan hidup walupun harga nya berubah maupun naik. Misalnya saja harga beras, harga cabe dan kebutuhan pokok lainnya.

Hanya saja, jika suatu barang ini masih tergolong ke dalam jenis kebutuhan tersier dan sekunder, maka permintaan yang terjadi di pasar akan lebih bersifat elastis. Ini dalam artian bisa selalu berubah tergantung kondisi. Jadi, jika harga mulai melambung tinggi maka tingkat permintaan bis asaja sedikit naik. Hanya saja tidak melulu berubah turun atau drastis. Ini akan tergantung kebutuhan dan tingkat pendapatan juga tentunya. Ini terjadi dikarenakan perubahan harga yang mungkin dirasa sangat drastis dan sangat tinggi. Sehingga kebanyakan orang akan berfikir untuk menunda terlebih dahulu keinginan untuk membeli barang tersebut sehingga ini akan menunggu waktu dimana harganya sudah kembali turun dan normal.

2. Ketersediaan Substitusi atau Barang Pengganti

Tingkat permintaan di pasar juga akan dipengaruhi oleh masalah ada atau tidaknya barang pengganti yang bisa menggantikan fungsi dari barang tersebut nantinya. Misalnya saja sebuah barang yang kita misalkan dengan varian [X] mengalami kenaikan harga yang amat sangat tinggi, namun memiliki subtitusi yang kita misalkan dengan varian [Y]. Diman kedua jenis barang ini memiliki fungsi yang sama waluapun jenisnya dan bentuknya mungkin berbeda. Maka ketika barang [X] naik harga maka orang-orang akan cenderung membeli barang [Y] begitu juga sebaliknya. Permintaan produk terhadap varian barang [X] ini akan semakin elastis jika semakin banyak substitusi lainnya yang bisa digunakan untuk menggantikan barang [X] tersebut. Misanya saja tidak hanya [Y] yang memiliki fungsi sama atau mendekati namun ada [Z], [P], [O] dan [W] misalnya. Maka permintaan terhadap barang [X] akan sangat elastis, berbeda jika tidak memiliki barang pengganti lainnya.

3. Harga Barang

Harga dasar dari barang akan menentukan bagaimana keelastisan permintaan terhadap barang tersebut. Jika misalnya harga awal dari barang ini tidak terlalu mahal, maka ini tidak akan memiliki pengaruh banyak sekalipun harganya naik sedikit. Jadi, ini akan tetap bersifat inelastis. Misalnya saja harga barang naik 500- 2000 rupiah dari harga awal. Ini tetap akan menjadi salah satu berang yang ineasltis apalagi jenis barang tersebut adalah barang primer atau kebutuhan utama dari masnusia.

4. Keyakinan dan Tradisi

Nah, ini termasuk ke dalam jenis barang primer walaupun tidka untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun ada beberapa barang yeang tetap harus ada walaupun harganya naik. Terkadang ini termasuk dalam keyakinan maupun tradisi tertentu yang mengharuskan sebagian orang-orang untuk tetap melanjutkan dan melestarikan tradisi tersebut sehingga akan tetap inelastis permintaan barang tersebut.

5. Frekuensi Terhadap Pembelian Barang

Seperti contoh teori permintaan yang umum terjadi, jika misalnya barang tersebut hanya perlu dibeli dan diganti setiap tahunnya maka permintaan akan tetap bersifat inelastis walaupun mengalami sedikit kenaikan harga. Misalnay saja payung, bantal, kasur dan gorden atau jenis-jenis barang lainnya yang memiliki jangka waktu tahan lebih lama dan orang-orang tidak harus setiap hari membelinya. Ini dikarenakan pembelian yang terjadi sangat jarang dan tidak dalam frekuensi yang sering atau rutin. Jadi, kenaikan sedikit harga tidak akan menjadi pengaruh yang sangat besar dalam tingkat permintaan di pasar. Ini juga bersifat inelastis jadinya.

6. Selera

Nah, ini juga termasuk masalah trend dan bagaimana perkembangan zaman. Terkadang beberapa trend yang booming akan menggunakan barang-barang tertentu akan membuat barang-barang tersebut menjadi inelastis walaupun harganya tergolong tinggi sekalipun. Permintaan akan tetap tinggi. Karena ini berhubungan dengan faktor keinginan, selera dan bagaimana trend yang berlaku. Namun ini akan berubah sepanjang selera masyarakat juga mengalami perubahan. Jadi, tidak bersifat tetap.

Faktor penyebabjeniskarakteristikpermintaan

Elastisitas permintaan adalah istilah ekonomi untuk menggambarkan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga dari barang tersebut. Elastisitas harga digunakan oleh para ekonom untuk memahami bagaimana penawaran atau permintaan berubah mengingat perubahan harga untuk memahami cara kerja ekonomi riil.

Karena jumlah permintaan hampir selalu turun jika harga naik, elastisitas permintaan biasanya bernilai negatif, walaupun para ahli ekonomi kadang tidak menulis tanda negatif tersebut. Permintaan suatu barang dikatakan bersifat elastis jika elastisitasnya lebih besar dari 1, artinya kenaikan harga sebesar 1% menghasilkan penurunan permintaan yang lebih besar dari 1%.

Baca Juga: Apa Itu Elastisitas Penawaran?

Namun, ada beberapa barang yang sangat tidak elastis, artinya, perubahan harga tidak memengaruhi perubahan penawaran atau permintaan. Seperti orang perlu membeli bensin untuk pergi bekerja atau bepergian ke seluruh dunia, dan jika harga minyak naik, orang kemungkinan besar masih akan membeli bensin dalam jumlah yang sama.

Jika kuantitas yang diminta suatu produk menunjukkan perubahan besar sebagai respons terhadap perubahan harganya, hal itu disebut elastis. Jika kuantitas yang dibeli mengalami sedikit perubahan sebagai respons terhadap harganya, hal itu berarti tidak elastis.

Dengan kata lain, di dunia di mana orang-orang sama-sama menyukai kopi dan teh, jika harga kopi naik, orang tidak akan kesulitan beralih ke teh, sehingga permintaan kopi akan turun. Ini karena kopi dan teh dianggap sebagai pengganti yang baik satu sama lain.

Elastisitas permintaan juga dapat digunakan untuk memprediksi efek atau beban yang ditimbulkan oleh pajak terhadap barang tersebut.

Faktor Penentu Elastisitas Permintaan

1. Ketersediaan barang pengganti

Semakin banyak barang substitusi yang tersedia, permintaan akan cenderung semakin elastis, karena pembeli dapat membeli barang lain bahkan jika harga berubah sedikit saja. Jika tidak ada pengganti yang cocok, efek substitusi menjadi mengecil dan permintaan menjadi cenderung tidak elastis.

2. Persentase dari pendapatan pembeli

Semakin tinggi harga barang, elastisitas cenderung lebih tinggi, karena pembeli akan lebih berhati-hati dalam membeli barang tersebut. Efek ini disebut efek pendapatan dan pengaruhnya cukup besar.

3. Kebutuhan

Semakin penting kebutuhan akan suatu barang, permintaan cenderung menjadi tidak elastis karena pembeli akan membelinya tanpa memperdulikan harga. Contohnya adalah obat insulin bagi mereka yang membutuhkan.

4. Durasi

Umumnya, semakin lama perubahan harga barang bertahan, elastisitas akan semakin tinggi, karena konsumen memiliki waktu dan kesediaan untuk mengubah perilaku konsumsinya. 

Sebagai contoh, jika harga bahan bakar minyak [BBM] naik, dalam jangka pendek konsumen akan tetap membutuhkannya dan membelinya dengan jumlah yang sama. Namun, jika harga yang tinggi bertahan lama, konsumen akan mencari cara untuk mengurangi kebutuhan BBM-nya, misalnya dengan menggunakan kendaraan umum, atau membeli kendaraan yang lebih hemat BBM.

5. Loyalitas merek

Loyalitas terhadap suatu merek dapat mengurangi sensitivitas terhadap perubahan harga, sehingga permintaan menjadi tidak elastis. Loyalitas ini dapat terjadi karena kebiasaan atau karena adanya penghalang untuk berganti merek.

6. Pembayar

Jika pembelian dibayar oleh pihak lain, permintaan cenderung tidak elastis, sebagai contoh pengeluaran dinas yang ditanggung perusahaan atau negara.

7. Barang yang adiktif

Barang-barang yang bersifat adiktif atau dapat menyebabkan kecanduan cenderung memiliki permintaan tidak elastis, karena konsumen yang sudah kecanduan akan terpaksa membelinya sekalipun harganya berubah drastis. Sebagai contoh adalah rokok, minuman keras, atau heroin.

Aturan umumnya adalah jika kuantitas barang yang diminta atau dibeli berubah lebih dari perubahan harga, maka produk tersebut disebut elastis.

Tag Terkait: Elastisitas PermintaanBelajar Ekonomi

Bagikan Artikel:

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề