Faktor yang mempercepat berkembangnya dakwah Islam di dunia 5 benua

Rep: Nidia Zuraya Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Eropa dan Amerika.  Islam kini makin mendapat tempat di hati masyarakat Eropa dan Amerika. Sejak menyebarnya Islam ke Eropa pada abad ke-7 Masehi melalui Andalusia [Spanyol] oleh pasukan Thariq bin Ziyad, panglima tentara dari Dinasti Bani Umayyah, benua putih dan biru itu seakan menjadi lahan subur penyebaran dakwah dan syiar Islam.Dalam 30 tahun terakhir, jumlah kaum Muslimin di seluruh dunia telah meningkat pesat. Sebuah angka statistik menunjukkan, pada tahun 1973 penduduk Muslim dunia sekitar 500 juta jiwa. Namun, saat ini jumlahnya naik sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu dari empat penduduk dunia beragama Islam.Data ini diungkapkan oleh Pew Research Center, sebuah kelompok pencari fakta Amerika yang menyediakan informasi mengenai isu, sikap, dan tren yang membentuk Amerika dan dunia melalui sebuah jajak pendapat publik. Dalam studinya yang berjudul "Memetakan Populasi Muslim Global: Sebuah Laporan Tentang Jumlah dan Distribusi Populasi Muslim Dunia", kelompok ini mengindikasikan bahwa seperlima kaum Muslim [300 juta] tinggal di negara-negara non-Muslim.Hasil studi yang dirilis akhir tahun lalu ini juga menemukan bahwa Eropa memiliki sedikitnya 38 juta Muslim yang membentuk lima persen dari total populasi benua tersebut. Sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan Timur. Rusia memiliki lebih dari 16 juta Muslim, dan terbesar di Eropa. Menurut studi tersebut, Jerman memiliki pemeluk Muslim sebanyak 4,5 juta, Prancis sebesar 3,5 juta jiwa, Inggris sekitar dua juta orang, dan Italia sebanyak 1,3 juta jiwa. Sisanya tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti Portugal, Swedia, Belanda, Swiss, Belgia, dan lainnya. Namun demikian, jumlah ini diperkirakan bertambah lagi. Sebab, sebuah hasil studi di Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam di negara Beruang Merah tersebut mencapai 25 juta jiwa dari total populasi yang mencapai 145 juta jiwa.Studi tersebut mengatakan bahwa hampir 46 juta Muslim berada di benua Amerika. Di negara super power, Amerika Serikat, agama Islam dipeluk oleh sekitar 2,5 juta orang. Sementara itu, di Kanada jumlah pemeluk Islam mencapai 700 ribu orang. Tak jauh berbeda dengan Argentina. Umat Islam di negara Tango itu mencapai 800 ribu orang, dan merupakan pemeluk Islam terbesar di Amerika Selatan. Sementara itu, di Suriname, pemeluk Islam mencapai 16 persen dari total penduduknya, dan menjadi populasi Muslim terbesar di benua Amerika.Data yang disampaikan oleh pihak Pew Research Center mengenai populasi Muslim di Barat, terutama di Eropa dan AS itu bertolak belakang dengan perhitungan yang biasanya dilaporkan oleh organisasi-organisasi Muslim di kawasan-kawasan tersebut. Muslim di AS, misalnya, secara umum diyakini berjumlah lebih dari tujuh juta sementara Prancis lebih dari enam juta.Faktor pemicuPeningkatan umat Islam yang demikian pesat itu, bukan saja karena disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk di negara-negara Muslim, tapi juga bertambah jumlah orang-orang yang memeluk Islam [mualaf]. Hal ini merupakan suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center [WTC] pada tanggal 11 September 2001. Ketertarikan secara alamiah dan rasa ingin tahu yang mendalam, telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam.''Alhamdulillah, kondisi umat Islam di AS baik-baik saja. Umat Islam terus bertambah banyak di sini, baik sebelum maupun sesudah peristiwa 11 September 2001,'' ujar Mohammad Kudaimi, anggota Nawawi Foundation, sebuah lembaga pendidikan yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat [AS].Menurut pria keturunan Suriah ini, dalam lima tahun terakhir ini, agama Islam menjadi agama yang paling cepat perkembangannya di bandingkan dengan agama lainnya. Ia mengatakan, setiap harinya selalu ada warga negara non-Muslim AS yang memeluk Islam. Kondisi serupa juga terjadi benua Eropa dan kawasan Amerika lainnya. Menurut laporan surat kabar Times, setelah peristiwa 11 September, agama Islam mendapatkan perhatian besar dari kalangan warga kulit putih Inggris yang berekonomi kuat dan berpendidikan. Peristiwa itu, bukannya membuat makin besar stigma negatif, tetapi makin menambah jumlah anak-anak muda dan peneliti yang termotivasi untuk mempelajari Islam. Bahkan, mereka makin tertarik dan Akhirnya memeluk Islam.Di Belgia, agama Islam terus menunjukkan eksistensi yang semakin kuat, walaupun kebencian terhadap umat Islam, sudah tak lagi sebatas retorika, kebijakan, atau kecaman, melainkan mengarah pada kebencian dan Islamophobia. Di negara berpenduduk 10 juta jiwa itu kini menjadi tempat bermukim sekitar 628.751 umat Muslim, atau enam persen dari populasi.

Jumlah pemeluk Islam yang terus berkembang, menyebabkan perubahan secara demografi. Di banyak wilayah, penduduk Muslim sudah lebih banyak ketimbang pemeluk Kristen Protestan dan Yahudi. Majalah terkemuka L'Express dalam sebuah artikelnya, bahkan berani memprediksikan bahwa dalam 20 tahun ke depan, Islam bisa menjadi agama dominan di ibu kota Brussel, Belgia.

Para sosiolog di Belgia mencatat, pada awal tahun 2000, jumlah umat Muslim di kota itu mencapai 17 persen dari populasi. Tapi di tahun 2008, menurut Oivier Servais, dari Laboratory for Prospective Anthropology di UCL, angkanya sudah mencapai 33,5 persen dari populasi, naik hampir dua kali lipat. Di kota ini, sebanyak 33,5 persen penduduknya atau sekitar 350 ribu orang dari 1,1 juta jiwa, memeluk Islam. Subhanallah.

tirto.id - Perkembangan Islam di benua Asia memiliki perjalanan sejarah yang panjang, mulai dari India, Cina, hingga Indonesia.

Saat ini, populasi muslim terbesar di dunia terletak di wilayah Asia dan Asia Tenggara.

Posisi pertama diduduki oleh Indonesia dengan lebih dari 200 juta penduduk muslimnya, diikuti dengan India, Pakistan, Bangladesh, dan seterusnya.

Modal populasi yang amat besar ini menunjukkan dinamika sosial dan penyebaran Islam yang bervariasi antara negara-negara di benua Asia.

Perkembangan Islam di Asia

Berikut penjelasan mengenai perkembangan Islam di beberapa negara di benua Asia sebagaimana dijelaskan dalam uraian "Rahmat Islam bagi Alam Semesta" yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

1. India

Seorang pria Muslim meninggalkan mesjid setelah melakukan ibadah solat Jumat saat anggota pasukan keamanan India berjaga saat pemberlakuan pembatasan menyusul pencabutan status konstitusional khusus untuk Kashmir oleh pemerintah India, di Jammu, Jumat [9/8/2019]. ANTARA FOTO/REUTERS/Mukesh Gupta/wsj/cfo

Di masa lalu, Islam berkembang di India karena terdapat kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Berkat penguasa atau raja-raja ini, banyak rakyatnya turut memeluk Islam.

Sebagai misal, kerajaan-kerajaan bercorak Islam di India adalah kerajaan Sabaktakin, kerajaan Ghazi, kerajaan Mamalik, kerajaan Keturunan Kilji, kerajaan Taglak, dan lain sebagainya.

Salah satu peninggalan kerajaan Islam yang terkenal adalah menumen Taj Mahal di Agra.

Monumen ini dibangun oleh Syah Jihan dari kerajaan Taglak. Taj Mahal termasuk salah satu dari keajaiban-keajaiban dunia dalam sejarah.

Kendati tergolong berpopulasi besar, umat Islam di India masih tergolong minoritas.

Namun, menurut prediksi Pew Research Center, pada 2060, umat Islam di India akan meningkat pesat hingga meraih posisi pertama sebagai negara dengan populasi muslim terbesar sedunia.

2. Pakistan

Siswa belajar matematika dan sains di sekolah kota Islamabad, Pakistan. FOTO/Getty Images

Pakistan adalah negara yang memisahkan diri dari India. Islam berkembang amat pesat di Pakistan, terutama pada abad ke-13 hingga abad 15.

Puncaknya, pada tahun 1940-an, Pakistan dapat dikategorikan sebagai negara Islam. Rancangan UU Pakistan sempat diajukan ke Liga Muslim, yang memutuskan bahwa aturan negaranya mesti sesuai dengan Alquran dan hadis.

Kendati menuai polemik, Pakistan berhasil mengeluarkan aturan undang-undang yang kuat corak keislamannya. Bahkan, pada tahun 1950-an, nama negaranya adalah "Republik Islam Pakistan".

Namun, pada tahun 1962, kata "Islam"-nya dihilangkan, yang kemudian diganti dengan pendirian dua lembaga, yaitu Dewan Penasihat Ideologi Islam dan Lembaga Penelitian Islam.

3. Afganistan

Sejumlah pengungsi dari berbagai negara menghadiri acara Hari Pengungsi Sedunia di Jakarta, Selasa [20/6]. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Saat ini, nyaris 99 persen penduduk Afganistan beragama Islam. Segala aspek kehidupan penduduknya pun dipengaruhi oleh ajaran Islam.

Awalnya, Islam masuk pertama kali ke wilayah Afganistan berkat ekspansi yang dilakukan khalifah Umar bin Khattab.

Kemudian, pada pemerintahan Utsman bin Affan, pengaruh Islam mencapai Kabul, ibukota Afganistan.

Berkat pengaruh Islam juga, banyak ulama lahir di negeri tersebut, mencakup Ibnu Hibban Al-Basti, Abu Bakar Ahmad Al-Baihaqi, dan lain sebagainya.

4. Cina

Pintu gerbang utama Masjid Nanxiapo, Beijing, terpasang pengumuman ditiadakannnya aktivitas masyarakat di tempat-tempat umum termasuk kegiatan shalat Jumat untuk menghindari meluasnya wabah virus corona yang telah merengggut puluhan nyawa di Kota Wuhan, Jumat [24/1/2020]. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/ama.

Penyebaran Islam di Cina dimulai dari usaha perniagaan darat dan laut di masa dinasti Tang.

Agama Islam di Cina kemudian berkembang amat pesat hingga mencapai populasi lebih dari 20 juta muslim.

Salah satu peninggalan Islam di Cina adalah berdirinya Masjid Agung Chin Cheen The She di RRC Tengah. Masjid itu dibangun 1300 tahun lampau.

Arsitekturnya merupakan perpaduan antara arsitektur Cina dan Islam, serta mampu menampung sekitar 8000 jamaah.

5. Malaysia

Para pengunjuk rasa menghadiri aksi untuk merayakan langkah pemerintah menarik rencana meratifikasi konvensi anti-diskriminasi PBB di Independent Square di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu, 8 Desember 2018. Ribuan Muslim Malaysia berkumpul di Kuala Lumpur melawan setiap upaya untuk mengupas mayoritas etnis Melayu dari keistimewaan mereka, dalam pertemuan jalanan besar pertama sejak aliansi Perdana Menteri Mahathir Mohamad memenangkan pemungutan suara bersejarah di bulan Mei. AP PHOTO / Vincent Thian

Islam di Malaysia berkembang berkat tumbuhnya kerajaan Islam di sana. Ulama bernama Sidi Abdul Aziz dari Jeddah berhasil mengislamkan beberapa pejabat kerajaan Malaysia.

Di masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah [1414-1477 M], kerajaan Malaysia kemudian menyambung tali persahabatan dengan kerajaan Siam, Majapahit, hingga Tiongkok.

Hubungan kerajaan ini kian mengokohkan kekuatan Malaysia, serta memberi pengaruh sebagai kerajaan Islam yang kuat di masanya.

Hingga sekarang, pertumbuhan Islam di Malaysia semakin pesat. Bahkan, konstitusi negaranya menyatakan bahwa Islam merupakan "agama resmi federasi" di Malaysia.

Kendati demikian, pada praktiknya, Malaysia tetap menganut kebebasan beragama yang ramah terhadap pemeluk-pemeluk agama lain.

6. Brunei Darussalam

Seperti Islam di Malaysia, Brunei Darussalam menyatakan bahwa Islam merupakan agama resmi di sana.

Untuk pengembangan Islam lebih lanjut, pemerintah Brunei mendatangkan banyak ulama dari luar negeri untuk memberi pengajaran Islam di Brunei.

Hinggi kini, mayoritas penduduk Brunei beragama Islam.

7. Indonesia

Masjid Demak. FOTO/wikipedia

Sebagaimana masuknya Islam ke Cina, penyebaran Islam di Indonesia juga dilakukan oleh para pedagang dari Arab, Persia, dan India.

Islam berkembang pesat di Indonesia berkat dakwah sembilan wali atau Wali Songo yang menyebarkan Islam melalui niaga, pendekatan adat dan budaya, serta pengaruh politik.

Saat ini, agama Islam dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia dan termasuk dalam negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

Baca juga:

  • Ada Peran Komunitas Yahudi dalam Revolusi Islam Iran
  • Kisah Ali bin Abi Thalib: Gerbang Pengetahuan Islam & Menantu Nabi
  • Mengenal 5 Aspek Rukun Islam dan Penjelasannya

Baca juga artikel terkait PERKEMBANGAN ISLAM DUNIA atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
[tirto.id - hdi/tha]


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề