ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban gempa bumi magnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu [16/1/2021]. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun 2021 diawali dengan berbagai peristiwa duka di tengah wabah Covid-19 yang terus menjangkiti Indonesia. Kabar duka muncul lantaran terjadinya sejumlah bencana alam yang merenggut korban jiwa di sejumlah daerah di Indonesia.
Sejumlah bencana alam tersebut juga terjadi di tengah peristiwa duka jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Sabtu [9/1/2021].
Bencana alam pertama yang terjadi di awal 2021 ialah longsor di Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu [9/1/2021]. Kemudian berlanjut pada terjadinya sejumlah bencana alam di beberapa daerah lainnaya mulai dari banjir, gempa bumi, hingga gunung meletus.
Baca juga: BNPB: 6 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir dan Longsor di Manado
Berikut empat bencana alam yang terjadi di awal 2021:
1. Longsor di Sumedang, Jawa Barat
Bencana longsor di Sumedang terjadi pada 9 Januari tepatnya di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung.
Longsor terjadi dua kali yakni pada pukul 16.00 WIB dan pukul 19.00 WIB. Dari data sementara terdapat 1.020 orang yang mengungsi akibat bencana tersebut. Hingga kini, korban tewas yang berhasil ditemukan berjumlah 36 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB] Raditya Jati mengatakan, proses pencarian korban longsor tersebut terkendala cuaca hujan.
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan agar waspada terhadap longsor susulan. Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG] melaporkan masih ada retakan di beberapa titik lokasi longsor.
"Sehinggga tim gabungan perlu menjaga keselamatan saat melakukan evakuasi," kata dia.
Baca juga: Update Longsor Sumedang, Tim SAR Temukan Jasad 2 Anak, Total Korban Tewas Jadi 36
2. Banjir di Kalimantan Selatan
Hujan lebat disertai kilat dan angin kencang pada 12-14 Januari mengakibatkan banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan [Kalsel].
Salah satu wilayah yang terdampak parah akibat bencana banjir ini adalah Kabupateng Balangan, yang terletak di bagian utara Kalimantan Selatan.
Bumi yang semakin tua dan aktivitas manusia yang tidak menjaga lingkungan sering kali menyebabkan terjadinya berbagai macam bencana alam. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah pertemuan tiga buah lempeng tektonik juga sering mengalami bencana alam. Bencana alam sendiri merupakan peristiwa alam yang dapat membawa akibat sangat besar bagi makhluk hidup pada umumnya, terutama bagi kehidupan manusia. Bencana alam tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, baik di daratan maupun di lautan. Berikut adalah macam- macam bencana alam di Indonesia.
Setiap kali musim penghujan tiba, beberapa daerah di Indonesia menjadi langganan banjir. Kenapa disebut langganan? Karena hampir setiap tahun daerah- daerah tertentu mengalami banjir. Terutama di kota besar yang mempunyai sistem drainase yang buruk. Banjir sendiri ada macam- macam jenisnya. Ada banjir air sungai, banjir rob dan juga banjir bandang. Penyebab masing- masing banjir juga berbeda. Sebagian besar penyebabnya adalah aktivitas manusia yang sering membuang sampah sembarang dan juga karena faktor alam. Penyebab lain terjadinya banjir yakni :
- Adanya pendangkalan sungai karena sampah yang mengendap di dasar sungai. Pendangkalan juga bisa disebabkan karena proses sedimentasi material- material hasil erosi tanah di bantaran atau tepi sungai.
- Letak suatu daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. Daerah seperti dataran rendah biasanya sering mengalami banjir rob akibat pasangnya air laut.
- Penebangan hutan secara membabi buta sehingga tanah tidak mampu menahan air hujan dan terjadilah banjir bandang.
- Pebuatan tanggul yang tidak sesuai standar dan mudah jebol jika terkena arus air yang kuat.
Begitu banyak kerugian yang diakibatkan oleh banjir. Sebisa mungkin kita harus berusaha mencegah banjir dengan melakukan beberapa kegitan seperti membuang sampah pada tempatnya, melakukan pengerukkan terhadap sungai- sungai yang dangkal dan melakukan penanaman kembali hutan- hutan yang gundul [baca : Cara Mencegah Banjir].
Tanah yang longsor akan menimbun dan merusak apa saja yang ditimpanya. Longsor dapat memutus jalan yang menghubungkan beberapa daerah. Jika longsor terjadi di daerah pemukiman penduduk, maka sudah dipastikan tanah longsoran akan menimbun rumah- rumah penduduk. Tak sedikit warga yang masih berada di dalam rumah juga ikut tertimbun [baca : Akibat Terjadinya Tanah Longsor]. Material longsoran berupa tanah yang jenuh akan air membuat proses evakuasi menjadi sulit. Dibutuhkan alat- alat berat untuk melakukan evakuasi korban longsor.
Baca juga : Cara Mencegah Tanah Longsor
Terjadinya gunung meletus saat ini sudah bisa diprediksi dengan melihat ciri- ciri gunung api akan meletus. Prediksi tersebut sangat membantu mengurangi korban jiwa dan kerusakan akiba gunung meletus. Ketika gunung akan meletus, maka warga di sekitar gunung akan diberi peringatan dan dibantu dalam proses evakuasi. Warga di sekitar lereng gunung berapi seharusnya mematuhi instruksi dari pemerintah daerah dan instansi yang berwenang agar proses evakuasi berjalan dengan lancar.
Badan penanggulangan bencana biasanya akan menyediakan posko bencana alam, mendirikan tenda- tenda bagi warga yang mengungsi dan juga mendirikan dapur- dapir umum untuk memenuhi kebutuhan makan bagi pengungsi. Posko kesehatan juga didirikan dan akan melayani warga selama terjadi bencana alam.
Pemanfaatan sumber daya air meliputi semua bidang. Selain digunakan untuk konsumsi dan kebutuhan sehari- hari, air juga dibutuhkan untuk sistem irigasi lahan pertanian. Jika air tidak tersedia, maka lahan pertanian akan mengalami kekeringan dan berakhir dengan gagal panen.
Untuk mengatasi kekeringan diperlukan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah konservasi sumber daya air, membuat waduk, membuta hujan buatan di daerah yang kekeringan dan melakukan reboisasi. Reboisasi sangat diperlukan karena sumber air berada dekat dengan hutan. Akar- akar pohin juga mampu membantu menahan air di dalam tanah. Jika hutan dijaga kelestariannya, maka bencana kekeringan dapat dihindari.
Kebakaran hutan juga merupakan salah satu bencana alam yang terjadi saat musim kemarau. Penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor alam seperti berikut :
- Petir yang menyambar daerah hutan sehingga menyebabkan percikan api.
- Adanya beberapa titik api karena kemarau yang panjang.
- Adanya lelehan lava yang membakar hutan di sekitar gunung berapi.
Manusia yang semakin rakus juga sering membakar hutan dengan sengaja. Mereka membakar hutan untuk membuka lahan baru yang akan dijadikan perkebunan atau lahan pertanian. Kebakaran hutan ini sangat merugikan, tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi hewan- hewan penghuni hutan. Binatang liar kehilangan hutan sebagai tempat tinggal mereka. Hewan- hewan yang terjebak dalam kobaran api juga akan mati karena terbakar ataupun kehabisan oksigen.
Dampak kebakaran hutan yang lain adalah timbulnya bencana kabut asap. Hampir setiap tahun bencana kabut asap ini melanda Provinsi Sumatera. Bahkan negara tetangga juga terkena dampaknya. Kabut asap akibat kebakaran hutan dapat menimbulkan berbagai penyakit pernapasan dan iritasi mata. Aktivitas warga yang terkena dampak bencana asap juga pasti akan terganggu karena jarak pandang menjadi berkurang. Dengan mengetahui berbagai dampak tersebut, manusia diharapkan mampu melakukan pencegahan kebakaran hutan.
6. Gempa Bumi
Indonesia memiliki suatu badan yang disingkat BMKG. BMKG bertugas melakukan pencatatan gempa dan memperingatkan terjadinya tsunami akibat gempa. Terdapat beberapa alat pendeteksi gempa bumi seperti seismometer dan seismograf yang terpasang di seluruh Indonesia. Dengan alat- alat tersebut lokasi titik pusat gempa dan besaran gempa bisa diketahui dengan mudah sehingga mengurangi kepanikan masyarakat.
Diperlukan pelatihan dan cara melakukan mitigasi gempa bumi bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang sering mengalami gempa. Saat terjadi gempa, hal pertama adalah tidak boleh panik. Warga harus berlindung di bawah meja dan menjauhi hal- hal yang menyebabkan luka seperti kaca yang bisa pecah, benda bergantung yang bisa jatuh dan menghindari pipa gas. Ketika berada di luar ruangan, seseorang harus menghindari dinding, pohon atau bangunan yang bisa saja runtuh kapan saja. Setelah terjadi gempa, segera dapat informasi seputar pusat gempa dan bersiaga jika terjadi gempa susulan.