Gangguan dan Teknologi pada sistem peredaran darah Manusia

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 12 are not shown in this preview.

Sistem peredaran darah berperan dalam mengirim darah, oksigen, dan nutrisi ke seluruh tubuh. Bila aliran darah ke bagian tubuh tertentu berkurang karena suatu kondisi, hal ini dapat menimbulkan berbagai gejala akibat gangguan pada sistem peredaran darah.

Sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah, yang meliputi pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Jantung merupakan organ utama sistem peredaran darah yang memiliki fungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Arteri dan vena memiliki fungsi yang berbeda. Arteri akan membawa darah keluar dari jantung ke seluruh tubuh, lalu vena membawa darah kembali ke jantung. Jaringan kapiler menghubungkan arteri dan vena, mengirim nutrisi dan oksigen ke sel tubuh, serta mengeluarkan zat sisa metabolisme, seperti karbon dioksida.

Beberapa Gangguan pada Sistem Peredaran Darah

Jika aliran darah terganggu, organ tubuh akan mengalami kerusakan dan mengakibatkan terjadinya beberapa penyakit. Berikut ini adalah beberapa gangguan pada sistem peredaran darah yang perlu Anda waspadai:

1. Tekanan darah tinggi [hipertensi]

Salah satu gangguan pada sistem peredaran darah yang paling umum terjadi adalah tekanan darah tinggi. Hipertensi seringkali tidak bergejala, namun bila muncul gejala bisa berupa sakit kepala, mimisan, sesak napas, dan pusing.

Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi yang tidak diobati dapat merusak pembuluh darah dan organ tertentu seperti jantung, otak, dan ginjal.

2. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah kondisi ketika pembuluh darah arteri mengeras dan kaku, sehingga mengganggu aliran darah ke organ dan jaringan tubuh. Aterosklerosis terjadi karena penumpukan kolesterol, kalsium, dan jaringan ikat di dinding arteri akibat proses peradangan.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis, yakni tekanan darah tinggi, merokok, obesitas, dan diabetes. Pada tahap awal, ateroklerosis umumnya tidak menimbulkan gejala.

Namun, kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan arteri sangat menyempit, sehingga menghambat aliran darah pada organ-organ tubuh penting, seperti otak, jantung, dan ginjal, serta bagian tubuh tertentu, seperti lengan dan kaki.

3. Serangan jantung

Serangan jantung adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang serius dan tergolong sebagai kondisi kegawatan medis. Kondisi ini terjadi ketika suplai darah ke jantung secara tiba-tiba tersumbat. Biasanya hal ini disebabkan oleh bekuan darah di pembuluh darah jantung atau aterosklerosis.

Beberapa gejala serangan jantung, yaitu nyeri dada, sesak napas, pusing, merasa lemah, serta timbulnya perasaan cemas yang luar biasa. Penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung koroner.

4. Trombosis vena dalam [deep vein thrombosis atau DVT]

Trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis adalah kondisi ketika pembuluh darah vena tersumbat oleh bekuan darah. Kondisi ini sering kali terjadi pada area tungkai.

Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa tungkai bengkak dan nyeri, serta kulit di tungkai yang bermasalah menjadi menjadi merah dan terasa hangat. Jika tidak diobati, DVT dapat menyebabkan komplikasi berupa emboli paru. Hal ini merupakan kondisi serius dan butuh penanganan medis segera.

5. Iskemia

Iskemia adalah istilah medis yang digunakan jika jaringan tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup, misalnya pada otot jantung. Iskemia pada jantung biasanya disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan satu atau lebih arteri koroner, yakni arteri yang memasok darah ke otot jantung.

6. Stroke

Stroke adalah kondisi medis serius yang dapat mengancam jiwa. Stroke terjadi saat suplai darah ke bagian otak terputus atau mengalami gangguan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak, kelumpuhan, dan bahkan kematian.

Salah satu penyebabnya adalah adanya sumbatan oleh bekuan darah di pembuluh darah yang memasok darah dan nutrisi ke otak. Semakin cepat seseorang menerima perawatan untuk stroke, semakin sedikit kerusakan yang terjadi.

Gangguan pada sistem peredaran darah bukanlah hal yang dapat dianggap sepele. Kondisi-kondisi tersebut memerlukan penanganan medis segera.

Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya gangguan pada sistem peredaran darah, penting bagi Anda untuk menjalani pola hidup sehat dengan rutin berolahraga, berhenti merokok, serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan membatasi asupan garam.

Anda juga disarankan untuk rutin menjalani pemeriksaan kesehatan atau check-up secara berkala ke dokter untuk memastikan bahwa tidak terdapat gangguan pada sistem peredaran darah atau penyakit lain di dalam tubuh Anda.

Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi

KOMPAS.com - Gangguan atau kelainan pada sistem peredaran darah dapat terjadi kapanpun.

Banyak faktor yang menyebabkan sistem peredaran darah terganggu, seperti faktor keturunan ataupun kerusakan yang disebabkan oleh bakteri.

Gangguan yang terjadi tersebut akan berdampak atau memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan berbagai penyakit.

Baca juga: Hipertensi: Gejala, Faktor Risiko, Bahaya, dan Cara Mengobati

Penyakit sistem peredaran darah

Ada beberapa gangguan dan penyakit yang bisa menyerang sistem peredaran tubuh manusia, yakni:

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi akibat arterioskleorsis.

Dilansir Encyclopaedia Britannica [2015], hipertensi terjadi ketika pembuluh darah tubuh lebih kecil menyempit.

Itu menyebabkan darah memberikan tekanan berlebihan pada dinding pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk mempertahankan tekanan.

Meski jantung dan pembuluh darah dapat mentolerir peningkatan tekanan darah selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tapi jantung tetap dapat membesar.

Bahkan bisa sampai melemah pada titik kegagalan. Cedera pembuluh darah di ginjal, otak, dan mata juga dapat terjadi.

Baca juga: Anemia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Tekanan darah sebenarnya adalah ukuran dari dua tekanan, yaitu:

Bola.com, Jakarta - Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat dan nutrisi ke dan dari sel. Sistem peredaran darah berperan penting dalam kehidupan manusia.

Peredaran darah pada manusia disebut peredaran darah ganda atau rangkap. Hal itu dikarenakan setiap sekali beredar ke seluruh tubuh darah melewati jantung sebanyak dua kali.

Sistem peredaran darah bekerja dengan cara mengirim darah, oksigen, dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika aliran darah ke bagian tubuh tertentu berkurang, bisa mengakibatkan berbagai gejala akibat gangguan pada sistem peredaran darah.

Kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah sering dijumpai pada seseorang. Beberapa penyebab kelainan tersebut bisa karena faktor keturunan [genetik], kerusakan pada sistem peredaran darah, dan faktor-faktor lain.

Berikut rangkuman tentang macam-macam kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah manusia, dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Jumat [5/11/2021]. 

Anemia adalah penyakit kurang darah. Kurang darah tersebut terjadi karena kandungan hemoglobin [HB] dalam sel darah merah rendah atau berkurang.

Rendahnya kandungan HB bisa diakibatkan kurangnya makanan yang mengandung zat besi. Selain itu, berkurangnya sel darah merah sering terjadi pada penderita penyakit malaria.

Hal ini karena plasmodium sebagai penyebab penyakit malaria memakan sel darah merah.

Thalasemia merupakan penyakit yang diakibatkan faktor keturunan. Thalasemia sering terdapat pada bayi dan anak-anak.

Pada pengidap thalasemia, daya ikat sel darah merahnya terhadap oksigen rendah karena kegagalan pembentukan hemoglobin. Pengidap thalasemia berat membutuhkan transfusi darah setiap bulan.

Hemofilia merupakan penyakit yang menyebabkan darah sukar membeku bila terjadi luka. Kelainan ini disebabkan oleh faktor keturunan [genetis]. Kelainan tidak dapat diobati, tetapi dapat dicegah.

Penderita harus menghindari terjadinya pendarahan agar darah tidak mengalir terus.

Leukimia atau kanker darah adalah penyakit bertambahnya sel darah putih yang tidak terkendali. Beberapa gejala leukimia, yaitu:

  • Demam, kedinginan, dan gejala seperti flu.
  • Badan lemah dan sakit kepala.
  • Sering mengalami infeksi.
  • Kehilangan berat badan.
  • Berkeringat, terutama malam hari.
  • Nyeri tulang atau sendi.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab leukimia. Namun, para peneliti menduga penyebab leukimia antara lain radiasi energi tinggi dan keadaan genetika seseorang.

Hipertensi disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi di dalam arteri. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi bila nilai ambang tekanan sistolik antara 140-200 mmHg atau lebih dan nilai ambang tekanan diastolik antara 90-110 mmHg atau lebih.

Beberapa pengidap tidak menunjukkan gejala-gejala akibat tekanan darah tinggi. Namun, beberapa orang ada yang mengalami gejala-gejala, yaitu sakit kepala, napas pendek, dan penglihatan kabur.

Penyebab hipertensi berkaitan dengan umur, kegemukan, dan keturunan.

Koronariasis merupakan penyempitan atau penyumbatan nadi tajuk arteri [arteri koronari] pada jantung. Melalui nadi tajuk tersebut jantung mendapat makan dan oksigen.

Nadi tajuk berukuran kecil sehingga bila tersumbat, denyut jantung dapat terganggu atau terhenti. Pengidap yang terkena koronariasis akan merasakan sakit di bagian dada [jantung].

Koronariasis disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah pada dinding dalam arteri koronaria. Gumpalan ini disebabkan oleh menumpuknya kolesterol di dalam dinding arteri.

Varises merupakan pelebaran pembuluh balik [vena]. Varises biasanya terjadi di kaki terutama di bagian betis. Varises juga terdapat di bagian anus atau biasa disebut ambeien.

Varises merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak berbahaya. Penyebab varises tidak diketahui secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, varises dapat disebabkan oleh pembengkakan pada vena.

Varises tidak perlu diobati. Namun, jika terjadi varises atau ambien yang parah, dapat dilakukan operasi.

Sumber: Kemdikbud

Lanjutkan Membaca ↓

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề