Gerakan 3a yang dicetuskan jepang untuk mengelabui bangsa bangsa di asia merupakan kepanjangan dari

Ilustrasi Membaca Sejarah Indonesia. Sumber: Janko Ferlic/Pexels.com

Gerakan 3A merupakan salah satu gerakan yang terdapat pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Seperti apa Gerakan 3A ini? Berikut adalah ulasan isi Gerakan 3A pada masa penjajahan Jepang di Indonesia selengkapnya untuk Anda.

Gerakan 3A merupakan gerakan propaganda yang terjadi pada masa penjajahan jepang di Indonesia. Isi Gerakan 3A, yaitu:

  1. Nippon [Jepang] Cahaya Asia

  2. Nippon [Jepang] Pelindung Asia

  3. Nippon [Jepang] Pemimpin Asia

Jepang menggunakan tiga semboyan tersebut dengan tujuan mendekati tokoh-tokoh nasional Indonesia. Pada saat itu, Jepang gencar melakukan propaganda Perang Pasifik sebagai Perang Asia Timur Raya dan menginginkan pemuda Indonesia untuk membantunya secara sukarela.

Namun, Gerakan 3A tidak berumur panjang. Teja, dkk. dalam bukunya yang berjudul Sejarah SMA/MA Kls XI IPS mengungkapkan bahwa, Gerakan 3A dibubarkan pada bulan September tahun 1942. Terjadinya pembubaran gerakan tersebut dikarenakan adanya perpecahan di antara penguasa Jepang.

Kala itu, Staf Gunseikan menuduh Gerakan 3A sebagai organisasi massa padahal, seharusnya gerakan tersebut merupakan gerakan propaganda. Selain karena perpecahan yang terjadi antarpenguasa Jepang, sebab lain dari pembubaran 3A adalah karena gerakan ini dipimpin oleh seorang nasionalis yang tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia pada masa itu.

Lantas, apakah Jepang menyerah dalam memengaruhi Indonesia setelah dibubarkannya Gerakan 3A? Jawabannya adalah tidak.

Pasca Gerakan 3A dibubarkan di Indonesia

Ilustrasi Buku Sejarah. Sumber: Emily/Pexels.com

Pasca Gerakan 3A dibubarkan, Jepang tidak menyerah untuk memengaruhi atau menarik simpati Indonesia. Pada tahun 1943, Jepang mendirikan Poetera. Poetera adalah Poesat Tenaga Rakyat yang didirikan oleh pemerintah militer Jepang untuk menarik simpati kaum nasionalis Indonesia. Organisasi yang didirikan pada tanggal 9 Maret 1943 ini pun dipimpin oleh para tokoh nasional yang diakui oleh rakyat sebagai pemimpin yang karismatik. Tokoh tersebut adalah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan K. H. Mansur yang kemudian dikenal sebagai Empat Serangkai.

Itulah ulasan singkat tentang masa penjajahan Jepang di Indonesia yang meliputi isi Gerakan 3A hingga pasca dibubarkannya gerakan tersebut. Perjalanan Indonesia untuk merdeka pada saat itu masih sangat panjang. Bila ingin menyimak tentang sejarah perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, ikuti terus Berita Update, ya! [AA]

Jepang melakukan berbagai propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia. Salah satunya adalah membentuk Gerakan 3A yang diketuai oleh Mr. Syamsudin. Gerakan tersebut mengambil nama dari semboyan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya yang bermakna Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Cahaya Asia.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C.

Pada masa kependudukan Jepang di Indonesia, Jepang membentuk Gerakan Tiga A dengan para nasionalis pada Maret 1942. Nama gerakan ini dijabarkan dari semboyan Jepang, yaitu "Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon pemimpin Asia''.

Gerakan Tiga A dipimpin oleh Mr. Samsuddin yang saat itu dibantu oleh Sutan Pamuntjak dan Mohammad Saleh. Melalui Gerakan 3A, Jepang menggaungkan propaganda persaudaraan sesama bangsa Asia untuk terbebas dari bangsa Barat. Para tokoh nasionalis Indonesia kemudian merespon Jepang dengan baik karena dianggap akan membebaskan Indonesia dari belenggu Belanda dan akan membantu mencapai kemerdekaan Indonesia.

Namun faktanya, Gerakan Tiga A tidak begitu populer di kalangan rakyat karena sangat berbau Jepang. Mohammad Hatta pernah menyatakan bahwa Gerakan Tiga A itu dibenci orang karena lebih banyak menggolong daripada menolong. Sedangkan bagi kaum intelektual yang telah bergerak dalam bidang politik, Gerakan Tiga A dianggap kurang menarik karena tidak ada manfaatnya dalam perjuangan mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Karena Gerakan Tiga A dianggap tidak efektif, maka gerakan ini dibubarkan pada bulan Desember 1942.

Dengan demikian, Gerakan 3A merupakan gerakan propaganda yang dibentuk oleh Jepang untuk meyakinkan Indonesia bahwa Jepang akan menolong Indonesia terbebas dari Belanda, namun sikap tokoh-tokoh nasional dan rakyat terhadap Gerakan 3A adalah sangat membencinya dan menilai Gerakan 3A tidak menarik karena hanya untuk kepentingan Jepang saja, tidak untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.

APBN Tak Kuat Tahan Subsidi BBM Membengkak, Jokowi Harus Bagaimana?

Perbesar

Ilustrasi Bendera Merah Putih Credit: unsplash.com/Nick

Liputan6.com, Jakarta Gerakan 3A didirikan oleh Jepang memiliki tujuan khusus yang penting untuk anda ketahui. Gerakan 3A merupakan propaganda dari Kekaisaran Jepang yang dibentuk pada masa Perang Dunia II. Gerakan 3A didirikan pada 29 April 1942, tepat dengan Hari Nasional Jepang yaitu kelahiran [Tencosetsu] Kaisar Hirohito.

Semboyan atau Gerakan 3A ini merupakan salah satu propaganda oleh Jepang untuk mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan supaya rakyat Indonesia mau membantu Jepang sekaligus mengeruk sumber daya di Indonesia.

Dibentuknya Gerakan 3A dipelopori oleh tokoh bernama Shimizu Hitoshi. Gerakan 3A ini dipimpin oleh Mr. Syamsuddin. Ia merupakan tokoh politik terkemuka waktu itu yang sangat dekat dengan pemerintah.

Untuk lebih rinci, berikut ini ulasan mengenai tujuan Gerakan 3A beserta sejarah hingga bubarnya Gerakan 3 A yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis [30/12/2021].

Perbesar

Ilustrasi Kumpulan Buku. Credit: pexels.com/thought

Berikut ini terdapat beberapa tujuan Gerakan 3A, yaitu:

1. Tujuan Gerakan 3A yang pertama yaitu menarik simpati rakyat Indonesia.

2. Tujuan Gerakan 3A yang selanjutnya yaitu memberi jaminan keamanan bagi rakyat Indonesia.

3. Tujuan Gerakan 3A yang lainnya yaitu menyakinkan bangsa Indonesia bahwa Jepang negara terkuat di Asia.

4. Tujuan Gerakan 3A yang berikutnya yaitu memberi peluang bagi pemimpin Indonesia dalam pemerintahan.

5. Tujuan Gerakan 3A yang terakhir adalah menarik simpati para pemimpin pergerakan nasional Indonesia.

Perbesar

Ilustrasi sejarah. [Photo by Javad Esmaeili on Unsplash]

Propaganda merupakan usaha untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyebaran informasi serta pembentukan opini dan sikap, demikian menurut Carl Hovland dalam buku berjudul Propaganda [2007]. Nurdiana dalam penelitiannya bertajuk "Pengajaran Bahasa Jepang Sebagai Bentuk Propaganda pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia 1942-1945" [2009], menyebutkan bahwa gerakan propaganda oleh Jepang telah dilakukan jauh sebelum mereka menduduki Indonesia. Tahun 1917, misalnya, Jepang menjalin kerja sama dengan perusahaan minyak asal Inggris, yaitu Anglo Petroleum. Perjanjian kerja sama ini kemudian memberikan mereka akses untuk bersentuhan langsung dengan wilayah Indonesia, khususnya di Tarakan, Borneo bagian utara. Oleh sebab itu, ketika Jepang datang ke Indonesia pada 1942, Tarakan merupakan daerah pertama yang diduduki. Ketika, secara resmi menguasai wilayah Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, Dai Nippon semakin gencar melakukan propagandanya di Indonesia.

Perbesar

Ilustrasi sejarah. [Photo by Chris Lawton on Unsplash]

Gerakan 3A yang dibentuk oleh Jepang diterapkan untuk membantu usaha peperangan mereka melawan Sekutu di Perang Dunia Kedua. Sejarah pendudukan militer Jepang atau Dai Nippon di Indonesia berlangsung sejak tahun 1942 hingga 1945. Jepang menduduki wilayah Indonesia setelah Belanda menyerah tanpa syarat melalui Perjanjian Kalijati yang ditandatangani tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Perundingan ini dilakukan lantaran kekalahan Belanda di Perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia Kedua.

Selama menjajah Indonesia, pemerintahan militer Jepang melancarkan berbagai propaganda demi merebut simpati rakyat. Dai Nippon membutuhkan dukungan rakyat karena masih harus menghadapi Sekutu di Perang Dunia Kedua, sekaligus mengeruk sumber daya di Indonesia untuk membiayai perang. Untuk itulah, Gerakan 3A dapat terbentuk. Adapun isi dari propaganda Gerakan 31 adalah sebagai berikut:

1. Nippon Pemimpin Asia.

2. Nippon Pelindung Asia.

3. Nippon Cahaya Asia.

Perbesar

Ilustrasi sejarah. [stock photo / Unsplash]

Telah dijelaskan di atas bahwa tujuan Gerakan 3A adalah agar mendapatkan rasa simpati dari rakyat Indonesia dan agar rakyat Indonesia mau membantu Jepang.  Awalnya, pemerintah Jepang berusaha untuk mendekati para nasionalis yang lunak terhadap pemerintahannya dan dianggap dapat diajak kerjasama dengan pemerintah Jepang.

Cara ini dimaksudkan agar para nasionalis dapat langsung diawasi. Saat itu, para nasionalis garis keras masih sangat sulit untuk didekati oleh Jepang, sehingga pemerintah Jepang menyiasati dengan mempengaruhi para nasionalis yang lunak lebih dulu. Namun, karena gagal dengan mereka, maka pemerintah Jepang mau tidak mau mulai untuk mendekati para nasionalis yang bergaris keras.  Gerakan 3A pertama kali melakukan kegiatan di Surabaya, tetapi gerakan ini kurang mendapat perhatian rakyat. Gerakan 3A saat itu dianggap terlalu menonjolkan Jepang dan bukan gerakan kebangsaan. 

Alhasil, Gerakan 3A umumnya dibenci banyak orang, karena lebih banyak "menggolong" daripada menolong.  Bagi golongan intelektual yang bergerak dalam politik 3A, gerakan ini juga dianggap kurang menarik karena tidak memberikan manfaat dalam perjuangan mencapai cita-cita kemerdekaan.  Banyaknya tanggapan negatif terhadap Gerakan 3A ini dibuktikan dengan kurangnya rasa simpati dari rakyat Indonesia. Padahal tujuan awal dari Gerakan 3A adalah untuk mendapat dukungan rakyat Indonesia. Sebab dianggap gagal, maka pemerintah Jepang memutuskan untuk membubarkan Gerakan 3A. Gerakan 3A berakhir pada 1943 setelah mendapat banyak protes keras dari rakyat dan pemimpin Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề