Hari dimana malaikat Israfil meniupkan sangkakalanya yang dimaksud adalah Yaumul?

ISLAM—Hari Kiamat adalah peristiwa yang maha dahsyat yakni setelah hari yang ditentukan Allah SWT, maka atas perintahnya ditiuplah sangkakala [ash-shur] oleh malaikat Israfil seketika itu bergetarlah seluruh alam semesta.

Akhir-akhir ini banyak media yang memberitakan mengenai suara terompet dari langit. Konon katanya suara itu terdengar di 4 negara [Amerika, Canada, Jerman dan Australia]. Banyak yang beranggapan bahwa suara itu seperti terompet sangkakala. Namun, jangan langsung percaya begitu saja mengenai pemberitaan tersebut.

Tiupan sangkakala merupakan peristiwa yang sangat mengerikan, yaitu peristiwa yang pertama kali terjadi pada hari kiamat.

Malaikat Israfil meniup sangkakala pada hari kiamat sesuai dengan perintah Allah SWT dan seketika semua manusia di muka bumi pada saat itu akan mati saat mendengar tiupan sangkakala Malaikat Israfil.

Dalam riwayat hadis dijelaskan siapa orang yang akan pertamakali mendengar suara terompet sangkakala Malaikat Israfil.

Abdullah bin amr. r.a memberitahukan, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila sangkakala di tiup, semua orang yang mendengarnya terkulai dalam keadaan mati. orang pertama yang mendengarnya ialah seorang lelaki yang sedang memperbaiki kolam air untuk ternak untanya, seketika ia mati, matilah pula semua manusia.

kemudian Allah SWT menurunkan hujan seperti kabut atau hujan deras, hujan itulah yang menghidupkan semua tubuh manusia. lalu sangkakala ditiupkan sekali lagi, serta-merta seluruh manusia bangkit berdiri dalam keadaan menunggu.

lalu terdengarlah suara, “Wahai manusia, kemarilah kalian menghadap Rab [Tuhan] kalian, kumpulkanlah mereka semua di tempat pemberhentian, untuk memberikan pertanggungjawaban.”. [H.R Muslim]

Lihat Juga:  Kiprah Muslim Amerika Membawa Perubahan 2019

Suara.com - Hari kiamat merupakan salah satu rukun iman yang wajib untuk diimani oleh seluruh umat muslim. Waktu datangnya hari kiamat ini hanya Allah SWT yang mengetahui. Oleh karena itu, umat muslim diwajibkan untuk mengimani serta mempersiapkan diri dengan bekal amalan sebelum kiamat tiba.

Salah satu penanda datangnya hari kiamat adalah telah ditiupnya sangkakala. Malaikat yang bertugas meniup sangkakala adalah malaikat Israfil. Ketika malaikat Israfil meniupkan sangkakala, maka seluruh makhluk tidak dapat mengelak bahwa hari kiamat akan terjadi.

“Dan [ingatlah] pada hari [ketika] sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” [QS. An-Naml: 87]

Tugas malaikat Israfil

Baca Juga: Sifat-Sifat Malaikat yang Tidak Dimiliki Makhluk Lain

Seperti yang telah dibahas bahwa malaikat Israfil merupakan malaikat yang bertugas untuk meniup sangkakala, sebagiamana telah tercantum dalam hadist.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, Allah SWT semenjak menciptakan langit dan bumi, Dia menciptakan pula sangkakala, lalu Dia berikan kepada Israfil. Israfil meletakkannya di mulutnya. Dia berada di ‘Arasy tengah menunggu datangnya perintah dari Allah SWT untuk meniup terompet tersebut.” [HR. Abu Hurairah]

Dalam hadist lain menyatakan bahwa malaikat Israfil telah menunggu datangnya hari kiamat dengan menemplekan sangkakala pada bibirnya selama berabad-abad hingga kini. Malaikat Israfil hanya menuggu perintah dari Allah SWT untuk meniupnya.

Dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah bersabda: "Bagaimana saya bisa bersenang-senang sementara malaikat peniup terompet telah meletakkan terompet itu di mulutnya, memiringkan dahinya, pendengarannya konsentrasi, selalu siaga kapanpun dia akan diperintahkan." [HR. Ahmad 11039, Turmudzi 3551]

Tiupan Sangkakala

Baca Juga: Gus Baha: Akhir Zaman Sedikit Ulama, Banyak Penceramah

Di saat hari kiamat tiba, malaikat Israfil meniupkan sangkakala sebanyak dua kali. Ada beberapa riwayat yang menyatakan ada tiga kali dan dua kali. Meski demikian, kedua riwayat sama-sama kuat.

Pada tiga kali tiupan yakni pertama adalah nafkhotul faza’ yang membuat kaget seluruh makhluk hidup, kepanikan hingga berubahnay keteraturan di dunia. Kedua adalah nafkhotul ba’tsi wan nusyuur yang mana semua makhluk akan dibangkitkan dan yang ketiga adalah seluruh makhluk yang telah meninggal dunia sebelumnya akan dibangkitkan dari kuburnya.

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu [putusannya masing-masing].” [QS. Az-Zumar: 68]

“Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya [menuju] kepada Tuhan mereka.” [QS. Yasin: 51]

Pada versi dua kali tiupan, pertama seluruh makhluk hidup akan musnah kecuali orang yang dikehendaki Allah SWT akan tetap hidup. Pada tiupan kedua, seluruh makhluk akan dibangkitkan dan seluruhnya akan berkumpul di Padang Mahsyar. Pada saat ini menjadi hari pembalasan terhadap tindakan yang diperbuat selama di dunia.

Demikian adalah penjelasan singkat mengenai malaikat Israfil yang bertugas untuk meniup sangkakala sebagai pertanda mulainya hari kiamat. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah keimanan untuk terus menjalankan amalan baik semasa hidup.

Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat

Termasuk keimanan terhadap hari akhir adalah beriman dengan tiupan sangkakala pada hari kiamat. Ini adalah peristiwa yang sangat mengerikan, yaitu peristiwa pertama kali yang terjadi pada hari kiamat. Malaikat Israfil meniup sangkakala pada hari kiamat sesuai perintah Allah Ta’ala. Di antara permasalahan yang menjadi perselisihan para ulama adalah berapa kali sangkakala ditiup pada hari kiamat kelak. Berikut kami sampaikan pendapat para ulama dan argumentasi [dalil] masing-masing pendapat terkait tiupan sangkakala.

Sangkakala Ditiup sebanyak Tiga Kali

Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah Ibnul ‘Arabi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dan Asy-Syaukani rahimahumullah.

Tiupan pertama, disebut dengan nafkhotul faza’, yaitu tiupan yang menyebabkan kaget, kepanikan, atau terkejutnya seluruh makhluk. Tiupan ini juga menyebabkan perubahan dan rusaknya keteraturan alam dunia. Tiupan pertama ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ

Dan [ingatlah] hari [ketika] ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” [QS. An-Naml [27]: 87]

Tiupan ke dua, disebut dengan nafkhotu ash-sha’qi, yaitu tiupan yang menyebabkan kematian seluruh makhluk.

Tiupan ke tiga, disebut dengan nafkhotul ba’tsi wan nusyuur, yaitu tiupan dibangkitkannya seluruh makhluk.

Tiupan sangkakala ke dua dan ke tiga ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu [putusannya masing-masing].” [QS. Az-Zumar [39]: 68]

Tiupan ke tiga juga ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ

Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya [menuju] kepada Tuhan mereka.” [QS. Yasin [36]: 51]

Baca Juga: Kenapa Seseorang Lari dari Anak, Istri, dan Orang Tuanya di Hari Kiamat?

Sangkakala Ditiup sebanyak Dua Kali

Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, Al-Qurthubi dan Ibnu Hajar rahimahumullah.

Tiupan sangkakala yang pertama disebut dengan nafkhotul faza’ wa ash-sha’qi, yaitu tiupan yang menyebabkan terkejutnya seluruh makhluk sehingga menyebabkan kematian mereka. Menurut ulama yang berpendapat tiupan sebanyak dua kali, nafkhotul faza’ dan nafkhotu ash-sha’qi ini dua hal yang terjadi dalam satu waktu [satu tiupan], bukan dua tiupan yang terpisah. Artinya, mereka terkejut dan kemudian mati karenanya.

Para ulama yang berpendapat dua kali, mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala,

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ

[Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan] pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam. Tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan ke dua.” [QS. An-Nazi’at [79]: 6-7]

Ketika menjelaskan ayat di atas, Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: هَمًّا النَّفْخَتَانِ الْأُولَى وَالثَّانِيَةُ، وَهَكَذَا قَالَ مُجَاهِدٌ وَالْحَسَنُ وَقَتَادَةُ وَالضَّحَّاكُ وَغَيْرُ وَاحِدٍ

“Ibnu ‘Abbas berkata,’Keduanya adalah tiupan pertama dan ke dua.’ Dan demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, dan yang lainnya.” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/315]

Mereka juga berdalil dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ

“[Jarak] antara dua tiupan adalah empat puluh.” [HR. Bukhari no. 4935]

Baca Juga: Hari Kebangkitan

Pendapat yang Lebih Kuat Tentang Tiupan Sangkakala

Di antara dua pendapat tersebut, yang lebih tepat adalah pendapat yang ke dua, bahwa sangkakala ditiup sebanyak dua kali pada hari kiamat. Hal ini berdasarkan hadits dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dalam sebuah hadits yang panjang di dalamnya diceritakan,

… ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ، فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا، قَالَ: وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إِبِلِهِ، قَالَ: فَيَصْعَقُ، وَيَصْعَقُ النَّاسُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ – أَوْ قَالَ يُنْزِلُ اللهُ – مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ – نُعْمَانُ الشَّاكُّ – فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ، ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى، فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ …

“ … Kemudian ditiuplah sangkakala. Tidak ada seorang pun yang mendengarnya kecuali dia memasang pendengarannya dan menjulurkan lehernya. Beliau bersabda,’Maka orang yang pertama kali mendengarnya adalah seseorang yang memperbaiki telaga untuk untanya.’ Beliau berkata,’Dia pun mati, dan orang-orang pun mati.’ Kemudian Allah mengirim –atau beliau berkata,’Menurunkan’- hujan gerimis atau naungan –Nu’man [salah seorang perawi] ragu-ragu- yang darinya Allah menumbuhkan [membangkitkan] jasad-jasad manusia. Kemudian ditiuplah sangkakala yang ke dua, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu [putusannya masing-masing] …” [HR. Muslim no. 2940].

Maka di dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa ketika sangkakala ditiup pertama kali dan didengar manusia, maka mereka pun mati. Kemudian ditiuplah sangkakala ke dua kalinya, maka bangkitlah manusia dari kuburnya dan menunggu putusannya masing-masing. Dua tiupan ini juga ditunjukkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas.

Baca Juga: Kengerian di Hari Kiamat

Jarak antara Dua Tiupan Sangkakala

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ» قَالُوا: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالُوا: أَرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالُوا: أَرْبَعُونَ سَنَةً؟ قَالَ: أَبَيْتُ

[Jarak] antara dua tiupan adalah empat puluh.” Para sahabat bertanya,”Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” Mereka bertanya lagi,”Empat buluh bulan?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” Mereka bertanya lagi,”Empat puluh tahun?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” [HR. Bukhari no. 4935]

Maksudnya, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu enggan untuk menegaskan atau memastikan apakah empat puluh hari, empat puluh bulan, atau empat puluh tahun. Akan tetapi yang pasti adalah bahwa jaraknya empat puluh. Dikatakan juga bahwa jarak dua tiupan ini adalah di antara perkara yang tidak diketahui kecuali Allah Ta’ala.

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan,

ومعناه امتنعت من تبيينه لأني لا أعلمه فلا أخوض فيه بالرأي

“Maksudnya, aku tidak bisa menjelaskan, karena aku tidak mengetahuinya. Maka aku tidak berbicara tentang hal itu hanya berdasarkan pendapat [logika].” [Fathul Baari, 11/370]

Semoga penjelasan singkat ini bermanfaat untuk kaum muslimin.

Baca Juga: Beriman Kepada Malaikat

Referensi:

[1] Al-Imaan bimaa Ba’dal Maut: Masaail wa Dalaail, karya Ahmad bin Muhammad bin Shadiq An-Najar, Daar An-Nashihah Madinah KSA, cetakan pertama, tahun 1434, hal. 113-119.

[2] Al-Irsyad ila Shahihil I’tiqod wa Ar-Radd ‘ala Ahli Asy-Syirki wal Ilhaad, karya Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan hafidzahullah, Montada Althaqafa Riyadh KSA, cetakan pertama, tahun 1434, hal. 226-229.

Selesai disusun Sabtu pagi, Masjid Nasuha Rotterdam NL, 23 Jumadil Ula 1436

Yang selalu mengharap ampunan Rabb-nya,

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel Muslim.or.id

🔍 Arti Akidah, Telapak Tangan Berdoa, Ceramah Berbakti Kepada Orang Tua Beserta Hadisnya, Hukum Kerja Di Bank Menurut Mui, Puasa Di Bulan Muharram

Tags: armagedonhari kiamatisrafilsangkakala

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề