Identifikasilah sifat sifat tokoh yang ada dalam cerita asal usul Kali Gajah Wong

Siapa sangka wisata Kali Gajah Wong begitu diminati sekarang. Terlebih setelah adanya renovasi yang mempercantik daerah tersebut. Para pengunjung yang datang bisa melihat ribuan ikan nila yang ada di saluran irigasinya.

Namun, tahukah kamu asal usul Kali Gajah Wong ini? Simak cerita berikut.

Kali Gajah Wong

Hari itu, Ki Sapa Wira bersiul riang. Seperti biasa, ia akan memandikan gajah milik junjungannya, Sultan Agung, raja Kerajaan Mataram. Dengan hati-hati, Ki Sapa Wira menuntun gajah yang dinamai Kyai Dwipangga itu.

Mereka berjalan ke sungai yang terletak di dekat Keraton Mataram. Mulailah ia memandikan gajah yang berasal dari negeri Siam itu.

“Nah, sekarang kau sudah bersih. Rambutmu sudah mengilap, sekarang ayo kembali ke kandangmu,” kata Ki Sapa Wira kepada Kyai Dwipangga. Ki Sapa Wira memang memperlakukan Kyai Dwipangga seperti anaknya sendiri. Tak heran, Kyai Dwipangga amat patuh padanya.

Suatu hari, Ki Sapa Wira tak bisa memandikan Kyai Dwipangga. Ada bisul besar di ketiaknya, rasanya ngilu sekali. Badannya juga demam karena bisul itu. Ia meminta tolong pada adik iparnya, Ki Kerti Pejok, untuk menggantikan memandikan Kyai Dwipangga. “Kerti, tolong aku ya. Aku benar-benar tak bisa bekerja hari ini,” kata Ki Sapa Wira.

“Tenang Kang, aku pasti akan membantumu. Tapi tolong beritahu, bagaimana caranya supaya gajah itu menurut padaku? Aku takut jika nanti ia marah dan menyerangku,” jawab Ki Kerti Pejok.

“Biasanya kalau ia mulai gelisah, pantatnya aku tepuk-tepuk, lalu aku tarik ekornya. Nanti ia akan kembali tenang dan berendam sendiri di sungai. Kau tinggal memandikannya,” jelas Ki Sapa Wira. Ki Kerti Pejok mengangguk-angguk tanda mengerti. Ia lalu berangkat ke sungai untuk memandikan Kyai Dwipangga.

Sepanjang perjalanan Ki Kerti Pejok mengajak Kyai Dwipangga mengobrol. Ia juga membawa buah-buahan sebagai bekal dalam perjalanan. “Gajah gendut, kau mau makan kelapa?” tanyanya sambil melemparkan sebutir kelapa pada Kyai Dwipangga. Kyai Dwipangga menangkap kelapa itu dengan belalainya. Dengan mudah ia memecah kelapa itu dan memakannya.

“Sekarang kau sudah kenyang, kan? Ayo jalan lagi,” kata Ki Kerti Pejok sambil memukul pantat Kyai Dwipangga.

Sesampainya di sungai, Ki Kerti Pejok melaksanakan tugasnya dengan mudah. Digosoknya seluruh bagian tubuh Kyai Dwipangga sampai bersih dan berkilap. Setelah itu mereka pulang ke keraton Mataram. “Kang, hari ini aku sudah melaksanakan tugasku dengan baik. Apa besok Kakang masih memerlukan bantuanku?” tanya Ki Kerti Pejok pada Ki Sapa Wira.

“Jika kau tak keberatan, maukah kau memandikannya sekali lagi? Aku masih demam, sedangkan gajah itu harus dimandikan setiap hari,” jawab Ki Sapa Wira.

“Baik Kang, aku tidak keberatan. Toh gajah itu sangat penurut. Jadi, aku tak kesulitan saat memandikannya,” kata Ki Kerti Pejok.

“Terima kasih Kerti, lusa aku pasti sudah sembuh. Kau akan bebas dari tugas ini,” kata Ki Sapa Wira.

Keesokan harinya, Ki Kerti Pejok menjemput Kyai Dwipangga. Pagi itu hujan turun rintik-rintik, tapi sepertinya tak akan bertambah deras. Di sungai Ki Kerti Pejok bimbang karena dilihatnya air sungai sedang surut.

“Wah, airnya dangkal sekali. Mana bisa gajah ini berendam? Aku sendiri saja tak bisa, apalagi gajah yang besar?” pikirnya dalam hati.

“Gajah gendut, kita cari sungai yang lain saja. Sungai ini dangkal, kau tak akan bisa berendam di sini.”

Ki Kerti Pejok menuntun Kyai Dwipangga ke hilir sungai. Di situ air tampak tinggi dan aliran juga cukup deras. “Nah, di sini sepertinya lebih asyik. Ayo, sana masuk, berendamlah. Aku akan menggosok punggungmu dengan daun kelapa ini,” kata Ki Kerti Pejok sambil memukul pantat Kyai Dwipangga. Sambil memandikan Kyai Dwipangga, Ki Kerti Pejok berpikir dalam hati.

“Sebaiknya aku beritahu Kakang untuk memandikan gajahnya di sini. Disini airnya lebih dalam, arusnya juga cukup deras. Aneh, kok selama ini Kanjeng Sultan Agung tak tahu keberadaan sungai ini, ya?”

Saat ia sibuk berbicara sendiri, tiba-tiba dari arah hulu datanglah banjir bandang yang sangat besar. Banjir itu datang dengan sangat cepat. Ki Kerti Pejok dan Kyai Dwipangga bahkan tak menyadarinya.

Dalam sekejap, mereka terhempas dan terbawa arus. “Tolong… tolonggg…,” teriak Ki Kerti Pejok. Tapi tak ada yang mendengar. Sungguh menyedihkan nasib Ki Kerti Pejok dan Kyai Dwipangga. Mereka terseret arus dan hanyut sampai ke Laut Selatan.

Sungguh sangat disayangkan, mereka binasa dalam keganasan banjir bandang itu. Ki Kerti Pejok tak tahu bahwa selama ini Sultan Agung memang melarang para abdinya memandikan gajah di hilir sungai. Karena ia tahu bahaya bisa datang sewaktu-waktu di sana. Ki Sapa Wira berduka. Ia sangat sedih karena kehilangan adik ipar dan gajah kesayangannya.

Untuk mengenang kejadian itu, Sultan Agung menamakan sungai itu Kali Gajah Wong. Kali berarti sungai, gajah wong berarti gajah dan orang. Kali Gajah Wong ini terletak di sebelah timur Kota Yogyakarta.

BACA JUGA:

Tokoh Protagonis dan Antagonis

Setelah membaca cerita rakyat Kali Gajah Wong, sekarang coba tebak siapa tokoh protagonis dan antogonisnya.

Sebelumnya, apakah kamu masih ingat apa yang dimaksud dengan tokoh protagonis dan antagonis? Berikut adalah pengertiannya.

  • Tokoh protagonis: tokoh yang memiliki sifat baik hati.
  • Tokoh antagonis: tokoh yang memiliki sifat jahat.

Perlu kamu ketahui tokoh-tokoh pada cerita ”Kali Gajah Wong” adalah Ki Sapa Wira, Kyai Dwipangga, Ki Kerti Pejok, dan Sultan Agung.

Tokoh-tokoh dalam cerita yang merupakan tokoh protagonis adalah Ki Sapa Wira, Kyai Dwipangga, Ki Kerti Pejok, dan Sultan Agung.

Semua tokoh tersebut tidak menunjukkan sifat buruk. Jadi, dalam cerita tersebut tidak terdapat tokoh antagonis.

Bagaimana menurutmu?

Siapa Saja Tokoh pada Cerita Kali Gajah Wong di Atas?

TRIBUNPADANG.COM - Siapa saja tokoh pada cerita Kali Gajah Wong di atas?

Pertanyaan tersebut di atas merupakan materi Tema 8 Kelas 4 SD/MI, Pembelajaran 3 Subtema 2, halaman 93 sampai 94.

Subtema 2 berjudul Keunikan Daerah Tempat Tinggalku, bagian dari Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017.

Berikut kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 halaman 93 - 94:

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan teks cerita di atas.

1. Siapa saja tokoh pada cerita di atas?

Jawaban: Tokoh-tokoh pada cerita Kali Gajah Wong yaitu Ki Sapa Wira, Kyai Dwipangga, Ki Kerti Pejok, dan Sultan Agung.

Kali Gajah Wong

Hari itu, Ki Sapa Wira bersiul riang. Seperti biasa, ia akan memandikan gajah milik junjungannya, Sultan Agung, raja Kerajaan Mataram. Dengan hati-hati, Ki Sapa Wira menuntun gajah yang dinamai Kyai Dwipangga itu.

Mereka berjalan ke sungai yang terletak di dekat Keraton Mataram. Mulailah ia memandikan gajah yang berasal dari negeri Siam itu.

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Padang

Ilustrasi buku dan kunci jawaban. /Pixabay/lil.foot

PORTAL JEMBER - Tempat tinggal adalah tempat manusia menetap untuk berteduh dari keadaan alam, serta tempat melaksanakan hak dan kewajibannya dalam menjalani hidup.

Dikutip PORTAL JEMBER dari buku.kemdikbud.go.id, "Daerah Tempat Tinggalku" merupakan judul dari tema 8 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 untuk kelas 4 SD/MI.

Artikel ini akan membahas kunci jawaban halaman 87, 88, 89, 90, 93, dan 94 Tema 8 Subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 SD/MI.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 Subtema 2 Halaman 87, 89, 90, 93, 94 Pekerjaan di Lingkungan Sekitar

Sebelum membaca kunci jawaban ini, ada baiknya adik-adik berusaha untuk menjawabnya sendiri terlebih dahulu.

>

Kunci jawaban ini juga bisa dijadikan panduan dan pembanding bagi orang tua untuk memeriksa jawaban anaknya.

Berikut adalah kunci jawaban Buku Tematik Kelas 4 SD/MI Tema 8 Subtema 2 halaman 87, 88, 89, 90, 93, dan 94.

Kunci jawaban halaman 87-88

Ingatkah kalian kegiatan ekonomi? Kegiatan ekonomi terdiri atas produksi, distribusi, dan konsumsi. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

Sumber: buku.kemdikbud.go.id

BANJARNEGARAKU - Adik adik kelas 4, berikut artikel pembahasan dan kunci jawaban soal Buku Tematik Kemendikbud revisi 2018, kelas 4 SD MI subtema 3 Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku, pembelajaran 1.

Sekarang kita akan mempelajari pembahasan dan kunci jawaban kelas 4 SD MI Tema 8 subtema 3 pembelajaran 1, cerita Kali Gajah Wong lengkap dengan tokoh, sifat tokoh, inti cerita, dan ringkasan cerita.

Artikel ini akan membahas kunci jawaban kelas 4 SD MI Tema 8 subtema 3 pembelajaran 1, bersumber dari Buku Tematik Kelas 4 Kemendikbud revisi 2018, 6 cerita Kali Gajah Wong lengkap dengan tokoh, sifat tokoh, inti cerita, dan ringkasan cerita.

Baca Juga: Caadara, Kunci Jawaban Kelas 4 SD MI Tema 8

Kunci jawaban kelas 4 SD MI Tema 8 subtema 3 pembelajaran 1, cerita Kali Gajah Wong lengkap dengan tokoh, sifat tokoh, inti cerita, dan ringkasan cerita merupakan pembahasan artikel ini, yang dipandu oleh Yuniati SPd SD MSi pendidik SD Negeri 1 Kenteng, Kecamatan Madukara, Banjarnegara.

Alternatif kunci jawaban kelas 4 SD MI Tema 8 subtema 3 pembelajaran 1, cerita Kali Gajah Wong lengkap dengan tokoh, sifat tokoh, inti cerita, dan ringkasan cerita sebagai pedoman orang tua saat mendampingi kalian belajar, sehingga kalian harus berusaha mengerjakan sendiri terlebih dahulu sebelum bertanya kepada orang tua.

Adik adik kelas 4, mari kita simak pembahasan kelas 4 SD MI Tema 8 subtema 3 pembelajaran 1, cerita Kali Gajah Wong lengkap dengan tokoh, sifat tokoh, inti cerita, dan ringkasan cerita.

Baca Juga: Angsa dan Telur Mas, Kunci Jawaban Kelas 4 SD MI Tema 8

Judul cerita :

Kali Gajah Wong

Tokoh dalam cerita :

a. Ki Sapa Wirab. Kyai Dwipangga

c. Ki Kerti Pejok

Sifat tokoh dalam cerita :

a. Ki Sapa Wira : Penyayang, rajin, dan bertanggung jawab.b. Kyai Dwipangga : Penurut

c. Ki Kerti Pejok: Suka menolong, rajin dan penyayang.

Inti cerita dari hasil diskusi :

Cerita tentang Ki Sapa Wira yang sangat sayang kepada seekor gajah bernama Kyai Dwipangga, gajah milik Sultan Agung raja Kerajaan Mataram. Setiap hari Ki Sapa Wira memandikan Kyai Dwipangga. Suatu hari Ki Sapa Wira sakit, sehingga minta tolong kepada Ki Kerti Pejok. Ketika Ki Kerti Pejok memandikan Kyai Dwipangga di hilir sungai, dan tiba tiba banjir bandang datang. Ki Kerti Pejok dan Kyai Dwipangga hanyut ke Laut Selatan.

Ringkasan cerita :

Ki Sapa Wira adalah seorang abdi Kerajaan Mataram. Ia diberi tugas oleh Sultan Agung, raja Kerajaan Mataram untuk merawat seekor gajah yang bernama Kyai Dwipangga. Ki Sapa Wira memang memperlakukan Kyai Dwipangga seperti anaknya sendiri. Tak heran, Kyai Dwipangga amat patuh padanya.

Suatu hari, Ki Sapa Wira tak bisa memandikan Kyai Dwipangga karena ada bisul besar di ketiaknya. Ki Sapa Wira merasa ngilu dan badannya juga demam. Akhirnya ia meminta tolong pada adik iparnya yaitu Ki Kerti Pejok untuk menggantikan memandikan Kyai Dwipangga.

Ki Kerti Pejok menanyakan cara agar Kyai Dwipangga patuh padanya dan tidak menyerangnya. Ki Sapa Wira menyampaikan caranya yaitu jika Kyai Dwipangga mulai gelisah maka pantatnya ditepuk tepuk dan ekornya ditarik, maka Kyai Dwipangga akan kembali tenang dan berendam sendiri di sungai.

Kemudian, Ki Kerti Pejok berangkat ke sungai untuk memandikan Kyai Dwipangga. Sepanjang perjalanan Ki Kerti Pejok mengobrol dan memberikan buah buahan kepada Kyai Dwipangga. Sesampainya di sungai, Ki Kerti Pejok melaksanakan tugasnya dengan mudah. Digosoknya seluruh bagian tubuh Kyai Dwipangga sampai bersih dan berkilap. Setelah itu mereka pulang ke keraton Mataram.

Ki Kerti Pejok menyerahkan Kyai Dwipangga yang sudah bersih kepada Ki Sapa Wira. Ki Sapa Wira meminta Ki Kerti Pejok untuk memandikan Kyai Dwipangga lagi esok hari karena Ki Sapa Wira masih sakit. Dengan senang hati Ki Kerti Pejok menyanggupinya.

Keesokan hari, Ki Kerti Pejok menjemput Kyai Dwipangga. Pagi itu hujan turun rintik rintik, tapi sepertinya tak akan bertambah deras. Di sungai Ki Kerti Pejok bimbang karena dilihatnya air sungai sedang surut. KI Kerti Pejok berpikir bahwa air itu tidak akan cukup untuk berendam Kyai Dwipangga.

Akhirnya Ki Kerti Pejok mengajak Kyai Dwipangga mencari tempat lain. Ki Kerti Pejok menuntun Kyai Dwipangga ke hilir sungai. Di situ air tampak tinggi dan aliran juga cukup deras. KI Kerti Pejok segera menyuruh Kyai Dwipangga untuk berendam. Sambil memandikan Kyai Dwipangga,
Ki Kerti Pejok berpikir dalam hati akan memberitahu Ki Sapa Wira untuk memandikan Kyai Dwipangga di hilir sungai saja karena airnya lebih dalam, arusnya juga cukup deras.

Saat Ki Kerti Pejok sibuk berbicara sendiri, tiba-tiba dari arah hulu datanglah banjir bandang yang sangat besar. Banjir itu datang dengan sangat cepat. Ki Kerti Pejok dan Kyai Dwipangga bahkan tak menyadarinya. Dalam sekejap, mereka terhempas dan terbawa arus. Tapi tak ada yang mendengar. Sungguh menyedihkan nasib Ki Kerti Pejok dan Kyai Dwipangga. Mereka terseret arus dan hanyut sampai ke Laut Selatan.

Mereka binasa dalam keganasan banjir bandang itu. Ki Kerti Pejok tak tahu bahwa selama ini Sultan Agung memang melarang para abdinya memandikan gajah di hilir sungai. Karena ia tahu bahaya bisa datang sewaktu-waktu di sana. Ki Sapa Wira berduka. Ia sangat sedih karena kehilangan adik ipar dan gajah kesayangannya.

Untuk mengenang kejadian itu, Sultan Agung menamakan sungai itu Kali Gajah Wong. Kali berarti sungai, gajah wong berarti gajah dan orang. Kali Gajah Wong ini terletak di sebelah timur Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Asal Usul Burung Cenderawasih, Kunci Jawaban Kelas 4 SD MI Tema 8

Adik adik kelas 4, itulah alternatif kunci jawaban dan pembahasan cerita Kali Gajah Wong lengkap dengan tokoh, sifat tokoh, inti cerita, dan ringkasan cerita pada kelas 4 SD MI Tema 8. Semangat belajar!

Ilustrasi gambar cerita. Cerita Kali Gajah Wong lengkap dengan tokoh, sifat tokoh, inti cerita, dan ringkasan cerita, kunci jawaban kelas 4 SD Tema 8. Cerita fiksi. /Buku Tematik Kemendikbud/

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề