Berapa lama waktu berjemur di pagi hari

Home Lifestyle Berita Lifestyle

Foto: Jaga jarak saat berjemur di taman New York. AP/Kathy Willens

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pandemi Covid-19, hampir seluruh negara termasuk Indonesia melakukan beragam untuk mencegah. Salah satu cara yang dianggap paling mudah dan praktis adalah dengan berjemur.

Berjemur di bawar sinar matahari disinyalir dapat membunuh virus corona atau mencegah penularan Covid-19. Hal ini berdasarkan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa sinar UV dan suhu panas di atas 56 derajat celcius dapat membunuh sejumlah virus, seperti virus SARS, flu burung, dan influenza.

Lantas benarkah sinar matahari dapat membunuh virus corona? Berikut faktanya dirangkum CNBC Indonesia.

Tujuan berjemur saat Covid-19

Berjemur di bawah matahari dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah infeksi, termasuk Covid-19, meskipun tidak dapat langsung membunuh virus corona. Tidak hanya itu, berjemur di bawah sinar matahari pagi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yakni sebagai sumber vitamin D.

Vitamin D sendiri dapat meningkatkan kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh, menjaga fungsi otot dan saraf. Vitamin D juga dapat meningkatkan daya tahan termasuk ke beberapa jenis penyakit seperti autoimun, kanker, serta flu.

Jam berapa berjemur yang baik

Waktu berjemur yang baik untuk Covid-19 sebaiknya di bawah pukul 10.00 pagi. Ultraviolet B yang sinar matahari bawa di pukul 10.00 akan bekerja bersama kolesterol yang ada di bawah permukaan kulit membentuk Vitamin D3.

Durasi berjemur matahari pagi

Untuk mencukupi kebutuhan vitamin D, berjemur yang aman dapat dilakukan sebanyak tiga kali seminggu pada pukul sekitar 09.00 pagi selama 5-15 menit. Hindari berjemur terlalu lama karena dapat merusak kulit dan meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit.


[sef/sef]

Tinggal di negara tropis di Indonesia merupakan suatu keuntungan tersendiri. Di sini, Anda bisa mendapatkan asupan vitamin D yang diperlukan tubuh lewat paparan sinar matahari. Namun, persoalan kapan dan berapa lama berjemur yang baik juga perlu Anda ketahui agar tubuh tidak terpapar pancaran sinar ultraviolet dari matahari yang berlebihan.
Kapan Waktu Berjemur yang Baik?

Berjemur tidak bisa dilakukan sembarang waktu. Waktu berjemur yang baik untuk mendapatkan vitamin D secara optimal di kawasan sekitar khatulistiwa seperti Indonesia berada pada kisaran waktu pukul 9 pagi. Anda sebaiknya segera menghentikan kegiatan berjemur di bawah sinar matahari setelah melewati pukul 10 pagi. Pasalnya, indeks ultraviolet pada matahari sudah sangat tinggi pada jam-jam tersebut dan dapat menimbulkan kerusakan kulit serta peradangan pada tubuh.

Manfaat Berjemur di Waktu yang Tepat

Jika Anda sudah mengetahui waktu berjemur yang tepat, berbagai manfaat dari berjemur bisa Anda peroleh dengan maksimal. Berikut ini adalah berbagai manfaat dari rutin berjemur di bawah sinar matahari pada waktu yang tepat.

  • Meningkatkan Imunitas Tubuh
    Menemukan waktu berjemur yang baik dapat memberi keuntungan bagi daya tahan tubuh. Ini karena berjemur di waktu yang tepat akan membuat Anda memperoleh asupan vitamin D yang cukup untuk meningkatkan sistem imunitas alias kekebalan tubuh. Berbagai risiko penyakit seperti flu, pilek, bahkan serangan penyakit karena virus lainnya pun bisa dihindari. Kekebalan tubuh yang baik juga dapat mengurangi risiko terkena kanker.

  • Memelihara Kesehatan Tulang
    Vitamin D yang cukup dari waktu berjemur yang baik juga bisa berimbas positif bagi kesehatan tulang. Hal ini karena vitamin D pada dasarnya membantu penyerapan kalsium dalam tubuh. Dengan penyerapan kalsium yang mumpuni karena dibantu oleh vitamin D, tulang pun menjadi lebih padat dan kuat. Risiko pengeroposan tulang alias osteoporosis maupun penyakit tulang lainnya juga akan berkurang.

  • Membuat Tidur Lebih Berkualitas
    Jika Anda termasuk orang yang memiliki masalah tidur, cobalah untuk berjemur di waktu yang baik. Paparan sinar matahari di waktu yang tepat terbukti mampu mengatur ritme sirkadian pada tubuh. Alhasil, orang-orang yang terbiasa berjemur di waktu yang baik pada sekitar pukul 9 pagi cenderung menjadi lebih mudah mengantuk ketika matahari telah terbenam. Dengan waktu tidur yang berkualitas, proses regenerasi sel dalam tubuh dapat berlangsug optimal dan risiko beragam penyakit kronis bisa diminimalkan.

  • Mencegah Depresi
    Vitamin D ternyata juga berpengaruh pada kesehatan mental. Ini karena vitamin D bisa memicu tubuh untuk memproduksi hormon serotonin yang memberi perasaan tenang dan bahagia. Stres pun bisa berkurang dengan produksi hormon ini dan risiko depresi dapat ditepis.

  • Menurunkan Risiko Kelahiran Prematur
    Ada alasan tersendiri mengapa wanita yang sedang mengandung disarankan untuk rajin berjemur di pagi hari. Pasalnya, beberapa penelitian menyebutkan vitamin D yang didapatkan dari berjemur di bawah sinar matahari dapat menurunkan risiko kelahiran bayi prematur. Namun, manfaat berjemur di waktu yang baik ini juga masih menuai perdebatan dan penelitiannya masih terus berlangsung sampai sekarang.  

Tips Aman Berjemur di Waktu yang Baik

Waktu berjemur yang baik bukan hanya perkara pada pukul berapa Anda mendapatkan paparan sinar matahari, tetapi juga menyangkut berapa lama waktu berjemur yang baik dan bagaimana Anda melakukannya. Terlepas dari itu,, sinar matahari tetap mengandung zat ultraviolet yang menimbulkan risiko berbahaya bagi kesehatan tubuh, terutama kulit.. Berikut ini beberapa tips ketika Anda berjemur.

  • Jangan Terlalu Lama
    Sering muncul pertanyaan mengenai berapa lama waktu berjemur yang aman. Durasi berjemur memang menjadi sangat penting untuk mendapatkan manfaat dari paparan sinar matahari dan meminimalkan efek sampingnya. Idealnya, berjemur di bawah sinar matahari sekitar 15—30 menit pada pagi hari sebelum pukul 10 sudah cukup.

  • Tidak Perlu Setiap Hari
    Anda tidak perlu berjemur setiap hari untuk memperoleh asupan vitamin D yang dibutuhkan tubuh, khususnya bagi yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Memilih waktu berjemur yang baik pada kisaran pukul 9 pagi cukup dilakukan 3 kali dalam seminggu. Frekuensi berjemur yang tidak terlalu sering memberi keuntungan tersendiri karena proses metabolisme tubuh memiliki waktu yang cukup untuk menyerap vitamin D yang didapatkan ketika berjemur.

  • Tetap Kenakan Pakaian
    Banyak salah kaprah dengan melepas pakaian untuk memperoleh manfaat berjemur yang maksimal. Jangan ikuti hal tersebut dan tetap kenakan pakaian Anda pada saat berjemur. Pakaian bisa melindungi Anda dari paparan sinar ultraviolet yang ikut terpancar dari sinar matahari. 

  • Gunakan Tabir Surya
    Meskipun sudah menemukan waktu berjemur yang tepat dan berapa lama waktu berjemur yang baik, tidak berarti tidak ada risiko dari paparan sinar ultraviolet. Tetaplah menggunakan tabir surya ketika berjemur untuk mencegah kerusakan sel-sel kulit dan tubuh akibat sinar ultraviolet tersebut. Carilah tabir surya dengan SPF minimal 24 guna mampu melindungi kulit Anda ketika sedang berjemur.

  • Pakai Kacamata Hitam
    Usahakan bagian mata tidak terkena sinar matahari berlebihan, meskipun itu sinar matahari pagi. Sinar ultraviolet dari matahari sangat berisiko untuk merusak mata. Anda bisa menghindari risiko ini dengan memakai kacamata hitam.

  • Sediakan Air
    Meskipun hanya berjemur 15—30 menit, tetap sediakan air putih yang bisa langsung Anda minum begitu merasa haus. Pasalnya, berjemur di bawah terik matahari sangat mudah membuat Anda berkeringat dan memicu dehidrasi. Jika Anda mulai banyak berkeringat dan merasa agak lemas sebagai tanda-tanda tubuh kekurangan cairan, segeralah minum air yang sudah Anda siapkan.

***

Selain menemukan waktu berjemur yang baik, asupan vitamin D juga bisa diperoleh lewat sumber lain. Salah satunya dengan mengonsumsi susu Anlene. Bukan hanya vitamin D yang tinggi, susu Anlene juga kaya akan protein, kalsium, dan nutrisi lain yang membawa banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.

Referensi:

Banyak salah kaprah di masyarakat kita bahwa virus corona atau dengan nama resmi SARS-CoV-2 akan mati jika kita berjemur di bawah sinar matahari. Masyarakat percaya bahwa panas sinar matahari akan mematikan virus corona, sehingga seseorang bisa terbebas dari Covid-19.

Pemahaman ini perlu diluruskan, karena faktanya berjemur di bawah sinar matahari tidak dapat membunuh virus corona [SARS-CoV-2].

Akan tetapi, berjemur di bawah sinar matahari, khususnya pagi hari, penting untuk meningkatkan produksi vitamin D3. Salah satu fungsi utama vitamin ini adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan mikroorganisme penyebab penyakit, salah satunya virus corona penyebab penyakit COVID-19.

Yuk, simak uraian berikut.

Sinar matahari diibaratkan seperti obat. Semua obat tentunya ada aturan minum/aturan pakai. Umumnya, aturan tersebut mencakup dosis, yaitu jumlah obat yang harus diminum, dan waktu untuk minum obat. Jika aturan minum obat tersebut diabaikan, misal jumlah obat yang diminum terlalu banyak atau waktu konsumsi obat tidak sesuai, maka obat justru akan berbahaya bagi tubuh bahkan bisa menyebabkan keracunan.

Nah, kembali ke topik sinar matahari. Seperti obat tadi, sinar matahari akan berdampak positif bagi kesehatan apabila berada pada dosis dan waktu yang tepat. Dosis yang dimaksud di sini adalah luas permukaan kulit yang terkena sinar matahari. Sedangkan waktu yang dimaksud adalah jam dan lama berjemur.

Tubuh yang terkena sinar matahari dengan intensitas terlalu tinggi [sangat panas] malah akan berdampak buruk pada tubuh seperti kulit terbakar, terkelupas bahkan dapat memicu terjadinya kanker kulit. Sebaliknya, berjemur dengan dosis dan waktu yang tepat akan sangat bermanfaat untuk kesehatan, di antaranya:

  • Membantu produksi vitamin D, khususnya vitamin D3, untuk meningkatkan kekebalan tubuh
  • Meningkatkan respon/kemampuan sel darah putih dalam melawan mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh salah satunya virus corona yang saat ini sedang mewabah.

Lalu, bagaimana anjuran dosis dan waktu berjemur yang baik agar berdampak positif pada kesehatan?

Masaatsu Miyauchi dan Hideaki Nakajima melakukan penelitian tahun 2016 dengan judul “Determining an Effective UV Radiation Exposure Time for Vitamin D Synthesis in the Skin Without Risk to Health: Simplified Estimations from UV Observations”. Dalam jurnal tersebut, dilakukan pengukuran terhadap 2 area permukaan kulit yang efektif terpapar sinar matahari yaitu:

  • Area kulit wajah dan punggung kedua tangan atau setara dengan luas 600 cm2
  • Area kulit wajah, punggung kedua tangan, bahu/punggung belakang, beberapa bagian lengan atau kaki atau setara dengan luas 1200 cm2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berjemur dimana hanya wajah dan punggung kedua tangan yang terkena matahari, lama berjemur sebaiknya 6-7 menit agar tubuh menghasilkan 10 µg vitamin D atau setara dengan 400 IU, jumlah vitamin D standar yang dibutuhkan oleh tubuh per hari [kebutuhan vitamin D berbeda setiap orang].

Apabila berjemur dengan area kulit yang lebih luas terkena matahari yakni wajah, punggung kedua tangan, bahu, beberapa bagian lengan dan kaki, maka waktu berjemur sebaiknya lebih pendek, yaitu 3-4 menit.

Dr. Arif Budiyanto, Ph.D.Sp.KK[K] dalam webinar Manajemen Klinis Cochrane Indonesia mengenai “Peran Sunlight, Vitamin D dan Modulasi Sistem Imun pada Covid-19” yang diselenggarakan oleh PKMK FK-KMK UGM pada April 2020 menganjurkan:

Berjemur dilakukan pagi hari sebelum pukul 10 atau sekitar pukul 9 pagi selama 10-15 menit”.

Hal ini karena pada jam tersebut UV index Indonesia atau tingkat intensitas radiasi UVB berada dalam kategori rendah [kurang dari 3], sehingga manfaat berjemur lebih optimal dan efek samping seperti risiko kulit terbakar [sunburn] lebih sedikit.

Dr. Arif Budiyanto lebih lanjut menekankan bahwa kegiatan berjemur hanyalan salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Agar sistem kekebalan tubuh lebih optimal dalam melawan virus corona [SARS-CoV-2] maka tetap lakukan :

  1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik
  2. Pakai masker, terutama saat beraktivitas di luar rumah
  3. Lakukan social dan physical distancing yaitu jaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter
  4. Konsumsi makanan yang bersih, sehat dan bergizi

Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Salam sehat,

Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan, FK-KMK UGM

Referensi:

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề