Jelaskan 5 hal yang diperhatikan untuk penyimpanan Bahan Kimia dapur


Penyimpanan Bahan Kimia merupakan kegiatan yang perlu dimanajemen dengan baik karena bahan kimia itu sendiri memiliki dampak yang cukup serius apabila salah dalam menanganinya. Artikel kali ini, kami coba mengulas mengenai cara penyimpanan bahan kimia yang baik agar kualitasnya tidak menurun serta tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan sekitar. Ada pertanya yang sering muncul dan perlu kita sikapi bersama yaitu mengapa kita perlu menjaga dan memisahkan bahan kimia yang tidak kompetibel? Tentunya hal itu disebabkan oleh beberapa bahan kimia berbahaya, dapat bereaksi satu sama lain sehingga menghailkan senyawa ataupun gas yang bersifat sangat berbahaya. Bahkan karenanya dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan seperti halnya yang pernah terjadi di Lebanon beberapa saat yang lalu. Selain itu juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup serius. Merujuk dari permasalahan di atas, maka kita perlu mengidentifikasi sifat dari masing-masing bahan kimia yang ada di laboratorium.

Hal pertama yang bisa kamu lakukan agar dapat mengetahui sifat dan karakteristik dari bahan kimia yang terdapat di laboratorium yaitu mencari dokumen Lembar Data Keselamatan atau dalam bahasa Inggris yaitu Material Safety Data Sheet [MSDS]. Dokumen ini dapat anda peroleh dari setiap produsen bahan kimia yang anda miliki.

Misalnya anda memiliki zat Ammonium Nitrate yang diproduksi oleh Merck, maka hal yang harus saudara lakukan adalah membuka situs resmi Merck

Selanjutnya silahkan masukkan Catalog Number dari bahan kimia yang ingin anda ketahui MSDS nya. Setelah anda mendapatkannya silahkan baca secara seksama mengenai sifat bahan kimia serta peringatan bahayanya.

Berikut ini contoh dari dokumen MSDS suatu bahan kimia yang di produksi oleh Merck.

Berikut ini terdapat prosedur penyimpanan bahan kimia yang bisa anda terapkan di laboratorium yaitu:

  1. Sediakanlah tempah khusus untuk menyimpan bahan kimia dan kembalikan lagi bahan kimia ke tempat tersebut jika telah digunakan
  2. Simpan bahan kimia atau peralatan yang rutin digunakan untuk mengambil bahan kimia di lemari khusus untuk menyimpan
  3. Pastikan rak yang di gunakan di dalam lemari tersebut memiliki dinding pembatas di bagian depan agar wadah tidak mudah terjatuh
  4. Jangan dan hindarilah menyimpan bahan kimia di atas kursi
  5. Setelah bahan kimia digunakan, segera kembalikan ke rak bahan kimia semula
  6. Jangan menyimpan bahan kimia pada suatu rak yang tingginya lebih dari 1,5 meter.
  7. Hindari menyimpan bahan kimia atau benda yang lebih berat di atasnya. Maksudnya adalah bahan atau benda yang lebih berat posisikan lebih di rak bawah.
  8. Beri label yang tepat dan jelas pada setiap wadah bahan kimia, sertakan tanggal pembelian, penanggung jawab dan sebagainya.
  9. Simpan bahan kimia yang mudah terbakar di rak yang khusus untuk bahan kimia mudah terbakar pula.
  10. Hindari menyimpan bahan kimia yang bersifat reaktif dari sumber energi seperti hotplate atau sumber panas lainnya.
  11. Untuk memudahkan pencarian, simpan bahan kimia sesuai abjad dan golongan masing-masing bahan kimia
  12. Tetapkan personel penanggung jawab yang terdiri dari minimal 2 orang.

Bahan kimia memerlukan wadah yang sesuai agar tidak terjadi reaksi antara zat yang ada di dalam wadah dengan material wadah. Oleh sebab itu kami mencoba untuk memberikan informasi menganai panduan wadah yang cocok untuk bahan kimia yaitu
  1. Ketika anda membuat suatu reagensia atau larutan standar, pastikan jenis bahan yang cocok seperti pada pengujian boron, maka reagen yang digunakan akan bereaksi dengan reagen tersebut karena reagen yang digunakan bersifat melarutkan boron pada borosilikat alat gelas
  2. Gunakan perangkat pengamanan sekunder seperti wadah pengaman
  3. gunakan baki penyimpanan yang tahan terhadap korosifitas untuk mengantisipasi adanya kebocoran, tumpahan, tetesan dan sebagainya.
  4. Sediakan lemari benventilasi di bawah tudung asap kimia apabila anda menyimpan bahan kimia berbahaya.
  5. Beri segel tambahan pada wadah untuk menghindari uap yang korosif, mudah terbakar atau beracun

Rata-rata cairan yang mudah terbakar dan menguap adalah tergolong pada senyawa organik seperti alkohol, n-hexane, benzene, toluen, aseton dan lain-lain. Sehingga diperlukan penyimpanan yang tepat agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan, lingkungan dan aset. Ketika kita menggunakan senyawa atau zat kimia yang mudah terbakar, tentunya harus disesuaikan dengan jumlah kebutuhan dan fasilitas laboratorium. Perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam mengenai persyaratan fasilitas yang diperlukan apabila ada parameter uji yang menggunakan bahan kimia mudah terbakar. Berikut ini faktor-faktor yang mungkin bisa dijadikan sebagai dasar evaluasinya yaitu:

  1. Perhatikan konstruksi laboratorium
  2. Jumlah zona api yang berada di dalam gedung
  3. Tingkat lantai tempat laboratorium berada
  4. Sistem perlindungan api yang dibangun di dalam laboratorium
  5. Terdapat lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar atau kaleng keselamatan
  6. Jenis laboratorium seperti apakah untuk pendidikan atau penelitian dan pengembangan.
Beberapa panduan yang mungkin bisa menjadi guidance bagi anda yang ingin menggunakan dan menyimpan bahan kimia yang bersifat mudah terbakar:
  1. Jika memungkinkan simpan cairan yang mudah terbakar di dalam lemari penyimpanan khusus yang terbuat dari logam yang dilapisi oleh cat khusus [jangan gunakan lemari yang menggunakan bahan seperti kayu atau plastik]
  2. Simpan cairan di dalam wadah aslinya atau wadah yang cocok dan disetujui.
  3. Apabila cairan mudah terbakar volumenya banyak yaitu berkisar 200 an liter [drum] maka simpan di ruang khusus dan pastikan tidak ada sumber-sumber yang mudah menyala seperti percikan api, sumber panas atau percikan listrik.
  4. Jauhkan pula zat mudah terbakar dari zat yang bersifat oksidasi kuat seperti asam nitrat, chromate, permanganan, klorat, perklorat dan peroxide.

Bagaimana? sudah cukup jelas bukan mengenai penjelasan yang bisa kami berikan tentang penyimpanan bahan kimia. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Terimakasih

Hygiene adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melindungi, memelihara, meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk menjaga kebersihan tangan, mencuci piring untuk menjaga kebersihan piring. Sedangkan sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan.

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan oleh manusia setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh manusia, karena makanan sangat diperlukan untuk tubuh manusia.

Hygiene sanitasi makanan adalah suatu upaya untuk menjaga atau mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Dalam pengelolaan makanan, ada 6 prinsip hygiene sanitasi yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Pemilihan Bahan Baku Makanan

Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku harus diperhatikan.

  1. Penyimpanan Bahan Makanan

Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia. Adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya. Penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya terbagi menjadi 4 [empat] cara yaitu penyimpanan sejuk [cooling], penyimpanan dingin [chilling], penyimpanan dingin sekali [freezing], penyimpanan beku [frozen].

Pengolahan makanan adalah proses perubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap saji. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene sanitasi seperti:

  • Dapur yang memenuhi persyaratan berdasarkan Kepmenkes No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan
  • Peralatan masak harus mudah dibersihkan, tidak boleh mempunyai sudut/ berlekuk, tidak boleh digunakan untuk keperluan lain selain memasak.
  • Wadah penyimpanan makanan harus dalam keadaan bersih.
  • Penggunaan APD seperti Apron, Penutup Rambut, Sarung Tangan, Masker, dll

Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan pada saat pengangkutan makanan.

Kontaminasi dapat terjadi sewaktu proses pengolahan makanan maupun melalui wadah dan atau penjamah makanan yang membiarkan makanan pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji adalah 1-2 jam. Beberapa karakteristik lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri antara lain; makanan banyak protein dan banyak air [moisture], pH normal [6,8 – 7,5], serta suhu optimum [100 – 600 C]. Sementara beberapa penelitian menyimpulkan bahwa faktor risiko kejadian foodborne disease terjadi pada saat pembersihan alat makan, ketidaksesuaian dengan temperatur waktu penyimpanan dan rendahnya personal hygiene.

Prinsip penyajian makanan adalah wadah untuk setiap jenis makanan harus ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang.

Refference:

Anwar. dkk., [1988], Depkes RI, 2000, Depkes RI, 2004, Permenkes No. 715/Menkes/SK/V/2003, Permenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề