Jelaskan apa yang dimaksud dengan wiraga

Alkisah, seorang putri Cina dari negeri Tartaripura bernama Dewi Widaninggar menuntut balas kepada Dewi Rengganis dari pertapaan Argapura atas kematian saudarinya yaitu Dewi Adaninggar. Pertempuran sengit antara dua putri dari dua negeri ini pun terjadi. Widaninggar mampu menandingi Rengganis, bahkan beberapa kali sempat berada di atas angin. Namun apa mau dikata, Dewi Rengganis yang adalah seorang senopati wanita sekaligus ipar dari musuh Widaninggar ternyata terlalu tangguh untuk dikalahkan. Di akhir pertempuran Widaninggar kalah dan mengakui keunggulan Rengganis.

Itulah cerita yang diusung dalam Beksan Menak Rengganis Widaninggar. Salah satu ragam tari klasik gaya Yogyakarta. Beksan atau tari yang dipentaskan oleh dua penari tersebut begitu mempesona saya. Mungkin penonton yang lain juga merasakan hal yang sama. Perpaduan gerak yang diiringgi gending gamelan yang terkadang halus terkadang rancak terlihat sangat apik. Meskipun tidak ada sepatah kata pun yang terucap, namun harmonisasi antara gerak dan gending serta ekspresi para penari mampu membawa penonton larut dalam cerita yang dibawakan.

Rasa kagum saya menjadi-jadi karena saya tahu bahwa salah satu penarinya bukan orang Indonesia. Ya, penari yang memerankan tokoh Widaninggar adalah orang Jepang. Namanya Mami Ohishi, atau lebih akrab disapa Mami, berasal dari Kagawa, Jepang. Seorang yang tak memiliki setetes pun darah ke-Indonesia-an dalam tubuhnya, begitu piawai dan luwes memerankan tokoh dalam tari klasik yang sama sekali tidak bisa dibilang mudah. Terus terang saya merasa tertohok dan malu.  

Saya pun bertanya-tanya, apa yang membuat Mami memilih dan sangat ingin mendalami tari klasik Yogyakarta. Padahal begitu banyak macam seni pertunjukkan lain yang mungkin tingkat kesulitannya tidak serumit tari klasik. Jawabannya adalah filosofi yang terkandung di dalamnya, yakni wiraga, wirama, wirasa. Wiraga adalah dasar wujud lahiriah badan beserta anggota badan yang disertai ketrampilan. Wirama adalah di mana gerak yang dihasilkan harus selaras dengan irama. Sementara wirasa adalah gerak tidak saja harus sesuai irama, namun harus dilakukan dengan rasa [jiwa]. Sebuah tarian akan terlihat indah jika sang penari mampu membawakan tarian dengan memenuhi ketiga unsur tersebut.

Begitu pula dengan hidup, wiraga, dalam hidup kita harus selalu berusaha, bergerak untuk melakukan sesuatu. Do something! Lakukan sesuatu karena ini hidupmu. Dan dalam usaha yang kita lakukan haruslah memiliki wirama, selaras, dengan kata lain terencana. Segala sesuatu ada tahapannya, dan kita hendaknya melalui tahap demi tahap dan menyelesaikannya dengan baik. Lalu yang terpenting, semua yang kita lakukan haruslah sungguh-sungguh, sepenuh dan setulus hati atau wirasa.  

Sungguh, perkenalan saya dengan Mami Ohishi, mahasiswi seni tari Institut Seni Indonesia [ISI] Yogyakarta, telah membuka mata saya bahwa begitu berharga keberagamnya budaya negeri ini. Adaptasi budaya dengan sentuhan kearifan lokal yang begitu sarat makna dan pada akhirnya menyadarkan saya untuk lebih menghargai nilai-nilai yang tertanam dalam budaya leluhur bangsa ini.

Siedoo, Dalam sebuah tarian, harus memenuhi tiga dasar tari atau kriteria, yang menjadikan tarian itu menarik. Menarik sebagai seni yang sarat estetika, yang merupakan tontonan berkarakter Indonesia. Ketiga dasar itu dikenal dengan filosofi seni tari, yaitu wiraga, wirama, dan wirasa.

Wiraga berarti raga atau penampilan gerakan para penari. Wirama adalah irama atau gerakan agar selaras untuk mencapai keharmonisan. Sedangkan wirasa adalah penjiwaan, penghayatan, dan pengekspresian gerak dalam tari.

Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, menjadikan ketiga itu sebagai filosofi dalam pengasuhan anak. Utamanya dalam mengawal tumbuh kembang seorang anak hingga dewasa.

Ki Hadjar, dalam bukunya ‘Pusara’ terbitan 1940 menuliskan ketiga istilah tersebut. Dalam buku itu, Ki Hadjar menggunakan ketiga filosofi itu sebagai tingkatan jiwa dalam mengasuh dan mendidik anak.

“Berhubung khususnya jiwa dalam tiap periode itu, haruslah caranya mengajar atau metodenya dikhususkan ….” Begitulah Ki Hajar menyebutkan agar orangtua memperlakukan anak sesuai tingkatan jiwanya.

Masa wiraga [0-8 tahun]

Seperti ditulis laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, Jumat [2/8/2019], wiraga adalah dasar wujud lahiriah badan beserta anggota badan yang disertai keterampilan. Masa wiraga ini merupakan periode yang amat penting bagi perkembangan badan [jasmani] dan panca indera.

Anak-anak pada masa wiraga diberi peluang menggunakan saraf motorik, otot-otot besar, termasuk berlari, melompat, dan belajar keseimbangan. Agar anak bebas berekspresi, kegiatan di luar ruangan harus lebih banyak dilakukan.

Masa wirama [9-16 tahun]

Kelanjutan masa wiraga adalah masa wirama, di mana gerak yang dihasilkan harus berirama. Meskipun pertumbuhan masih amat kurang, periode ini penting untuk perkembangan pikiran anak.

Pada masa wirama, anak tidak cukup diberikan pembiasaan atau perintah, tetapi sebaiknya mulai diberikan pengertian dan penjelasan tentang segala tingkah laku kebaikan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai mereka melakukan suatu kebaikan hanya karena kebiasaan, diperintah atau ikut aturan.

Pada masa ini, anak-anak selayaknya memperoleh pengajaran jasmani yang sistematis, yang tidak hanya untuk fisik [raga] tetapi juga pada kesuburan jiwa. Yaitu  memiliki kecepatan berpikir, kemampuan merasa, dan kegigihan [keteguhan kemauan].

Masa wirasa [17-24 tahun]

Dalam bukunya tersebut di atas, Ki Hadjar mengungkapkan wirasa adalah gerak tidak saja harus sesuai irama, namun harus dilakukan dengan rasa [jiwa]. Hal ini menjelaskan masa wirasa adalah masa di mana anak-anak sudah remaja menuju kedewasaan.

Anak pada masa ini sudah lebih ‘berirama’. Sehingga mereka bisa mengatur dirinya sendiri, dan memahami potensi diri untuk bekal menghadapi masa depannya sendiri. [*]

*Redaksi Siedoo

Lihat Foto

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati

Sebanyak 1.286 penari ikut mengambil peran di Festival Gandrung Sewu 2017

KOMPAS.com - Seni tari adalah jenis kesenian yang dilakukan dengan menggerakkan tubuh secara berirama dengan mengikuti alunan musik.

Menurut Nur Ajizah Putri Jayaningtias dalam Buku Pembelajaran Seni Tari di Indonesia dan Mancanegara [2017], adanya berbagai unsur dalam kesenian tari akan membuat gerakan tari menjadi lebih ritmis dan indah.

Dalam kesenian tari, ada tiga unsur utama yang harus diketahui dan dipahami oleh para penari, yakni wiraga, wirama serta wirasa.

Wiraga 

Wiraga atau raga berarti dalam sebuah kesenian tari, para penari harus menonjolkan gerak tubuh, dalam posisi berdiri dan atau duduk.

Dwi Maryani dalam jurnalnya berjudul Wiraga, Wirama, Wirasa dalam Tari Tradisi Gaya Surakarta menjelaskan, wiraga berarti para penari memiliki kemampuan serta keterampilan untuk menampilkan tiap gerakan.

Wiraga sangat erat kaitannya dengan hapalan koreografi tarian dan daya ingat para penari. Selain itu, wiraga juga berarti para penari harus menguasai berbagai teknik gerakan. Contohnya seperti arah hadap dan arah gerak.

Dalam wiraga, ketepatan waktu, ketepatan gerakan, tempo, dan perubahan gerak sangat penting untuk diperhatikan serta diperhitungkan.

Baca juga: Pengertian dan Jenis Tari Kreasi

Wirama

Wirama atau irama berarti dalam sebuah kesenian tari, para penari harus memiliki gerakan tubuh yang sesuai dengan irama musik yang digunakan.

Dalam kesenian tari, wirama meliputi irama dari gerakan tari dan iringan musik. Antara penari serta pengiring musik, haruslah saling berkaitan agar pesan yang ingin disampaikan kepada penonton dapat tertangkap dengan baik.

Contohnya jika pesan yang ingin disampaikan adalah tentang rasa sedih, maka gerakan, ekspresi penari serta iringan musik harus menunjukkan rasa sedih.

Beranda Opini.

Jakarta – Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah. Terdapat tiga unsur dalam seni tari, yakni wiraga, wirama, dan wirasa.
Wiraga adalah keterampilan dasar gerak tubuh atau fisik penari. Selain unsur gerak, hakikat seni tari adalah menyeimbangkan unsur irama, dan rasa. Ketiga unsur ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Unsur dalam Seni Tari
Dilansir dari buku bertajuk Pembelajaran Seni Tari di Indonesia dan Mancanegara karya Arina Restian, berikut penjelasan masing-masing unsur seni tari.

1. Wiraga
Menurut Wiktionary, wiraga adalah dasar wujud lahiriah anggota badan serta keterampilan gerak yang terdapat dalam sebuah tarian.

Keterampilan gerak bagian tubuh terdiri dari berbagai macam, mulai dari gerakan jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku tangan, bahu, leher, muka dan kepala, lutut, mulut, dada, perut, pinggul, biji mata, alis, pergelangan kaki, hingga jari-jari kaki.

Dalam struktur gerak tari, macam-macam gerak tersebut akan membentuk suatu kesatuan yang disebut dengan kesatuan bentuk gerak. Namun, untuk mencapai kesatuan bentuk gerak seperti yang diharapkan, dibutuhkan latihan dengan sungguh-sungguh.

2. Wirama
Kata wirama berarti berirama. Apabila dikaitkan dengan seni tari, maka wirama artinya gerakan berirama yang dilakukan oleh penari.

Salah satu fungsi wirama adalah mengatur jenis dan tempo gerakan tari. Sementara, berdasarkan aksennya, wirama terbagi menjadi dua macam, yaitu:

. Wirama tandak, yakni wirama yang ajeg [tetap] dan murni dengan ketukan dan aksen yang berulang-ulang dan teratur. Dalam wirama      tandak, gerak tari dan musik lebih mudah disusun.
. Wirama bebas, yakni wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan aksen yang berulang-ulang dan teratur.

3. Wirasa
Wirasa adalah kemampuan dalam mengekspresikan dan menggambarkan tarian yang dibawakan, sehingga tarian tersebut dapat dibawakan secara total. Selain gerakan, ekspresi juga penting dalam menentukan sifat atau karakter sebuah tarian.

Selain itu, wirasa dalam tari digunakan untuk menentukan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam sebuah tarian. Misalnya tegas, lembut, gembira dan sedih, yang diekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga melahirkan keindahan.

Nah, itulah pengertian wiraga, wirama, dan wirasa dalam seni tari. Semoga menambah pengetahuanmu ya.

Sumber Berita:Detikedu

Apa yang dimaksud dengan wiraga?

Wiraga adalah keterampilan dasar gerak tubuh atau fisik penari. Selain unsur gerak, hakikat seni tari adalah menyeimbangkan unsur irama, dan rasa. Ketiga unsur ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Apa yang dimaksud dengan wiraga dan wirasa?

Wiraga berarti raga atau penampilan gerakan para penari. Wirama adalah irama atau gerakan agar selaras untuk mencapai keharmonisan. Sedangkan wirasa adalah penjiwaan, penghayatan, dan pengekspresian gerak dalam tari.

Apa yang dimaksud wirama jelaskan?

Wirama atau irama berarti dalam sebuah kesenian tari, para penari harus memiliki gerakan tubuh yang sesuai dengan irama musik yang digunakan. Dalam kesenian tari, wirama meliputi irama dari gerakan tari dan iringan musik.

Apa yang dimaksud wiraga brainly?

Wiraga = -peragaan atau sikap dan gerak dari seluruh anggota tubuh.

Bài Viết Liên Quan

Toplist mới

Bài mới nhất

Chủ Đề