Jelaskan bagaimana cara membaca kitab suci Weda yang baik

Pada zaman dahulu dalam mempelajari Weda, tidaklah cukup dikatakan dengan melakukan seda raga seperti yang dikutip dari percakapan antara Dewa Indra dengan Yawakrida, tetapi diperlukan seorang guru yang baik agar dapat mempelajari kitab-kitab Weda darinya.

Menyiksa diri bukanlah cara yang benar untuk belajar. Hanya dengan tekun mempelajari kitab-kitab itu untuk dapat menguasai kitab Weda.”

Karena mempelajari Weda merupakan kegiatan yang amat luas seperti yang dikutip dari penjelasan resume Weda oleh Hinduism Generation yaitu :
  • Cara belajar atau mengajar membaca Weda
Salah satu faktor terpenting dalam belajar membaca dan mengajarkan Weda adalah pengenalan huruf dengan suaranya. Di samping itu masalah intonasi atau tekanan suara yang tepat akan menentukan. 
Karena itu hal awal yang perlu diketahui adalah penguasaan huruf dengan baik sehingga seseorang yang mulai belajar Weda dapat memodulasi suara dengan tepat dan dapat pula mendengar dengan jelas perbedaan suara yang dilafalkan orang lain.
Seorang guru atau nabe akan diangggap berdosa apabila mengajarkan sisya atau muridnya membaca dengan cara yang salah, demikian ketentuan dalam Weda. 
Jadi jelasnya, mengenal suara, mengucapkan dengan tepat, memberikan tekanan suara secara tepat adalah hal yang wajib diajarkan secara benar oleh seorang guru nabe kepada sisya atau murid spiritualnya.
  • Ketentuan yang perlu diperhatikan dalam bejar Weda
Seorang yang ingin belajar Weda pada tahap awal harus melalui sakramen yang disebut upanayana, setelah itu baru ia bisa membaca mantra. Mantra pertama yang dibaca atau diperkenalkan adalah mantra Gayatri.
  • Mengenai umur, menurut Manawa Dharma Sastra seseorang yang baik belajar Weda adalah pada tahap awal [upanayana] di mulai pada umur lima tahun dan paling lambat untuk belajar Weda adalah kisaran dua puluh empat tahun [Mds. II. 38].
Bila masa itu lewat, maka orang itu dikenal sebagai Wratya dan tidak diakui sebagai Arya [Mds. II. 39]. 
Demikian pentingnya arti patokan umur dan keharusan melakukan sakramen sebelum mempelajari mantra menyebabkan ketentuan ini sering menjafi pengikat yang sangat menetukan.
  • Setiap awal pengucapan mantra diwajibkan untuk dimulai dengan ucapan Omkara dan ditutup dengan Omkara pula.
Di Bali khususnya, sebelum memulai mengerjakan sesuatu hendaknya mengucapkan "Om Awighnam Astu". 
Mantra ini pula dapat diucapkan sebelum mulai membaca mantra karena arti dan tujuannya adalah sebagai perlindungan agar tidak mendapatkan hal buruk atapun rintangan. Untuk mengucapkan mantra diharapkan seluruh jasad lahir dan bathin kita hendaknya benar-benar suci, karenanya kita harus membersihkan diri secara lahir maupun bathin melalui Yama maupun Niyama Brata. 
Dari uraian inidapat kita katakan bahwa pembinaan mental dan moral ikut pula menetukan berhasil tidaknya seseorang dalam mempelajari Weda mantra.
Dari kebiasaan-kebiasaan Yama dan Niyama Brata akan menjadikan seseorang yang belajar Weda secara otomatis menjadi orang yang berbudi bahasa baik, tahan uji, ulet, serta tidak akan canggung-canggung lagi tampil memimpin masyarakat.

*** 

Page 2

Bhagavad Gita atau disebut sebagai Weda Kelima  yang berarti  nyanyian suci merupakan sebuah kitab yang memiliki kedudukan penting dalam tradisi Hindu. Ajaran universal dalam kitab Bhagavad Gita diperuntukkan untuk seluruh umat manusia, sepanjang masa. Untuk mengetahui rahasia kehidupan sejati di dunia ini agar terbebaskan dari kesengsaraan dunia dan akhirat. Kita sebagai umat hindu meyakini bahwa  Bhagavad Gita itu sudah ada sebelum manusia menuliskan sejarah dan ajarannya sehingga tidak akan bisa untuk dimusnahkan. Syair- syair dalam kitab bhagavad gita memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan umat Hindu. Dalam hal ini membaca sloka dalam Bhagavad gita berarti mendedangkan sabda Brahman sendiri dan getaran spritual dari sloka-sloka suci Bhagavad Gita tersebut akan langsung merasuk serta membersihkan hati seluruh umatnya. Meskipun orang mengerti ataupun tidak, namun sloka tersebut adalah sabda dari brahman. Melalui implementasi bhagavad gita dalam kehidupan masyarakat, Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana bekerja sama dengan dengan BEM- PM Universitas Udayana yang diselenggarakan oleh Yayasan Dharma Duta melaksanakan Seminar Nasional dengan tema “ Melalui Gerakan Dana Sastra dan Membaca Bhagavad Gita Kita Tingkatkan Sumber Daya Manusia Hindu Yang Berkarakter, Cerdas Spritual Intelektual da Sosial, Berakhlak Mulia Serta Berbudaya”,  bertempat di Aula Student Centre Lt.4 pada tanggal 12 November 2018 berlangsung dengan baik dengan dibuka doa bersama terlebih dahulu , kemudian  pemaparan materi oleh I Ketut Gerejed S.Ag , M.Pd.H dan Ni Ketut Purnita S.Ag., M.Pd.H dilanjutkan dengan sesi diskusi  dan akhirnya ditutup dengan sesi foto bersama.

ABIANSEMAL, BALI EXPRESS – Kitab suci sangat disakralkan, sehingga kebanyakan umat Hindu, terutama remaja enggan menyimaknya. Sebenarnya kitab suci seperti Weda bisa dibaca siapa saja?

Sebagai umat Hindu, semenjak kecil telah diajarkan bahwa kitab suci agama Hindu adalah Weda. Dijelaskan Ida Pedanda Gde Isana Manuaba, 55, Weda berasal dari kata ‘Vid’ yang artinya pengetahuan. Sehingga semua buku pelajaran, lanjutnya, bahkan petualangan adalah sebuah pengetahuan.

“Weda itu adalah pengetahuan. Tidak ada yang lebih suci  dari pengetahuan,” tutur Ida Pedanda Gde Isana Manuaba kepada Bali Express [ Jawa Pos Group] akhir pekan kemarin.

Dicontohkanya, ketika seseorang ingin pergi ke Prancis sendirian, jika bisa berbahasa dan punya pengetahuan tentang negara itu, maka orang tersebut akan berani ke sana sendirian. Sebaliknya, jika tidak tahu sama sekali tentang Prancis, maka tidak akan berani ke sana. “Itulah pentingnya sebuah pengetahuan, karena bisa menyebrangkan manusia dari lautan kesengsaraan,” ucap Ida Pedanda dari Griya Lebah Manuaba, Banjar Kedampal, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Badung ini.

Tentang Weda sebagai kitab suci Hindu, Ida Pedanda Gde Isana Manuaba merujukkan bahwa itu ke Catur Weda yang terdiri dari Reg Weda yang disusun  Bhagawan Pulaka, Sama Weda yang disusun  Bhagawan Jaimini, dan Yajur Weda yang disusun  Bhagawan Waisampayana, dan Atharwa Weda yang disusun Bhagawan Suamantu. Selain itu, juga ada Bhagawadgita, Purana maupun Itihasa. 

Ida Pedanda Gde Isana Manuaba mengatakan bahwa semua orang boleh membaca semua kitab-kitab suci itu, asal didampingi seorang guru. Sebab, Catur Weda dan kitab lainnya adalah pengetahuan tentang Ketuhanan, sehingga tidak bisa dipahami secara tekstual saja karena bisa menimbulkan multitafsir. Oleh sebab itu, lanjutnya, membaca Kitab Suci Catur Weda harus didampingi  seorang guru.

Dalam Bayu Purana I.201 disebutkan ‘Ithiasa puranabhyam vedam samupabrmhayet, bibhettyalpasrutad Vedo mamayam praharisyati’.  “Maksudnya, hendaknya Weda dijelaskan melalui Ithiasa dan Purana. Weda merasa takut kalau orang bodoh membacanya. Weda berpikir bahwa orang bodoh tersebut akan memukulnya,” urainya.

Ida Pedanda Gde Isana Manuaba memberi pandangan bahwa sloka tersebut lebih kepada bahwa orang yang kotor bukan secara fisik, namun kotor itu secara pikiran yang  memang tidak diperkenankan membaca Weda. Menurtnya, karena orang yang punya pikiran kotor,  cenderung akan mengartikan tulisan di dalam kitab suci itu secara langsung dan hal itu bisa salah. Apalagi jika yang salah itu nanti diberitahukan ke orang lain yang juga tidak tahu tentang Catur Weda.

Hal ini menyebabkan pentingnya peran seorang guru jika ingin belajar Kitab Suci Catur Weda. Bahkan, Bhagawadgita pun dalam mempelajarinya, lanjut Ida Pedanda Gde Isana Manuaba, harus didampingi seorang guru. “Kesalahan mengartikan itulah sebenarnya yang ditakutkan oleh Weda. Tanpa guru seseorang yang punya pikiran kotor akan salah menafsirkan. Baca sesuai apa yang ada,” ungkapnya.

Dicontohkannya dalam sloka Bhagawadgita 9.22 yang menyebut : ‘Ananyas cintayanto mam, ye janah paryupasate, tesam nityabhiyuktanam, yogaksemam vagamy aham’. “Orang yang pikirannya kotor saat baca bagian ‘cintayanto mam’, bisa berpikir Bhagawadgita mengajarkan boleh mencintai ibu sendiri [cinta lawan jenis] kan salah. Padahal, sloka itu memiliki makna ‘Berpikirlah tentang Aku’ [Tuhan],” papar Ida Pedanda Gde Isana Manuaba

Secara sederhana, pedanda yang memiliki nama welaka Ida Bagus Putu Tapawana ini, memberi gambaran tentang pentingnya sosok guru ketika menonton televisi. Seorang anak harus didampingi oleh orang tuanya saat menonton, agar bisa membimbing mana tayangan yang boleh ditonton, mana yang tidak. Orang tua pun kan masuk guru, yakni Guru Rupaka. 

Lebih lanjut dikatakannya,  umat Hindu sebaiknya memang harus mempelajari kitab suci, baik Catur Weda, Bhagawadgita maupun Ithiasa dan Purana. “Bisa dengan metode membaca di rumah, kemudian saat ada waktu datang ke gurunya untuk meminta penjelasan tentang sloka yang ia baca. Sama seperti seorang siswa belajar di rumah, pas di sekolah ditanyakan ke guru. Itu bagus sekali,” paparnya.

Apalagi di media sosial saat ini banyak fenomena orang non Hindu ada yang mengutip sloka di Kitab Suci Catur Weda. Orang Hindu yang tidak tahu, bisa bingung untuk menanggapinya, karena tidak punya pengetahuan tentang Kitab Suci Catur Weda. Dia pun memberi saran agar tidak langsung menanggapi. “Lebih baik pelajari, tanyakan kepada guru atau orang yang mengerti. Kalau langsung diladeni, padahal tidak tahu, berarti dia melakukan kebodohan,” ucap Ida Pedanda Gde Isana Manuaba.

“Jangan mau kalah, orang non Hindu yang mengutip sloka Weda pasti juga sudah mempelajari sebelum mengutipnya,” paparnya.

Dari banyak kitab suci tersebut, lanjut Ida Pedanda Gde Isana Manuaba, seseorang bisa membaca yang mana saja dan dari anak-anak pun sudah bisa dimulai, namun biasanya sesuai arahan dari sang guru. “Guru itu tahu, seorang siswanya harus mulai baca kitab yang mana terlebih dahulu,” terangnya.

Selain harus didampingi oleh seorang guru, sebelum membaca kitab suci, seseorang harus sudah mandi. Kemudian memberi hormat kepada guru, selanjutnya baru mulai membaca kitab suci tersebut. Lantas,  dimana harus mencari guru bagi orang awam? “Datang saja ke seorang Ratu Peranda atau orang lain yang mumpuni,” tandasnya

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề