Jelaskan dua macam masjid pada masa Rasulullah SAW setelah beliau hijrah

Madinah - Masjid Nabawi adalah masjid terpenting di Kota Madinah karena dibangun oleh Nabi Muhammad saw dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Bangunan Masjid Nabawi di masa Nabi Muhammad saw hidup ternyata sangat sederhana.Seperti kita ketahui Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid yang utama‎ bagi umat muslim seluruh dunia, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Setiap hari Masjid Nabawi dipadati ribuan jamaah di waktu-waktu salat 5 waktu. Di musim haji bahkan ratusan ribu jamaah haji dari berbagai penjuru dunia memadati Masjid Nabawi untuk menjalankan salat wajib 40 waktu tanpa putus [arbain]. Para jamaah haji berada di Madinah selama 9 hari untuk melaksanakan sunnah ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masjid Nabawi kini merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Makkah. Bangunan Masjid Nabawi sangatlah megah. Masjid yang sangat luas nan indah lengkap dengan puluhan payung raksasa yang menjadi ciri khasnya siap menampung ‎ratusan ribu jamaah yang pada musim haji mengunjungi Madinah, baik untuk salat arbain maupun untuk berziarah ke Makam Rasulullah dan para sahabat.Rasulullah dimakamkan di tempat meninggalnya, yakni di tempat yang dahulunya adalah kamar istri Nabi, Aisyah. Kemudian berturut-turut dimakamkan pula dua shahabat terdekatnya di tempat yang sama, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Karena perluasan-perluasan Masjid Nabawi, ketiga makam itu kini berada di dalam masjid.Sedangkan Aisyah dan kebanyakan sahabat yang lain dimakamkan di pemakaman umum Baqi. Makam Baqi terletak di sebelah Barat Masjid Nabawi.Mengenai bangunan Masjid ‎Nabawi tak langsung semegah saat ini. Di era Nabi Muhammad, Masjid Nabawi sangatlah sederhana, hanya berupa bangunan luas berbentuk persegi panjang tanpa atap. Bagian mimpar dan shaf terdepan hanya ditutup daun pohon kurma saja.Temboknya pun hanya batu bata tanpa dihaluskan di bagian luarnya. Ada pintu besar di bagian depannya dan dua pintu di kanan dan kiri. Sementara di dekat masjid terdapat rumah sahabat Nabi Muhammad.‎Bangunan Masjid Nabawi tempo dulu ini bisa dilihat di museum di sebelah kanan Masjid Nabawi di Madinah. Detikcom berkesempatan mengunjungi museum ini pada Selasa [21/10/2014] bersama Tim Media Center Haji Kemenag lainnya. Museum ini selalu padat pada jam-jam usai salat 5 waktu. Selain maket Masjid Nabawi tempo dulu, di museum sejarah Masjid Nabawi ini juga terdapat bangunan kecil dari batu-bata dari tanah dengan atap rumbia yang ditopang batang pohon kurma lengkap dengan mimbar untuk khotbah. Ini adalah bangunan mimbar Masjid Nabawi tempo dulu yang juga menunjukkan posisi raudhah [taman surga].Museum ini juga memamerkan perjalanan hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Selain itu juga peta Madinah tempo dulu saat Nabi Muhammad pertama kali tiba. Di antara ratusan jamaah yang mengunjungi museum ini, ada belasan jamaah haji Indonesia yang memandang takjub di depan bangunan Masjid Nabawi tempo dulu. Banyak jamaah haji yang selfie dan mengambil video untuk mengenang sejarah Masjid Nabawi kelak.Kembali soal sejarah Masjid Nabawi, masjid ini tak lain adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Makkah ke Madinah. Masjid ini didirikan pada saat pertama Nabi Muhammad tiba di Madinah.‎Pada masa awal Nabi Muhammad di Madinah, masjid ini hanya berukuran 40x50 meter dengan tinggi sekitar 3,5 meter. Nabi Muhammad ikut serta dalam pembangunan masjid ini, bersama sahabat dan kaum muslim. Konon selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.Menurut sejarah, Masjid Nabawi dibangun di tempat unta tunggangan Nabi Muhammad menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW untuk dibangunkan masjid dan tempat kediaman beliau.Masjid Nabawi kemudian direnovasi dan diperluas terus menerus. Renovasi pertama kali dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H. Perluasan Masjid Nabawi dilanjutkan Raja Abdul Aziz dari Dinasti Saudi Arabia yang meluaskan masjid ini menjadi 6.024 meter persegi pada tahun 1372 H. Sang penerus, Raja Fahd pada tahun 1414 H memperluas Masjid Nabawi sehingga luasnya hampir mencapai 100.000 meter persegi.Dengan luas bangunan masjid hampir 100.000 meter persegi, jika ditambah lantai atas yang sekitar 67.000 meter persegi dan pelataran seluas 135.000 meter persegi. Kapasitas Masjid Nabawi saat ini menampung lebih dari 500.000 jamaah.

[van/rmd]

Thursday,6 Muharram 1444 / 04 August 2022

Tuesday, 20 Oct 2020 17:11 WIB

Fungsi Masjid di Zaman Rasulullah. Jamaah di Masjid Quba, Madinah.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Masjid bukan sekadar tempat melakukan ibadah ritual semata. Pada zaman Rasulullah, masjid juga mempunyai banyak fungsi demi kemaslahatan umat.

Baca Juga

Tak ada pencinta masjid melebihi Rasulullah SAW. Sang kakek, Abdul Muthalib, sejak semula telah menaruh harapan agar sang cucu kelak yang akan memakmurkan Masjidil Haram. Oleh karena itu, sejak kecil Nabi SAW sudah akrab dengan Baitullah.

Setelah resmi menerima wahyu pertama, Muhammad semakin nyata diperintahkan pulang ke masjid. Saat itu penduduk Makkah ingkar, mereka berdusta, mereka berbuat salah dan dosa.

Tugas dan perintah ini terasa kepada Rasulullah SAW. Dua perkataan yang menggerakkan Nabi SAW tidak dapat melepaskan dirinya dari masjid. Tidak dibolehkan terang-terangan melakukan sembahyang, harus sembunyi-sembunyi. Tidak boleh di dalam masjidil haram. Akhirnya sembahyang dilaksanakan di rumah Arqam bin Arqam di Bukit Safa.

Setelah memiliki kekuatan untuk dakwah secara terang-terangan barulah beliau kalau pergi ke mana-mana mendirikan masjid baik di Makkah maupun di Madinah. Di mana ia dan rombongan sampai, bukan rumah tempat tinggal yang terpikir olehnya lebih dahulu, tetapi yang pertama dicarinya ialah masjid, tempat ia meletakkan dahi ke tanah sujud kepada Tuhannya. Ditunjukkannya dengan membangun masjid pertama kali yakni Masjid Quba ketika beliau dalam perjalanan hijrah ke Madinah.

Pada waktu mendirikan Masjid Quba, Nabi Muhammad SAW menunjukkan suri teladan dan kerja sama. Beliau turut mengangkat batu, sehingga tampak pada wajahnya yang mulia bekas letih bekerja berat. Tanda kiblat yang menjadi tujuan arah shalat pun hari itu dibuat oleh beliau sendiri dari batu-batu bata yang dimintanya dari penduduk Quba.

Yang pertama kali meletakkan batu di mihrab adalah Rasulullah SAW sendiri, kemudian disusul berturut-turut Abu Bakar, Umar, dan Usman. Siapakah yang dapat menyangka bahwa urutan peletakan batu kiblat ini ada hubungannya kemudian dengan sejarah pengangkatan khulafaur rasyidin.

Meskipun sangat sederhana, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk dari pada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.

Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.

Masjid bukan sekadar tempat melakukan ibadah ritual semata. Pada zaman Rasulullah, masjid juga mempunyai banyak fungsi demi kemaslahatan umat. Masjid juga dibangun tak jauh dari lokasi aktivitas sosial umat. Masjid di samping tempat menyelesaikan berbagai persoalan umat juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat.

Masjid digunakan sebagai tempat membangun ekonomi dan kesejahteraan melalui baitulmal, dari masjid dikembangkan berbagai kegiatan yang mengarah pada terwujudnya masyarakat madani.

Jemaah Indonesia di Masjid Quba. Foto: Rachmadin Ismail/kumparan

Masjid Quba di sebelah selatan Madinah adalah masjid terbesar dan bergengsi kedua di kota setelah Masjid Nabawi. Selain menjadi masjid pertama terbesar, masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW ini menyimpan banyak sejarah Islam.

Penulis Sapphire Hamwi, mengatakan dalam bukunya 'Negara-Negara Leksikon' bahwa Masjid Quba awalnya dikelilingi oleh sebuah desa, yang dinamai seperti nama masjid tersebut.

Desa itu dihuni oleh suku Bani Amr Bin Auf. Dalam perjalanannya ke Madinah, Nabi Muhammad SAW mengunjungi rumah Bani Amr Bin Auf dan membangun sebuah masjid di daerah yang ia beri nama Quba.

Masjid Quba Foto: Shutter Stock

Masjid Quba dibangun pada tahun 1 Hijriah atau sekitar 622 M. Ketika itu, Rasul SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk segera berhijrah dan menghindari kekejaman kafir Quraisy. Dalam upaya hijrahnya kala itu, lokasi pertama yang disinggahi Nabi Muhammad adalah gua Tsur.

Di dalam gua ini, Nabi Muhammad bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran kaum kafir Quraisy. Setelah kondisinya dirasa aman, Nabi Muhammad SAW kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah.

Rasul memilih jalan yang berbeda dari jalan umum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pertemuan secara langsung dengan orang-orang kafir Quraisy. Dan sebelum tiba di Madinah, Nabi Muhammad SAW sempat singgah di beberapa tempat dan salah satunya adalah Quba.

Masjid Quba Foto: Shutter Stock

Selama singgah, ia tinggal di desa tersebut beberapa hari sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib RA dari Makkah. Kala itu, Ali diperintahkan Nabi Muhammad SAW tidur ditempat tidurnya, untuk mengelabui perhatian kaum kafir Quraisy yang ingin membunuh beliau.

Hanafi Al-Malawi, dalam buku berjudul 'Tempat bersejarah yang dikunjungi Rasulullah SAW' menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tinggal di Desa Quba selama empat hari. Setelah itu, ia membangun masjid yang saat ini dikenal sebagai Masjid Quba.

Di dalam masjid tersebut berisi sebuah sumur milik Abu Ayyub Al-Ansari. Konon, sumur ini diberkati, karena menjadi tempat pertama bagi unta yang ditumpangi Nabi Muhammad SAW berlutut dan minum setelah perjalanan panjang.

Menurut hadits yang diriwayatkan Tirmidzi RA, orang yang melakukan salat di Masjid Quba sama pahalanya dengan melaksanakan umrah. Seperti disebutkan dalam Sahih Bukhari, Nabi Muhammad SAW terbiasa mengunjungi Masjid Quba dengan berjalan kaki. Abdullah bin Umar biasa mengikuti sunnah ini.

Masjid Quba Foto: Shutter Stock

Tidak hanya itu, dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Masjid Quba merupakan masjid paling disucikan oleh Allah SWT setelah Masjid Al-Haram [Makkah], Masjid Nabawi [Madinah], dan Masjid Al Aqsa [Palestina].

Selama berada di Quba, jelas Al-Mahlawi, Rasulullah SAW tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk Islam sebelum Rasul hijrah ke Yatsrib, yang kini dikenal sebagai Madinah. Para sejarawan menyebutkan, tanah yang menjadi lahan pembangunan masjid ini mulanya adalah lapangan milik Kultsum bin Hadam, yang biasa digunakan untuk menjemur kurma.

Setelah berabad-abad, banyak umat Islam yang mengunjungi Masjid Quba dan akhirnya masjid ini direnovasi oleh sejumlah Khalifa selama beberapa periode. Khalifa Uthman bin Affan melakukan renovasi pertama di bagian masjid, kemudian pembangunan menara masjid dilakukan oleh Khalifa Omar bin Abdul Aziz. Lalu, pada 435 H Abu Yali Al-Husaini membangun ceruk doa yang dikenal sebagai "Mihrab."

Masjid Quba dari atas udara Foto: Shutter Stock

Pada tahun 555 H, beberapa penambahan dilakukan ke masjid oleh Kamal Al-Din Al-Isfahani. Renovasi masjid berturut-turut terjadi pada tahun 671, 733, 840, 881 H, dan perubahan terbaru dilakukan pada era Sultan Abdul Majid pada tahun 1245 H selama masa Kekaisaran Ottoman.

Saat ini, Masjid Quba menjadi tanggung jawab kepada Kementerian Urusan Haji. Kemudian Kementerian Urusan Haji, melakukan renovasi lebih lanjut dan menambahkan struktur pada desain aslinya.

Masjid Quba kini dilengkapi dengan fasilitas terbaru sekaligus mempertahankan identitas Islamnya. Masjid ini telah diperluas, sehingga dapat menampung lebih dari 20 ribu jemaah.

kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề